Dewa Obat Tak Tertandingi

Zona Kematian Terlarang



Zona Kematian Terlarang

0Kalimat yang diucapkan oleh Ye Yuan membuat Chu Shi dan yang lainnya terdiam.     

"Tuan Ye, apa maksudmu? Bukankah kau ini akan kembali bersama kami?" Chu Shi bertanya karena bingung.     

Ye Yuan menunjukkan tanda hitam yang ada di tangannya kepada semua orang. Dia menggelengkan kepalanya kemudian berbicara, "Shangguan Yunrong memberikanku tanda kutukan ini sebelum dia mati. Pasukan Dunia Badai Ganas akan bisa melacak keberadaan diriku dengan tanda ini. Kalau aku mengikuti kalian, kalianlah yang nanti tidak akan bisa lari dari mereka. Target mereka adalah aku. Selama aku tidak bersama kalian, kalian akan bisa melarikan diri dengan selamat."     

Mereka semua menghela napas dalam dalam melihat tanda hitam yang ada di tangan Ye Yuan.     

"Kalau…kau pergi sendiri, bukankah itu akan sangat berbahaya" Zhu Cangzhi berkata karena cemas.     

"Benar. Mari kita laporkan keadaan ini kepada Persatuan Dunia Tanpa Akhir supaya mereka mengirimkan petarung ahli kepada kita!" kata Qin Yan.     

Ye Yuan menggelengkan kepalanya.     

"Sudah terlambat! Baiklah, tidak perlu banyak bicara lagi. Kalian, cepat pergi. Aku memiliki caraku sendiri untuk menghindari pengejaran mereka."     

Zhu Changzhi hendak mengatakan sesuatu tapi ditahan oleh Chu Shi.     

"Kita hanya akan menjadi beban bagi Tuan Ye kalau kita mengikutinya. Kalau dia pergi sendiri mungkin itu akan lebih baik untuknya. Ayo kita pergi!"     

Setelah semua orang pergi, Yuan Fei membawa Shangguan Lingyun menghadap Ye Yuan.     

"Tuan Muda, apa yang harus kita lakukan dengan orang ini?"      

Ye Yuan menjawab dengan nada enteng, "Bunuh saja!"     

Raut wajah Shangguan Lingyun berubah. Dia berbicara dengan nada kasar.     

"Ye Yuan, meski kau membunuhku, kau juga pada akhirnya akan mati mengenaskan juga. Paman Rong sudah menaruh kutukan jiwa dewa itu pada dirimu. Meski kau melarikan diri sampai ke ujung dunia sekalipun, kau akan bisa ketahuan oleh Ketua Keluarga Shangguan."     

Ye Yuan tersenyum sambil menjawab kalimat Shangguan Lingyun.     

"Kau ini terlalu banyak berpikir. Ini hanya sebuah kutukan kecil jiwa dewa. Sedikit menyusahkan namun tidak akan sampai bisa membunuhku."     

Dengan cepat, Yuan Fei membunuh Shangguan Lingyun. Petarung paling jenius dari Dunia Badai Ganas berakhir dengan cara seperti ini.      

"Kakak Ye, kau akan pergi ke mana sekarang?" tanya Cahaya Putih.      

"Hutan Tanpa Akhir!" Ye Yuan menjawab tanpa ragu.     

Di sebuah perahu jiwa yang jaraknya jutaan mil dari kota Cahaya Merah Tua, sebuah tanda hitam muncul di atas telapak tangan Ding Ling.      

Begitu melihat tanda ini, dahi Ding Ling berkerut.     

"Kutukan jiwa dewa Shangguan Yunrong. Dia tahu kalau Shangguan Wenrui mengirimku untuk memburu Ye Yuan jadi dia mengirim kutukan jiwa dewa ini padaku. Sepertinya Shangguan Yunrong dan Lan Shun sudah meninggal. Apakah mungkin Ye Yuan yang membunuh keduanya? Tapi itu tidak mungkin kan? Menurut berita yang dikirim, Ye Yuan seharusnya sedang menghadapi ujian langit untuk naik ke tingkat Bahari Jiwa. Meski dia berhasil, kekuatanya masih belum bisa menjadikannya sebagai lawan Shangguan Yunrong! Apakah ada orang yang sangat kuat di kota Cahaya Merah Tua itu? Kalau memang seperti itu, kenapa belum ada berita dari sana?"     

Ding Ling belum bisa menarik kesimpulan setelah lama berpikir. Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi di Kota Cahaya Merah Tua.      

Tanda kutukan ini hanya merupakan tanda yang belum jelas baginya. Tanda ini tidak secara gamblang menjelaskan apa yang sedang terjadi di sana.      

Dengan menggunakan tanda kutukan itu, Ding Liang bisa menemukan di mana Ye Yuan berada namun dia tidak tahu apakah target yang memang dia buru adalah Ye Yuan atau tidak.      

Berdasarkan dari kabar yang selama ini masuk, Ye Yuan merupakan yang paling mungkin menjadi sasaran pengejarannya.     

"Masa bodoh! Selama aku bisa menemukan orang itu aku akan tahu siapa dia. Semoga orang ini memang benar Ye Yuan. Kalau benar maka ini bisa mengurangi bebanku. Sayang sekali kita masih terus mengirimkan pasukan ke sana padahal situasinya sudah tidak menguntungkan. Sungguh menyebalkan! Ye Yuan, oh Ye Yuan! Aku tahu kau ini memang tidak sama dengan petarung lainya tapi kenapa kekuatanmu harus berkembang secepat ini?"     

