Dewa Obat Tak Tertandingi

Lawan Yang Menakutkan



Lawan Yang Menakutkan

0Tong Fangshuo melihat dua pil obat yang ada di hadapannya dan diam beberapa saat.      

"Tuan Tong, aku ingin tahu apakah keputusan aku ini benar atau tidak?" tanya Yang Xiu dengan nasa menyindir.      

Tong Fangshuo terlihat bingung.      

"Aku akui aku memang picik. Saya harap Tetua Yang memaafkan kesalahanku."      

"Huh!" Yang Xiu hanya mendengus dan tidak berkata apa-apa lagi.      

Di sisi lain panggung, Keluarga Xiao akhirnya menghela nafas lega. Babak pertama bisa mereka menangkan. Jika sebelumnya Ye Yuan tidak ikut campur dengan menunjukkan kesalahan yang dilakukan oleh ketujuh tetua di saat-saat penting maka Xiao Ruyan pastinya sudah kalah sekarang.      

Masalahnya saat ini, Keluarga Xiao tidak boleh kalah lagi di dua pertandingan selanjutnya. Jika mereka bisa menang lagi, maka pertandingan di Perkumpulan Pil Agung ini bisa dihentikan.      

"Bagus, Xiao Ruyan!"      

"Ruyan, kau ini memang benar seorang puteri dari Keluarga Xiao!"      

Untuk sesaat, pujian untuk Keluarga Xiao datang bertubi-tubi. Meski begitu, Xiao Ruyan bersikap biasa saja. Dia tidak terlalu suka dengan para tetua yang memujinya.      

"Ji Qing, terima kasih!" Xiao Ruyan mendatangai Ye Yuan dan dengan serius berterima kasih.      

Ye Yuan tertawa. "Nona Ruyanlah yang hebat. Apa yang nona raih tidak ada hubungannya dengan diriku. Pertandingan selanjutnya sudah mau dimulai."      

Xiao Ruyan mengangguk dan kembali ke tempat duduknya. Banyak para anggota Keluarga Xiao yang tidak suka diabaikan begitu saja oleh Xiao Ruyan. Mereka sepertinya menyalahkan Ye Yuan dalam hal ini.      

Tepat pada saat ini, Yang Xiu mulai berbicara lagi. "Baik. Pertandingan yang kedua dimulai. Ini adalah pertandingan antara Xiao Rufeng dan Tong Wenshou."     

Xiao Rufeng berdiri.     

"Tenang. Kalahkan Tong Wenshou di pertandingan ini hingga Tong Wenchang tidak akan akan bisa melanjutkan ke pertandingan selanjutnya. Dengan begitu, kitalah yang menang."     

Xiao Rufeng mengangguk dan langsung maju ke panggung.      

Di sisi panggung, Tong Fangshou juga menghentikan langkah kaki anaknya.      

"Wenshou, beri Xiao Rufeng pelajaran. Tunjukkan pada semua orang bahwa kemampuanmu sudah meningkat."     

"Baik!"      

Begitu melihat Tong Wenshou maju ke depan, Tong Fangshuo tersenyum dengan sinisnya.      

"Xiao Changfeng, apakah menurutmu dengan mengumpulkan 'prajurit' dengan cara seperti ini, kau bisa mengalahkanku? Kau tidak ada artinya bagiku kekuatan besar kami."      

Pertandingan kedua menunjukkan hasil yang melampaui harapan semua orang yang menontonya.      

Teorinya, Xiao Rufeng ini tidak terkalahkan oleh Tong Wenshou. Dia merupakan tabib muda paling jenius meskipun memang saat ini dia tidak berada dalam kondisi prima. Kekuatan dan pengalamannya melebihi Tng Wenshou.      

Kenyataannya, ketika pertandingan dimulai, Tong Wenshou begitu kuat tak terkalahkan hingga membuat semua orang menjadi terkejut.      

Dalam babak pertama, Tong Wenshou berhasil menentukan semua jenis tanaman obat dan bahkan menulis jawaban yang tidak ditulis oleh Xiao Rufeng.      

Dari sini, semua penonton sudah melongo, terkejut.      

Keluarga Xiao sudah mulai ketakutan. Bahkan Xiao Changfeng sudah terlihat muram. Kekuatan Tong Wenshou melebihi apa yang diperkirakan banyak orang.     

"Kuda hitam. Dia adalah kuda hitam dalam pertandingan ini."     

"Xiao Changfeng memeras otaknya merencanakan semuanya. Dia mungkin tidak menyangka kalau Tong Wenshou memiliki kekuatan seperti itu."     

"Meski penampilan Xiao Rufeng kali ini tidak dalam kondisi prima. Sebenarnya dia masih menunjukkan kemampuan dasarnya. Dia begitu tertekan oleh Tong Wenshou."     

"Pertandingan seperti ini patut untuk ditonton. Aku ragu apakah Xiao Rufeng bisa membalikkan kondisinya. Jika dia gagal maka tamatlah riwayat Keluarga Xiao."     

Sekarang ini, banyak terdengar suara bisik-bisik. Penampilan Tong Wenshou membuat semua orang takjub.      

