Dewa Obat Tak Tertandingi

Nama Berwarna Emas



Nama Berwarna Emas

0Selama tiga hari ini, Ye Yuan terus merasa urat syarafnya menegang. Dia terus menggunakan dua kekuatan sejati di bawah kendali hati Setenang Air dan pada saat bersamaan juga menggunakan Seni Roh Sembilan Bulu Dewa Yang semaksimal mungkin.      

Ini merupakan usaha yang amat sulit. Kalau dia tidak mendapat dukungan kekuatan dari Hati Setenang Air maka dia mungkin sudah ambruk. Setelah selama tiga hari terus menurus bertarung melawan Banteng-banteng Berzirah Berlian, jumlah binatang semakin mengecil dan pada akhirnya hanya tertinggal sedikit.      

"Selamat tinggal, Banteng kejam besar!"      

Kali ini Ye Yuan benar-benar mengerahkan kekuatannya uuntuk melancarkan serangan Ledakan Hujan Pedang hingga setengah dari energi murninya terkuras.      

Suara gelegar terdengar!      

Setelah terus menerus membuang membantai banteng-banteng akhirnya tingkat ketiga menjadi tenang.      

"Huh! Banteng-banteng kejam bertubuh besar ini memang sungguh sulit untuk dikalahkan. Tapi meski begitu, aku juga mendapat banyak hal kali ini."     

Selain menggunakan energi tanpa nama, Ye Yuan juga menggunakan berbagai macam keahlian bertarungnya dengan kekuatan penuh, sehingga keuntungan yang dia dapat pun banyak.      

Selain dua kekuatan sejati yang digunakannya, pemahamannnya tentang ilmu bela dirinya pun semakin dalam.      

Yang membuat Ye Yuan paling senang adalah tingkat hatinya. Dia merasa kalau kekuatan Hati Setenang Air-nya kini seperti mencapai titik rintangan, tak lama lagi kekuatan ini akan naik menjadi Tingkat Hati Setenang Monolit (Tugu Batu).      

"Kekuatan hati itu sangat sulit untuk naik tingkat. Kadang bahkan tidak ada kesempatan seumur hidup untuk meningkatkan kekuatan hati ini. Rintangannya pun tidak mudah untuk dilalui!" Ye Yuan berkata pada dirinya sendiri dengan nada emosional.      

Orang pada umumnya akan menjadi serakah begitu melihat banyak sekali keuntungan. Hati Setenang Air merupakan kekuatan yang membawa banyak ketenangan pada Ye Yuan.      

Jadi, ketika dia melihat ada harapan untuk mencapai tingkat Hati Setenang Monolit maka dia pun berharap dapat menembusnya. Meski kelihatannya dua tingkatan ini hanya berbeda satu tingkatan namun banyak orang-orang di tingkat Raja Dewa yang tidak mampu untuk melakukannya.      

Ini karena memang tahapan untuk melaluinya begitu sulit.      

"Lupakan! Biarkan hal ini terjadi secara alami. Hal seperti ini tidak bisa dipaksakan. Kalau memang kesempatan itu datang maka aku pasti akan bisa mencapai tingkatan itu. Aku sudah beruntung bisa menguasai Hati Setenang Air sampai pada tahan ini."     

Begitu Ye Yuan mengikuti hatinya, dia merasa lebih lapang untuk menerima hal semacam ini. Ye Yuan pun akhirnya beristirahat sebentar sebelum menuju ke pintu masuk tingkat keempat, tempat warisan.      

"Lihat! Ye Yuan juga sudah masuk di tempat warisan!"      

Begitu nama Ye Yuan menghilang, ada orang yang berteriak. Mereka yang awalnya sudah pesimis dengan Ye Yuan tidak menyangka jika pemuda itu akhirnya bisa mencapai tingkatan sendirian!      

Yang namanya petarung jenius yang tanpa tandingan memiliki nama yang sesuai dengan kemampuannya jadi orang seharusnya tidak merendahkannya. Jika tidak maka pada akhirnya mereka harus siap-siap untuk kecewa.      

Orang-orang yang berniat untuk menertawakan Ye Yuan pun pada akhirnya kecewa sendiri. Meski Ye Yuan cukup lambat dalam melintasi tingkatan demi tingkatan namun akhirnya dia berhasil juga di saat-saat terakhir. Hal ini pastinya dia sengaja.      

"Kalau mau masuk ya masuk saja. Yang lainnya sudah keluar dari tempat warisan sedari tadi dan kini mereka bahkan sudah menuju ke tingkat keempat. Dengan kemampuannya, bukankah sudah sewajarnya Ye Yuan memang mampu untuk dapat melewati tiga tingkat pertama?" beberapa orang memberikan tanggapan dengan nada tidak suka.      

Sejak mereka tahu kalau Ye Yuan sengaja terlambat maka orang-orang yang awalnya skeptis kini tidak lagi meragukan kemampuan Ye Yuan.      

Yang masih membuat mereka penasaran adalah alasan kenapa Ye Yuan melakukan hal seperti itu.      

Begitu Ren Xingchun melihat hal ini, dia tersenyum lebar. Sudut bibirnya melengkung. Ini karena tidak ada peserta dari Kota Wu Fang yang lolos kecuali Ye Yuan. Ye Yuan merupakan kuda hitam yang datang dari Keluarga Walikota.      

Sejak mendengar komentar Qi Hai, Ren Xingchun percaya kalau cucunya ini merupakan peserta yang tidak diunggulkan tapi memiliki potensi besar dari pertandingan yang ada di Pagoda Surga Luas ini.      

Tidak? Bagaimana bisa Ye Yuan dianggap sebagai kuda hitam? Bukankah dia memang yang paling kuat?      

