Michan Bersaudara

Bagian 11--



Bagian 11--

0Sinopsis:     

Akhir..?     

Aon segera menuju kamar ibu untuk bernegosiasi. Barangkali shion tidak akan menikah jika ia yang meminta.     

"Ibu"     

Panggil Aon pelan mengetuk kecil pintu kamar ibu.     

"Oh Aon , masuk!"     

Pinta ibu tersenyum ramah. Beda sekali pada shion,..     

"Ada apa Aon tumben kesini!'     

Ucap ibu gembira.     

Aon mendudukan pantat kecilnya pada sofa. Dan menatap 4 mata pada ibu.     

"Ibu,kau tau shion masih sekolah, kenapa ia harus menikah?'     

Tanya Aon langsung tidak mau berbasa basi pada sosok yang tidak pantas disebut ibu.     

"Oh itu, tenang saja Aon shion menikah karena suna gadis yang baik...'     

"Suna itu sangat kaya, aku dan suamiku tidak perlu bekerja.."     

Dalam pikiran ibu.     

"Dan shion pasti menyukainya..'     

"Bodoh amat pada perasaan shion yang penting memberikan keuntungan pada keluargaku'     

Ibu menyeringai jijik.     

"Dan lagi shion sudah besar dan mempunyai cinta sendiri..'     

Sambung ibu tersenyum palsu.     

"Aku hanya ingin ia berpisah pada Aon, tidak mau anakku jadi terpengaruh olehnya..,anak angkat sialan..!'     

Ibu hanya menjebak aon dengan kata kata manis tapi menyakitkan artinya.     

"Eh, apakah ibu dan ayah menikah saat masih sekolah?'     

Tanya Aon .     

"Benar, tentu saja'     

Ibu mulai berkeringat. Mengingat dia dan ayah menikah karena perjanjian. Jika tidak cuih..siapa yang mau sama lelaki pemabuk , kasar lagi kayak dia...!:angry_face:     

"Tapi ketika ku lihat kartu nikah ibu , tidak tercantum ibu menikah saat muda'     

Deg     

"Anakku, untuk apa kamu melihat hal tidak penting itu'     

Ibu berusaha terlihat tenang tetapi gagal.     

"Dan ibu dan ayah menikah hanya karena perjanjian, apakah ibu bahagia..?'     

Tanya Aon memutar otak jenius nya.     

"Eh, sejak kapan kamu..?'     

Ibu terpaku melihat Aon segera mengungkap fakta yang sudah ia sembunyikan bertahun tahun.     

Aon hanya menyeringai karena ia segera mengali masa lalu ibu sebelum menemuinya. Tidak disangka akan sangat berguna.     

"Jangan bercanda, "     

Suna tiba tiba muncul membuat Aon dan ibu tertegun.     

"Kami saling mencintai sekarang Aon, jangan uji cinta kami!'     

Ketus suna memegang lengan shion disebelahnya.     

Aneh shion terlihat jauh lebih dingin dari biasanya.     

'shi-shion benarkah itu..?'     

Ibu hanya berusaha tenang dengan butiran air mengalir cepat seperti air terjun pada wajah nya.     

Shion mengangguk pelan. Ia mengecup kening suna menandakan setuju. Aon memanas.     

Kakak yang satu ini, padahal ini rencananya kenapa..!     

Aon menarik shion kasar. Meninggalkan suna dan ibu dikamar.     

"Shion jawab aku kenapa kau begini!'     

Bentak Aon mendorong shion ke dinding. Shion hanya melemah.     

'shion-     

Aon mengangkat wajah tertunduk shion. Dan melihat mata shion hanya kosong.     

"Maaf aon, kurasa ini takdirku'     

Guman shion pelan.     

"Hah!, Apa kau bodoh shion'     

Aon meninggikan suaranya dan mendorong shion hingga terjatuh kelantai.     

Shion terduduk lemas dan Aon mengurung shion yang sangat tidak berdaya.     

