Dewa Obat Tak Tertandingi

Membuang Pedang



Membuang Pedang

0 Pertarungan antara Tian Yu dan Ye Yuan belum dimulai namun sekitar panggung sudah penuh sesak dengan penonton. Tian Yu masih bermeditasi di atas panggung dengan sebuah pedang panjang diletakkan di depannya.     

 "Ckckck! Ini kali pertama aku melihat Kakak Tian Yu benar-benar serius dalam sebuah pertarungan. Dia sudah sampai di sini sejam yang lalu. Dia datang lebih awal."     

 "Tidak heran! Kekuatan pedang Ye Yuan sangat kuat. Aku kira nantinya dia akan bisa menghambat pergerakan pedang Kakak Tian Yu. Pertarungan semacam ini tentu lumpuh. Jika sudah seperti ini tidak mungkin Kakak Tian Yu tidak serius."     

 "Kekuatan pedang Kakak Tian Yu kan sebenarnya sudah sangat hebat. Aku selalu menjadikannya sebagai panutanku. Aku tidak mengira jika ada orang macam Ye Yuan muncul kali ini! Setelah melihat kekuatan pedangnya, harapanku untuk menguasai pedang ini sepertinya sudah hilang. Terlalu jauh di atas nalarku!"     

 "..Kau benar! Kekuatan yang ditunjukkan dari pedang Ye Yuan bisa membuat orang putus asa."     

 "Aku sungguh tidak tahu bagaimana nanti Kakak Tian Yu akan menghadapi kekuatan pedang Ye Yuan. Sebenarnya, aku masih berharap dia yang menang karena Tian Yu adalah pemimpin dari para murid inti."     

 Pikiran Tian Yu tidak melayang ke mana-mana. Dia sudah duduk di atas tanah arena pertarungan selama satu jam. Ini dia lakukan bukan karena dia percaya hal mistis namun karena kali ini dia merasa harus serius menghadapi lawannya. Awalnya, Tian Yu merasa bahwa Ye Yuan sekedar murid baru yang memiliki kekuatan hebat. Dia tidak menyangka dalam waktu sekejap, anak ini bisa berada pada posisi menjadi lawannya di babak akhir. Ditambah lagi, kekuatan pedang Ye Yuan membuat hati Tian Yu menjadi resah.     

 Setiap petarung bela diri pasti tahu bahwa sangat penting untuk mendalami apa yang dia kuasai. Dan ini bukanlah hal yang mudah. Jalan yang dilalui pasti bergejolak dan berat! Bahkan tak banyak yang berani untuk menantang diri mereka untuk menekuninya.     

 Ketika baru dilahirkan, orang belajar dengan cara meniru, baik itu berjalan atau berbicara. Ilmu Bela Diri juga sama seperti itu. Penguasaan bela diri dimulai dengan meniru orang lain kemudian setelah itu jika sudah bisa petarung akan mencari jalan mereka sendiri. Yang membedakan dengan berjalan atau berbicara adalah jalur bela diri tentunya lebih sulit untuk dikuasai. Sebuah kesalahan yang dilakukan oleh petarung akan membuatnya membuang waktu dan hasilnya akan berdampak pada lambatnya proses peningkatan kekuatan. Jika sudah seperti ini, bisa dikatakan bahwa kerugian yang muncul jauh lebih besar daripada keuntungan yang didapat.     

 Potensi seseorang akan cepat habis jika mereka tidak berada pada jalur yang mereka buat sendiri. selain itu, jika potensi mereka sudah habis mereka akan langsung terhenti di tingkat kekuatan yang mereka kuasai tanpa bisa naik lagi. Meski begitu, tak banyak para petarung yang berani mengambil resiko mencari jalan bela diri mereka sendiri. Kebanyakan dari mereka lebih suka untuk meniru apa yang sudah dilakukan oleh orang lain.     

 Jika Tian Yu memilih membuat jalannya sendiri dalam hal bela diri, maka sekali dia tidak membuat peningkatan dalam beberapa tahun maka, semua keuntungan yang dia miliki akan hilang. Namun, jika dia berhasil, dia akan bisa berjalan lebih jauh di masa mendatang. Hal inilah yang ini dia coba lewat pertarungan melawan Ye Yuan kali ini.     

