Dewa Obat Tak Tertandingi

Bukankah Kau Mengatakannya?



Bukankah Kau Mengatakannya?

0Di tempat kediaman wali kota Fajar.      

Seorang wanita berpakaian setengah terbuka dengan wajah dipenuhi bedak sedang bernapas terengah-engah dipelukan seorang lelaki. Lelaki itu memakai jubah mewah berwarna hitam.      

"Ah! Yang mulia, kau nakal sekali!"      

"Haha! Apa ini yang kau namakan nakal? Masih ada yang lebih nakal lagi dari pada ini!"     

"Hehe. Aku suka kalau kau berbuat nakal seperti ini."     

Ji Feng baru saja akan meneruskan kegiatannya bersama wanita itu ketika ada suara sumbang terdengar dari luar.      

"Lapor!" seorang pelayan masuk ke dalam ruangan sambil langsung berlutut di lantai.      

"Walikota, Yang Mulia, ada sesuatu yang buruk terjadi!"      

Wajah Jin Feng langsung berubah masam. Dia menjawab, "Ada apa? Ribut-ribut seperti ini! Kota Fajar sudah ada di bawah kekuasaan Aliran Rumah Ungu. Tidak mungkin ada yang buruk terjadi."     

"Yang Mulia.... Tuan Muda! Dia... Dia..." kata sang pelayan dengan nafas terengah.      

Raut wajah Jin Feng berubah. Dia mendorong wanita yang ada di lengan tangannya dan langsung berdiri.      

"Kenapa? Ada apa dengan Tuan Muda? Apakah masih ada orang di Kota Fajar yang berani untuk menyentuhnya?"      

"Tuan Muda.... Bagaimana aku mengatakannya. Energi murni tuan muda dikunci oleh seseorang dan sekarang dia digantung di gerbang kota! Bahkan ada selembar kain yang juga digantung bersama dengan Tuan Muda. Tulisannya.. Tulisannya..."     

"Apa kau tidak bisa bicara dengan benar? Cepat katakan! Apa tulisannya?" Jin Feng meraih kerah baju pelayan itu dan bertanya.      

"Aku tidak berani mengatakannya," kata si pelayan takut.      

"Katakan! Atau aku akan memukulmu sampai remuk di sini!" teriak Jin Feng.      

"Jangan! Ku mohon jangan lakukan itu! di atasnya ada tulisan.... Aku adalah anak kura-kura."     

Jin Feng langsung menjatuhkan tubuh si pelayan ke lantai dengan sekali pukulan tangannya.      

"Aku ingin tahu. Ternyata ada orang yang lebih berani dari padaku di Kota Fajar ini. Dia berani mengatakan kalau Jin Peng anak kura-kura. Itu berarti dia juga menghinaku. Sepertinya, dua tahun ini aku terlalu lembek dengan orang-orang di kota ini. Ada beberapa orang yang mulai bertingkah dan tidak menghargai sikapku selama ini."     

Selesai berbicara, Jin Feng langsung keluar.      

Ada begitu banyak orang yang berkumpul di depan gerbang kota. Banyak orang yang menunjuk kepada sesuatu.      

"Siapa anak muda itu? Berani sekali dia mengolok-olok Jin Peng?"      

"Aku tidak peduli siapa dia. Apa pun itu, dia sebenarnya sudah melampiaskan kemarahan kita selama ini. Akhirnya ada juga orang yang berani keluar untuk menghadapinya."     

"Haha! Kau benar juga. Ayah dan anak ini memang seperti vampir, dulu mereka sering mengambil kristal energi kita secara curang. Kau lihat tulisan di atas kain itu? Haha! Kura-kura tua! Anak kura-kura! Tulisannya sangat jelas!"      

Jin Feng merupakan sosok yang kuat di kota ini. Dia juga memiliki banyak petarung ahli. Para petarung yang sedang berbincang ini biasanya tidak berani untuk berkomentar tentang Jin Feng.      

Hari ini, ada seseorang yang membantu mereka melampiaskan kemarahan yang tertekan selama ini. Oleh karena itu, saat ini mereka seperti merasakan kelegaan.      

Ye Yuan berdiri di atas tembok gerbang kota, dengan satu kaki yang berdiri di atas sebuah tali. Salah satu ujung talinya diikatkan pada kaki Jin Peng. Dia terlihat seperti seorang bocah anak kaya yang sedang bermain-main.      

Jin Peng pada awalnya masih tidak ingin mengakui kesalahannya. Namun karena energi murninya dikunci oleh Ye Yuan maka dia saat ini sama dengan orang biasa.      

Karena ditarik berulang-ulang dari atas ke bawah, dia merasa darahnya sudah mengalir memenuhi kepalanya. Akhirnya, dia pingsan.      

Begitu melihat Jin Peng tak sadarkan diri, orang-orang yang melihat dari bawah langsung bersorak memberikan pujian. Namun tak lama kemudian, ada sosok dengan aura kuat yang datang mendekat. Semua orang langsung terdiam. Mereka semua tahu siapa orang ini.      

"Peng!" Jin Feng melihat putranya diikat di depan tembok kota dari kejauhan dan langsung terlihat begitu murka sampai seperti mengeluarkan asap dari ketujuh lubang di tubuhnya.      

Jin Feng mendekati Ye Yuan dan berdiri melayang di udara sambil berbicara dengan suara dalam, "Hai kau bocah kurang ajar! Besar juga nyalimu! Kau berani-beraninya menantang orang yang memiliki kekuasaan di sini!"     

Ye Yuan hanya menyeringai.      

"Anakmu-lah yang menyerangku terlebih dahulu. Maaf kalau aku tidak suka melihat ada anak penguasa yang lebih kurang ajar dari pada aku."     

