Michan Bersaudara

Bagian 6--



Bagian 6--

0Sinopsis:     

Kedua saudara itu pergi mengikuti lomba. Ditengah perjalanan, shion bergairah..?     

"Ma, kami akan ikut lomba"     

Ucap shion di depan ibu yang sedang mabuk.     

"Iya,pergilah"     

Ucap ibunya tanpa melihat sang kakak yang bertanya.     

"Tetapi ambilkan dulu lagi"     

Ucap ibu memegang kepala pusing.     

Shion mengambilkan minuman lalu menatap ibunya kemudian tidur.     

Setidaknya ia sudah minta izin.     

Selama di kamar sebelum tidur. Shion merapikan barang dia dan berbagai perlengkapan "itu".     

Shion tersenyum tipis mengingat perjalanan akan memakan 2 hari.     

Selama itu ia dan adiknya akan ada disana tanpa kedua orang tua mereka. Senangnya...     

Esok     

"Aon, kau sudah siapkan semua?'     

Tanya shion mengangkat tas dia.     

"Iya, tapi..!"     

Aon mengangkat tas yang menurutnya lumayan berat.     

"Sini"     

Shion membantu Aon mengangkat tas besar.     

Isinya beragam buku pelajaran.     

Shion sedikit tersenyum tipis.     

"Kau pintar ya"     

Ucap shion membuat Aon menatapnya aneh.     

Shion dan Aon segera pergi ke sekolah lebih awal.     

Ketika sampai. Aon menatap sekitaran bus dengan aneh.     

"Neh, shion"     

Panggilnya.     

"...."     

Shion menatap yang bertanya.     

"Masa hanya kita disini"     

Lanjutnya ketika melihat bus sangat sepi.     

Shion hanya nyengir senang. Aon langsung tau apa yang direncanakan.     

"Kau apa ini karena kau hah!"     

Gertak Aon bersiap pergi.     

"Jadi kau mau meninggalkan tas mu samaku..hm?'     

Shion mengangkat tas Aon tinggi tinggi .     

"Dasar bodoh'     

Aon hanya dapat memalingkan wajah marah.     

Jika tidak ada tas itu Aon mana bisa belajar. Shion sudah merencanakan itu juga.     

"Ayo masuk"     

Ajak shion ketika melihat jam sudah menunjukkan pukul 9.     

Aon segera masuk dan merasa takut melihat barisan kosong pada bus.     

"Shi-shion..'     

Aon menggenggam tangan shion dengan erat.     

Sejak kecil Aon memang takut akan gelap.     

"Tenang saja ada aku"     

Ucap shion menyeret Aon masuk ke dalam. Di dalam shion merapikan barangnya kemudian memilih duduk paling belakang.     

Aon mengikuti karena takut sendirian.     

Ketika duduk Aon memutuskan untuk membaca buku pelajaran. Dan shion hanya diam menatap jendela.     

Sekedar info. Shion sengaja tinggal kelas di sekolahku agar bisa terus bersamaku. Dan dia sebenarnya sangat jenius tetapi sama sekali tidak menunjukkan nya.     

"Shion jangan menyentuh ku"     

Teriak Aon kesal ketika dirasakan tangan shion menyentuh tangannya.     

"Biarkan seperti ini"     

Ucap shion terdengar sedih.     

Aon hanya terdiam kemudian dengan masih kesal. Ia membiarkan tangan mereka bersatu .     

Setelah beberapa saat. Aon Menganti buku pelajaran dan tepat saat itu..     

Cup     

Satu kecupan berhasil diambil.     

"Dasar mesum, hentikan "     

Tegas Aon ketika shion menciumnya sekilas.     

Shion mengelap mulutnya dengan lapar.     

Aon mendengarkan peringatan lalu mundur pergi menjauh.     

Ingin rasanya ia turun sekarang.     

Tetapi supirnya kedap suara dan sekarang mereka sendirian disini. Rencana yang hebat...     

Dan tap..     

Shion berhasil mengenggam tangan Aon dan membanting cepat ke bawah.     

"Lepaskan shion , aku mau belajar"     

Ucap Aon berusaha membebaskan diri.     

"..."     

Shion menatap tubuh Aon dengan lapar. Dan menatap mata Aon yang kesal.     

"Aon"     

"Apa!"     

Bentak Aon marah.     

