Dewa Obat Tak Tertandingi

Serpihan Pesan Pikiran



Serpihan Pesan Pikiran

0 Memahami dan meretakkan ajian formasi adalah dua hal yang berbeda. Bahkan tingkat kesulitannya pun tidak sama. Meretakkan ajian formasi itu sama halnya dengan tahu 'bagaimana' sementara memahami ajian harus mengetahui 'kenapa dan bagaimana'.     

 Sama seperti manusia yang dari awal tahu akan ada hujan. Namun, ketika mereka mencoba untuk mengetahui 'kenapa ada sesuatu', waktu yang diperlukan menjadi lebih lama.      

 Yang perlu diketahui adalah ajian formasi yang diciptakan oleh Lu Linfeng sangat dalam dan hebat. Meski apa yang dihadapi oleh Ye Yuan kali ini adalah salah satu ciptaan Lu Linfeng ribuan tahun lalu, dia masih kesulitan untuk memahaminya.      

 Ye Yuan sudah menggunakan kekuatan jiwanya dan bahkan memasuki kondisi Hati Yang Setenang Air namun tetap saja dia tidak tahu di mana 'kepala' dari formasi berada.      

 Dalam hati Ye Yuan tetap berteriak kebingungan mencari tahu di mana letak kepala yang dia maksud itu.      

 Ye Yuan merasa menderita saat ini.      

 Mungkinkah ini? dalam hal Formasi Susunan, aku masih tidak bisa mengalahkan Lu Linfeng?      

 Ketika kekuatan jiwa Ye Yuan semakin terkuras habis, tiba-tiba karakter ayat-ayat emas mulai nampak bersinar dalam jiwa dewa Ye Yuan. Ia merasa jiwa dewanya seperti ditusuk dengan sebuah jarum sehingga membuat dia bangun.      

 Sesaat kemudian, Ye Yuan merasa kekuatan jiwanya kembali lagi. Tepat pada saat ini dia melihat Mei Zhen ingin masuk kembali ke dalam formasi. Maka, Ye Yuan langsung berteriak dengan cepat, "Aku baik-baik saja! Jangan masuk!"      

 Kata-kata emas itu adalah karakter paling sederhana yang ada dalam Kitab Suci Jiwa Dewa Obat. Beberapa bulan terakhir, Ye Yuan mencoba untuk memahami karakter-karakter tersebut namun dia hanya sedikit memahaminya. Dia masih belum bisa sepenuhnya jelas akan arti dari kata-kata itu.      

 Kadang-kadang, Ye Yuan merasa dia sudah tahu makna dari kata-kata itu namun di lain kesempatan dia merasa tidak menangkap apa pun.      

 Sehingga saat ini dia tidak menyangka jika karakter ini memberinya keajaiban di saat dia begitu kesulitan.      

 Mengikuti beberapa helaan nafas yang dia ambil, Ye Yuan merasa jiwa dewanya kembali penuh. Saat ini bahkan sudah mencapai tingkat jiwa dewa seorang Tabib Besar.      

 Ye Yuan terkagum-kagum dengan jiwa dewanya sendiri. Dikarenakan saat ini jiwa dewanya terasa lebih sempurna dibandingkan saat dia menjadi Tabib Besar di kehidupan yang sebelumnya. Bisa dikatakan jiwa dewa Ye Yuan saat ini lebih murni dan lebih terasa padat.      

 Sekarang ini, Ye Yuan teringat dengan perkataan ayahnya, Ji Zhengyeng sebelum dia pergi. Apakah mungkin ini adalah pengalaman yang dialami oleh ayahnya sebelum dia meninggal?      

 "Ternyata jiwa dewa seorang Tabib Besar masih bisa lebih baik. Meski saat ini jiwa dewaku memang masih di bawah jiwa dewa seorang Tabib Agung, aku merasa kandungan-kandungan yang tidak murni sudah disingkirkan, semuanya terasa baru. Dulu aku juga meningkatkan kekuatan jiwa dewaku sampai tingkat Tabib Besar namun aku tidak pernah menyangka jika bisa mencapai kondisi seperti saat ini!" kata Ye Yuan dengan nada emosional.      

 "Heh, Lu Linfeng. Aku tidak akan lagi mengasihani boneka-boneka pedangmu ini. Aku akan menghabisi mereka semua."      

 Sekali lagi, Ye Yuan memasuki kondisi Hati Yang Setenang Air. Dengan petunjuk langsung dari jiwa dewa, persepsi Ye Yuan kini semakin jelas.      

 Bayangan-bayangan pedang saling bergerak silang. Ye Yuan terus menganalisa hingga dia akhirnya menemukan beberapa petunjuk.      

 "Ternyata seperti ini! Tidak heran Lu Linfeng bisa mencapai Dao dalam ranah Raja Dewa Agung Yan. Sungguh kekuatannya memang tidak bisa dibandingkan dengan kekuatan manusia biasa."     

 Mata Ye Yuan menjadi berbinar. Dia langsung bergerak ke arah salah satu boneka pedang yang berada di titik pusat Formasi Pengunci Sembilan Revolusi.      

 Dengan kemampuan formasi jalur yang Ye Yuan miliki, dia bisa mengungkap prinsip formasi itu dengan cepat. Meski begitu, dia membutuhkan waktu yang sangat lama sekali untuk menemukan inti masalahnya.      

 Dilihat dari sudut pandang secara sempit, boneka-boneka pedang itu memang tidak berbeda dari boneka-boneka pedang pada umumnya, mereka menggunakan seni, gerakan dan kecepatan pedang yang sama.      