Shion sudah menyerah karena tidak mungkin baginya untuk melanggar perintah orang tuanya.     

"Shion percayalah pada perasaan mu,'     

Aon berusaha menguatkan shion yang memang dasarnya lemah. Shion hanya menatap datar lurus.     

"Shion mari kita pergi dari sini'     

Aon menguatkan tekadnya dengan mendekatkan bibirnya pada shion.     

Cup     

"Kita saling mencintai shion'     

Ujar Aon memerah mencium shion. Membuat sang empunya muka memerah menahan tangis.     

Matanya berlinang, rasanya tak kuasa menahan tangis     

Sudah lama sejak ia berusaha menahan tangis.     

Dan tanpa disadari sosok orang tua mereka melihat semua itu.     

"Aon aku juga...sangat menyukaimu..'     

Shion mengucapkan keras sesekali terseguk memeluk pria berambut hitam itu.     

Dihirupnya dalam dalam aroma Aon membuat Aon memerah sendiri.     

"Jangan tinggalkan aku ya..?'     

Shion bertingkah sangat imut membuat Aon tidak berani membantah.     

"Iya sampai mati pun aku akan mencintaimu shion..!'     

Aon hanya tersenyum dan memeluk balik saudaranya itu.     

Ayah hanya memperhatikan pelan lalu pergi begitu pula dengan ibu.     

Esoknya.     

"Maaf suna, kali ini yang akan menikah shion dan Aon!'     

Ibu merangkul kedua michan itu.     

Aon dan shion terkaget. Bedanya shion hanya menatap datar. Dan Aon memerah kesal ketika ibu tiba tiba bilang itu.     

"Hah?,. Ibu mereka saudara lagipula mereka laki laki!'     

Suna mengeraskan suara membuatnya tanpa sadar mengeluarkan sifat aslinya.     

"Mereka saling mencintai apa salahnya..?'     

Tiba tiba ayah muncul kali ini tanpa botol minumannya.     

"Hah,aku tidak mengerti keluarga ini bodoh!'     

Ketus suna ketika dirasa semua angan angannya hilang sebelum dimulai.     

"Hm oke deh, silahkan keluar dari keluarga bodoh ini!'     

Perintah ayah bernada meledek.     

Suna hanya bisa mencibir kesal dan bergegas keluar. Berpikir betapa bodohnya keluarga mereka.     

Sedangkan shion dan Aon masih tercengang.     

"Neh aon dan shion saling mencintai bukan, kami merestuinya'     

Ucap ibu Final. Membuat shion hanya bisa menampakan senyum bahagia.     

"Heh, ini hanya karena aon'     

Ucap ayah memberikan cincin nikah pada meja.     

Shion menatap wajah Aon yang memerah. Ia sama sekali tidak percaya dapat menikah pada orang yang paling dicintainya.     

"Ugh..?'     

Aon hanya bisa merembes merah ketika shion memasukkan cincin pada salah satu jarinya.     

"Aon maukah kau menjadi mateku?     

Shion menunduk ala pangeran membuat kadar ketampanan shion bertambah berkali lipat.     

"Iya, ka-kau tidak boleh meninggalkan ku ya!!"     

Ketus Aon stundere.     

Shion hanya tersenyum tipis dan perlahan menipiskan jarak mereka.     

"Iya, sampai matipun semua milikku adalah milikmu..'     

Cup     

Hari itu shion dan Aon menikah. Mereka resmi menjalani hubungan meski Dimata orang orang hubungan mereka aneh dan tidak wajar.     

Aon dan shion bahagia, meskipun tidak punya keturunan shion bahagia karena baginya Aon sudah cukup.     

Ibu dan ayah mereka hanya menatap datar. Ibu terlihat sedikit tersenyum dan mulai memegang tangan sang ayah.     

Membuat ayah menoleh sedikit dan memegang balik. Setidaknya hubungan mereka pun berubah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.