Dewa Obat Tak Tertandingi

Ajian Pengunci Pertama



Ajian Pengunci Pertama

0Kediaman walikota juga terlihat ramai saat ini. Terkait dengan peperangan yang sudah dekat maka banyak petarung di garis depan yang meminta pil obat.      

Ren Xingchun mengepalai pembuatan pil obat beberapa hari ini sehingga dia tidak mengikuti pertemuan para pembesar di Wilayah Utara.      

Ye Yuan mengunjungi kedua orang tuanya. Ternyata ibunya sedang mengasingkan diri bermeditasi sementara ayahnya yang diam. Dia baru tahu kalau setelah ibunya ini mendapatkan energi murni, dia selalu bermeditasi dengan keras. Selama Ye Yuan ikut tantangan di Pagoda Surga Luas, dia tidak pernah keluar sekali pun.      

Ye Yuan hanya tersenyum melihat keadaan ibunya. Ternyata selama beberapa tahun ini, keinginan yang ibunya pendam akhirnya bisa tersalurkan.      

Setelah Ye Yuan dan ayahnya bertemu, keduanya saling mengkhawatirkan. Ye Yuan menceritakan pengalamannya di Pagoda Surga Luas.      

Ye Hang tidak menyangka kalau artefak yang mengguncang Dunia Tanpa Akhir ini kini menjadi milik anaknya. Ini terlalu luar biasa.      

Ye Hang tertawa dengan keras begitu tahu kalau Ye Yuan harus pergi lagi besok.      

"Pergi! Pergilah! Lelaki jantan harus bersiap untuk menebar ambisinya ke seluruh dunia! Sekarang, dunia ini sudah berubah. Kota Cahaya Merah Tua merupakan tempat yang amat berbahaya. Kau harus sangat hati-hati."     

Ye Yuan melihat ayahnya seperti berat untuk melepaskannya. Namun, dia menampakkan diri untuk terlihat tidak peduli. Hal ini membuat Ye Yuan amat tersentuh.      

Meski kekuatan Ye Yuan saat ini memang jauh di atas ayahnya akan tetapi dalam hati Ye Yuan tetap merasa sebagai anak. Dukungan Ye Hang terhadap Ye Yuan sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Ini karena sang ayah sayang terhadap anaknya.      

Selain itu, Ye Hang juga percaya dengan kemampuan Ye Yuan. Kalau seandainya Dunia Tanpa Akhir membutuhkan seorang pahlawan penolong maka orang itu adalah Ye Yuan.      

"Ayah, kuharap kau tenang saja. Aku yakin kalau aku tidak akan membuat masalah. Di Pagoda Surga Luas aku mendapatkan yang membuatku bisa menghadapi seorang petarung di tingkat Pelintas Dewa sekali pun. Aku memiliki kekuatan untuk melindungi diriku," kata Ye Yuan sambil tersenyum.      

Alasan kenapa Ye Yuan mengambil keputusan untuk pergi ke Kota Cahaya Merah Tua memang sangat penting. Hanya petarung di tingkat Pelintas Dewa yang mampu diutus ke sana.      

Selain itu, memang banyak sekali petarung dari wilayah tenggara yang berkumpul di kota itu. Kalau sampai kota tersebut bisa dikuasai oleh pasukan Dunia Badai Ganas maka akan terjadi malapetaka besar.      

Ye Yuan sudah lama menganggap bahwa Dunia tanpa Akhir adalah dunianya sendiri. Jadi tidak mungkin dia akan membiarkan bencana ini terjadi di sini.      

Selain itu, Ye Yuan pun memiliki tujuan lain pergi ke kota itu. Dia ingin tahu apa yang sedang pasukan dari Dunia Badai Ganas rencanakan. Mengapa mereka sampai tega melakukan pembunuhan besar-besaran seperti ini?      

Menurut Ye Yuan, orang-orang Dunia Badai Ganas cukup baik. Mereka bukan pembunuh haus darah. Sepertinya memang ada alasan sampai mereka melakukan hal gila semacam itu.      

Begitu Ye Hang mendengar kalimat Ye Yuan, hatinya memang terasa lebih tenang.      

"Apa? Ye Yuan minta tanaman obat sebanyak ini? Dia...meski dia katakanlah membutuhkan tanaman ini untuk dimakan tapi tidak sebanyak ini juga kan?"     

Ning Yixian melihat catatan yang ada di tangannya. Dia benar-benar terkejut. Tanaman-tanaman obat yang Ye Yuan minta sebenarnya bukan tanaman tingkat tinggi. Namun, dia meminta dalam jumlah yang amat banyak.      

"Kau pasti lupa. Anak itu tabib!" Jing Xuan mengingatkan.      

Ning Yixian tertegun, namun dia masih menggelengkan kepalanya.      

"Tentu saja aku ingat kalau dia itu tabib. Tapi tidak banyak tabib yang tinggal di Kota Cahaya Merah Tua. Apa yang akan dia lakukan dengan tanaman-tanaman tingkat rendah ini? Kalau dia membuat pil obat sendiri dengan menggunakan tanaman-tanaman ini, dia tidak akan memiliki cukup waktu kan meski sampai tahun depan?"      

