Dewa Obat Tak Tertandingi

Ketahuan



Ketahuan

0Xiao Ruyan menerima lempengan giok dari Ye Yuan dengan tatapan wajah bengong. Dia memang setuju menjadi murid Ye Yuan karena ada maksud tersembunyi. Dia tidak benar-benar ingin belajar sesuatu dari orang ini. Oleh karena itu, dia tidak menyangka mendapati sebuah hadiah sebagai tanda dia diterima sebagai murid.      

"Lihatlah. Gurumu ini telah menyiapkan sebuah mantera peningkatan kekuatan jiwa dan dua seni meracik pil obat untukmu. Kau harus mempelajarinya nantinya," kata Ye Yuan dengan senyum tipis.      

Xiao Ruyan memasukkan indra dewanya ke dalam lempeng giok seperti yang diperintahkan kemudian mulai membaca informasi di dalamnya. Kalau dilihat, apa yang dia lakukan ini tergolong aneh.      

Kekuatan jiwa dewa Ye Yuan kurang lebih sama dengan milik Xiao Ruyan, keduanya adalah Tabib Agung tingkat tinggi. Bukankah sangat aneh mendapati Ye Yuan mengangkat seorang murid yang kekuatannya hampir sama dengan dirinya? Dilihat dari sudut pandang mana pun ini sangat aneh.      

"Apa yang Ji Qing lakukan di sini? Apa dia tidak tahu kalau Xiao Ruyan ini adalah salah satu gadis paling cantik di ibukota ini? jelas sekali tadi Xiao Ruyan begitu khawatir mendapati Ji Qing terluka. Dia menyukainya. Bagaimana bisa ...dia justru mengangkatnya sebagai murid?"      

"Orang ini sungguh membuat amarahku naik hingga ke ubun-ubun. Saat ini, Ji Qing sudah menjadi petarung muda nomor satu di sini. Sekarang dia sudah berani untuk melukai harga diri bidadariku! Wah... aku ingin bertarung melawannya kalau sudah begini!"      

"Memangnya kau bisa menang dengan kekuatanmu yang hanya sebegini. Kau pun bahkan tidak bisa mengisi regangan gigi Ji Qing. Begitu saja sudah mau mengajak bertarung. Tapi... kau juga benar! Apa yang dilakukan oleh Ji Qing ini sungguh aneh. kekuatan jiwa dewanya masih berada di tingkat Tabib Agung tinggi. Bagaimana dia akan mengajari murid yang juga berstatus sama?"      

"Menurutku sih, Ji Qing terlalu percaya diri pada kemampuannya. Meski dia memang adalah murid dari Penguasa Bintang, dia pasti belum cukup untuk menjadi guru yang mengajari banyak ilmu pada murid yang memiliki kekuatan jiwa yang sama dengan dirinya kan? Aku penasaran. Ada apa dalam lempeng giok itu?"      

"Hehe, apalagi kalau bukan metode peningkatan kekuatan jiwa dan juga meracik obat yang dia buat sendiri. dengan melihat hal ini saja, kita sudah bisa lihat kalau pemahamannya tentang ilmu pengobatan itu lebih tinggi dari Xiao Ruyan."      

Mengajari seorang murid bukanlah sebuah hal mudah layaknya memberikan metode peningkatan kekuatan. Dalam pengajaran, seorang guru harus mampu membuang keraguan yang ada dalam benak setiap murid dan juga memberikan petunjuk supaya di murid bisa menghadapi segala masalah yang dihadapinya dalam ilmu pengobatan.      

Apalagi dalam bidang ilmu pengobatan, diperlukan kemampuan yang mumpuni dan luas. Banyak orang yang mengatakan bahwa menguasai ilmu pengobatan merupakan sebuah pengalaman yang sulit untuk menjadi seorang ahli.      

Semua orang memang tahu kalau Ye Yuan hebat dalam hal meracik pil obat. Meski begitu, statusnya tetap saja Tabib Agung. Apakah dia sudah menguasai hal-hal yang ada di tingkatan lebih tinggi dari Tabib Agung?      

