Dewa Obat Tak Tertandingi

Satu Demi Satu



Satu Demi Satu

0Di Balai Pil banyak para tetua yang berkumpul membahas Shao Yun yang bermeditasi mengasingkan diri secara tiba-tiba.     

"Katakan, apa yang dilihat Shao Yun di kediaman Ye Yuan? Kenapa aku merasa ada sesuatu yang aneh?"     

"Kalau dipikir-pikir, kemungkinan Shao Yun itu kalah dari Ye Yuan sehingga dia malu untuk menemui kita dan memutuskan untuk mengasingkan diri saat ini. Namun, yang aneh dia di sana hanya lima menit. Bahkan untuk bicara, lima menit ini terlalu singkat."     

"Kau benar. Bahkan kita tidak bisa menjelaskan formula pil dalam waktu sependek ini. Apa yang mereka lakukan? Ini juga pertarungan antara petarung bela diri. Apa Ye Yuan memang langsung mengalahkan Shao Yun?"     

"Tetua Xin, sebagai senior kau harus bertindak! Tidak mungkin kan kita dikalahkan oleh bocah bernama Ye Yuan?"     

Ketika kalimat selesai terlontar, para tetua memperhatikan seorang yang duduk di kursi tengah dengan mata tertutup. Dia sedang mencoba menjernihkan pikirannya. Dia adalah Tetua Tinggi Ketiga- dengan status di bawah Ouyang Yu dan wakil Kepala Balai Pil – bernama Xin Yuanshu.     

Xin Yuanshu adalah Tetua yang paling senior dan paling tinggi tingkat keilmuan pertabibannya. Saat ini, diandalkan untuk menjadi pilar utama para tetua. Kekuatan ilmu pengobatannya berada di tingkat Tinggi Tabib seperti Tabib Raja, tapi dia memiliki kekuatan yang lebih tinggi dari Shao Yun. Ini karena Xin Yuanshu sudah menjadi Tabib dengan status seperti Tabib Raja selama berpuluh-puluh tahun. Meski memang dia belum sepadan dengan Ouyang Yu, dapat dikatakan kekuatannya tidak terlalu jauh dengan Kepala Balai Pil tersebut.     

Xin Yuanshu juga mengkritik keputusan Tetua Besar memberikan Gelar Tetua pada Ye Yuan. Oleh karena inilah, dia hadir bersama para tetua. Hanya karena Xin Yuanshu memang masih menghormati Maple Langit maka dia tidak terlalu keras menyatakan penolakannya.     

Sebenarnya, Xin Yuanshu ingin menyaksikan bagaimana Shao Yun bertanding melawan Ye Yuan. Namun, dalam imajinasinya, kekalahan itu tidak termasuk apa yang dia perkirakan. Kalau sudah begini, wajar jika semua orang menuntutnya melakukan sesuatu.     

Mata Xin Yuanshu terbuka begitu melihat banyak tetua yang mengerubunginya. Dia hanya mendesah sambil melihat semuanya satu per satu.     

"Baik. Aku akan turun tangan dan menemui Ye Yuan untuk tahu apa yang sebenarnya terjadi."     

Xin Yuanshu sebenarnya memiliki usia yang sudah uzur. Meskipun dia tidak senang, dia tidak enggan melakukan hal 'mencari kemenangan' atas diri orang lain.     

Status Shao Yun yang mendapat posisi kelima Tetua terhebat di Balai Pil sebenarnya tidak pantas dia sandang. Awalnya, dia memang merasa bisa mengalahkan musuhnya-Ye Yuan- dengan mudah namun tidak tahu jika hasilnya ternyata seperti ini.     

Sungguh situasi yang aneh. cara yang paling aman untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan meminta Kepala Balai Pil untuk turun tangan. Namun kalau seandainya cara yang ditempuh maka tidak akan ada cara untuk mengelak jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.     

Xin Yuanshu sudah menghabiskan seluruh hidupnya demi Balai Pil sehingga saat ini ikatan emosinya dengan balai sangat dalam. Saat ini karena masalahnya berkaitan dengan kehormatan Balai Pil maka mau tidak mau dia harus turun tangan meski usianya sudah tua.     

Xin Yuanshu berusia 200 dan akan menantang seorang bocah berusia 15 tahun. Dilihat dari perbedaan umur yang jauh seperti itu, meski katakanlah nanti Xin Yuanshu memang dengan cara yang tidak adil. Namun dia berada di situasi yang sebaliknya, yakni dia kalah, maka tentu dia akan kehilangan reputasinya.     

Jika hal seperti ini terjadi sebelum insiden menghilangnya Shao Yun mungkin kata 'kalah' tidak akan ada dalam kamus kehidupan Xin Yaunshu. Namun, kabar santer tentang Shao Yun yang kalah tiba-tiba membuatnya tidak yakin akan bisa mengalahkan Ye Yuan. Banyak yang mengatakan bahwa Ye Yuan ini adalah orang yang aneh.     

Para tetua yang lain awalnya berpikir bahwa Tetua Xin Yuanshu tidak akan mau ikut campur namun setelah mereka melihat bahwa Tetua Xin mau maka mereka menjadi sangat senang sekali.     

Xin Yuanshu orangnya tidak sesombong Shao Yun. Ketika dia sampai di kediaman nomor 72, dia mengetuk pintu. Setelah kunjungan Shao Yun, sekarang kediaman Ye Yuan ini sering dikunjungi oleh para tetua.     

Sebelumnya, hampir tidak ada tetua yang datang berkunjung ke asrama murid. Lu membuka pintu. Gadis itu muncul dengan bagian kelapanya yang terjulur keluar pintu. Dia tidak berniat untuk membiarkan Xin Yuanshu masuk.     