 Meski Tian Yu sudah melihat pertarungan yang dilakukan Ye Yuan dan bisa menakar kekuatan lawannya itu, rasanya tidak akan sama jika dia tidak mengalaminya sendiri. Dia ingin merasakan sendiri sampai pada tahap mana kekuatan Ye Yuan.     

 "Ye Yuan tiba!" Seseorang dari kerumunan tiba-tiba berteriak.     

 Para penonton langsung memberi jalan untuk Ye Yuan lewat. Begitu melihat sudah ada Tian Yu di panggung bermeditasi, Ye Yuan tampaknya cukup tercengang.     

 Tian Yu membuka matanya dan melihat ke arah Ye Yuan.     

 "Aku tahu kau bisa melewati Jalan Sembilan Surga ketika kekuatanmu masih berada di tingkat Energi Murni Qi. Aku juga berpikir bahwa kau akan menjadi lawan terkuat cepat atau lambat. Hanya saja aku tidak mengira akan secepat ini hari itu datang."     

 Ye Yuan tidak langsung menjawab. Dia justru bertanya.     

 "Apakah Kakak Tian Yu sudah sampai sini sejak tadi?"     

 Tian Yu menganggukkan kepala.     

 "Sudah satu jam. Pertarungan ini sangat penting bagiku! Aku ingin menemukan Dao-ku sendiri."     

 Ye Yuan menjawab, "Dao letaknya ada di hati! Aku rasa dengan bakat Kakak Tian, bukanlah hal yang sulit untuk menemukannya."     

 Tian Yu menggelengkan kepalanya, "Bagi orang yang tahu memang tidak sulit untuk menemukannya namun bagi yang tidak tahu, hal ini akan menjadi hal yang sulit. Mungkin hal ini mudah bagi kamu. Tidak banyak orang yang berani mengambil langkah ini."     

 Ye Yuan sudah cukup lama bereinkarnasi di dunia ini jadi dia cukup paham dengan kehidupan dari orang-orang yang berada di dunia tingkat rendah. Namun, pemahaman dan pengetahuan yang dia miliki dalam memandang dunia masih sering tidak nyambung dengan orang-orang yang ada di sekitarnya.     

 Bagi orang-orang yang berada di Dunia Khayangan, memahami kekuatan sejati merupakan hal yang biasa. Berbanding terbaik dengan apa yang terjadi di dunia bawah di mana hal tentang kekuatan sejati itu menjadi sesuatu yang masih sulit untuk dilakukan.     

 Kalimat yang diutarakan Ye Yuan terdengar seperti perkataan yang dikeluarkan oleh orang yang tidak paham keadaan orang lain.     

 Di Aliran Awan Tenang, kekuatan Tian Yu mungkin berada di posisi paling atas tetapi kekuatan para petarung berbakat dari Wilayah Selatan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan yang ada di seluruh Dunia Tanpa Batas.     

 Dan lagi, di dunia ini, berapa banyak orang yang mampu menguasai kekuatan sejati?     

 Meski katakanlah Tian Yu ini memiliki bakat yang turun dari langit, menguasai kekuatan sejati masih merupakan hal sulit untuk dicapai.     

 Meski begitu, Ye Yuan memiliki cara lain dalam melihat hal ini. Dia tersenyum.     

 "Itu tidak benar, Kakak Tian Yu! Aku rasa kalimat Kakak Yu tadi yang mengatakan bahwa bagi yang tidak tahu maka akan sulit menemukannya itu sebenarnya tidak ada. Kau seharusnya mengatakan bahwa kau sedang memainkan sebuah permainan! Dalam sebuah permainan, para penonton melihat permainan itu jauh lebih baik daripada pemain itu sendiri. Bagaimana mungkin kau mengatakan bahwa kau tidak bisa jika tidak mencoba melihat dari sudut pandang penonton?"     

 Ekspresi wajah Tian Yu berubah begitu dia mendengar perkataan Ye Yuan.     

 Setelah berbicara dengan Ye Yuan sebelumnya, Tian Yu sebenarnya berkaca pada dirinya selama dua hari. Namun, apa yang dikatakan Ye Yuan barusan sungguh menyentuh hatinya.     

 Ye Yuan melanjutkan.     