Begitu melihat Ye Yuan begitu sombongnya, Jin Feng menjadi semakin marah.      

"Kurang ajar! Turunkan Peng! Atau aku akan membunuhmu tanpa menyisakan mayatmu!" Jin Feng sudah tidak lagi menutupi keinginannya untuk menghabisi nyawa Ye Yuan.      

Adegan selanjutnya membuat jantung semua orang berdegup kencang. Ye Yuan bilang oh dan.... kemudian mengangkat kakinya.      

Kota Fajar merupakan kota perbatasan yang cukup besar. Oleh karena itu gerbang kota dibangun dengan megahnya.      

Sebelumnya, tubuh Ji Peng digantung oleh Ye Yuan hingga pada posisi yang tertinggi, beberapa kaki dari atas tanah di tembok gerbang kota.      

Dalam sekejap, terdengar suara benda jatuh menghantam tanah. Kepala Jin Peng terbentur dengan tanah. Dia langsung tidak bergerak sama sekali.      

Semua orang menduga kalau Ye Yuan akan berbincang-bincang terlebih dahulu dengan Jin Feng sebelum dengan mengatakan kalimat-kalimat kasar. Namun tidak disangka kalau Ye Yuan justru langsung melepas injakan talinya.      

"Kau! Kenapa kau tidak melepaskan talinya?" Kata Jin Feng, saat ini dia benar-benar sudah marah.      

Ye Yuan hanya menjawab, "Huh! Bukankah kau tadi mengatakan padaku untuk melepaskannya?"      

"Huh!" Jin Feng hampir saja meludahkankan darah dari mulutnya.      

Aku memang meminta kamu untuk melepaskannya tapi bukan dengan cara seperti itu.      

Karena energi murni Jin Peng dikunci maka dia tidak bisa menggunakan kekuatan energi murni untuk melindungi tubuhnya. Oleh karena itulah ketika dia dilepaskan oleh Ye Yuan, tubuhnya langsung menubruk tanah.      

Meski tubuh para petarung sebenarnya memang kuat dengan adanya energi murni akan tetapi tubuhnya pun juga terdiri dari daging dan darah.      

Jin Peng langsung mendarat di atas tanah dari ketinggian beratus-ratus kaki, bahkan kepalanya duluan yang membentur tanah.      

"Oh, aku lupa memberitahu kalian. Kau tadi menaruh cukup banyak energi murni di atas tali. Itu kenapa jatuhnya lebih cepat. Kalian cepat periksa dia. Jangan sampai dia mati."      

Kalimat yang diucapkan Ye Yuan, membuat semua orang menjadi terkejut.      

Jin Feng langsung goyah dan hampir saja jatuh dari udara. Anak ini benar-benar berani!      

"Kau memang memiliki nyali anak muda! Kau akan menyesali apa yang telah kau lakukan hari ini!" Jin Feng menggertakkan giginya dengan amarah yang meluap sambil menatap tajam Ye Yuan.      

Selesai berbicara, dia langsung melompat untuk mendekati tubuh Jin Peng. Tanah di mana tempat jatuhnya Jin Peng merupakan batu bata. Saat ini, batu itu menjadi pecah berkeping-keping karena bertabrakan dengan kepala Jin Peng.      

Setengah bagian atas tubuh Jin Peng masuk ke dalam tanah, dan hanya menyisakan bagian bawah tubuhnya. Dia terlihat seperti tanaman bawang.      

Sejak jatuh, Jin Peng tidak mengucapkan sepatah kata apa pun. Keadaan ini jelas membuat Jin Feng merasakan adanya sebuah firasat buruk.      

Kalau memang dia jatuh dalam keadaan biasa, dia pastinya akan sedikit mengeluarkan suara. Namun, Ye Yuan tadi mengatakan kalau dirinya menaruh energi murni di tali. Kecepatan jatuhnya pun begitu cepat sampai-sampai Jin Feng sendiri hanya diam dan seketika tubuh Jin Peng sudah jatuh ke tanah.      

Jin Feng menarik tubuh anaknya keluar dari dalam tanah. Kepala Jin Feng sudah tidak karuan karena terluka parah. Begitu melihat kondisi anaknya sampai parah begini, keinginan membunuh Jin Feng mendadak langsung naik.      

"Keluar kalian!" Jin Feng berteriak.      

Dua petarung keluar dari kerumunan.      

"Yang Mulia walikota!"      

"Bawa Jin Peng ke rumah. Segera cari orang untuk menyembuhkannya!" kata Jin Feng dengan suara rendah.      

"Baik!"      

Kedua petarung langsung membopong tubuh Jin Peng. Raut wajah Jin Feng terlihat semakin sedih. Dari awal sampai akhir, Ye Yuan sama sekali tidak menghentikan apa yang mereka lakukan.      

Begitu melihat Jin Feng datang ke hadapannya lagi, Ye Yuan tersenyum, "Kenapa kau menunjukkan tindakan yang dibuat-buat seperti itu? Sebenarnya, aku sudah menggunakan kekuatanku dengan benar! Setelah ini Jin Peng bisa menjalani hidupnya sebagai orang bodoh! Dia tidak akan mengganggu dan membahayakan kehidupan orang lain."      

"Kau! Huek...!" kali ini Jin Feng benar-benar marah hingga dia muntah darah.      

Selama bertahun-tahun, dia telah berkuasa sebagai wali kota di Kota Fajar. dan baru kali ini, ada anak bocah yang mempermainkannya.      

Bagaimana mungkin dia bisa menerimanya?      

"Hai! Kau anak Muda! Sepertinya kau ini sedang menggali kuburmu sendiri!" Jin Feng mengatakan kalimatnya dengan nada yang jelas.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.