Dewa Obat Tak Tertandingi

Pergi Tanpa Pamit



Pergi Tanpa Pamit

0 Begitu dia merasakan adanya kekuatan maut yang datang dari jari Ye Yuan, raut wajah Wu Louchen langsung berubah drastis.     

 Di sampingnya, Long Tang pun menunjukkan ekspresi yang sama. Awalnya, Wu Louchen ingin menghindar dari serangan itu namun ternyata usahanya sia-sia.     

 Wu Louchen merasa pandangan matanya mulai kabur. Ye Yuan dengan cepat sudah berada di hadapannya namun dia tidak bisa bergerak sama sekali. Dia melihat sebuah pedang tajam semakin terlihat membesar di hadapannya.     

 Wush!     

 Jari Pedang Ye Yuan berhenti tepat di dahi di antara dua alis Wu Louchen. Kekuatan pedang maut yang tadinya menyesakkan dada perlahan menghilang seperti tidak pernah ada.     

 Tes! Tes!     

 Satu tetes keringat yang muncul dari dahi Wu Louchen mengalir melewati dahi kemudian jatuh di lantai.     

 "Aku.... aku kalah!" Dengan suara serak, Wu Louchen mengakui kekalahannya.     

 "Tidak mungkin! Ternyata Ye Yuan sudah sehebat itu! Kau lihat kan cara dia bergerak menyerang tadi?"     

 "Aku tidak bisa melihatnya dengan jelas. Sepertinya dia berteleportasi ke arah Wu Locuhen dan Wu langsung mengakui kekalahannya. Apa ini benar kekuatan dari seorang petarung di tingkat kedua Penggabungan Jiwa? Ye Yuan bukan lagi orang yang sama dengan kita."     

 "Ini tidak masuk akal! Ye Yuan itu kan kekuatannya jelas-jelas masih berada di tingkat Kedua Penggabungan Jiwa sementara Louchen ada di tingkat ketiga. Meski katakanlah Wu Louchen bukan tandingan Ye Yuan, tapi seharusnya tidak sebesar ini jarak kekuatan mereka? Wu Louchen sama sekali tidak bisa melakukan serangan balik! Jika ini pertarungan maut maka Wu Louchen pasti sudah tewas barusan."     

 "Wah... kemampuan Ye Yuan ini sudah tidak bisa dilogika dengan otak manusia!"     

 Para murid yang menyaksikan bahkan tidak bisa melihat bagaimana Ye Yuan melakukan serangan pada Wu Louchen.     

 Apa yang mereka saksikan sama dengan apa yang dialami Wu Louchen. Pandangan mata mereka kabur kemudian melihat Wu Louchen mengaku kalah.     

 Mo Yuntian menyaksikan kejadian itu, hanya mengangguk-anggukkan kepala. Dia berkata kepada Jiang Yunhe.     

 "Kemampuan Jurus Pedang Dao yang dimiliki Ye Yuan jauh di atas kemampuanku. Jari tangan yang ditunjukkan tadi bisa bergerak sesuai dengan yang dia inginkan. Ketika dia mengeluarkan jarinya, kekuatan gelombang Energi Qi bergerak menuju langit. Ketika dia menyingkirkan jarinya, awan berubah menjadi tipis dan angin bergerak pelan. Kemampuan mengayunkan sesuatu yang begitu berat namun terasa ringan itu seharusnya tidak kita lihat dari anak semuda Ye Yuan. Memang Ye Yuan hanya berumur 15 tahun. Tapi, melihat bagaimana dia melakukan hal seperti itu, dia seperti seorang tua yang sudah lama menekuni Ilmu Pedang Dao."     

 "Haha, benar! Ye Yuan memang sudah terlihat seperti seekor unggas di antara ayam-ayam di perguruan ini. Bahkan murid nomor satu Gelar Kehormatan Long Tang tidak akan bisa menghadapi serangannya. Jika dia tidak masuk aliran maka kekuatannya tidak akan ada gunanya di sini karena dia terlalu kuat," Jiang Yunhe ikut berbicara dengan terus mengulaskan senyum.     