Seketika, dahi Ding Ling berkerut. Dia melihat dari tanda yang ada di tangannya kalau Ye Yuan bergerak cepat ke arah selatan.     

"Heh! apa kau pikir bisa lari dariku? Tidak semudah itu.Dengan tanda kutukan ini, meski kau lari ke ujung dunia kau tidak akan bisa jauh dari jangkauanku."     

Ding Ling menggerakkan artefak luar biasanya –perahu jiwa- melaju ke arah selatan dengan kecepatan penuh.      

Bagi manusia biasa, Hutan Tanpa Akhir merupakan tempat yang amat berbahaya. Namun sebenarnya, jika yang masuk orangnya memiliki cukup kekuatan, mereka masih bisa melintasinya.     

Di dalam hutan ini adalah wilayah yang disebut sebagai Zona Kematian Terlarang. Seorang petarung Pelintas Dewa sekali pun tidak akan berani untuk memasukinya; entah itu lewat jalur darat atau udara.      

Wilayah terlarang ini terbilang cukup luas akan tetapi ada batasannya. Batasan itu ada di sebelah selatan Wilayah Utara sejauh sepuluh ribu mil. Zona Kematian Terlarang ini luasnya ratusan ribu mil. Manusia bisa melintasi wilayah di luarnya saja.     

Karena Hutan Tanpa Akhir ini sangat luas, jadi manusia masih bisa melewati sebagian besar wilayahnya. Jika tidak, Wilayah Utara dan Selatan yang ada di Dunia Tanpa Akhir ini tentu tidak bisa saling terhubung.     

Ye Yuan saat ini sedang menuju Zona Kematian Terlarang. Meski dia tidak tahu siapa yang dikirim untuk mengejarnya, dia tahu betul kalau orang ini setidaknya memiliki kekuatan di tingkat menengah Petarung Pelintas Dewa.     

Untuk menghadapi petarung setinggi ini, Ye Yuan belum bisa mengalahkannya. Jika dia ingin hidup, dia harus mendorong dirinya pada situasi yang tidak memungkinkan agar dia bisa bertarung melawan lawannya itu.     

Ketika Ye Yuan sudah sampai di suatu tempat yang jaraknya tiga ribu mil dari Zona Kematian Terlarang, dia turun dari perahunya dan memutuskan untuk berjalan kaki.     

Karena perahu jiwa yang ditumpangi Ye Yuan sangat cepat maka mereka tidak cukup kuat digunakan untuk bertahan. Begitu perahu ini ditaruh di wilayah yang banyak binatang iblisnya maka dia tidak akan bisa menghadapi binatang iblis yang bisa terbang. Kalau sampai perahu jiwa itu rusak karena diserang oleh binatang di udara maka yang ada Ye Yuan akan sangat dirugikan.      

Sepanjang perjalanan, Ye Yuan melaju cukup cepat. Dengan Cahaya Putih yang terus mengikutinya, banyak binatang iblis yang ditemui tidak berani bergerak karena Cahaya Putih mengeluarkan aura binatang iblis dewa.     

Kekuatan yang dipancarkan oleh Cahaya Putih sama seperti macan yang terus mengaung sepanjang perjalanannya di hutan.      

"Haha! Manis!"      

Meski tubuh Cahaya Putih saat ini sudah berukuran besar, dia masih terlihat kekanak-kanakan.     

Dia merasa sangat senang bisa menggoda binatang-binatang iblis tingkat rendah yang ditemuinya sepanjang jalan.     

Ye Yuan tertawa saja mendapati tingkat Cahaya Putih.     

"Kawanan Macan Putih itu merupakan raja dari segala binatang iblis. Lihat tingkahmu! Masih kekanak-kanakan!"     

"Hehe! Kakak Ye, kau tidak tahu betapa sulitnya ibu dan aku hidup di Hutan Tanpa Akhir ini. Kalau aku tidak bertemu denganmu akan tidak akan bisa mengalahkan Ular Piton Tujuh Warna Awan. Dan apalagi menjadi raja hutan seperti sekarang ini. Sekarang ketika aku sudah begitu kuat dan kembali ke hutan ini, aku ingin makhluk-makhluk yang dulu menyerangku dan ibuku untuk tunduk padaku."     

Meski Cahaya Putih bercerita dengan seringai di bibirnya, dia sebenarnya terdengar sedih.Ye Yuan juga merasa terenyuh mendengar cerita Cahaya Putih. Dia ingat ketika kali pertama bertemu dengan Cahaya Putih, binatang ini begitu kecil seperti anak kucing.     

Setelah beberapa tahun berlalu, Cahaya Putih sudah tumbuh menjadi raja binatang iblis. Sangat masuk akal jika dia kembali ke tempat ini untuk merenggut status itu.     

"Nanti, kita berdua akan tumbuh besar bersama-sama. Kita akan membuat orang yang memusuhi kita tunduk di depan kita!" Ye Yuan juga ikut berbicara dengan nada yang terdengar tinggi.     

"Ha..ha.. Tentu saja! Kita berdua, Raja Binatang Iblis dan juga Kakak Ye, petarung hebat, akan membuat semua makhluk tunduk di hadapan kita!" kata Cahaya Putih sambil tertawa keras.     

"Ye Yuan, Ternyata memang kamu! Kau ternyata yang membunuh Shangguan Yunrong! Luar biasa! Hanya saja, hari ini kau tidak akan seberuntung dulu!"     

Tepat pada saat ini, Ding Ling juga sudah sampai di tempat yang sama dengan Ye Yuan.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.