Dewa Obat Tak Tertandingi

Ditolak Masuk



Ditolak Masuk

0Shao Yun adalah orang tertinggi kelima di Balai Pil. Tahun sebelumnya, dia berhasil menembus Tabib seperti Tabib Raja tingkat Tinggi. Dia memiliki posisi yang tinggi di Balai Pil karena kekuatanya yang sedang berada di posisi prima. Shao Yun digadang-gadang akan menjadi kandidat Kepala Bali Pil selanjutnya.     

Sebagai perbandingan, Meski Yao Qian dan teman-temannya adalah tetua juga, mereka merupakan orang-orang yang kurang berpengaruh untuk melakukan pekerjaan di Balai Pil. Itu kenapa dia dikirim ke Negeri Qin waktu itu sebagai utusan.     

Usia Yao Qian sudah tua dan kekuatannya pun rendah. Dia sudah menghabiskan menggunakan seluruh potensinya dan saat ini kesulitan untuk bisa naik tingkat lagi.     

Sebagai wakil dari orang berpengaruh di Balai Pil, Shao Yun merupakan salah satu orang yang menentang keputusan pemberian Gelar Tetua pada Ye Yuan. Oleh karena itu, dia lah yang paling keras mendebat di depan Ouyang Yu.     

Ouyang Yu pergi tanpa mengucapkan sepatah kata apa pun. Ini berarti secara tersirat dia setuju para tetua di balai pil untuk 'berkomunikasi dan mencari nasehat' dari anak itu.     

Beberapa tetua yang masih ada di aula menyatakan kesepakatan mereka. Shao Yun akan menantang Ye Yuan.     

Sebagai sosok yang sedang naik daun, kehadiran Shao Yun di Asrama Bumi tentu langsung dikenali oleh para murid yang ada di sana.     

"Li Ming menghadap Tetua Shao Yun," seorang murid di tingkat kedelapan Penggabungan Jiwa berkata dengan hormat.     

Shao Yun sedang mendengar penghormatan seperti ini. Dia berkata dengan nada berwibawa.     

"Hmm. Kau datang tepat waktu. Ye Yuan tinggal di sini kan?"     

Li Ming bingung."Ye Yuan? Nama itu sangat tidak asing. Apakah dia murid baru? Eh... beberapa hari sepertinya ada murid baru. Dia langsung menghajar habis adik dari Kakak Ceng begitu dia datang."     

Kali ini gantian Shao Yun yang jadi kaget. "Bertarung dengan murid lain ketika dia baru datang? Wah.. benar-benar tukang onar."     

Li Ming melihat kerutan di dahi Shao Yun. Dia tahu bahwa tetua datang ke sini juga untuk membuat gara-gara dengan Ye Yuan.     

"Ye Yuan tinggal di rumah nomor 72. Aku akan memanggilnya supaya menghadap Tetua Shao."     

Tetua datang ke sini sendiri untuk mencari Ye Yuan jadi sebagai seorang murid, Li Ming merasa harus yang menawarkan bantuan. Selesai berbicara dan tanpa menunggu jawaban Shao Yun, dia langsung menuju ke rumah nomor 72.     

Shao Yun sebenarnya ingin menghentikan Li Ming namun setelah berpikir sebentar dia membiarkan saja si murid itu melenggang pergi. Meski memang gelar Tetua sudah secara resmi disematkan di nama Ye Yuan, namun karena terlalu mendadak masih sulit bagi para tetua lainnya untuk terbiasa dengan hal itu. Alam pikiran Shao Yun masih merasa bahwa Ye Yuan lah yang harus menghadapnya.     

Li Ming datang ke kediaman Ye Yuan dan meminta pintu gerbangnya supaya dibuka. Lu datang untuk membukanya.     

"Nona, aku datang untuk bertemu dengan Ye Yuan."     

Melihat ada gadis cantik yang membuka pintu gerbang, Li Ming langsung bersikap lembut.     