 "Meningkatkan kekuatan sebenarnya melawan kehendak langit! Tanpa hati yang tidak mudah takut, tidak mungkin seseorang bisa berjalan jauh! Jika kau tidak berani melompat ke arah 'penonton' , maka pencapaianmu akan berhenti sampai sini saja."     

 Tubuh Tian Yu gemetar begitu dia mendengar kalimat Ye Yuan. Keadaan mental yang sudah dia siapkan selama sejam lamanya kini buyar seketika oleh kalimat Ye Yuan. Dia tahu bahwa apa yang dikatakan Ye Yuan benar. Hanya saja untuk berani melompat ke arah 'penonton' bukanlah hal yang mudah.     

 Ada alasan kenapa Long Tang bisa menguasai bentuk dasar dari kekuatan sejati. Ini bisa terjadi karena pemuda itu melihat Ye Yuan yang tidak takut dan tidak memperdulikan apa pun dalam menekuni jalannya sendiri. Jika Long Tang tidak berani mengikuti jejak Ye Yuan, maka dia akan tetap menjadi jagoan kandang yang selamanya tidak tahu bahwa langit itu luas.     

 Setelah diam beberapa saat, Tian Yu memegang pedangnya dan bangun berdiri. Dia berkata, "Kalau memang seperti itu, aku ingin tahu seberapa hebat Daomu."     

 Ye Yuan menjawab dengan mengulaskan senyum,"Silahkan."     

 Tian Yu tidak langsung menyerang. Dia mengatakan sebuah kalimat.     

"Aku akan melancarkan sebuah serangan pedang! Ye Yuan, tunjukkan seberapa kuat Dao pedangmu itu!"     

 Selesai berbicara, aura kekuatan Tian Yuan langsung berubah. Seluruh tubuhnya seperti berubah menjadi pedang yang tajam.     

 Tian Yu mengibaskan pedang di depan dadanya dan membentuk bulan purnama. Setelah itu, dia melepaskan kekuatan terbaik dari pedangnya. Si bulan purnama terkelupas kemudian berubah menjadi empat goresan energi murni qi yang berwarna biru langit. Mereka bergerak ke arah Ye Yuan.     

 "Jurus Sinar Bulan Tinggi! Kekuatan Kakak Tian Yu dalam kurun waktu setengah tahun ini berkembang pesat hingga membuatku bergidik ngeri."     

 "Jurus Jurus Sinar Bulan Tinggi merupakan jurus kuat dari lapisan ketiga Seni Pedang Azure. Bahkan mungkin para murid dari tingkat Formasi Kristal tidak bisa menguasai jurus itu. Kakak Tian Yu masih berada di tingkat setengah Formasi Kristal namun sudah bisa menguasai hingga pada titik tersebut."     

 "Sungguh dia memiliki bakat yang luar biasa! Dia adalah kandidat yang kuat untuk mengalahkan Kakak Ti Wujiu. Hanya saja... apakah jurus ini efektif untuk melawan Ye Yuan?"     

 Dengan keberhasilan Tian Yu melepaskan empat goresan Pedang Azure menunjukkan bahwa penguasaan pemuda itu pada seni Pedang Azure sudah pada tahap yang tinggi.     

 Jurus Pedang Membelah Bulan Purnama sebenarnya sudah sulit untuk dikuasai. Bahkan di antara para murid elit yang menekuni jurus pedang, hanya sedikit yang bisa menguasainya. Sudah jelas kalau Tian Yu memiliki bakat yang tinggi karena penguasaanya pada jurus tersebut terjadi ketika kekuatannya masih pada tingkat Setengah Formasi Kristal.     

 Hanya saja, bagi Ye Yuan, jurus ini masih masuk kategori lemah. Ye Yuan yang sudah menguasai kekuatan sejati dari Seni Pedang Azure masih kebal dengan serangan semacam ini.     

 Dengan mengayunkan pedangnya, Ye Yuan juga melancarkan serangan empat goresan energi murni qi pedangnya. Meski dikeluarkan setelah serangan Tian Yu, ternyata empat goresan itu sudah sampai terlebih dahulu mengenai goresan pedang Tian Yu dan melenyapkan keempatnya.     

 Melihat hal ini, Tian Yu langsung membuang pedang yang ada di tangannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.