Dewa Obat Tak Tertandingi

Harga Yang Harus Dibayar



Harga Yang Harus Dibayar

0 Ye Yuan hanya memandang Yao Qian dengan tersenyum. Sementara itu, ekspresi wajah Yao Qian terlihat tegang dengan keringat yang hampir saja menetes. Dia berdiri di tempatnya tidak bergerak, atau lebih tepatnya dia memang tidak mampu bergerak untuk meninggalkan ruangan.     

 Kelompok tetua yang meninggalkan ruangan peracikan pil obat dengan raut wajah aneh. Tentu saja ada simpati yang mereka tunjukkan di tengah-tengah keanehan situasi ini.     

 "Tetua Ouyang belum meninggalkan tempat peracikan pil obat. Apakah Ketua ingin mengakuiku sebagai guru bersamaan dengan Yao Qian?"     

 Ouyang Ming awalnya ingin meninggalkan ruangan pembuatan pil obat namun karena hubungannya dengan Yao Qian sangat erat, jika dia pergi begitu saja melenggang meninggalkan ruangan akan terasa tidak setia.     

 Wajah Ouyang Ming berkali-kali terlihat ragu. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan.     

 Taruhannya memang antara Ye Yuan dan Yao Qian. Alasan Ketua Aliran Luo meminta semua orang pergi adalah supaya Yao Qian tidak malu. Tidak patut bagi dirinya untuk mencampuri urusan Yao Qian kali ini.     

 "Kenapa kau masih berdiri saja Tetua Ouyang? Pergi!" Luo Qingfeng tidak memiliki pilihan lain selain berteriak pada lelaki itu.     

 Ouyang Ming melihat ke arah Yao Qian dengan pandangan kikuk. Yao Qian menghela napas dalam.     

 "Pergilah dulu. Aku tahu apa yang harus aku lakukan."     

 "Ini....." Ouyang Ming merasa sedikit lega. Namun, dia tidak bisa menunjukkan perasaannya saat ini pada yang lainnya.     

 OuyaNg Ming pergi keluar bersama dengan Luo Qingfeng setelah Yao Qian menganggukkan kepala.     

 Setelah semua orang meninggalkan ruang pembuatan pil obat, Yao Qian menyeringai ke arah Ye Yuan.     

 "Ye Yuan, apa kau tidak takut umurmu akan menjadi pendek karena berani membuat Tabib yang hampir memiliki status seperti Tabib Raja mengakuimu sebagai guru?"     

 Ye Yuan tertawa, "Bukankah umurku yang pendek adalah hal yang kau harapkan? Aku tidak peduli, kenapa pula kau peduli?"     

 Yao Qian tidak bisa berkata apa-apa. Matanya seolah menyorotkan api kemarahan yang berkobar.     

 Ye Yuan pura-pura terkejut.     

 "Oh, Apakah Tetua Yao berniat untuk membungkamku dengan cara membunuhku? Ketua Aliran ada di luar. Ini bukanlah hal yang baik."     

 "Katakan saja. Apa sebenarnya yang kau inginkan?" Yao Qian menahan amarahnya dan berkata kepada Ye Yuan dengan nada muram.     

 "Ah? Apa? Apa yang ku inginkan? Sebentar, aku sepertinya tidak paham apa maksud perkataan Tetua." Ye Yuan terlihat bingung.     

 Yao Qian benar-benar tidak suka apa yang dilihatnya dari Ye Yuan saat ini. Anak ini sungguh berpura-pura terlihat kebingungan. Meski begitu, Yao Qian merasa harus mengikuti cara bermain Ye Yuan.     

 "Berhenti berpura-pura! Katakan saja apa yang kau inginkan! Selama itu bukan mengakuimu sebagai guru aku akan melakukannya."     

 "Tidak! Dengan murid yang memiliki status Tabib seperti Tabib Raja, maka akan sangat mengagumkan jika aku pergi keluar dan dilihat banyak orang suatu saat nanti. Kenapa pula aku harus mengajukan syarat lain?"     

 Sebuah bayangan terbersit dalam pikiran Yao Qian. Dia membayangkan Ye Yuan akan melontarkan kalimat-kalimat ini.     

 "Kau tidak tahu Yao Qian? Seorang Tabib seperti Tabib Raja! Dia adalah muridku! Bagaimana? Bukankah aku hebat?"      

