Dewa Obat Tak Tertandingi

Dibuat Terbang!



Dibuat Terbang!

0 "Hahaha! Apa tidak ada yang memberitahumu kalau hal pertama yang harus kau lakukan ketika masuk Asrama Bumi adalah menghormati Kakak Ceng? Kau ingin masuk? Beri salam hormat dulu pada Kakak Ceng sebelum bicara!" Seseorang memberitahu Ye Yuan dari arah samping. Ceng yang dimaksud bernama Ceng Yu. Seorang murid kejam yang ada di Asrama Bumi.     

 Tentu saja tindakan sok berkuasa yang dilakukan oleh Ceng Yu hanya dilakukan kepada murid yang dianggap lemah atau murid baru yang baru masuk ke Asrama Bumi. Dia tentu tidak akan memperlakukan murid kuat seperti Zhang Jing dengan cara yang berbeda.     

 Ceng Yu menatap Ye Yuan tenang namun berkata dengan nada mengejek.     

 "Kau ingin aku minggir? Baik. tapi tergantung dari apa yang akan kau lakukan untuk membuatku minggir. Kalau kau tidak memiliki kemampuan untuk membuatku minggir maka kau sebaiknya tinggal di sana. Rumah itu yang seharusnya menjadi tempat tinggalmu."     

 Ye Yuan mengikuti arah telunjuk Ceng Yu, mengarah pada sebuah gubuk. Tempat itu adalah tempat penyimpanan kayu untuk dibakar.     

 Zhang Jiang belum berjalan jauh. Dia dapat melihat tindakan Ceng Yu pada Ye Yuan. Meski begitu, dia tidak berencana untuk menolong Ye Yuan. Dia ingin melihat kemampuan apa yang sebenarnya Ye Yuan miliki hingga Kakak Mo memintanya untuk menempatkan bocah itu di Asrama Bumi. Jika memang keadaannya sudah tidak terkendali baru Zhang Jiang datang untuk membantu.     

 Namun, jika Ye Yuan terbukti kalah oleh murid yang mengganggunya kali ini berarti niat Mo Yuntian menempatkan Ye Yuan di Asrama Bumi memang sengaja digunakan untuk menghancurkan anak itu.     

 Ye Yuan hanya menggelengkan kepala, menjawab dengan nada ringan.     

 "Apakah tidak ada pilihan ketiga yang bisa aku pilih?"     

 Gelak tawa Ceng Yu terdengar keras. "Ya Tentu saja ada. Aku-lah pilihan ketiga itu!"     

 Ye Yuan tidak berbicara. Dia diam menunggu Ceng Yu untuk berbicara lagi.     

 "Dilihat dari penampilanmu, kau baru saja masuk kan? jika kau memberikan 100 poinmu, kau bisa tinggal di sini semalam. Bagaimana? Tawaranku masih masuk akal kan? Kau tidak hanya memberikan poin itu hari ini tetapi besok-besok juga. Pokoknya 100 poin untuk satu malam. Kalau kau tidak mau maka kau harus tinggal di gubuk itu!" Ceng Yu memasang wajah tulus seolah-olah dia adalah dermawan yang baik hati.     

 Sebenarnya, membuli murid baru seperti itu, dilakukan oleh Ceng Yu kepada murid baru sering terjadi.     

 Ceng Yu dan teman-temannya mempertahankan poin mereka dengan cara memeras poin dari murid baru. Oleh karena itu, kehidupan mereka di Asrama Bumi cukup menyenangkan.     

 Tentu saja, apa yang dilakukan Ceng Yu terjadi pada orang yang tidak memiliki ambisi untuk naik tingkat atau sudah tidak memiliki kesempatan untuk meningkatkan kekuatan diri mereka. Dalam hal ini, apa yang dilakukan oleh pihak Aliran tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di Perguruan Dan Wu. Selama orang ini tidak melanggar peraturan Aliran dan tidak menyebabkan kematian seseorang maka tidak ada yang peduli dengan orang penindas macam Ceng Yu ini.     

