Michan Bersaudara

Bagian 17--



Bagian 17--

0Sinopsis:     

Kehidupan baru..     

"Anu,...Aon kau beneran imut ya'     

Guman shion meletakkan barang Barangnya dilaci.     

"..."     

"Aon, aku tau kita baru pertama kali ber-     

"Berisik!!'     

Tegas Aon membuat shion berhenti berbicara.     

Shion mulai merapikan baju dan bersiap mandi. Saat itu kamar itu sangat sunyi.     

Aon hanya tertidur ayam di kasur itu. Aon masih memerah , karena shion tiba tiba dirasa mengodanya..     

Bress     

Shion mandi dan Aon hanya terdiam ditempat tidur.     

Setelah beberapa saat shion keluar dari kamar mandi.     

"Ah, nyamannya...'     

Keluh shion membersihkan rambutnya yang basah.     

Aon yang kebetulan berhadapan dengan kamar mandi hanya menatap shion yang tanpa busana.     

Blush     

Aon memerah seketika melihat shion yang tanpa busana terlihat tampan apalagi rambutnya yang basah uuuh.     

Kejantanan Aon langsung menegak .     

"Shi-shion..pakai bajumu!!'     

Keluh Aon membalik tubuh nya pada guling.     

"..."     

Shion menatap Aon bingung, kenapa ia begitu malu..?     

"Aon kita kan saudara lagipula aku kakakmu kan?'     

Ujar shion tidak paham dan membersihkan badannya yang basah.     

"..."     

Tidak ada jawaban. Aon hanya menatap polos didalam guling.     

Dia lupa bahwa shion bukanlah shion yang dulu. Dan tanpa sadar dia terlelap tidur.     

Shion hanya tersenyum menatap adik barunya itu ia menutup lampu dan tertidur disebelahnya.     

Didalam mimpi shion bermimpi Aon adiknya kami.....menikah..?     

"Ah..'.     

Tiba tiba shion tersentak bangun dan memegang kepalanya yang pusing.     

Ia menatap adiknya itu dengan bingung. Kenapa ia harus menikahi adiknya..?     

Kemudian ia melihat langit sudah subuh dan memutuskan untuk bangun.     

Lagipula apa sih yang kupikirkan. Aneh saja?     

Shion membuang pikiran itu dan memutuskan untuk melakukan pekerjaan rumah.     

"..."     

Aon menatap sekitar kamar yang kosong. Aon tidak peduli dan mulai bersiap untuk pergi ke sekolah.     

Ketika Aon mengangkat tas dan bersiap , ia tertegun melihat shion dengan lihai membuat makanan.     

"Pagi...Aon"     

Sapa shion dengan celemek di badannya.     

Deg     

Aon hanya berusaha tidak peduli dan duduk di kursi.     

Shion meletakkan sarapan Aon di atas meja dan tersenyum ramah.     

"Silahkan makan ya adikku yang manis'     

Ucap shion lagi membuat jantung Aon berdetak lebih kencang.     

Shion menatap tenang Aon yang sedang makan. Entah kenapa terasa familiar padahal baru saja bertemu.     

Tetapi ditepis, ia membersihkan dapur lagi dengan pikiran polos.     

"...shio-"     

Aon hanya membukam mulut ketika ingin memanggil shion. Dia lupa sekarang shion tidak lagi murid sekolahnya.     

"Selamat jalan'     

Ucap shion mengecup dahi Aon adiknya. Aon hanya menatap datar , merah sedikit.     

"Itu tanda selamat jalan ya!'     

Ucap shion ramah , Aon hanya berjalan lunglai kesekolah.     

"Adik...aku hanya adikmu"     

Guman Aon menunduk sedih.     

Shion memegang dadanya terasa sangat aneh, kenapa aku... berdebar...?     

Shion menepis perasaan itu dan kembali pada rutinitas nya.     

"Shion, kau mau sekolah'     

Ucap ayah saat makan.     

"Sekolah...tidak aku tidak mau merepotkan kalian"     

"Tidak kok, kau butuh sekolah"     

Tawar ibu lagi.     

"Kurasa tidak perlu, lagipula kita baru bertemu, aku tidak ingin merepotkan kalian.."     

Ucap shion lagi tersenyum ramah.     

Ayah dan ibu saling memandang dan hanya menyerahkan sejumlah uang.     

"Kau, sekolah lah ditempat Aon"     

Ucap ayah bangkit berdiri.     

"Ta-     

"Ini demi kami nak"     

Ucap ibu juga.     

Shion mengambil uang itu dengan ragu. Dan tersenyum senang.     

"Terima kasih ayah ibu"     

Ucap shion manis.     

Esoknya Aon hanya terpana melihat shion juga memakai seragam sekolah miliknya.     

Ibu dan ayah hanya memberikan tatapan kejutan. Aon hanya mengelus nafas nya dan makan tanpa bersuara.     

"Aon, kau ajari aku nanti ya"     

" Belajar sendiri"     

"Eh, tapi kan ini baru pertama kali aku ke sek-     

"...."     

Aon berjalan ke depan lebih cepat dan membuat suasana sunyi sekali.     

"Anak itu, kenapa sih apa ia tidak suka denganku..?'     

Tanya shion dalam hati , padahal rasanya ia baik sekali sebelum aku berbicara.     

Kenapa ..ya?     

Kami melakukan rutinitas seperti biasa jauh sebelum shion dan Aon saling mengenal..     

Apakah kami bisa kembali seperti dulu lagi..?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.