Dewa Obat Tak Tertandingi

Terus Ke Utara



Terus Ke Utara

0Mulai di hari kelima, jumlah korban menjadi lebih sedikit. Di hari ke sepuluh, jumlah korban bahkan hanya terhitung sampai ratusan saja. Ini menunjukkan kalau sebagian besar petarung sudah terbiasa dengan pertarungan yang mereka hadapi. Bagi sebagian besar orang-orang, mereka hanya mampu menyelesaikan rintangan di awal. Tiga orang melawan lima lawan bukanlah masalah besar.      

Bagi kelompok petraung elit macam Chu Shi, perkembangan mereka bahkan jauh lebih terlihat jelas. Di hari kesepuluh, dia dan juga Qian dan Zhu sudah mampu menghadapi dan mengalahkan sembilan belas petarung bayangan. Perkembangan yang amat pesat ini membuat Ye Yuan banyak terkejut.      

Di hari kesepuluh, Ye Yuan akhirnya mengangkat ajian formasi susunannya. Semua petarung yang berada di dalamnya merasa sudah terbebas dari beban berat. Mereka seperti melihat cahaya terang sekali lagi.      

Sepuluh hari belakangan ini bagi mereka jauh lebih sulit dibandingkan dengan sepuluh tahun terakhir.      

Sebagian besar dari petarung adalah petarung pengembara di mana mereka belum pernah mendapatkan latihan berat macam ini sebelumnya. Sepuluh hari terakhir, jumlah korban mencapai sepulu ribu jiwa.      

Meski begitu, setelah mereka ditempa dengan menggunakan Formasi Tiga-Gigi Asura, aura kekuatan para petarung yang bertahan langsung terasa naik.      

Ye Yuan melihat ke arah semua petarung dengan sorot mata berbinar. Dia berkata dengan nada serius, "Aku tahu kalau kalian menganggap bahwa aku sangat kejam. Tapi nanti kalau kita sudah keluar dan menghadapi pasukan Dunia Badai Ganas, kalian akan tahu bahwa aku tidak seperti itu. Aku tidak akan mengatakan kalimat -kalimat yang berlebihan terlebih dahulu. Kita akan keluar pukul 11 pagi. Nanti, kalian akan tahu betapa pentingnya latihan yang sudah kalian lewati. Sekarang kalian harus beristirahat dan memulihkan energi murni kalian."     

"Bunuh!"      

Suara teriakan perang seketika terdengar. Puluhan ribu pasukan datang dari pintu utara kota Cahaya Merah Tua.      

Melihat hal ini, pasukan Dunia Badai Ganas tetap dalam posisi teratur.      

"Ini tidak benar! Kita masuk ke wilayah kepungan pasukan Dunia Badai Ganas!"      

"Ah! Mereka ternyata sudah siap! Habis kita sekarang!"      

"Sial! Bukankah apa yang kita lakukan ini sama halnya dengan melempar domba ke sarang harimau? Kita dijebak oleh si bocah sialan itu!"      

Para petarung dari Kota cahaya Merah merasa akan bisa menyerang pasukan Dunia Badai Ganas yang mungkin lengah dengan mengikuti perintah Ye Yuan. Ternyata begitu mereka keluar, mereka mendapati bahwa pasukan lawan sudah bersiap. Mereka mengepung puluhan ribu pasukan dari kota Cahaya Merah.      

Kejadian ini tentu diluar ekspektasi dari petarung kota Cahaya Merah Tua. Mereka merasa kalau Ye Yuan telah menjebaknya dan akhirnya hanya kata sumpah serapah yang keluar.      

Tak lama kemudian, dua pasukan besar sudah saling mendekat. Pasukan Dunia Badai Ganas mengambil inisiatif untuk bergerak terlebih dahulu. Mereka memiliki kemampuan bertarung yang amat kuat. Ditambah dengan jumlah mereka yang jauh lebih banyak dari pasukan Dunia Tanpa Akhir, mereka telah berhasil membuat pasukan Dunia Tanpa Akhir merasa putus asa.      

Di tenda utama pasukan Dunia Badai Ganas, Deng Seng tertawa sambil berbicara.      

"Ketua Shangguan sungguh sangat hebat! Ketua tahu kalau mereka akan keluar dalam dua hari ini. Dengan cara seperti ini, para pengecut dari Kota cahaya Merah Tua itu akan merasakan pedang kita."     

Shangguan Lingyun berkata dengan tersenyum,"Dengan kepintarannya, Ye Yuan tidak akan mungkin menunggu begitu saja diserang di dalam kota. Dalam dua hari ini, Ketua Yunrong akan sampai. Kalau mereka tidak keluar, mereka juga akan kehabisan waktu."     

"Dengan kemampuan yang kita miliki, orang-orang yang telah keluar dari kota sama dengan ikan-ikan yang siap di potong-potong di papan. Tinggal bagaimana kita memperlakukannya. Ye Yuan pikir kalau dirinya itu pintar. Ternyata, akhirnya, Ketua Shangguan lah yang tidak terkalahkan," Deng Seng berbicara dengan sangat girangnya.      