"Ye Yuan biasanya memang seperti ini kan? Memutuskan sesuatu di luar nalar. Dia juga hanya membawa empat orang ke kota Cahaya Merah Tua. Sekarang, dia meminta tanaman obat tingkat rendah dalam jumlah banyak. Meski aku tidak tahu apa yang akan dia lakukan dengan tanaman-tanaman ini tapi aku kira dia tidak akan membuat pil obat karena sedang suntuk," kata Yin Yanhua.      

Ning Yixian masih tertegun. Kalau dipikir-pikir apa yang dikatakan oleh Yin Yanhua memang benar. Dia lantas meminta orang-orang untuk mempersiapkan tanaman obat yang Ye Yuan minta.      

"Apa kalian bertiga ini tahu sesuatu tentang rencana Ye Yuan mendatangi Kota Cahaya Merah Tua sendirian?" Ning Yixian tiba-tiba bertanya.      

Ketiga murid di depannya menggelengkan kepala. Guo Taoqun menjawab, "Jujur, sejak pertama aku bertemu dengan Ye Yuan, aku tidak mengerti jalan pikirannya. Pikiranku sepertinya tidak bisa mengikuti cara berpikirnya. Kalau aku mengambil sepuluh langkah mungkin dia sudah mengambil ratusan langkah sebelumnya."     

Ning Yixian tersenyum kecut ketika dia mendengar kalimat Guo Taoqun.      

"Apalagi kalian. Kami yang tua ini saja tidak tahu apa yang ada di dalam kepalanya, lupakan. Biarkan dia bertindak sesukanya. Kami para orang tua ini hanya memikirkan tentang logistik saja. Qin Hongtao, keluarga kita masing-masing mengirimkan satu tim lagi untuk berangkat ke Kota Matahari Terang dan Perdamaian Abadi!"      

Qin Hongtao menganggukkan kepalanya.     

"Baik, tidak masalah!"      

"Karena kalian bertiga akan mengikuti Ye Yuan nantinya, ingat untuk tidak mencampur aduk dengan masalah pribadi. Kekuatannya sudah jauh melampaui kalian, jadi kalian juga harus mempertebal kekuatan kalian dua kali lipat! Jangan hanya berhenti karena sudah menjadi pengikut orang besar!" kata Ning Yixian dengan nada serius.      

Raut wajah ketiga murid menjadi tegang. Mereka menganggukkan kepala dengan wajah muram.      

Ye Yuan dan Ye Hang berbincang-bincang hingga lewat tengah malam sebelum akhirnya mereka kembali ke kamar masing-masing. Di dalam ruangannya, lewat pikirannya, Ye Yuan memasuki Pagoda Surga Luas.      

"Formula Sembilan Karakter Kata Sejati sungguh ilmu sakti mandraguna. Hingga saat ini aku bahkan belum bisa membentuk ajian pengunci pertama karakter Lin. Tapi setelah lama mencari tahu cara untuk menguasainya, aku sekarang ini sudah tinggal selangkah lagi. Aku penasaran, apakah kondisi hatiku ini mampu mencapai tahap di mana aku bisa menguasai ajian pengunci ini?"     

Selama ini, selain mencoba untuk menguasai jurus Telapak Tangan Naga Surga Melilit Penghancur, Ye Yuan juga berusaha untuk menguasai karakter Lin.      

Hanya saja, perkembangannya ternyata lebih lambat dari yang dia bayangkan.      

Ye Yuan sudah mengantisipasi selama ini kalau dia nanti akan bisa mencapai tingkat kondisi hati yang lebih tinggi kalau dia berhasil menguasai karakter Lin.      

Ye Yuan menutup matanya dengan rapat. Dia mulai membuat imaji dengan karakter Lin di kepalanya.      

Lewat imaji ini, Ye Yuan bisa sedikit merasakan kalau karakter Lin memiliki sembilan ajian pengunci tangan. Hanya saja, satu yang bisa Ye Yuan bayangkan dengan jelas.      

Sembilan ajian pengunji tangan ini nantinya akan membentuk satu ajian pengunci sempurna. Kekuatannya pastinya akan sangat dahsyat.      

Dalam waktu sekejap, malam sudah berganti dengan fajar yang menyingsing. Tiba-tiba terasa ada sensasi misterius di dalam hatinya.      

Ye Yuan langsung membuka kedua matanya, kedua tangannya langsung membentuk ajian pengunci.      

Ye Yuan yang tadinya masih kurang selangkah lagi kali ini berhasil menguasai ajian pengunci. Jantung Ye Yuan berdegup dengan sangat kencang. Kondisi hatinya yang tadinya sudah hampir naik tingkat kini langsung terbuka.      

Hanya saja, hasilnya ternyata membuat Ye Yuan agak kecewa.      

"Hah...aku kira aku sudah bisa mencapai ambang kondisi Hati Yang Setenang Batu. Ternyata aku baru saja melewati rintangan di Hati Setenang Air. Tingkatan dalam kekuatan hati ini memang sulit untuk dikuasai. Baru satu tingkat saja sudah sulitnya minta ampun. Kalau aku tidak bisa menguasai Formula Sembilan Karakter Kata Sejati, aku khawatir kalau aku akan terus-terusan di tingkat sekarang ini," keluh Ye Yuan.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.