Lu baru kali pertama ini melihat Li Ming jadi secara spontan dia berniat untuk mengusirnya.     

"Tuan Muda saat ini sedang beristirahat. Ada apa?"     

Li Ming tahu bahwa si gadis ini sedang mencoba untuk menghindarkan Ye Yuan bertemu dengan dirinya. Dia heran mendapati sikap gadis tersebut.     

"Istirahat? Ayo cepat pergi dan bangunkan Ye Yuan. Bilang ada Tetua Kelima dari Balai Pil yang datang. Minta dia untuk cepat menghadapnya."     

Li Ming merasa Lu tidak tahu siapa itu Shao Yun, jadi dia menambahkan kalimatnya.     

"Tetua Shao adalah calon Kepala Balai Pil selanjutnya. Dia orang besar. Kau tidak bisa mengabaikannya."     

Ekspresi wajah Lu langsung berubah begitu dia mendengar penjelasan Li Ming.     

Lu belum lama tinggal di Aliran Awan Tenang jadi dia belum paham dengan kondisi di sini. Status Tetua Balai Pil adalah gelar yang tinggi di Aliran Awan Tenang apalagi yang datang adalah calon Kepala Balai Pil yang selanjutnya.     

Lu tidak berani menunda lagi. Dia langsung masuk untuk melapor.     

Ketika Ye Yuan mendengar ada seorang Tetua dari Balai Pil datang, dia menjadi langsung heran. Sepertinya masalah terlalu cepat mendatanginya.     

Meski begitu, bukankah skala masalah ini terlalu dibesarkan? Dia juga seorang Tetua. Bagaimana bisa di Tetua memintanya datang ke depan untuk menghadapnya.     

Statusnya sebagai calon Kepala Balai Pil mungkin berpengaruh bagi yang lain namun hal ini sama sekali tidak bagi Ye Yuan. Di mata Ye Yuan, semua tetua di balai pil itu adalah orang-orang yang tidak berguna. Apalagi sekarang ini, status Ye Yuan juga setara dengan mereka.     

Dia harus tahu bahwa dari awal Maple Langit memintanya untuk menjadi Wakil Ketua Balai Pil. Dengan ini berarti Shao Yun tidaklah penting di mata Maple Langit.     

"Lu, katakan padanya kalau Tuan Muda sedang sibuk bermeditasi mempertebal kekuatan. Aku sungguh sibuk. Aku tidak memiliki waktu untuk keluar untuk menemuinya." Ye Yuan berkata dengan nada tenang setelah mendengar penjelasan Lu.     

Lu tentu sangat kaget dibuatnya.     

"Tapi, Murid Senior itu mengatakan kalau status si Tetua sangat tinggi. Bukankah kalau aku sampaikan apa yang Tuan Muda katakan dia akan tersinggung?"     

Ye Yuan membelalakkan matanya dan menjawab, "Dia datang dengan niat untuk cari masalah denganku. Jika aku keluar dan datang untuk menyambutnya, dia juga pasti masih akan cari gara-gara. Jadi tidak ada gunanya apakah sikapku ini menyinggungnya atau tidak."     

Lu bertanya lagi.     

"Bagaimana Tuan Muda tahu dia datang untuk membuat masalah?"     

Ye Yuan tertawa. "Tuan Mudamu ini tahu segalanya. Sana! Cepat pergi dan ulangi saja kalimatku."     

Ye Yuan tidak memberitahu Lu tentang Gelar Tetua yang diberikan padanya. Bagi, Ye Yuan gelar itu tidaklah penting.     

Lu tidak akan pernah menentang kalimat Ye Yuan. Karena Ye Yuan sudah mengatakan seperti itu jadi dia pasti sudah memiliki alasan sendiri. Dia langsung kembali ke pintu gerbang dan menyampaikan apa yang dikatakan Ye Yuan. Seketika Li Ming hampir saja berteriak keras. Seandainya Ye Yuan memang ingin mencari-cari alasan seharusnya tidak perlu segamblang itu.     

