Dewa Obat Tak Tertandingi

Pengejaran Dan Pelarian



Pengejaran Dan Pelarian

0Ye Yuan tidak terlalu terkejut melihat Ding Liang ada di depannya. Bukan karena dia tidak cemas, Ye Yuan hanya ingin mencoba berpura-pura tidak terlihat khawatir.      

Kalau dia tidak khawatir, Ye Yuan tidak akan pergi nekad ke Zona Kematian Terlarang.      

"Haha! Akhirnya, kita bertemu di sini! Aku tidak menyangka ternyata tanda kutukan jiwa dewa Yunrong disampaikan padamu!" Ye Yuan berbicara dengan santainya.      

Begitu Ding Liang melihat sikap santai Ye Yuan, dia menanggapi kalimat pemuda itu juga dengan nada santai.      

"Apa kau berpura-pura untuk bersikap tenang? Kau tidak berpikir kalau bisa lolos dari tanganku kali ini kan?"     

Ye Yuan tersenyum. "Bahkan Zhao Tianyin saja tidak bisa menahanku. Dia bahkan berlutut di hadapanku dan mengakui kesalahannya. Apa orang sepertimu merasa bisa menahanku?"     

Raut wajah Ding Liang langsung berubah menjadi merah padam. Hanya dia-lah yang tahu kejadian di alun-alun waktu itu selain pengikut Bintang Penguasa.      

Pertarungan yang terjadi waktu itu bukan hanya memalukan bagi Kaisar Angin tetapi juga semua petarung dari Dunia Badai Ganas.      

Kaisar Angin yang mereka muliakan ternyata berlutut di hadapan seorang petarung Formasi Kristal bernama Ye Yuan. Ini sungguh sangat memalukan.      

"Diam kau! Jangan panggil aku manusia kalau aku tidak bisa membunuhmu!"      

"Haha, kalau begitu kau memang tidak bisa jadi manusia hari ini! Waktu itu kau ada di sana. Kau juga tahu kalau aku memiliki pembantu yang amat kuat kan?" kata Ye Yuan sambil tersenyum.      

Raut wajah Ding Liang berubah lagi. Dia teringat perempuan yang amat menakutkan hari itu.      

Bahkan seorang Kaisar Angin saja tidak berani berkutik di hadapannya. Sungguh, perempuan yang amat menakutkan.      

Meski begitu, Ding Liang ingat kalimat yang diucapkan oleh Kaisar Angin. Kaisar itu berkata kalau perempuan itu membutuhkan bantuan orang untuk melakukan aksinya. Hal ini membuat Ding Liang tidak terlalu khawatir.      

"Huh! Apakah dia memang ada di sini? Kenapa kau tidak memanggilnya sehingga aku bisa menyaksikannya sendiri!" Ding Liang berkata dengan senyum kecut.      

Ye Yuan diam-diam terkejut. Apakah mungkin Ding Liang ini tahu sesuatu? Bagaimana mungkin lelaki ini tahu tentang sebuah kejadian yang muncul dari berbagai macam sebab. Kalau secara tidak sengaja Ding Liang ini menebak dengan tepat.      

Kehadiran Yue Mengli waktu itu memang cukup mengintimidasi banyak orang. Ye Yuan tidak menyangka jika Ding Liang ternyata tidak langsung percaya dengan apa yang dilihatnya waktu itu.      

Tapi yang namanya Ye Yuan tidak akan menyerah begitu saja. Dia menjawab, "Li, ada orang yang ingin bertemu denganmu. Tunjukkan dirimu."     

Yue Mengli memang keluar. Ding Liang melihatnya dengan mata kepalanya sendiri.      

"Terakhir kali, aku masih menyelamatkan hidupmu. Ternyata kau tidak tahu apa yang baik untuk hidupmu!" Yue Mengli melihat ke arah Ding Liang dengan tatapan marah. Dia hendak mengumpulkan energi murni bumi dan langit.      

Melihat aksi Yue Mengli, bulu kuduk Ding Liang langsung berdiri. Keinginannya untuk membunuh Ye Yuan sudah langsung menghilang. Dia membalikan tubuh dan langsung berlari.      

Ding Liang berharap kalau orang tuanya memberinya dua sayap untuk membuatnya terbang jauh dari tempat ini. Karena Ding Liang adalah petarung di tingkat kedelapan Pelintas Dewa maka dalam waktu sekejap, dia langsung berada ratusan ribu mil dari tempat Ye Yuan berada.     

Tak lama kemudian, Ding Liang menyadari ada sesuatu yang tidak beres. Kalau si perempuan cantik itu memang ingin membunuhnya, apa yang bisa dia lakukan?      

Kalau perempuan itu memang sangat kuat lantas kenapa Ye Yuan harus pergi ke tempat yang amat berbahaya seperti Zona Kematian Terlarang?      

Dia merasa sudah dipermainkan oleh Ye Yuan!      

Meski dia tidak tahu apa yang terjadi, dia merasa perempuan itu tidak mungkin membantu Ye Yuan. Kalau memang wanita ini ingin membantu pastinya akan ada ratusan petarung Pelintas Dewa yang sudah meninggal dunia.      

Begitu Ye Yuan merasakan ada yang aneh dengan tanda kutukan di tangannya, dia langsung berlari cepat menuju arah sebaliknya.      

Ding Liang cukup mengenal Hutan Tanpa Akhir karena statusnya yang tinggi di Dunia Badai Ganas. Dia tahu betul kalau area sejauh dua ribu mil yang ada di depannya merupakan zona Kematian Terlarang.      

Dia juga tahu kalau Ye Yuan sengaja menjerumuskannya ke tempat ini sebagai usaha putus asa anak muda itu. Dengan cara ini, keduanya akan semakin terpisah jauh.      