 "Huek!"     

 Dada Yao Qian terasa tertahan. Dia merasa ada logam yang tersangkut di tenggorokannya. Dia memuntahkan darah karena saking jijik membayangkan dia berada di posisi sebagai murid Ye Yuan.     

 Jika seandainya apa yang dibayangkan ini terjadi maka dia lebih baik mati. Ye Yuan memang sedang bermain dengan hidupnya.     

 Yao Qian sebenarnya tidak habis pikir bagaimana Ye Yuan bisa menyelesaikan sebuah 'teka teki' yang tidak bisa diselesaikan dalam waktu ribuan tahun di Negeri Tanpa Akhir ini.     

 Jika Yao Qian tahu bahwa Ye Yuan mengetahui tentang bagaimana menghilangkan racun darah Penggerogot Otot Tendon maka dia pasti tidak akan berani bertaruh.      

 Kenyataannya, Ye Yuan memang bisa menghilangkan racun itu.     

 Meskipun Yao Qian sangat menyesal dia tidak bisa memutar waktu. Saat ini kondisinya berada dalam keadaan dilematis. Salah langkah maka reputasinya yang harus dikorbankan.     

 "Ah.. ada apa denganmu Tetua Yao? Seperti Aliran Awan Tenang memang merawat para tetuanya dengan baik. Sehingga banyak sekali darah yang bisa dimuntahkan ketika tidak ada apa-apa yang terjadi. Hmm... baiklah, sepertinya aku harus bekerja keras untuk menebalkan dan meningkatkan kekuatanku supaya aku bisa mendapatkan posisi sebagai tetua."     

 Ye Yuan tidak menunjukkan simpatinya sama sekali. Dia terus saja menabur garam di atas luka Yao Qian.     

 Yao Qian merasa bahwa kemarahan dan kegelisahaan telah membebani hatinya. Sebenarnya memuntahkan darah bukanlah suatu hal yang perlu dikhawatirkan bagi seorang petarung dengan kekuatan Transformasi Bahari. Dan lagi, sebagai seorang Tabib tingkat tinggi, Yao Qian bisa mengganti kekurangan darah di tubuhnya dengan menelan pil obat.     

 Namun, sepertinya Yao Qian tidak bisa menahan diri, dia memuntahkan darah lagi.     

 Ye Yuan ingin meneruskan kalimatnya. Di lain sisi, Yao Qian tidak peduli dengan darah yang keluar dari tubuhnya.     

 "Ye Yuan, cepat katakan. Bagaimana aku mengakhiri taruhan ini?"     

 Jika dia membiarkan Ye Yuan terus berbicara maka dia benar-benar bisa mati karena menumpahkan banyak darah dari tubuhnya hari ini.     

 Jika sampai dia mati karena begitu marahnya hingga memuntahkan darah maka Dunia Tanpa Akhir akan riuh. Bagaimana bisa seorang petarung tingkat Transformasi Bahari mati dengan cara seperti itu.     

 Ye Yuan merasa bahwa waktunya saat ini sudah tepat, " Tetua Yao benar tidak ingin menjadi muridku? Sebenarnya menjadi muridku bukanlah hal yang buruk. Aku bahkan tidak ingin mengangkat orang biasa menjadi murid."     

 Ye Yuan berkata yang sebenarnya. Di kehidupan sebelumnya, banyak sekali para tabib yang ingin menjadi muridnya. Namun, Ye Yuan tidak ingin menerima mereka semua.     

 Waktu itu, Ji Qingyun merasa bahwa dengan menerima murid maka hal ini akan membuang waktunya untuk lebih banyak meneliti tentang ilmu pengobatan Dao.     

 Yao Qian tidak bicara lagi dan hanya menggelengkan kepala. Dia sudah hampir ambruk.     

 "Huh. Memalukan sekali. Aku tidak akan bisa pamer nantinya," Ye Yuan berkata dengan nada penyesalannya.     

 "Cepat... cepat katakan apa syaratnya."     

 Tubuh Yao Qian perlahan akan mengalami pendarahan yang hebat.     