Sebelum sempat tetua itu berkata, Lu sudah terlebih dahulu berbicara.     

"Boleh aku tanya siapa nama Tetua?"     

Xin Yuanshu tampak kaget namun masih menjawab. "Aku adalah XinYuanshu, tetua ketiga dari Balai Pil. Aku adalah..."     

Braak!     

Lu menutup pintu sebelum Xin Yuanshu menyelesaikan kalimatnya. Tetua ini awalnya kaget mendapati perlakuan seperti itu. Setelahnya, dia merasa sangat marah karena malu.     

Sungguh! Pelayan ini seperti tuannya! Sama-sama tidak sadar diri.     

Tidak ada orang yang menyambut tamunya dengan cara seperti itu. Meski Ye Yuan adalah Tetua, di sini Xin Yuanshu juga seorang tetua.     

Hampir saja Xin Yuanshu marah. Namun, pintu tiba-tiba terbuka sedikit. Kali ini, Lu mengeluarkan kepala dan tangannya saja.     

"Tetua Xin kan? Lempengan giok ini untuk Anda. Tuan Muda mengatakan bahwa Anda akan langsung pergi jika membaca isinya."     

Lu takut jika Xin Yuanshu tidak akan mau membacanya jadi dia menambahkan.     

"Tetua Shao Yun juga langsung pergi setelah membacanya."     

Selesai bicara, pintu ditutup dengan suara keras lagi. Keadaan langsung menjadi hening.     

Xin Yuanshu memegang lempeng giok dengan wajah kaku. Dia sudah melupakan bagaimana tidak sopannya Ye Yuan dan pelayannya itu memperlakukan dirinya dan sekarang perhatian tertuju pada kalimat yang barusan diucapkan oleh Lu.     

Shao Yun ternyata bermeditasi setelah menerima lempeng giok? Apa yang ditulis Ye Yuan di sana?     

Jika ada sesuatu yang membuat Shao Yun sangat senang, tidak lain itu adalah formula pil. Ye Yuan tahu lebih banyak formula pil dari pada seluruh tabib yang ada di aliran. Tapi, mengetahui Shao Yun langsung menyerah setelah melihat lempeng giok juga terasa aneh.     

Bukankah hal seperti ini terlalu sepele?     

Setelah berpikir lama, Xin Yuanshu tidak mendapatkan sesuatu yang menykinkan dirinya. Akhirnya, dia pun melihat lempeng giok yang ada di tangannya. Ketika Tetua menggunakan indra dewanya untuk membaca isi lempeng giok, dia langsung tahu kenapa Shao Yun langsung bermeditasi. Setelah itu, ekspresi wajah, Xin Yuanshu juga berbinar seperti apa yang ditunjukkan oleh Shao Yun sebelumnya.     

"Tetua sudah lama pergi namun kenapa dia belum juga kembali?"     

"Aku tidak tahu. Apa mungkin mereka sedang bertarung hebat?"     

"Tidak mungkin. Tetua Xin memiliki kekuatan yang hampir sama dengan Kepala Balai Pil. Ye Yuan tidak akan ada apa-apanya di hadapannya."     

"Lalu, kenapa dia belum kembali?"     

Di Balai Pil, dua tetua terdiam bersamaan. Mereka saling bertukar pandang. Mereka tidak percaya dengan apa yang sekarang terjadi. Akhirnya mereka membukam mulut bersamaan.     

"Apa mungkin sekarang Tetua Xin juga bermeditasi?"     

Lalu, keduanya mengirim seseorang untuk mencari tahu lagi. Dugaaan mereka benar. Tetua Xin Yuanshu juga sedang bermeditasi mengasingkan diri seperti Shao Yuan.     

Sekelompok tetua saling berpandangan tapi tidak tahu apa yang harus dikatakan.     

Situasi ini sangat aneh.     

Tetua Kelima dan Ketiga sama-sama datang untuk menantang Ye Yuan namun keduanya justru langsung bermeditasi tanpa sempat memberitahu yang lainnya. Keadaan macam ini?     

"Guna-guna apa yang dikeluarkan Ye Yuan hingga membuat Tetua Shao dan Xin langsung mengasingkan diri dalam meditasi tanpa memberitahu kita? Mereka.....tidak terkena guna-guna Ye Yuan kan?"     

Orang-orang cenderung membawa hal magis ketika mendapati situasi yang mereka tidak bisa jelaskan. Tetua-tetua diam tidak ada yang mencoba menjelaskan.     

Setelah beberapa saat lewat, ada seorang tetua yang berdiri dan berkata dengan nada serius.     

"Aku akan pergi untuk bertemu Ye Yuan. Aku kira dia tidak akan bisa membuatku bermeditasi."     

Tanpa menunggu yang lainnya menghentikan langkahnya, tetua dengan cepat pergi keluar. Dia keluar setelah mengatakan hal yang terdengar mengancam namun ternyata hasilnya sama saja, tetua ini langsung bermeditasi begitu mendapatkan lempeng giok dari Lu.     

Kondisi menjadi sangat aneh. Para tetua merasa ada yang tidak beres. Kalau hanya satu atau dua orang yang terkena "guna-guna' Ye Yuan mungkin kondisi masih bisa dinyatakan normal. Namun, tiga orang adalah angka yang susah untuk dijelaskan.     

Masalah ini harus cepat diselesaikan. Dua hari ke depan, ada beberapa tetua yang juga mendatangi kediaman Ye Yuan dengan pendirian tidak akan terkena 'guna-guna' Ye Yuan namun hasilnya ternyata sama. Setelah mendapat lempeng giok, mereka langsung mengasingkan diri bermeditasi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.