Kalian lihat saja! Kalian sudah memuji Liu Hong setinggi langit. Lihat saja beberapa hari kemudian, Ye Yuan akan memberikan tamparan yang keras pada wajah kalian. Mari kita saksikan siapa yang sebenarnya adalah benar-benar seorang petarung jenius sejati.      

Ren Xingchun baru tersenyum lebar dan bangga ketika tiba-tiba ada seseorang yang berseru, "Lihat nama Ye Yuan berubah menjadi warna emas! Apa yang sebenarnya terjadi?"     

Suara teriakan mulai terdengar di mana-mana!      

Nama Ye Yuan berubah menjadi warna emas? Ini belum pernah terjadi sebelumnya!      

Orang-orang semuanya melihat ke arah nama Ye Yuan. Dan benar kalau nama pemuda ini memang menjadi berwarna keemasan; berkilau.      

Meski saat ini dia masih berada di tempat warisan dan berada di urutan terakhir akan tetapi nama dengan warna emas ini tidak bisa ditutup-tutupi.      

Semua orang menjadi terkejut melihat perubahan itu. Khususnya moyang dari Tiga Aliran Besar. Wajah mereka menyiratkan keterkejutan.      

Sejak Tiga Aliran Besar didirikan, banyak sekali murid jenius yang sudah memasuki Pagoda Surga Luas. Namun, tidak ada yang namanya berubah menjadi emas seperti Ye Yuan.      

Ning Yixian, Qin Hongtao dan juga Jing Xuan saling berpandangan. Mereka jelas tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.      

Akhirnya, ketiganya menatap Qi Hai.      

Qi Hai adalah orang yang lebih senior dibandingkan ketiganya. Selain itu, dia juga memiliki pengetahuan yang lebih tinggi tentang Dunia Tanpa Akhir. Kalau sampai Qi Hai juga tidak tahu berarti tidak ada orang di Dunia Tanpa Akhir yang tahu apa maksud warna emas tersebut.      

Ekspresi wajah Qi Hai berubah menjadi begitu serius.      

"Ini....ini tidak mungkin? ..bagaimana mungkin bisa seperti ini?"     

"Qi Hai, apa yang sebenarnya terjadi? Ada apa dengan nama Ye Yuan?" Qin Hongtao bertanya gelisah.      

Semua orang menatap Qi Hai. Mereka ingin tahu apa jawaban orang tua itu. peristiwa ini seperti hanya bisa dipahami oleh orang yang sudah sangat ahli seperti Qi Hai.      

Qi Hai tidak langsung menjawab. Dia justru terdiam cukup lama, seperti mencoba untuk menelaah hal ini. Baru beberapa saat kemudian, dia mengambil napas dalam-dalam dan menjawab dengan pelan-pelan.      

"Aku sungguh tidak menyangka! Aku tidak menyangka! Aku tidak menyangka kalau legenda itu ternyata benar!"     

Orang-orang yang ada di sekitarnya sudah begitu cemas. Bisakah orang tua ini berhenti sebentar ketika berbicara? Apakah sulit sekali mengatakan hal ini sampai selesai?      

Qi Hai melihat ke semua orang yang menatapnya, kemudian berkata dengan nada masih tidak percaya.      

"Legenda mengatakan kalau peserta yang mengikuti Pagoda Surga Luas akan mendapatkan imbalan hadiah sesuai dengan usaha yang dilakukannya. Semakin tinggi dia bisa menyelesaikan misinya maka akan semakin tinggi pula imbalan yang didapat!"      

"Ah! Ada hal semacam itu ternyata! Jadi Pagoda Surga Luas tidak mencari siapa yang paling cepat? Bukankah kita selama ini selalu mencari yang tercepat?" ketiga Moyang Tiga Aliran Besar ini berseru bersamaan.      

Sebenarnya tidak hanya tiga moyang ini yang berpikiran seperti itu. Kebanyakan orang yang hadir di sini juga berpikiran hal yang sama.      

Itulah kenapa begitu melihat Ye Yuan selalu mendapatkan tempat terakhir ketika melewati setiap tingkatan mereka menjadi pesimis.      

Alasan kenapa orang-orang begitu memuji Liu Hong adalah karena lelaki itu mampu menjadi yang tercepat naik ke tingkat selanjutnya.      

Dalam pikiran orang-orang, Liu Hong adalah petarung pertama di antara semua peserta yang tersisa di dalam Pagoda Surga Luas. Bahkan tiga murid Aliran Besar tidak bisa menandinginya.      

Namun ketika mereka mendengar Qi Hai menjelaskan tentang legenda maka selama ini apa yang mereka pikirkan ternyata salah!      

Bahkan Qi Hai sendiri pun menggunakan kata legenda. Ini berarti benar tidak nya cerita ini tidak ada yang tahu.      

Qi Hai tersenyum kecut.      

"Sebenarnya, selama ini aku juga berpikiran yang sama dengan kalian semua. Tapi aku merasa bahwa membersihkan semua binatang iblis di dalam setiap tingkatan merupakan tindakan yang salah."     

"Qi Hai, apakah kau bisa lebih menjelaskan lagi? Tradisi ini sudah diturunkan secara turun-temurun oleh leluhur kita. Kalau ini salah berarti metode seperti apa yang benar?" Ning Yixian bertanya kebingungan.      

Ekspresi wajah Qi Hai menjadi kaku. Dia akhirnya menjawab dengan nada serius.      

"Yang benar bukanlah bagaimana cepat seorang petarung melintasi setiap tingkatan akan tetapi berapa banyak binatang iblis yang bisa mereka singkirkan!"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.