Dewa Obat Tak Tertandingi

Grand Yan Space!



Grand Yan Space!

0 Lan Bao membawa anak buahnya untuk mencari Ye Yuan. Namun setelah mereka mencari selama setengah hari, tidak ada hasil yang mereka dapatkan.      

 Bang!      

 Lan Bao dengan marah memukulkan tangannya ke dinding. Dindingnya baik-baik saja namun tangannya gemetar hingga terasa risih.      

 Sebelumnya seluruh bagian dari Istana Megah Abadi dilindungi dengan ajian formasi susunan yang tentunya sangat kuat. Tidak mungkin seorang petarung di tingkat Transformasi Bahari bisa meruntuhkannya.      

 Lan Bao tidak ingin kehilangan muka di hadapan anak buahnya. Dia menahan rasa sakit dan berkata dengan suara marah, "Di mana kiranya anak bajingan itu sembunyi? Huh?!"      

 Selesai berbicara, dia menoleh ke arah Lin Chao. Lin Chao hanya bisa tersenyum kecut. Dia juga tidak tahu di mana Ye Yuan berada.      

 Lantai dua ini sangat besar sekali. Tempat yang seharusnya didatangi sudah mereka periksa namun hasilnya nihil. Tidak ada pintu keluar yang bisa mereka temukan di lantai dua. Apakah mungkin Ye Yuan terbang ke langit?     

 Lin ChAo akhirnya memikirkan sesuatu.      

 "Apakah mungkin dia naik ke lantai 3?"      

 Ekspresi wajah Lan Bao langsung berubah. Dia bertanya, "Lantai ketiga? Di mana pintu masuknya?"      

 Lin Chao menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tahu. Kita sudah memeriksa semua ruangan yang ada di sini, bahkan tiap sudut juga tidak terlewatkan. Namun tidak ada pintu masuk yang kita temukan."     

 Dengan pengetahuan mereka yang sangat minin tentang formasi susunan, mereka tidak akan tahu kalau lantai kedua ini sebenarnya adalah sebuah formasi susunan yang sangat besar.      

 Itulah kenapa mereka bingung mencari pintu masuk ke lantai 3. Akhirnya Lan Bao pun menyerah karena tidak menemukan apa-apa.      

 Jalur menuju Dunia Badai Ganas sudah terbuka. Masih ada banyak hal yang harus dilakukan. Lan Bao tidak mencurahkan seluruh konsentrasi energinya di sini terus menerus.      

 Meski begitu dia tidak langsung menyerah. Lan Bao meminta Lan Feng untuk menjaga pintu keluar dari jalur bawah tanah.      

 "Nona, kenapa kau tidak membawa pergi Tuan Ye. Kau justru menaruhnya di lantai ketiga?" Yan bertanya pada Li. Dia bingung.      

 "Tempat ini adalah tempat di mana dulu Raja Dewa Agung Yan meninggalkan Dao yang diajarkannya. Bahkan aku sendiri tidak bisa membongkar rahasia yang ada di lantai tiga. Mungkin ini akan menjadi sebuah pertemuan yang bermanfaat bagi Tuan Ye," jawab Li.      

 "Oh begitu..... Tuan Ye sudah memperhitungkan segalanya dan bisa melihat ada harapan di tengah nyawanya yang terancam. Lantai kedua ini sebenarnya adalah sebuah formasi susunan. Kita bahkan sebelumnya tidak tahu kalau tempat ini adalah sebuah formasi susunan. Tuan Ye mengetahuinya dan bahkan berhasil menemukan pintu masuk ke lantai 3. Ini sungguh luar biasa! Tapi sayang, pada akhirnya dia kelelahan dan ambruk. Kalau dia tidak bertemu dengan nona... mungkin dia sudah..."     

 Li tersenyum cantik. Dia menjawab Yan, "Sudah diatur oleh yang kuasa kalau aku harus sedikit membantunya? Apakah ini yang kau sebut sebagai takdir? Yang jelas Tuan Ye belum ditakdirkan untuk mati."     

 Mata Yan melihat ke sekitar. Dia bertanya dengan senyum mencurigakan, "Nona... apa menurutmu.. takdir juga yang mempertemukan kalian berdua?"      

 Li terkejut namun menggelengkan kepalanya beberapa kali.      

 "Hai kau! ngawur! Ayo cepat ikuti orang-orang itu. Kalau kita bergerak pelan seperti ini kita akan kehilangan mereka."      

 Li menghiraukan Yan namun pelayannya itu terkikik. Dia mengikuti Li di belakang.      

 Li dan Yan ternyata sedang mengikuti orang-orang dari Dunia Badai Ganas yang sedang menggiring orang-orang dari kedelapan aliran di Dunia Tanpa Batas.      

 Ye Yuan perlahan tersadar. Dia tidak tahu berapa lama dia tidak sadarkan diri. Dengan susah payah dia membuka matanya. Kini dirinya sedang berada di sebuah ruang belajar yang elegan.      

 "Ini... .tempat apa ini? Aku... aku belum mati kan?" Ye Yuan menggumam sendiri dengan bibirnya yang sudah mengering.      

 "Anak muda... kau belum mati."      

 Ada sebuah suara tua yang terdengar.      