Apa yang lakukan barusan dengan menghadiahi Xiao Ruyan dengan lempeng giok yang berisi metode peningkatan kekuatan jiwa dan cara meracik pil obat bisa dianggap sebagai sebuah mainan belaka.      

Sekarang ini, alis Xiao Ruyan menegang. Ekspresinya berubah menjadi tegang.     

"Ji..... Ji!" Terdengar jelas kalau Xiao Ruyan ini tidak terbiasa memanggil YeYuan dengan sebutan Guru.      

"Sebut namaku dengan kata Guru," kata Ye Yuan dengan santainya.      

Xiao Ruyan mengambil napas panjang dan mulai memanggil.     

"Guru,.... hadiah dari Guru ini sangat berharga! Aku..."     

"Haha, kau kan muridku jadi sudah sepantasnya aku memberikanmu pelajaran dalam hal peningkatan kekuatan. Apanya yang berharga? Mulai hari ini, aku bisa mulai mempelajari lempeng giok ini untuk meningkatkan kekuatan jiwamu dan juga kemampuan meracik pil obatmu. Tapi kau harus janji kalau kau tidak boleh memberikan metode ini pada orang lain. Hanya kau sendiri yang boleh mempelajarinya. Jika sampai ada orang lain yang mempelajarinya... meski orang itu hanya menghina saja, aku yang akan membereskannya!" Suara Ye Yuan terdengar lebih jelas dan tegas.      

Ye Yuan memberikan Xiao Ruyan Mantera Seribu Pembesaran Jiwa lima tingkat (yang cukup digunakan gadis ini untuk mencapai tingkatan Tabib Penguasa), Teknik Pemisahan Aliran Yin Yang dan Seni Samsara Tiga Sumber.     

Selain itu, ada juga catatan rinci mengenai Mantera Pembesaran Seribu Jiwa dan dua macam keahlian. Ini semua adalah catatan yang dibuat Ye Yuan atas pemahamannya terhadap sebuah konsep.      

Dengan catatan ini, seseorang akan bisa naik ke tingkat Tabib Raja meski bakat ilmu pengobatannya buruk. Kalau soal Xiao Ruyan, tingkat Tabib Penguasa akan bisa dicapai oleh gadis ini dengan bakatnya.      

Sebenarnya, Ye Yuan juga cukup mencurahkan pikirannya dalam memberikan hadiah tersebut. Meski dalam bakat, Xiao Ruyan bukanlah termasuk yang amat tinggi, tetapi apa yang dimiliki gadis ini bisa dikatakan sudah cukup. Ye Yuan tahu betul apa yang ada dalam niatan Xiao Ruyan. Karena mereka pernah tinggal di bawah atap yang sama, dia tahu kalau dia bisa mempercayakan ilmunya ini pada Xiao Ruyan.      

Oleh karena itulah, dia memutuskan untuk berbaik hati memberikan ilmu yang dia miliki pada gadis ini. Dia juga berpikir bahwa untuk menuntaskan dendamnya pada Ji Canglan, ada kemungkinan dia tidak berhasil. Selain itu, tak lama lagi dia juga akan meninggalkan Dunia Badai Ganas. Itulah kenapa dia memberikan hal sebanyak ini pada Xiao Ruyan.      

Begitu mendengar peringatan Ye Yuan, raut wajah Xiao Ruyan berubah. Dia tahu betul kalau lempeng giok yang dia terima ini bukan main-main. Ketika dia memindai lempeng giok tersebut dia langsung tahu kalau isinya begitu berharga.      

Sebenarnya alasan Xiao Ruyan untuk menjadi murid Ye Yuan adalah supaya dia bisa terus dekat dengan pemuda ini. Tidak disangka, Ye Yuan ternyata memang menganggapnya sebagai murid yang akan meneruskan ilmunya.      

Setelah berpikir cukup lama, akhirnya Xiao Ruyan mengangguk.      

