Dewa Obat Tak Tertandingi

Serangan Balik



Serangan Balik

0Begitu merasakan aura kekuatan yang dipancarkan oleh lelaki berjubah itu, Ye Yuan tidak berani ceroboh. Dia langsung menggerakkan seluruh energi murni yang ada di tubuhnya dan mengumpulkannya di dalam pukulan tinjunya.     

Kibasan angin dari telapak tangan lelaki berjubah terlalu cepat. Ye Yuan kesulitan untuk mengeluarkan Jurus Hujan Pedang. Meski aura kekuatannya terasa begitu menekan, lelaki itu terlihat tidak banyak melakukan gerakan.      

Dia hanya sedikit mengangkat tangannya dan mendorong jurus tiga telapak tangannya secara berurutan. Tiga naga biru langit mengaung sambil bergerak cepat ke arah Ye Yuan.      

Meski naga masih jauh dari tubuh Ye Yuan, dia sudah merasakan adanya tekanan yang menyesakkan dadanya. Sekarang ini, Ye Yuan merasakan sebuah tekanan yang luar biasa.      

"Pembakaran Energi Murni! Jurus Pembantai Api!"     

Kali ini, Ye Yuan mengeluarkan seluruh tenaganya untuk mengeksekusi jurus Pembantai Api, sekaligus mengeluarkan seluruh konsep yang dipelajari di tempat warisan ini ke dalamnya.      

Tak lama kemudian, Ye Yuan mengeluarkan banyak sekali serangan pukulan tinjunya. Bayangan pukulan ini memenuhi langit di antara keduanya.     

Meski begitu tiga naga biru langit tidak terpengaruh oleh jurus pukulan tinju Ye Yuan dan langsung menembus pertahanan, seperti angin yang melewati jajaran pohon mati.      

Naga-naga ini mampu melewati bayangan-bayangan tinju Ye Yuan dan menyobek bayangan tinju berwarna merah menjadi berkeping-keping.      

Meski begitu Ye Yuan seperti tidak melihatnya. Dia masih tetap terus mengeluarkan serangan pukulan tinjunya tanpa henti kepada tiga naga biru langit.      

Ketiga naga biru langit ini terlihat seperti makhluk hidup yang mampu menghancurkan segala yang menghalanginya dengan bengis. Ye Yuan yang saat ini berada di hadapan mereka terlihat lemah seperti anak kucing.      

Kalau sampai jurus tiga telapak tangan ini sampai mendarat di tubuh Ye Yuan, anak mungkin sudah tidak bisa selamat. Ye Yuan sepertinya tidak sadar betul kalau dirinya sedang dalam marabahaya. Pukualan-pukulan tinjunya menjadi semakin kencang dan bayangan tinju ini semakin terlihat jelas.      

Awalnya, si lelaki berjubah melihat Ye Yuan yang berjuang mempertahankan diri dengan tenang. Namun, semakin ke sini, ekspresi wajahnya terlihat semakin masam.      

Serangan tiga naganya semakin terlihat pelan. Bayangan pukulan tinju dari Ye Yuan mengenai tubuh naga. Meski bayangan pukulan tinju tidak berpengaruh pada si lelaki berjubah hitam akan tetapi dia harus akui bahwa serangan tinju Ye Yuan sangat kencang. Bisa dipastikan kalau pukulan ini akan mampu merusak naga-naganya.      

Kali ini, Ye Yuan sudah mendaratkan banyak sekali pukulannya. Selain itu, pukulan-pukulannya pun semakin kencang.     

Setelah minum darah murni daga, tubuh Ye Yuan sudah berubah lebih kuat sehingga dia mampu mengeluarkan pukulan tinju yang sebenarnya menguras energi murninya.      

Duar! Duar! Duar!      

Suara ledakan yang muncul dari bayangan tinju Ye Yuan terdengar bergemuruh ke segala penjur; terlihat begitu mengagumkan.      

Naga-naga dari lelaki berjubah semakin terlihat nyata. Ini merupakan tanda kalau energinya semakin berkurang.     

"Huh!.....anak ini ternyata mampu menghadang tiga telapak tanganku dengan cara seperti itu."     

Begitu melihat naga-naganya sudah semakin memudar, si lelaki berjubah hitam tahu kalau Ye Yuan memang akan mampu melewati tingkat ketujuh ini. Awalnya, dia memang cukup yakin kalau Ye Yuan akan mampu juga melewati tingkat ketujuh setelah melihat anak muda ini mampu melewati enam tingkat sebelumnya dengan nilai sempurna. Pemahamannya terhadap berbagai macam konsep jauh melebihi petarung lainnya.      

Bahkan Li Fantian jauh lebih buruk dibandingkan Ye Yuan.      

Selain itu, Ye Yuan sudah melewati perubahan bentuk tubuh setelah meminum darah murni naga. Energi murninya sekarang mengandung qi dari naga. Jurus Pembantai Api yang Ye Yuan keluarkan pun jauh lebih kuat dari sebelum dia berubah.      

Kalau sampai Ye Yuan tidak mampu melewati tingkat ketujuh akan terasa aneh.      

Duar! Duar! Duar!     

Ye Yuan masih terus mengeluarkan jurus pukulan tinjunya. Ketiga naga si lelaki berjubah semakin terlihat melemah. Kesan kejam dan bengis yang tadi terlihat kini perlahan-lahan mulai hilang.      