 Ye Yuan melihat ke arah Wu Louchen kemudian berkata dengan wajah sumringah pada pemuda itu.     

 "Hati Kakak Wu sangatlah kokoh. Sungguh patut dipuji! Jurus satu jari tadi anggap saja sebagai sebuah hadiah perpisahan dariku untuk Kakak Wu."     

 Ye Yuan tadi tidak menggunakan kekuatan penuh di jarinya. Apa yang dia tunjukkan ke Wu Louchen tadi hanya sebuah konsep tentang jurus jarinya.     

 Tingkat kekuatan Ye Yuan sudah tidak bisa dijangkau lagi oleh akal sehat Wu Louchen. Ye Yuan tadi hanya menggunakan sedikit pemahaman tentang Surgawi Dao ke dalam jarinya. Hanya keberuntunganlah yang bisa membuat Wu Louchen memahami hal tersebut. Karena meski hanya sedikit yang ditunjukkan Ye Yuan, cukup bagi Louchen untuk menggunakan seluruh hidupnya seandainya dia ingin menguasai dan memahami hal itu.     

 Seluruh tubuh Wu Louchen gemetar begitu dia mendengar kalimat Ye Yuan. Pikirannya kembali mengingat bagaimana Ye Yuan mengeluarkan jurus jarinya tadi. Rasanya seperti menggenggam sesuatu namun ternyata tidak. Kesimpulannya terasa seperti cahaya bulan yang bisa dilihat di air.     

 Ye Yuan hanya tersenyum tipis dan tidak mencoba untuk menjelaskan. Dia justru berbalik menghadap Long Tang dan berkata.     

 "Kakak Long, sekarang giliran kita."     

 Tidak disangka Long Tang menjabat tangan Ye Yuan dan berkata, "Tidak perlu bertarung, Ye Yuan. Aku sudah tahu jarak kekuatan di antara kita. Jurus jari yang kau tunjukkan tadi sudah cukup untuk membuatku sadar bahwa aku tidak akan bisa menghadapinya. Aku tahu kau tidak menggunakan kekuatan penuh! Namun jari tadi memiliki kekuatan lebih besar dari apa yang aku pahami ketika melewati Jalan Sembilan Surga. Aku sebenarnya pun mendapatkan banyak pelajaran berharga di sana."     

 Para murid yang ada di sana sebenarnya ingin menyaksikan pertarungan antara Ye Yuan dan Long Tang. Mereka tidak menyangka jika akhirnya akan seperti ini.     

 Dari awal sampai akhir, Ye Yuan hanya menunjukkan jarinya dan.. semua orang mundur.     

 Setelah semua murid bubar, ternyata Wu Louchen masih berdiri mematung di tengah alun-alun. Setiap hari, para murid yang lewat mencoba mencari tahu apa yang terjadi dengan Wu Louchen. Ketua Perguruan memerintah para murid untuk tidak menganggunya. Jadi, tidak ada orang yang berani mendekat dan mengajaknya berbicara.     

 Wu Louchen berdiri di tengah alun-alun selama tujuh hari.     

 Setelah seminggu, akhirnya Wu Louchen menengadahkan wajahnya ke langit dan berteriak keras. Dengan gelombang energi dari tangannya, dia melancarkan serangan tinju yang mengeluarkan suara naga dan macan yang mengaung.     

 Sebuah patung singa yang ada di alun-alun langsung berubah menjadi debu begitu terkena suaranya. Para murid yang lewat dan melihat kejadian tersebut langsung tertegun, kagum.     

 Mulai dari hari itu, Wu Louchen ternyata mengungguli Zuo Bugi dan langsung naik ke atas menjadi murid nomor satu Gelar Kehormatan.     

 Setelah upacara pelepasan, Ye Yuan kembali ke ibukota dan bersiap untuk pamit kepada kedua orang tuanya.     