"Jangan terlalu cepat senang. Kekuatan Ye Yuan itu sangat kuat. Di antara semua orang yang ada di sini mungkin hanya aku yang bisa menghadapinya. Pasukan lain akan menunggu perintahmu. Kalau nanti kita melihat pergerakan Ye Yuan, maka aku yang akan menghadapinya. Nanti kalau Ketua Yunrong sudah datang, dia pasti akan mati!" kata Shangguan Lingyun.      

Shangguan Lingyun tidak berencana untuk langsung bertarung dengan Ye Yuan dalam jarak dekat. Dia ingin mengulur waktu saja sampai Shangguan Yunrong tiba.      

Meski para petarung dari Kota Cahaya Merah Tua sudah melewati latihan intense di dalam formasi susunan, ketika mereka dilepas untuk menghadapi pasukan Dunia Badai Ganas, mereka masih ketakutan.      

Selain itu, manusia juga berbeda dengan petarung bayangan yang mereka hadapi sebelumnya. Mereka memiliki pikiran dan perasaan yang sangat berbeda dari hanya sekedar bayangan.      

Tak lama kemudian, inisiatif gerakan pasukan Dunia Badai Ganas berhasil membuat pasukan kota Cahaya Merah Tua kocar-kacir.      

"Haha! Kalian ini orang-orang bodoh! Kalian masuk ke dalam jebakan!"      

"Kalian ini cocoknya jadi pengecut."      

"Enyahlah dan mati-lah kalian dengan tenang. Kalau kalian ingin mencari siapa yang salah maka salahkan Ye Yuan. Dialah yang mendorong kalian keluar untuk berperang!"      

Pasukan Dunia Badai Ganas mendominasi serangan awal dengan kekuatan besar mereka. Dalam waktu singkat saja, pasukan kota Cahaya merah Tua langsung pecah tidak karuan karena kebingungan.      

Meski begitu, latihan di formasi susunan sebelumnya ternyata juga masih berguna. Setelah melewati sepuluh hari latihan intense, para petarung ternyata sudah memiliki ikatan yang kuat terhadap satu sama lain.      

Meski serangan pasukan Dunia Badai Ganas menyerang mereka dengan kekuatan besar, tiga orang dalam satu kelompok masih bisa bertahan menghadapinya.      

Petarung elit macam Chu Shi dan kedua temannya di awal perang merasa kebingungan juga. Namun tak lama kemudian mereka langsung kembali percaya diri.      

"Zhu, Qian, apa kalian ini sedang tidur? Apa kalian lupa bagaimana kita sudah dilatih di dalam formasi susunan?" Chu Shi berteriak.      

"Chu, tutup mulutmu! Kau kira siapa dirimu berani mengingatkanku seperti itu." kata Zhu Changzhi.      

"Omong kosong! Bunuh mereka!" Qian Shi tidak perlu banyak bicara dan langsung melakukan serangan.      

Chu Shi, Qian Shi dan Zhu Changzhi merupakan petarung yang penampilannya paling bagus ketika dilatih di dalam formasi susunan. Kekuatan tiga orang ini sudah sangat menakutkan.      

Ketika mereka bertarung dengan serius, ternyata para lawan mereka dari pasukan Dunia Badai Ganas tidak bisa banyak berbuat. Ketiganya sudah mampu saling berkomunikasi tanpa menggunakan kata-kata setelah ditempa selama sepuluh hari di dalam formasi susunan.      

Bahkan dalam gelap sekalipun, mereka sudah mampu mengetahui niat dari yang lainnya.      

"Bunuh!"      

Chu Shi berteriak kemudian langsung menebas dua petarung di tingkat menengah Bahari Jiwa yang berada di sampingnya.      

Tak lama kemudian, ketiga orang ini merasa bahwa pasukan Dunia Badai Ganas yang dulu mereka pikir tidak bisa terkalahkan ternyata juga lemah.      

Chu Shi memimpin yang lainnya untuk terus menebas pasukan lawan seperti layaknya semangka dan kubis.      

Apa yang mereka lakukan ternyata berimbas pada kelompok lainnya.      

Dengan cara seperti ini, Chu Shi, Qian dan Zhu seperti memberikan percikan api yang langsung menyebar di seluruh wilayah perang.      

Di pihak pasukan Dunia Tanpa Akhir, setiap pasukan langsung membentuk kelompok yang terdiri dari tiga orang dan dengan cara seperti ini kekuatan mereka langsung naik.      

"Haha, apa kau pikir kau ini masih tak terkalahkan? Ternyata kau juga bisa ambruk dalam sekali serangan saja!" Chu Shi tertawa keras.      

Zhu Changzhi menebas seorang petarung Bahari Jiwa dan berteriak, "Sial! Sudah lama aku tidak bertarung yang memuaskan hatiku seperti ini. Kalian ini sudah membunuh banyak sekali orang-orangku. Saat ini sudah waktunya aku membalas dendam."      

Qian Si diam. Meski begitu tangannya tidak berhenti bergerak. Dia juga berhasil menebas dua petarung di tingkat Bahari Jiwa.      

"Ayo kita terus bunuh mereka! Kita terus maju ke utara! Itu seperti Tuan Ye!'      

Chu Shi mengumpulkan energi murninya sehingga suaranya bisa terdengar di seluruh medan perang.      

Kepungan yang awalnya sangat ketat kini mulai terlihat longgar.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.