 Dalam dunia beladiri, kekuatan memang selalu menjadi topik utama. Bisa dikatakan bahwa siapa yang kuat maka dia-lah yang menang.     

 Ye Yuan tidak menunjukkan sikap marah. Sebaliknya, dia justru sangat tertarik dengan pernyataan Ceng Yu.     

 "Poin bisa dipindahkan secara pribadi?"     

 "Tentu saja! Selama kau mau, kau bisa memindahkan poin dengan menggunakan kekuatan jiwamu kepada tanda pengenalku. Ini harus dilakukan satu arah. Kau sendiri yang harus memberikannya padaku. Bagaimana? Ayo kita mulai?" Ceng Yu tidak berpikir panjang dan hanya menjelaskan.     

 Ye Yuan menganggukkan kepala.     

 "Okay, ayo kita mulai!"     

 Ceng Yu tersenyum menyeringai dan mengeluarkan tanda pengenalnya.     

 "Seorang lelaki yang sadar dengan keadaan dirinya adalah lelaki yang hebat. Aku sangat mengagumimu, bocah! Terus terang, setelah ini aku akan meberikanmu potongan 20%, jadi seterusnya kau hanya harus memberikanku 80 saja permalam!"     

 Ceng Yu pada awalnya berpikir bahwa di harus mengeluarkan cukup tenaga untuk membuat Ye Yuan menyerahkan poinnya. Ternyata, si bocah tersebut penakut yang cepat sekali menyerah.     

 Tapi kalau dipikir-pikir, dengan sekali pukul saja dia sudah bisa membuat Ye Yuan yang hanya berada di tingkat kedua Penggabungan Jiwa terbaring di atas kasur selama dua minggu. Namun hal ini tidak lebih baik dari pada langsung menyerahkan poin dari tanda pengenal. Sebuah tindakan bijaksana memang Ye Yuan menghindari dirinya dari bahaya sementara orang lain mendapatkan apa yang diinginkannya.     

 Setelah beberapa saat, Ye Yuan ternyata tidak mengeluarkan tanda pengenalnya. Dia justru berkata dengan sebuah seringai terulas di bibirnya.     

 "Kakak Ceng? Sepertinya kalian salah paham. Maksudku adalah kalian-lah yang memindahkan poin itu pada tanda pengenalku. Hmm... aku adalah orang yang adil. Cukup 200 poin untuk tinggal di sini selama satu malam."     

 Wajah Ceng Yu jelas langsung berubah masam. Dia baru sadar ternyata telah dipermainkan oleh Ye Yuan.     

 "Kau berani sekali bocah sialan! Kau berani menghinaku. Aku adalah Ceng Yu!"     

 "Hei, apa kau cari mati? Jangan salahkan Kakak Ceng kalau kau tidak selamat."     

 "Ternyata dia anak yang kurang ajar. Kita salah menilainya! Kakak Ceng, aku akan memberikan pelajaran pada bocah sialan ini!"     

 "Berani-beraninya kau menghina Kakak Ceng. Kau bahkan tidak akan bisa tidur di gudang kayu sekalipun."     

 Orang-orang yang ada di sekitar Ceng Yu mulai bersiap-siap untuk menyerang. Masing-masing dari mereka sedang mencari kesenangan dari penderitaan orang lain dan bahkan bersama-sama saling mendukung untuk menyerang.     

 Ye Yuan hanya tersenyum.     

 "Aku tidak mengatakan kalau aku ingin memindahkan poinku ke kalian. Kalian-lah yang berpikir seperti itu. Mulai malam ini, kalian bisa tidur di gudang kayu dengan memberikanku 100 poin."     

 Orang-orang melihat Ye Yuan seolah-olah mereka sedang menatap seorang bodoh. Bocah sialan itu sepertinya memang sudah gila.     