 Namun, ternyata setelah kembali ke sana Ye Yuan tidak bisa bertemu dengan Ye Hang dan istrinya. Pengurus Feng di Paviliun Pengobatan Harum memberikan surat kepada Ye Yuan. Ini adalah surat yang ditulis oleh Ye Hang.     

 Dengan ragu, Ye Yuan membuka surat itu dan membacanya.     

 "Yuan, maafkan kami karena pergi tanpa pamit. Sebenarnya selama ini, ayah dan ibu tidak memberitahumu. Kami sebenarnya bukanlah orang dari Wilayah Selatan. Asal kami adalah dari Wilayah Utara. Selama ini karena takut akan mengganggu pertumbuhan di sini, ayah memutuskan untuk tidak kembali ke Utara. Ayah sangat bersyukur mendapatkan berkah karena kejadian keracunan yang menimpamu beberapa waktu lalu itu. Kamu ternyata bisa tumbuh menjadi pribadi yang sangat tangguh.     

 Sekarang, karena kau sudah berhasil masuk ke Aliran Awan Tenang dan urusan di Negeri Qin sudah tuntas maka ayah sudah mantap untuk kembali ke Utara karena memang ada beberapa alasan. Ayah sudah menyerahkan Paviliun Pengobatan Harum untuk diurus oleh Keluarga Kerajaan. 60% keuntungannya akan masuk menjadi milikmu. Jika kau ada perlu kau bisa langsung bicara dengan Yang Mulia. Saat ini yang harus menjadi konsentrasimu adalah terus menebalkan kekuatan dan kemampuanmu di Aliran Awan Tenang. Nanti jika urusan ayah dan ibu sudah selesai, kami akan datang lagi untuk menemuimu."     

 Setelah membaca surat Ye Hang, dahi Ye Yuan berkerut.     

 Meski Ye Hang tidak menuliskan urusan apa yang akan diselesaikannya di Wilayah Utara, dia tahu bahwa urusan itu bukanlah urusan ringan.     

 Jika tidak, tidak mungkin kedua orang tuanya menggunakan cara seperti ini untuk mengucapkan selamat tinggal.     

 Seingat Ye Yuan, dari cerita Nanfeng Yi, dulu ayah dan ibunya dikejar oleh orang-orang dari Negeri Yan. Dari sini, dapat disimpulkan bahwa mereka memiliki musuh yang tangguh. Jika tidak, selama ini mereka tidak mungkin menetap di Wilayah Selatan.     

 "Tuan Muda, apa ada sesuatu yang terjadi dengan Tuan? Kapan dia akan kembali?" Melihat Ye Yuan sedari tadi diam, Feng San tidak tahan untuk bertanya.     

 "Mereka baik-baik saja. Ada keperluan yang harus mereka selesaikan sehingga mereka harus pergi dalam waktu yang lama. Mereka mungkin tidak akan kembali dalam waktu dekat ini. Jadi, tidak akan ada orang dari Keluarga Ye yang akan mengurus Paviliun Pengobatan Harum. Kami harus menyusahkan pengurus Ye untuk mengurusi klinik ini," Ye Yuan berkata dengan sebuah senyuman.     

 "Jangan berkata seperti itu, Tuan Muda. Paviliun Pengobatan Harum ini sudah seperti rumahku sendiri. Setelah Tuan kembali aku pasti akan mengembalikan klinik ini dalam keadaan utuh seperti sedia kala," kata Feng San.     

 "Haha. Terima kasih, Pengurus Feng. Karena ayah dan ibu tidak ada di sini maka aku pun tidak bisa lama-lama di sini. Aku akan langsung berangkat ke Aliran Awan Tenang. Sampai jumpa lagi, Pengurus Feng!" Ye Yuan pamit pergi.     

 Feng San melihat kepergian Ye Yuan dari jauh. Air mata menetes membasahi wajah tuanya. Dalam waktu sekejap, rumah Keluarga Ye menjadi suny, kosong.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.