 "Tetua Yao memang dermawan sekali. Kau tahu kan kalau murid aliran ini tidak begitu enak hidupnya. Sebagai seorang tetua Balai Pil, Tetua Yao seharusnya tahu apa maksud dari kalimat aku kan?" Ye Yuan bertanya dengan wajah berbinar.     

 Yao Qian tersentak, "Berapa yang kau inginkan?"     

 Ye Yuan mengulurkan dua jarinya.     

 "20 ribu?" Hati Yao Qian terasa ringan. 20 ribu adalah poin yang sudah banyak bagi seorang murid inti.     

 "Apakah Tetua Yao merendahkan seorang pengemis?"     

 "200 ribu?"     

 Mata Yao Qian melebar. Ye Yuan benar-benar meminta harga yang sangat tinggi.     

 Ye Yuan menggelengkan kepalanya lagi. "2 juta."     

 "Dua juta? Kenapa kau tak sekalian merampokku saja. Dari mana aku dapat 2 juta poin?" Yao Qian tercengang dengan permintaan Ye Yuan.     

 Dua juta poin adalah angka yang juga sangat tinggi bagi Yao Qian! Dia dulu pernah mengumpulkan satu juta poin ketika dirinya berniat untuk mendapatkan Mantera Jiwa Pusat Ungu. Meski memang posisi Tetua adalah posisi yang tinggi di aliran ini namun mereka juga banyak mengeluarkan poin untuk ditukar. Sekarang jumlah poin yang dia miliki hanya sekitar 500 ribuan.     

 Dua juta adalah angka yang jumlahnya empat kali lipat dari poin yang dia miliki saat ini.     

 Melihat ekspresi wajah Yao Qian, Ye Yuan baru tahu kalau angka yang diminta sebenarnya terlalu tinggi.     

 Awalnya angka dua juta yang dia minta akan diberikan pada Jiang Yunhe sebanyak 1.6 juta poin. Kemudian sisanya akan dia pakai sendiri.     

 Sepertinya, rencananya tidak akan berjalan sesuai keinginannya begitu dia mendapati Yao Qian tidak memiliki poin sebanyak itu.     

 "Berapa yang kau miliki?"     

 "Hanya 300 ribu."     

 "Hah.. hanya segitu? Kalau begitu kita tidak perlu bicara lagi."     

 "Tunggu! Tunggu!" Dengan cepat Yao Qian berkata.     

 "Aku bisa mengumpulkan poin sebanyak satu juta. Tapi, dua juta yang kau minta itu terlalu tinggi. Bahkan para tetua pun tidak mungkin memiliki poin sebanyak itu. Seandainya pun aku memiliki 2 juta poin, aku juga memerlukannya untuk kepentingan peningkatan kekuatanku sepuluh tahun mendatang! Kalau kau tidak percaya kau bisa tanya pada tetua yang lain untuk membuktikan apakah ucapanku ini benar atau tidak."     

 Ye Yuan mengusap dagunya. Karena Yao Qian sudah mengatakan hal ini maka sepertinya memang begitulah keadaannya. Yang penting, Ye Yuan tahu kalau Yao Qian sudah paham poin yang dia maksud.     

 "1.2 juta. Tidak kurang tidak lebih."     

 Itulah harga yang harus dibayar oleh Yao Qian karena dia ingin mengakhiri taruhan yang dia buat dengan Ye Yuan. Harga yang harus dibayar adalah Yao Qian harus bekerja bagi yang lain tanpa mendapatkan poin dalam waktu beberapa tahun ke depan.     

 Yao Qian tidak berkata apa-apa. Raut wajahnya masih terlihat kebingungan.     

 Dia masih harus membayar Ye Yuan 700 ribu poin jika dia menyerahkan 500 ribu poin yang dia miliki saat ini. Itu berarti bahwa dalam lima tahun mendatang dia tidak akan mendapatkan satu poin pun karena semua yang dia dapat akan digunakan untuk membayar hutang poin pada Ye Yuan.     

 Dapat dikatakan, Yao Qian membutuhkan waktu 7 tahun untuk mengembalikan kondisinya ke keadaan normal seperti sekarang ini.     

 Setelah dipikir-pikir pilihan jauh lebih baik dibandingkan dirinya harus menjadi murid Ye Yuan.     

 Akhirnya dengan menggertakkan dirinya, Yao Qian berkata, "Baiklah. Setuju."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.