Situasi yang diperkiraan akan memihak Keluarga Xiao kini berubah drastis. Xiao Rufeng juga terkejut. Dia merasa sudah dikalahkan. Sebelumnya, dia sudah dikalahkan oleh tabib muda nomor satu Keluarga Tong, Tong Wenchang. Kalau sampai dia kalah oleh Tong Wenshou, bukankah semua orang di ibukota ini akan menertawakannya?     

Rahang Xiao Rufeng mengeras. Dia berbicara pada dirinya sendiri.      

"Aku harus bangkit. Aku tidak boleh kalah! Jika sampai aku kalah maka habislah riwayat Keluarga Xiao. Aku tidak boleh kalah!"     

Di pertandingan babak kedua, Xiao Rufeng bisa tampil gemilang kembali. Hanya saja, hal ini tidak terlalu penting. Dia menulis satu tanaman obat lebih banyak daripada Tong Wenshou.      

Hasil ini membuat keunggulan Tong Wenshou semakin tinggi.      

"Di babak terakhir ini, Tong Wenshou menunjukkan kemampuannya dasar ilmu pengobatannya yang kuat. Namun, kita tidak tahu bagaimana nanti ketika dia membuat pil obat."     

"Sepertinya beberapa tahun terakhir ini, prestasi Tong Wenshou tertutup oleh Tong Wenchang. Tidak disangka ternyata tabib muda nomor dua keluarga Tong ini sangat kuat. Itulah kenapa dia bisa memenangkan dua babak berturut-turut."     

"Aku merasa kekuatan peracikan pil Tong Wenshou tidak lemah. Setidaknya, kekuatannya tidak lebih lemah dibandingkan Xiao Rufeng dalam kondisi prima. Saat ini Xiao Rufeng tidak dalam kondisi prima. Aku masih belum tahu siapa yang bisa menang."      

Awalnya, orang-orang merasa kemenangan yang diraih oleh Tong Wenshou hanya karena keberuntungan belaka. Namun setelah dua babak, tidak ada yang meragukan kekuatan Ting Wenshou lagi. Dia memiliki kemampuan yang sangat luar biasa meski selama ini hidup di bawah bayang-bayang kehebatan Tong Wenchang.      

"Keluarga Xiao yang bodoh itu masih merasa bisa menang melawan Keluarga Tong. Benar-benar tidak lucu! Sebelum aku naik tingkat, Wenshou memiliki kekuatan yang tidak jauh dariku. Mereka merasa bisa menang melawan Tong Wenshou. Terlalu naïf!" Tong Wenchang mengomentari sambil tertawa.      

'Saat ini, kakak Tong Wenshou mengerahkan seluruh kemampuannya. Selama ini dia tidak pernah sungguh-sungguh menunjukkan prestasinya. Kali ini, dia menunjukkan apa yang dia bisa dihadapan semua orang di ibukota ini.!" Tong Wenhui sekarang sudah kembali ke kondisi normal setelah kalah dari Xiao Ruyan. Sekarang dia ikut tersenyum.      

"Hehehe.. Aku tidak menyangka Xiao Changfeng ternyata memiliki pemuda sialan itu untuk bertarung melawanku. Aku kini sangat bersemangat!" Tong Wenchang melihat ke arah Ye Yuan dari jauh dengan sorot mata tidak suka.      

Tong Wenchang masih merasakan rasa malu yang tadi dia rasakan ketika beradu mulut dengan Ye Yuan di pintu gerbang. Kali ini, dia akan bersungguh-sungguh untuk mengalahkan dan meluluh lantakkan kepercayaan diri Ye Yuan.      

Selesai berbicara, Tong Wenchang memanggil Du Cheng yang ada di belakangnya dengan sebuah gerakan jari. Mata pemuda itu kosong. Dia maju sambil membawa air teh ke hadapannya.      

Tong Wenchang mengambil teh yang disodorkan oleh Du Cheng dan menyesapnya. Dia menunjuk ke arah lututnya dan memerintah.     

"Hei sampah dari Dunia Tanpa Akhir. Cepat pijat kakiku supaya lemas sendinya."     

Jiwa dewa Du Cheng berada dalam kendali Tong Wenchang sehingga apa yang dilakukannya bergantung pada perintah Tong Wenchang. Du Cheng melakukan apa yang diminta Tong Wenchang.      

"Hei.. dasar kau babi! Kenapa kau menekannya terlalu keras! Apa kau mau mati?!"      

Ketika dia berbicara, Tong Wenchang menendang dada Du Cheng untuk mengusirnya.      

Du Cheng memuntahkan darah dari mulutnya. Meski begitu, dia masih susah payah untuk kembali memijat kaki Tong Wenchang.      

Kali ini, Tong Wenchang terlihat senang.      

"Nah ini. Baru pas. Haha."     

"Ji Qing? Apa yang sedang terjadi?" sejak Xiao Ruyan kembali, dia selalu memperhatikan Ye Yuan.      

Dia memperhatikan nafas Ye Yuan naik turun tidak teratur. Dia penasaran.      

Raut wajah Ye Yuan terlihat tidak berubah, Dia menoleh ke arah Xiao Ruyan, tersenyum.      

"Tidak ada apa-apa? pikiranku agak tegang melihat pertandingan penentu ini. Itu saja."     

Tong Wenchang sama sekali tidak tahu kalau lawan yang akan dia hadapi nanti adalah manusia yang sangat menakutkan.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.