Michan Bersaudara

Bagian 15--



Bagian 15--

0Sinopsis:     

Masalah baru dimulai ketika shion mengalami kecelakaan dan lupa ingatan..!!     

Aon menatap sedih koper yang akan dibawa kakaknya itu.     

Usai dari lomba itu mengirimkan beasiswa pada shion. Dan shion menerimanya.     

Mau tidak mau karena kesempatan ini sangat langka dan shion akan lulus setelah menjalani ini.     

Shion hanya membereskan barang nya dengan wajah sedih.     

Dia juga tidak mau meninggalkan calon ukenya padahal baru beberapa hari menikah.     

Aon mengantar shion ke bandara. Selama perjalanan Aon hanya diam saja.     

Shion hanya tersenyum tipis, dia tau Aon tidak merelakan dia pergi.     

"Jaga dirimu ..Aon"     

Ucap shion sesampainya di bandara.     

Dia mengecup dahi Aon untuk terakhir kalinya.     

"..."     

Aon hanya diam ia menunduk kan kepalanya sedih.     

Shion hanya tersenyum tipis lalu mulai mengangkat koper bersiap di kursi penerbangan.     

"Ka-kakak..!'     

Panggil suara manis Aon , shion berbalik dan mendapati Aon hanya berwajah sedih didepannya.     

"...."     

"Kakak jangan pergi...'     

Pinta Aon kini ia hanya menunduk sedih, air matanya menetes mengingat tidak akan bertemu shion beberapa tahun     

Lagi.     

Shion segera memeluk Aon erat.     

Wajah manis itu tampak sedih.     

Shion tau tidak ada yang bisa diperbuat. Ia ingin menjadi seme yang baik dan juga kakak yang terbaik buat Aon.     

"Maaf, Aon ... kakak ini bodoh ya'     

Shion hanya tertawa runyam.     

"Jangan...pergi'     

Lirih Aon lagi.     

Dia tidak berani menatap sosok shion. Rasanya memalukan.     

".....Aon.."     

Shion berusaha keras membendung air matanya yang dirasa sebentar lagi akan tumpah.     

Tetapi ia tahan, Aon lebih penting darinya...!     

"Dengar Aon ,jika aku kembali ...kita lakukan lagi ya?     

Shion hanya berusaha menyemangati aonnya.     

Dia mengadu dahi mereka berdua. Dan disambut wajah cemberut Aon .     

"Mesum .!'     

Gerutu Aon marah.     

Shion hanya tersenyum tipis ini terakhir kalinya ia akan melihat sikap manis ukenya ini.     

"Bagi bandara 1...silahkan naik"     

Shion mendengarkan dan melepas Aon dengan terpaksa.     

Ia mengambil koper tetapi ditahan Aon.     

Aon menyempatkan mereka berciuman mesra.     

Shion tidak dapat menolak. Ia melumat bibir Aon dengan penuh kasih sayang. Aon hanya menerima air mata mengalir perlahan.     

"Shion, aku mencintaimu'     

Tembak Aon menatap kepergian shion.     

Shion hanya menatap tidak percaya, saat itu ia merasa bahagia.     

"Iya, aku mencintaimu juga"     

Shion pun masuk ke dalam pesawat.     

Aon mengusap air matanya dan berniat menunggu shion dirumah.     

Tetapi kebahagian itu pudar, ketika pada jam 10 berita yang menyakitkan menghantam hati Aon hingga hancur.     

Yah kecelakaan pesawat dan itu pesawat shion. Aon memastikan berulamg ulang bahwa itu bukan pesawat shion...     

Tetapi kenyataan berkata lain.     

Untung saja shion selamat meskipun melewati masa kritis.     

Aon dan orang tuanya menunggu dengan khawatir di depan klinik .     

"Bagaimana kabar shion!!'     

Tegur Aon langsung ketika suster keluar dari ruang ICU.     

Suster hanya tersenyum tipis. Dan berlalu pergi.     

"Suster suster jawab!!'     

Teriak Aon yang membuat orang tuanya berusaha menenangkannya.     

"Aon tenang, shion pasti baik baik saja!'     

Ibu berusaha menenangkan Aon.     

Tetapi Aon tetap keras kepala ia melepaskan genggaman dan hanya menunggu shion didepan kursi.     

1     

2     

3 jam     

Kami menunggu dengan cemas hingga.     

"Silahkan jenguk pasien!'     

Ucap suster yang membuat Aon langsung berhambur masuk ke dalam ruang perawatan itu.     

Saat masuk ia langsung memeluk erat shion yang terduduk lemas.     

"Kepala shion terluka parah, sehingga ia harus hilang ingatan"     

"Apa, jadi bagaimana dok?'     

"Maaf, dia akan kehilangan ingatan selama ia berumur 5 tahun hingga saat ini'     

Dan pernyataan itu membuat orang tuanya syok.     

Shion hanya menatap kosong wajah manis yang memeluk sambil menangis didepannya.     

"Shion untunglah, "     

Tangis Aon .     

Shion mengelus kepalanya. Tetapi tidak terasa hangat..     

"Permisi..."     

Aon menengadah menatap shion yang menatapnya kosong.     

"Anda itu...siapa ya?'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.