Dewa Obat Tak Tertandingi

Menghancurkan Diri Sendiri



Menghancurkan Diri Sendiri

0Di suatu tempat di Hutan Tanpa Akhir, seorang petarung sedang duduk diam dalam meditasinya.      

Tak lama kemudian, dia merasa hatinya berdebar. Dia langsung membuka matanya. Tatapannya menyiratkan kalau dia amat senang.      

Dia melihat sebuah tanda hitam yang ada di tangannya dan tertawa terbahak.      

"Hahaha, semuanya datang kepada siapa saja yang menunggu! Aku sudah menunggu sampai kau muncul! Anak ini sungguh punya keberuntungan iblis! Dia sudah memasuki Zoan Kematian tapi masih selamat saja! sepertinya kabar tentang tempat ini tak sepenuhnya benar! Tak terlalu mematikan!"      

Petarung ini adalah Ding Liang yang telah menunggu selama lebih dari setengah tahun. Ketika Ye Yuan keluar dari Kabut Pembuat Bingung Pelahap Energi Murni, tanda kutukan jiwa dewa yang sudah diam selama setengah tahun akhirnya muncul lagi.      

Meski Ye Yuan sudah masuk Zona Kematian tapi Ding Liang masih ragu. Ye Yuan memiliki kemampuan untuk naik tingkat dengan amat cepat. Kalau orang ini sudah masuk Zona Kematian namun masih bisa keluar hidup-hidup ini berarti membunuhnya tidak akan menjadi pekerjaan yang mudah.      

Setengah tahun yang lalu, Ye Yuan sudah mampu membunuh Shangguan Yunrong. Jika diberi waktu, maka tidak akan ada yang tahu apa yang bisa dia lakukan.      

Itulah kenapa Ding Liang memutuskan untuk menunggu untuk tahu apakah dia mati atau hidup. Dalam kurun waktu setengah tahun ini Ding Liang sudah berkali-kali ingin masuk Zona Kematian. Tapi setiap kali sudah berada di depannya, ada aura kematian yang muncul dari dalamnya, membuatnya sesak napas.      

Akhirnya, dia tidak berani untuk masuk. Tidak disangka, ternyata setelah setengah tahun, Ye Yuan akhirnya keluar.      

"Wuush!"      

Ding Liang langsung menghilang dari tempat meditasinya dan menuju ke arah di mana tanda hitam di tangannya berada. Jarak yang ditunjukkan tanda ini tidak jauh. dengan kecepatan seperti yang dia miliki, dia hanya perlu waktu satu jam.      

Namun di sisi lain, semakin Ding Liang ini mendekati tempat keberadaan Ye Yuan, dia semakin merasa takut.      

"Apa yang sebenarnya terjadi? Anak ini ternyata diam. Apakah mungkin dia menungguku? Tapi dalam kurun setengah tahun ini, kemungkinan dia hanya sampai pada tingkat menengah Bahari Jiwa kan? Meski dia bisa bertarung melawan petarung di atas tingkat kekuatannya tidak mungkin dia bisa menjadi lawanku kan?"      

Ding Liang banyak memikirkan tentang hal ini. hatinya semakin cemas dan ragu.      

"Anak ini paling pintar merencanakan sesuatu. Apakah dia punya sesuatu untuk dijadikan andalan, apakah dia sengaja untuk terlihat kuat padahal tidak ada apa-apanya? Sebuah strategi kosong."     

Sekarang ini, tinggal lima belas menit, Ding Liang akan tiba di tempat Ye Yuan berada. Apakah dia harus berhenti atau lanjut?      

Setelah banyak berpikir, Ding Liang menggertakkan giginya dan mengambil keputusan.      

"Aku yakin dia punya kemampuan untuk mengalahkanku. Ketika dia masuk kekuatannya hanya berada di tingkat Pertama Bahari Jiwa. Kalau aku sampai melepaskannya kali ini, maka tidak akan bisa hidup juga. Kaisar Angin tidak akan membiarkanku hidup juga!"      

Setelah berpikir sejauh ini, Ding Liang semakin menambah kecepatan menuju di mana Ye Yuan berada.      

Setelah lima belas menit, beberapa titik hitam terlihat di depannya. Titik ini semakin lama semakin terlihat besar dan Ding Liang merasa jantungnya seperti mau copot.      

Dalam kurun waktu setengah tahun ini, ternyata kekuatan Ye Yuan sudah naik ke tingkat akhir Bahari Jiwa. kalau kecepatan ini terus berlanjut, bukankah sebentar lagi dia akan mencapai tingkat Pelintas Dewa?      

Kalau sudah seperti ini, berarti Ye Yuan akan mampu untuk melawan Kaisar Angin? Sampai di dini, Ding Laing menjadi gemetar. Dia langsung cepat-cepat membuang pikirannya jauh-jauh.      

Ye Yuan melihat ke arah Ding Liang dengan senyum seringai di wajahnya.      

"Kenapa kau baru sampai? Aku sudah menunggumu lama sekali!"      

Ding Liang tidak langsung menjawab. Dia melihat beberapa orang yang ada bersama Ye Yuan dengan wajah serius. Dia tidak begitu memperhatikan Yue Mengli dan Cahaya Putih. Matanya tertuju pada pemuda berbaju biru langit. Dia merasa ada sesuatu yang tidak bisa dipahami dari pemuda ini. Aura kekuatan yang memancar dari tubuh Ye Qing terasa tajam dan sulit tidak bisa dideteksi.      