Mata Li Ming melebar begitu dia melihat Lu. Dia memastikan sekali lagi.     

"Kau mengatakan pada Tuan Mudamu bahwa Tetua Shao Yun yang datang kan?"     

Lu merasa sedikit bersalah. Namun dia masih mengangguk dan berkata, "Iya. Aku sudah katakan padanya. Tuan Muda memang sedang sibuk menebalkan kekuatannya."     

Selesai berbicara, Lu langsung menutup pintu gerbangnya dengan suara keras.     

Li Ming cukup lama terpana. Dia berpikir bahwa Ye Yuan terlalu sombong. Bagaimana bisa orang ini tidak mau menemui Tetua Balai Pil?     

"Tetua Shao memang sepertinya ingin cari masalah dengan Ye Yuan tapi di sisi lain Ye Yuan juga menunjukkan sikap seperti ini. Dia pasti mati. Tidak ada ceritanya orang yang menentang Tetua berakhir baik-baik saja!" Li Ming berbicara dengan dirinya sendiri.     

Dengan kekecewaan mendalam, Li Ming kembali menghadap Shao Yun dan melapor. Dan tentu saja, dia juga menambahkannya dengan pendapat pribadinya.     

Sudah bisa diduga Shao Yun langsung murka. Dia langsung bergerak menuju rumah nomor 72.     

Bum! Bum! Bum1     

"Ye Yuan! Keluar kau! Temui Tetua! Aku tahu kau tidak sedang bermeditasi!"     

Shao Yun berteriak keras.     

Tidak ada orang yang menjawab.     

Shao Yun begitu marahnya hingga sikapnya berubah menjadi meledak-ledak. Dia memiliki posisi yang tinggi di balai pil. Namun, ternyata dia ditolak untuk bertemu seorang murid inti dari Balai Bela Diri.     

Teriakan Shao Yun yang keras tentu menarik perhatian banyak murid. Mereka berkumpul untuk melihat.     

Seandainya Tetua Shao tidak berhasil meminta Ye Yuan membuka pintunya hari ini, maka ini adalah sebuah hal yang memalukan.     

Wajah Shao sudah berubah menjadi merah padam. Dia berkata dengan nada serius.     

"Aku akan hitung sampai 3. Jika kau tidak membuka pintu maka Tetua ini akan menghancurkan kediamanmu."     

"Satu.."     

Shao Yun menunggu beberapa saat. Masih tidak ada jawaban.     

"Dua..."     

Masih tidak ada jawaban.     

"Wah..Ye Yuan nekat. Itu kan Tetua Shao! Kalau orang lain, mereka pasti sudah tidak bersabar untuk menjilat posisinya. Ye Yuan.. huh.. dia justru berani menolaknya."     

"Ini adalah awal dari pengusiran Ye Yuan dari tempat ini. Tetua Shao Yun adalah kandidat kuat untuk menjadi Ketua Balai Pil. Apa mungkin ada orang yang masih bisa tinggal di sini setelah menyinggungnya seperti itu?"     

"Terakhir kali waktu aku lihat dia menghajar Ceng Yu, aku kira Ye Yuan adalah murid jenius. Ternyata dia itu bodoh! Dia mungkin bisa cari masalah dengan siapa pun di sini. Tapi kenapa harus dengan Shao Yun?"     

"Hitungannya sudah akan sampai pada angka tiga. Apa menurut kalian Tetua Shao akan menyeret Ye Yuan keluar dan memukulnya."     

Para murid yang berkumpul sedang membicarakan apa yang mereka lihat. Kejadian langka seperti ini tidak bisa begitu saja mereka lewatkan.     

Wajah Shao Yun semakin gelap. Dia menggertakkan giginya dan berkata,"tiga!"     

Masih tidak ada respon dari dalam rumah Ye Yuan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.