 Namun, mereka berpikir bahwa permasalah ini tidak akan berakhir dengan baik. Khususnya Zhang Jing yang mengawasi dari jauh. Awalnya dia pikir Ye Yuan adalah seorang penakut, yang tidak ingin menyerang dan langsung menyerah dengan ancaman Ceng Yu. Dia tidak menyangka ternyata sekarang keadaannya berbalik 180 derajat. Ye Yuan bahkan berani untuk meminta imbalan perlindungan berupa poin dari Ceng Yu.     

 Zhang Jiang masih tidak tahu apakah sikap Ye Yuan memang menunjukkan kemampuannya atau memang dia orang yang bodoh, tipikal anak manja.     

 "Hehehe.. kau sepertinya tidak akan menangis hingga kau melihat kotak mayatmu sendiri. Karena kau memang ingin tidur di luar maka aku akan mengabulkan permintaanmu!"     

 "Jurus Telapak Tangan Angin Geledek."     

 Ceng Yu menyimpan kembali tanda pengenalnya dan langsung menyerang Ye Yuan dengan kekuatan kilat telapak tangannya.     

 Dia terlihat bergerak sangat cepat namun Ye Yuan jauh lebih cepat.     

 Jurus Jiwa Kosong Penghancur Ruang tiba-tiba dikeluarkan. Jari Pedang Ye Yuan sudah sampai di depan Ceng Yu dalam waktu sekejap. Dia datang lebih dahulu meski sebenarnya dia bergerak lebih lambat.     

 Pukulan telapak tangan Ceng Yu tidak memukul apapun namun jari pedang Ye Yuan telah menyentuh dada Ceng Yu.     

 Melihat hal itu, setiap mata murid yang menyaksikan melebar.     

 Ini jelas sebuah peringatan, dilakukan dengan cara yang cepat! Sebelumnya, Ye Yuan masih terlihat lemah seperti sebuah kuncup rumput yang bergerak karena angin. Namun sekarang, dia telah sepenuhnya berubah seperti sebuah pedang tajam yang kokoh.     

 Terlihat bahwa jari pedang hanya menepuk dada Ceng Yu. Gerakan itu tidak dilakukan dengan menggunakan banyak kekuatan.     

 Namun, ternyata tubuh Ceng Yu terhempas seperti telah bertabrakan dengan sebuah pegas. Tubuh itu berhenti setelah berguling menjauh sepanjang beberapa kaki.     

 Ye Yuan melihat ke arah jari pedangnya, dahinya mengkerut.     

 "Sepertinya aku harus menggunakan waktu untuk lebih mempertebal kekuatan. Ternyata jari pedang ini gagal menembus energi murni pelindung."     

 Semua orang langsung terkejut, membatu, mendengar kalimat Ye Yuan. Bagaimana mungkin ada seorang petarung tingkat kedua Penggabungan Jiwa yang bisa menghempaskan tubuh petarung tingkat keenam Penggabungan Jiwa dan ternyata dia masih menggerutu dengan hasilnya.     

 Meski Ceng Yu dikenal sebagai murid dungu namun kekuatannya tidaklah begitu lemah. Jika dia lemah, tidak mungkin dia bisa bertahan di Asrama Bumi.     

 Di Asrama Bumi, jika ada seseorang yang ingin menjadi penguasa atas banyak murid maka setidaknya dia harus memiliki kekuatan.     

 Murid aliran yang tinggal di Asrama Bumi tidak lembek seperti buah persik yang bisa diperlakukan sesukanya. Tanpa adanya kemampuan, Ceng Yu dan kawan-kawannya justru yang akan dihajar babak belur.     

 Sebelumnya, Ceng Yu tidak pernah gagal menindas murid baru di sini. Dia tidak sembarangan menindas murid baru. Dia akan melihat kemampuan murid itu terlebih dahulu. Jika yang dihadapi itu adalah petarung yang cukup garang maka dia akan mundur.     

 Hari ini, dia tidak menyangka akan dibuat terbang oleh seorang petarung tingkat Kedua Penggabungan Jiwa.     

 "Hei, merangkaklah jika kau belum mati. Kalian, maju semua!" Ye Yuan berkata pada Ceng Yu yang berpura-pura mati terbujur di atas tanah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.