"Tenanglah Guru. Aku akan betul-betul mengingat isi lempeng giok ini dan mengukirnya di dalam jiwa dewaku supaya aku bisa perlahan-lahan memahaminya. Aku tidak akan memberitahukannya pada orang lain."      

Ye Yuan menanggukkan kepala.      

"Baik. Kalau begitu tugasku sudah selesai. Aku menderita luka yang parah jadi aku harus kembali untuk memulihkan kondisiku. Kau ikut aku ke Pegunungan Qixia."      

Xiao Ruyan mengangguk begitu mendengar perintah Ye Yuan dan langsung memapah pemuda itu layaknya seorang murid terhadap gurunya. Ye Yuan mengangguk pada Shi Haoran.      

Ketika mereka hendak pergi, tiba-tiba banyak sekali orang yang melayang dari udara turun ke hadapan Ye Yuan menghalangi langkahnya. Orang yang berada di posisi paling depan berusia sama dengan Penguasa Bintang. Dilihat dari aura kekuatan yang memancar dari tubuhnya dia adalah seorang petarung tingkat Pelintas Dewa.      

"Ding Liang! Untuk apa kau ada di sini?"      

Ketika Shi Haoran melihat siapa yang datang, alisnya menegang. Orang yang bernama Ding Liang ini tidak menghiraukan Shi Haoran dan berkata dengan nada datar.      

"Pengawal Bayangan Gelap yang bertanggung jawab di sini. Bagi yang tidak ada sangkut pautnya, pergi! Kalau kalian masih tetap ada di sini maka jangan salahkan aku kalau kalian mati."      

Suara Ding Liang memang tidak keras namun terdengar ke segala arah seperti lonceng bel. Semua orang yang ada di alun-alun mendengarnya dengan jelas.      

"Pengawal Bayangan Gelap! Ini adalah pengawal dibawah perintah Kaisar Angin!"     

"Apakah ini kekuatan yang muncul dari seorang petarung hebat? Begitu.. begitu kuatnya!"     

"Kenapa kalian masih berdiri saja? Kalau kalian tidak ingin mati, cepat bubar! Aku dengar kalau Pengawal Bayangan Gelap memiliki otoritas untuk melakukan apa saja dalam menjalankan tugasnya. Mereka bahkan bisa langsung membunuh orang di tempat tanpa melapor terlebih dahulu. Kalau kita tetap berada di sini, kita akan mati sia-sia."     

Ada puluhan ribu orang yang berkumpul di alun-alun. Begitu mendengar peringatan tersebut mereka semua mundur seperti air surut.      

Tak lama kemudian yang tertinggal di tengah-tengah hanyalah kelompok manusia yang terdiri dari Ye Yuan dan teman-temannya dan juga Ding Liang dan pasukannya.     

"Ding Liang, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Shi Haoran lagi dengan nada tidak suka.      

Meski Shi Haoran dalam soal kekuatan berada di tingkat satu mayor lebih rendah dari Ding Liang namun statusnya sama. Itulah kenapa dia berani memanggil nama Ding Liang.     

Shi Haoran merupakan murid nomor satu Penguasa Bintang, selain pada Kaisar Angin, dia bisa langsung saja mengabaikan yang lainnya.     

Ding Liang masih belum mau menjawab. Dia melihat Zhao Chenggan yang tergeletak tak sadarkan diri tak jauh dari tempatnya. Dahinya berkerut. Dia bertanya pada Ye Yuan, "Apakah Yang Mulia Pangeran Ketujuh kau kalahkan?"     

Entah kenapa sedari tadi mata Ye Yuan berkedut kencang. Dia merasa ada sesuatu yang tidak beres. Dia merasa Ding Liang datang bukan dengan niat baik.     

Begitu mendengar Ding Liang memberikan pertanyaan, Ye Yuan menjawab, "Memangnya kenapa kalau iya? Apakah kau mau membalas dendam untuknya?"     

"Haha. Bukan aku yang akan membalas dendam! Ye Yuan, ikut aku!" Kata Ding Liang dengan tawa kecil.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.