"Sialan!"      

Ding Liang menggertakkan giginya. Dia menambah kecepatannya dan berbalik mengejar Ye Yuan lagi.      

"Kakak Ye, orang ini sangat cepat sekali!" Cahaya Putih berbicara dengan nada cemas sambil berlari.      

Meski kekuatan utama Macan Putih Aliran Ringan adalah kecepatan akan tetapi lawannya, Ding Liang memiliki kekuatan yang berada jauh di atas mereka. Ini membuat petarung ini bergerak lebih cepat dari keduanya.      

Meski tadi Ye Yuan menggunakan trik untuk membuat Ding Liang berlari berlawanan arah dengannya, lelaki itu masih berlari dengan cepat sehingga sekarang ini dia posisinya sudah tidak jauh.      

"Kau harus fokus untuk lari terus ke depan. Orang itu serahkan saja padaku!" kata Ye Yuan.      

"Kakak Ye, kau harus berhati-hati!"      

Manusia dan macan ini saling berbicara untuk mencari jalan keluar. Dalam waktu sekejap, keduanya sudah berlari dua ratus mil.      

Seberapa cepatkan Ding Liang? Dalam waktu singkat saja, dia sudah mampu memangkas jarak tinggal dua ratus mil.      

Kekuatan kedua belah pihak sama-sama kuat. Semua makhluk di seluruh jalan yang mereka lalui langsung menyingkir.      

"Ye Yuan, tunggu hingga orang tua ini menangkapmu! Aku harus mengulitimu dan mencabut ototmu supaya aku puas!"      

Ding Liang sudah lama menahan amarahnya. Setelah dipermainkan oleh Ye Yuan, bagaimana mungkin dia masih bisa menahan amarahnya ini?      

"Si tua Bangka! Kalau kau memang bisa, kejar aku hingga Zona Kematian Terlarang!" jawab Ye Yuan.      

"Hai kau, jangan sombong! Kalau kau memang bisa, masuk saja dulu ke sana baru bicara!"      

"Hai si Tua Bangka! Kalau kau memang bisa, kejar aku sebelum banyak bicara!"      

Kedua kaki orang ini tidak melambat, namun kedua mulut mereka terus bertengkar.      

Begitu melihat jaraknya sudah memendek, aura kekuatan Ding Liang memancar kuat. Ye Yuan juga bisa merasakan kekuatan yang menakutkan.      

Sepertinya orang tua ini memang benar-benar marah.      

Dua ratus mil…     

Seratus mil…     

Lima puluh mil…     

Jarak keduanya semakin dekat. Di sisi lain, jarak Ye Yuan dari Zona Kematian Terlarang juga semakin dekat.      

Akhirnya, ketika jarak Ye Yuan tinggal sedikit lagi dari Zona Kematian terlarang, Ding Liang bisa menyamai Ye Yuan.      

"Cahaya Putih, pergi!"      

Ye Yuan tidak memiliki banyak waktu untuk mengirim Cahaya Putih ke Pagoda Surga Luas. Dia membiarkan macan itu memasuki Zona Kematian Terlarang.      

Ye Yuan tidak tahu apa yang ada di dalam wilayah ini. Mungkin tempat ini bisa menyelamatkannya atau mungkin juga membunuhnya.      

Sebenarnya, Ye Yuan sudah memikirkan kemungkinan ini. Sejak dia hidup kembali, hidupnya sudah ditakdirkan untuk menjadi besar. Sudah banyak hal berbahaya yang dia lalui dan pada akhirnya toh dia masih bisa selamat.      

Mungkin tempat bernama Zona Kematian Terlarang akan bisa menjadi tempat yang menyelamatkannya.      

Itulah kenapa Ye Yuan berani mengambil keputusan ini. Mendengar perintah Ye Yuan, Cahaya Putih langsung melompat dan menghilang.      

Ye Yuan sendiri langsung menoleh ke belakang dan menghadapi Ding Liang.      

"Bocah sialan! Bersiaplah untuk mati!"      

Ding Liang sangat yakin. Dia langsung melancarkan kekuatan penuhnya. Ye Yuan pun menunjukkan kekuatan yang sama. Dia langsung mengeluarkan Jimat Pelarian Ledakan Geledek dan melemparkannya ke arah Ding Liang.      

Ding Liang sudah memperhitungkan kematian Ye Yuan akan tetapi dia tidak menyangka kalau Ye Yuan mengeluarkan senjata yang amat kuat seperti itu.      

Serangan dari Jimat Pelarian Ledakan Geledek sama dengan serangan dari petarung tingkat tinggi Pelintas Dewa. Kekuatan serang yang belum pernah dia bayangkan akan dia hadapi.      

Ye Yuan tahu betul kalau Ding Liang memiliki kekuatan di tingkat kedelapan Pelintas Dewa. Jimat yang dia lemparkan masih belum bisa membunuhnya.      

Jadi setelah dia melempar jimat ini, dia langsung membalikkan tubuhnya dan berlari.      

Kali ini, tidak banyak energi murni yang tersisa di dalam tubuhnya. Meski begitu, kondisi fisik tubuh Ye Yuan cukup baik. Meski tanpa adanya energi murni dalam tubuhnya, Ye Yuan bisa mengandalkan tubuhnya untuk berlari beberapa hari dan malam.      

Duar!      

Sebuah ledakan besar terdengar. Ding Liang berteriak kesakitan di belakang Ye Yuan. Ye Yuan tidak menoleh. Dia terus berlari menuju Zona Kematian Terlarang. Ada sebuah kabut tebal di depannya.      

Ye Yuan tidak ragu. Dia melaju memasuki wilayah yang dia tidak tahu...…..     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.