Suara ledakan terdengar berasal dari tiga naga biru langit. Jarak mereka sekitar 30 kaki dari Ye Yuan.      

"Heh? Apa yang anak ini sedang lakukan?"     

Si lelaki berjubah hitam kebingungan. Setelah Ye Yuan berhasil menghabisi tiga naga, dia masih terus mengeluarkan pukulan tinjunya.      

Udara terasa semakin sesak dan suara ledakan membuat orang pengap.      

"Auh!"      

Seketika, sebuah naga merah raksasa keluar dari tinju Ye Yuan, bergerak cepat menuju ke arah si lelaki berjubah. Pupil mata lelaki berjubah melebar. Dia menghela napas ketakutan.     

"Hah! Anak ini.. benar-benar gila!"      

Lelaki berjubah langsung menggerakkan tangannya yang cepat. Dengan pelan dia merentangkan tangannya dan menangkap kepala naga dengan telapak tangannya kemudian menjepitnya. Naga merah yang marah langsung hilang begitu saja.      

"Hahaha!"      

Ye Yuan akhirnya berhenti menggerakkan tangannya dan ambruk ke tanah: terengah-engah. Dia sudah kehilangan tenaga sampai tidak bisa menggerakkan jarinya.      

"Sudah berapa tahun berlalu? Kau ini satu-satunya orang yang bisa menyerang balik jurusku. Sungguh luar biasa!" Si lelaki berjubah hitam akhirnya memuji Ye Yuan.      

Meski dia memang sudah menduga kalau Ye Yuan akan mampu melewati tingkat ketujuh akan tetapi dia tidak menduga kalau pemuda ini masih memiliki tenaga untuk menyerang balik setelah mematikan naga-naganya.      

Tiga naga yang dikeluarkan sebelumnya sebenarnya dikeluarkan dengan tenaga penuh. Hanya karena dia memang sudah mahir maka terlihat santai: tanpa tenaga.      

Menurutnya, sudah hebat Ye Yuan mampu mengalahkan jurus tiga telapak tangannya. Keadaan ini melebihi harapannya. Sebelumnya, dia memperkirakan bahwa batas kekuatan Ye Yuan berada pada serangannya pada jurus tiga telapak tangannya. Ternyata anak ini mampu menunjukkan sesuatu yang lebih dari perkiraan.      

Ketika Ye Yuan mengeksekusi Jurus Pembantai Pai, Ye Yuan seperti mendapatkan sebuah inspirasi. Itulah kenapa, rahangnya mengeras dan bertahan lebih lama dari yang dia bisa.      

Kekuatan Ye Yuan yang pertama memang berasal dari kekuatan dia yang sebenarnya namun setengahnya sebenarnya berasal dari kegigihannya untuk tetap bertahan.     

Lelaki berjubah sudah melihat begitu banyak petarung tangguh memasuki Pagoda Surga Luas namun mereka terlihat seperti kumpulan ikan mas: jumlahnya terlalu banyak. Dia belum pernah melihat ada petarung yang memiliki kegigihan seperti Ye Yuan.      

Sangat menyedihkan melihat petarung mengeluarkan kekuatan yang melebihi apa yang tubuhnya bisa. Ini karena akan terjadi ketidaksinambungan dalam eksekusi gerakan jurusnya.      

Tanpa adanya kegigihan seperti yang Ye Yuan tunjukkan, seorang petarung tidak akan mampu untuk mengontrol kekuatannya. Ye Yuan mampu menunjukkan bahwa setiap pukulan yang tadi dia keluarkan terkendali dengan baik; bahkan hingga pukulan terakhir yang menggetarkan.     

Meski pada akhirnya, naga merah yang keluar dari pukulan tinjunya musnah. Ini karena lelaki berjubah memang sangat kuat.      

Kekuatan tinjunya sudah setara dengan jurus Hujan Pedang.      

"Tidak heran kau bisa memurnikan darah murni naga. Dilihat dari kegigihanmu sepertinya di masa depan kau akan mencapai banyak hal!" puji lelaki berjubah hitam.      

Ye Yuan tidak berniat untuk berbicara. Dia tidak memiliki tenaga untuk melakukannya. Dia sungguh kelelahan. Begitu melihat kondisi Ye Yuan yang mengenaskan, lelaki berjubah hitam langsung memberikan energi murni ke tubuh Ye Yuan.      

Tubuh Ye Yuan gemetar. Dia pun mendapatkan kekuatan. Dia duduk dan kemudian berbicara pada lelaki berjubah hitam.      

"Apakah ini...dianggap berhasil?"      

Lelaki berjubah hitam tercengang. Dia langsung tertawa.      

"Tentu! Hanya saja di tiga tingkat terakhir ini tidak ada yang namanya pencapaian sempurna. Kalau ada, kau pasti sudah mendapatkannya."     

Karena Ye Yuan melihat dirinya langsung ambruk setelah mendaratkan pukulan terakhir, dia berpikir kalau dirinya gagal.      

Orang bodoh sekali pun tahu kalau Ye Yuan benar-benar sudah melewati tingkat ketujuh ini dengan cara yang amat indah.      

Ye Yuan mengangkat kepalanya dan memaksa tersenyum.      

"Baguslah kalau begitu!"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.