"Kau mau disini atau diluar"     

Ucap shion lagi.     

"Dasar, kakak terlalu jenius"     

Aon kesal sekali jika diberi pertanyaan seperti itu.     

Tentu saja disini. Karena jika diluar aku tidak akan diberi kesempatan.     

Dan pasti orang diluar akan melihat mereka melakukan nya.     

Benar benar kesal.     

"Di-disini'     

Ucap Aon final. Membuat shion mulai membuka baju mereka.     

Aon sedikit mendesah ketika shion mulai menyentuh gundukan karena Aon ternyata sudah menahannya lebih dulu.     

Gengsi..gengsi..     

"Heh, kau lebih mesum dariku"     

Ucap shion mulai mencium gundukan itu.     

"Ah,..jangan bercanda ini karenamu!"     

Kesal Aon ketika shion bermain dengan bagian bawahnya.     

"Hm, kalau begitu selamat makan"     

Shion mengelap bibirnya sebagai tanda dimulainya permainan.     

Dan sang uke yang memerah pasrah dibawah nya.     

"Kelihatannya, besok ia takkan bisa bangun"     

Pikir Aon melihat berbagai permainan di sebelahnya seolah shion sudah mempersiapkan.     

"Ah..pelan pelan..ah"     

Desah Aon ketika shion membuka celananya dan langsung memasukan mainan bulat pada pantatnya.     

"Ugh..shion..pelan"     

Ucap Aon ketika shion memberikan tanda pada badannya sambil memainkan pantatnya.     

""Ah .....!"     

Aon mendesah ketika mainan itu tiba tiba ditarik keluar .     

Shion tersenyum tipis lalu menekan bayi kecil Aon yang sebentar lagi memuntahkan isinya.     

"Apa yang kau lakukan shion?!"     

Teriak Aon ketika tiba tiba shion menghentikan kenikmatannya.     

"Kau tau apa yang kau lakukan "     

Ucap shion mendekatkan wajahnya kepada Aon.     

Aon hanya memerah dan semakin tersiksa dengan cum yang ditahan.     

"Ka-kakak.."     

Ucap aon pasrah .     

Dan..     

"Ah... kakak"     

Dan permainan terus berlanjut.     

"Sakit tau shion!"     

Keluh Aon duduk di atas kursinya.     

Shion hanya tersenyum ringan lalu membersihkan bekas permainan mereka.     

"Dan lengket, dasar shion bodoh"     

Keluh Aon ketika dirasakan seluruh badannya lengket tidak karuan.     

Shion membersihkan lalu menunjuk ke kamar mandi dibus.     

"Eh, sejak kapan..!?"     

Aon menatap toilet itu. Serius ada toilet di bus.     

Aon segera pergi ke toilet.     

"Kau ini"     

Tegur Aon melihat tajam pada sang kakak.     

"Kau mau aku yang bersihkan "     

Tanya shion mengambil kain putih yang dipersiapkan.     

Aon hanya memerah.     

"Tidak bodoh, aku bisa-     

"Ah..sakit"     

Ucap Aon tiba tiba terduduk lemas. Ternyata bagian belakangnya mengalirkan cairan sang kakak terus menerus.     

Dan membuatnya semakin berat.     

Aon mengelus pantatnya yang penuh. Lalu menatap shion yang kini menatap penuh kemenangan.     

"Gimana..?"     

Tanya shion dengan wajah datar.     

"Baiklah, kau menang shion"     

Pasrah Aon ketika shion mengangkat badannya ke toilet.     

Shion membantu Aon membersihkan bagian bawahnya.     

"Ah..apa yang kau lakukan ?"     

Ketika shion dirasakan mengenggam adik kecilnya.     

"Eh,.apa kau tidak merasa enak?'     

Shion menatap Aon serius.     

Dan dijawab Aon dengan muka memerah.     

"Berisik , jangan goda aku"     

Marah Aon memalingkan wajahnya malu.     

'ugh..ah...haa"     

Aon menghela nafas lama. Dan tertidur lagi.     

Shion mengangkat sang adik memakai celana lalu duduk di kursinya..     

Shion menatap tubuh Aon yang kini miliknya.     

"Aon, selamanya kamu milikku"     

Ucap shion mengecup kening adiknya.     

Kemudian ikut tertidur disebelahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.