 Ye Yuan mengumpulkan kekuatannya dan mencoba untuk bangun. Dia melihat ada seorang lelaki tua yang sedang membuka halaman buku-buku. Hanya saja, lelaki itu tubuhnya transparan sama seperti tubuh Lu Yan yang dia temui di jalan Sembilan Surga. Sebuah ruh saja.      

 Ye Yuan menggelengkan kepalanya berkali-kali untuk mengingat apa yang sudah terjadi pada dirinya sebelumnya. Ketika dia akhirnya ingat apa yang sudah terjadi, dia berseru terkejut.      

 "Pak Tua.... apakah ini.. mungkin Lantai 3 dari Istana Megah Abadi?"      

 Lelaki tua berhenti sibuk dengan buku-bukunya dan berkata kepada Ye Yuan dengan tersenyum.      

 "Kau benar. Kau saat ini sedang berada di lantai 3 Istana Megah Abadi. Nama tempat ini adalah Ruang Agung Yan."      

 Mendengar tiga kata Ruang Agung Yan, Ye Yuan hampir saja tersedak dan memuntahkan darah dari perutnya.      

 Lu Linfeng, kau ini benar-benar.....      

 Si lelaki tua itu menjadi sedikit bingung mendapati raut wajah Ye Yuan yang nampak aneh. Bagaimana tidak aneh? Ye Yuan adalah seorang petarung di tingkat kekuatan rendah Penggabungan Jiwa. Namun, dia sama sekali tidak terkejut mendapati dirinya di tempat yang luar biasa dan misterius seperti ini.      

 "Maafkan, aku yang belum bisa memberi salam hormat."      

 "Tidak apa-apa."      

 "Boleh aku bertanya pada Anda.. Apakah kau... yang menyelamatkanku?" Ye Yuan bertanya tidak yakin.      

 Lelaki tua itu menggelengkan kepalanya.      

 "Aku rasa kau juga tahu betul bahwa aku ini hanya sebuah ruh. Aku tidak bisa pergi meninggalkan Ruang Agung Yan ini. Kau bisa melihatku jika kau sudah ada di dalam ruang ini."      

 Ye Yuan pun akhirnya mengingat-ingat lagi. Ada sebuah gambaran tidak terlalu jelas yang terlintas di benaknya.      

 Apakah ini benar... dia tidak sedang berhalusinasi?      

 Dia bisa ingat betul bahwa sebelum dirinya pingsan dia masih berada beberapa kaki dari beberapa pilar cahaya pintu masuk. Namun, kenapa saat ini dirinya sudah berada di dalam ruang di lantai tiga ini?      

 Ye Yuan berusaha sekali lagi untuk mengingat apakah ada seseorang yang dia lihat sebelum pingsan. Usahanya gagal, karena hanya ada bayangan kabur wajah yang terekam di otaknya.      

 Meski begitu Ye Yuan tahu bahwa sosok itu adalah seorang wanita yang sepertinya memiliki kecantikan tingkat putri-putri raja. Ye Yuan juga ingat saat ketika Yu Feng waktu itu ambruk. Apakah mungkin wanita ini juga yang membantunya? Hanya... seingatnya dia tidak kenal orang yang memiliki kekuatan besar seperti itu.      

 Setelah lama mencoba untuk mencari tahu, akhirnya Ye Yuan tidak mampu menemukan jawabannya. Apa yang dilakukan oleh wanita itu baik untuk hidupnya. Lain kali jika dia bertemu kembali dengan wanita itu, dia akan berterima kasih dengan cara yang baik.      

 Lelaki itu melihat Ye Yuan yang sedang berkonsentrasi dengan pikirannya. Dia tidak berniat untuk mengganggu. Yang dia lakukan adalah mengamati Ye Yuan dari samping.      

 Dia memperhatikan kalau Ye Yuan ini tidak tergesa-gesa dan dia juga bijaksana tidak seperti pemuda di usianya. Meski memang kekuatanya tidak tinggi namun untuk orang seusianya Ye Yuan bisa dikategorikan sebagai murid jenius.      

 Setelah Ye Yuan selesai berpikir dia langsung minta maaf.      

 "Maaf, aku melamun tadi."     

 Lelaki tua itu tersenyum ramah.      

 "Tidak apa-apa. Aku sudah berada di ruang ini beribu-ribu tahun lamanya. Aku sudah menjelajahi setiap sudut. Jadi hal-hal kecil seperti ini tidak masalah bagiku." Selesai berbicara, Ye Yuan mengeluarkan sebuah pil obat dari cincin penyimpanannya dan meminumnya. Dia mulai mendapatkan kekuatannya kembali. Ketika lelaki tua itu melihat pil yang ditelan Ye Yuan, pupilnya melebar.      

 Meski pil yang Ye Yuan minum itu adalah pil jenis tingkat 3 namun pil itu memiliki kualitas yang tinggi. Selain itu, dengan pengalaman dan pengetahuannya, lelaki tua itu tidak tahu asal dari pil obat tersebut.      

 Dulunya, Aliran Sejati Agung Yan merupakan aliran yang paling kuat di Dunia Tanpa Batas ini. Aliran tersebut memiliki jajaran para tabib dengan kualitas tingkat dewa. Jadi bukan hal yang aneh jika ruh itu tahu tentang pil tingkat 3. Akan tetapi baru kali ini dia melihat pil yang baru saja ditelan oleh Ye Yuan.      

 Sesaat kemudian, ruh itu menjadi semakin terkejut dan tidak bisa berkata apa-apa.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.