 Meski begitu, Ye Yuan menemukan bahwa ketika satu putaran serangan sudah diluncurkan, terdapat sebuah energi naik turun yang tidak terlalu ketara. Energi fluktuasi inilah yang mendorong serangan selanjutnya. Meski memang terlihat begitu sederhana, menemukan petunjuk fluktuasi energi sangatlah sulit. Hampir-hampir seperti mencari jarum di atas tumpukan jerami. Bahkan Ye Yuan yang memiliki kemampuan untuk menyimpulkan formasi dan memiliki persepsi kuat terhadap kekuatan manusia lebih baik dari pada Zhao Yuyang masih saja kesulitan mencari jejak fluktuasi energi itu.      

 Ye Yuan bergerak cepat ke depan sebuah boneka pedang namun si boneka tidak bisa mendeteksi pergerakan Ye Yuan. Dia masih memegang sebuah pedang panjang di tangannya seperti biasanya.      

 Serangan-serangan pedang yang dilancarkan oleh para boneka pedang secara beruntun terlihat seperti serangan rintik hujan di mana Ye Yuan sebenarnya berdiri namun mampu menghindar dengan bagus.      

 Tepat pada saat itu, jejak gelombang naik turun energi terlihat. Inilah saat yang ditunggu oleh Ye Yuan.      

 Ye Yuan tidak ragu sama sekali. Pedang Canghua yang dia pegang ditusukkan ke arah boneka pedang dengan cepat dan akurat seperti sebuah serangan kilat. Tujuan dari serangan itu bukanlah tubuh dari si boneka pedang melainkan sebuah pedang panjang yang ada di tangan para boneka pedang itu.      

 Suara dentuman logam terdengar ketika pedang panjang yang sebelumnya ada di tangan si boneka pedang terlepas.      

 Para boneka pedang yang lainnya ikut mengerubungi dan menyerang Ye Yuan. Tepat pada saat ini, semua gerakan berhenti di udara dan berhenti mendadak di udara.      

 "Hu....." Ye Yuan menyingkirkan Pedang Canghuanya untuk mengambil nafas sedikit beristirahat.      

 "Apa yang terjadi? Apakah semua boneka pedang itu sudah kehilangan energi murni mereka dan akhirnya tidak bisa menyerang lagi," Tian Yu bertanya bingung.      

 "Salah! Ye Yuan-lah yang menyerang kali pertama. Apakah ini mungkin... dia yang melakukannya?" Mo Yuntian bertanya.      

 "Tidak mungkin! Dia hanya sekali menyerang! Bagaimana dia bisa membuat semua boneka pedang itu berhenti?"      

 "Ini..... aku juga tidak tahu. Mungkin dia berhasil merobek formasinya?"      

 Mei Zhen juga bingung. Dengan hati-hati dia menyusul Ye Yuan dengan cara merangkak.      

 "Ye Yuan, apa kau baik-baik saja?" Mei Zhen bertanya khawatir.      

 "Masih baik, kewalahan sedikit, haha..." Ye Yuan tertawa garing.      

 Ye Yuan saat ini juga masih menyimpan dendam dan ingin membalas pada Lu Linfeng padanya dulu. Namun dia hampir saja terkalahkan. Namun jika dilihat, tindakan Ye Yuan mengambil resiko sangatlah penting. Selain bisa mengendalikan para boneka pedang, Ye Yuan juga mampu memahami Formasi Pengunci Sembilan Revolusi.      

 Dengan adanya para boneka pedang, dia tidak akan takut meski harus menghadapi petarung dari tingkat Transformasi Bahari.      

 Mei Zhen menghela nafas lega.      

 "Bagus kalau begitu. Oh, apa yang kau lakukan tadi? Ada apa dengan boneka-boneka pedang itu?"     

 Ye Yuan tidak langsung menjawab pertanyaan Mei Zhen. Dia hanya tersenyum dan maju ke depan sebuah boneka pedang dan memasukkan energi kekuatan jiwa ke dalamnya.      

 Meski Lu Linfeng memang tidak memberikan Ye Yuan boneka pedang waktu itu, Ye Yuan merasa tidak perlu menceritakan hal seperti ini di hadapan Mei Zhen. Pemahaman Ye Yuan terhadap bonek pedang itu juga menjadi meningkat.      

 Mengendalikan boneka pedang membuat seorang petarung akan menggunakan banyak jiwa dewanya. Ye Yuan meninggalkan jejak jiwa dewanya di dalam tubuh boneka pedang untuk digunakan mengatur mereka.      

 Namun ketika Ye Yuan baru saja memasukkan jiwa dewanya ke dalam alam kesadaran boneka, wajahnya berubah aneh.      

 Sebuah bayangan sosok muda muncul di hadapannya. Apakah dia ini Lu Linfeng? Yang sudah lama pergi.      

 Bayangan muda itu bukanlah jejak Lu Linfeng. Dia hanyalah sisa-sisa pesan yang dia tinggalkan dulunya.      

 Dari situ jelas terlihat kalau Lu Linfeng ingin meninggalkan sesuatu untuk penerusnya. Hanya saja dia tidak memperhitungkan kalau yang dia maksud dengan penerus itu ternyata adalah manusia reinkarnasi dari Ji Qingyun.      

 "Teman muda, karena kau sudah mampu melihatku itu berarti kau sudah memahami Formasi Pengunci Sembilan Revolusi, aku sudah bisa katakan bahwa kau ini penerus warisanku. Jika kau saat ini mampu menghancurkan lebur batasan itu masuk ke alam Khayangan maka datanglah menemuiku. Ingat namaku adalah Pahlawan Agung Yan."      

 Hanya sebuah pesan pendek. Setelah selesai berbicara, gambar itu menghilang di udara.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.