Ding Liang hanya menatap sebentar kemudian mengalihkan pandangannya pada Ye Yuan.Pemuda ini adalah targetnya yang paling harus diwaspadai.      

Ding Liang tidak menyangka jika kepergiannya ke Zona Kematian kali ini akan membuat kekuatannya naik dua tingkat minor sampai pada tingkat akhir Bahari Jiwa.      

Meski begitu, Ding Liang saat ini masih percaya kalau dirinya tidak akan kalah oleh Ye Yuan.      

"Kau sengaja bersikap misterius? Kau memanggil wanita ini lagi. Kau pasti tidak berpikir bahwa aku akan tertipu lagi kan dan membiarkan kalian semua bisa kabur?" Ding Liang melihat ke arah Ye Yuan dan berkata dengan senyum sinis.      

Sebelumnya, Ding Liang sudah kalah sekali. kalau bukan karena Ye Yuan memanggil Yue Mengli waktu itu, dia tidak akan bisa kabur.      

Hal ini jugalah yang membuat Ding Liang merasa sedih selama ini.      

Ye Yuan menjawab sambil tersenyum.      

"Haha! Aku sudah memberimu kelonggaran selama ini sehingga kau masih hidup sampai sekarang. Dulu, kau-lah yang berani menyentuh kakak-kakak sealiran denganku di Dunia Badai Ganas, selain itu kau juga yang mengejarku. Hari ini, kita akan menyelesaikannya."     

Meski Ye Yuan tersenyum, kalimat yang keluar dari mulutnya sudah penuh dengan niat untuk membunuh.      

Ye Yuan memang sudah bertahan lama sekali menahan diri di hadapan Ding Liang. Sebagai kaki tangan Zhao Tianyin dalam melakukan tindak kejahatannya, dia memang tidak pantas untuk diampuni.      

Seandainya hari ini Ding Liang tidak datang kepadanya, Ye Yuan akan mencari kemudian membunuhnya. Randa kutukan jiwa dewa yang ditinggalkan oleh Shangguan Yunrong memudahkan Ye Yuan untuk melacak Ding Liang.      

Ding Liang tertawa keras.      

"Apa kau pikir kau ini tidak terkalahkan setelah naik ke tingkat akhir Bahari Jiwa? apa karena ada wanita ini kau jadi berani? Apakah selamanya kau akan berlindung di belakang wanita? Kau melakukan hal yang sama ketika dulu di Dunia Badai Ganas, ketika aku mencarimu dan sekarang pun masih sama. Hahaha.."     

Ding Liang tertawa terbahak-bahak; merendahkan Yue Mengli. Kalimat yang dia utarakan tidak ditanggapi oleh Ye Yuan namun justru membuat Yue Mengli marah.      

Sebuah tamparan mendarat di tubuh Ye Yuan yang berasal dari gelombang kekuatan di tangan Yue Mengli. Badan Ding Liang terhempas. Lelaki ini bahkan belum sempat untuk bereaksi menghadapi serangan tiba-tiba Yue Mengli.      

Meski Yue Mengli tidak menggunakan Seni Pandangan Matanya, dia masih bisa menghadapi Ding Liang dengan sangat mudah. Kalau bukan karena Ye Yuan, Ding Liang mungkin sudah mati di tangan Yue Mengli.      

Berkali-kali Ding Liang meludahkan darah dari mulutnya. Dia merangkak sambil mengusap wajahnya.      

Ternyata tamparan gelombang tangan Yue Mengli ini merontokkan setengah giginya.      

"Kalau kau berani bicara yang bukan-bukan. Kau tidak perlu menunggu Ye Yuan. Aku pun bisa menghabisimu!" Yue Mengli memperingatkan.      

Bagi Yue Mengli, hinaan yang diterima Ye Yuan sama rasanya dengan hinaan yang diterimaNYA. Bagaimana bisa Ding Liang berani bersikap sombong? Dia baru tahu kalau wanita ini ternyata masIh begitu kuatnya.      

Dari satu gerakan yang Yue Mengli lancarkan sudah kelihatan kalau wanita ini akan sangat mudah untuk membunuhnya. Kalau Ye Yuan punya sekutu yang bisa membantunya sampai pada tahap seperti ini, lantas kenapa masih kabur darinya dulu?      

Ding Liang seperti ingin mati sekarang. Seharusnya kondisi dirinya tidak seperti ini.      

Ye Yuan melihat ke arah Ding Liang. "Kau yang memintanya jadi jangan salahkan aku."     

Tidak lama kemudian, Ye Qing yang sedari tadi hanya diam di samping mulai ikut bicara tidak sabar.      

"Aku bisa langsung menghabisi sampah ini. Tidak perlu berbasa-basi."     

Sambil berbicara, Ye Qing ikut mengangkat tangannya. Dia juga ikut menampar Ding Liang.      

Sebelumnya Ding Liang memang tidak siap namun kali ini dia sudah menyiapkan diri untuk menghadapi Ye Qing. Namun hasilnya tetap sama.      

Suara tamparan keras terdengar!      

Tamparan ini membuat mulut Ding Liang penuh dengan darah. Baru sekarang Ding Liang tahu kalau salah satu dari pengikut Ye Yuan memang memiliki kekuatan untuk membunuhnya.      

Hanya saja ...semuanya sudah terlambat.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.