Dewa Obat Tak Tertandingi

Tanah Suci Cahaya Senja Merah Tua



Tanah Suci Cahaya Senja Merah Tua

0Ye Yuan tidak menyangka kalau Yang Sen akan bertanya padanya. Dia hanya menjawab sambil tersenyum, "Daripada aku mengkhawatirkannya, aku pikir lebih aku meningkatkan kekuatanku dalam waktu satu bulan yang masih tersedia. Semua peserta memiliki kekuatan yang hampir sama. Jadi kalau kekuatan mereka naik maka akan ada kesempatan bagi mereka untuk naik juga."     

Yang Sen tertegun. Dia tidak menyangka Ye Yuan akan menjawabnya dengan kalimat seperti itu. Kalau dipikir-pikir, apa yang Ye Yuan katakan memang benar. Kalau jarak kekuatan mereka jauh maka waktu satu bulan tidak akan cukup. Kenyataannya, ke-60 peserta yang bertarung di babak akhir ini memiliki kekuatan yang hampir sama. Masih ada kesempatan bagi siapapun untuk menang dan kalah. Dalam keadaan seperti ini, masih banyak yang bisa dilakukan dalam waktu satu bulan.      

Apa yang dikatakan Ye Yuan membuat kelima peserta lainnya menjadi lebih tenang. Meski begitu mereka merasa harus cepat meningkatkan kekuatan. Kalau bukan karena ada Yang Sen di sini, mereka sudah sangat ingin pergi untuk bermeditasi mengasingkan diri untuk menebalkan kekuatan.      

Yang Sen melihat Ye Yuan dengan tatapan terkejut. Pemuda ini sepertinya memiliki ketenangan yang melebihi usianya.      

"Ye Yuan, aku lihat ketika kau memenangkan pertarungan di atas panggung, sepertinya kau masih memiliki kekuatan lainnya yang belum kau keluarkan. Aku ingin tahu apakah kau memiliki tujuan di babak akhir nanti?" tanya Yang Sen.      

Ye Yuan tersenyum namun tidak menjawab. Pei Wenqiang ikut berseru ketika dia melihat situasi antara Ye Yuan dan Yang Sen.      

"Aku tahu sedikit tentang hal ini Yang Mulia. Ye Yuan bertujuan untuk memasuki Lembah Cahaya Senja Merah Tua."     

"Hiss....."     

Semua orang menarik nafas. Bukankah tujuan ini terlalu besar? Bahkan tidak masuk akal.      

Yang Sen menggelengkan kepalanya dan menertawakan dirinya sendiri.      

"Bagus sekali mendapati ada anak muda yang memiliki tujuan dan kekuatan. Namun kalau mereka bermimpi untuk mendapatkan sesuatu yang ada di luar kemampuan mereka maka takutnya hanya ada kekecewaan pada akhirnya."     

Ye Yuan menjawab sambil tersenyum, "Yang Mulia, kalau sudah tidak ada yang dibicarakan lagi, aku mohon undur diri untuk bermeditasi."     

Selesai berbicara, Ye Yuan tidak memperhatikan wajah-wajah terkejut orang-orang yang melihatnya. Dia membalikkan tubuh dan pergi begitu saja.      

"Berhenti! Bagaimana bisa kau tidak menghormati Yang Mulia! Sepertinya kau ini sudah bosan untuk hidup!" Wu Jianqing akhirnya merasa memiliki kesempatan untuk meluapkan amarahnya.      

Ye Yuan tampak terkejut. "Yang Mulia mengatakan kalau aku ini bermimpi terlalu tinggi dari apa yang aku bisa. Jadi sebagai wujud rendah diri aku pamit untuk menebalkan kekuatanku. Bagaimana bisa kau berkata kalau aku ini tidak menghormatinya?"      

"Kau! Pintar sekali bersilat lidah! Dengan kekuatanmu yang hanya seperti itu kau berani bermimpi untuk masuk ke Lembah Cahaya Senja Merah Tua! Kau ini hanya bermimpi di siang bolong saja!"      

"Heh, terserah kau mau berkata apa! Aku yang kecil ini hanya ingin cepat-cepat untuk meningkatkan kekuatanku. Sampai jumpa!"      

Ye Yuan benar-benar meninggalkan kediaman walikota begitu dia selesai berbicara. Yang Wenmiao dan yang lainnya juga sebenarnya sudah ingin pergi. Begitu dia melihat Ye Yuan pergi, Yang Wenmiao mengepalkan kedua tangannya di hadapan Yang Sen.      

"Ayah, aku juga mohon untuk diijinkan meningkat kekuatanmu. Aku pergi dulu."     

Yang Sen cukup ragu untuk beberapa saat.      

"Baiklah. Aku juga tahu kalau kalian sudah tidak tahan berdiri lama-lama di sini."     

Yang Wenmiao dan yang lainnya seperti orang yang mendapatkan keringanan hukuman. Mereka langsung pergi untuk bermeditasi.      

Setelah semua orang pergi, Yang Sen menghentikan Pei Wenqiang dan bertanya.     

"Apakah Ye Yuan benar-benar memiliki kekuatan seperti itu?"      

Pen Wenqiang tidak langsung menjawab. Dia berpikir untuk beberapa saat.      

"Sebenarnya, sebelum datang ke sini aku berpikir dia pasti bercanda. Tapi sekarang, aku sepertinya memiliki harapan yang aku gantung kan padanya. Mungkin nanti, kita akan terkejut melihat kekuatan dia yang sebenarnya."     

Tanah Suci Cahaya Senja Merah Tua merupakan sebuah wilayah yang didirikan di atas pembuluh-pembuluh jiwa sehingga di sini ada begitu banyak energi murni yang tersedia.      

Meski kondisinya sekarang ini sedang mengalami penurunan, wilayah tanah suci ini juga sebenarnya sebuah tanah yang berkembang. Banyak orang yang silih berganti berdatangan ke tempat ini. Ada juga banyak kereta dan kuda yang berlalu lalang; pokoknya wilayah ini merupakan sebuah kota besar.      

Dibandingkan dengan Kota Ye, tidak banyak orang yang tinggal di Wilayah Tanah Suci. Meski begitu, kekuatan para petarungnya jauh di atas rata-rata petarung di Kota Ye.      

Setelah sebulan berlalu, Yang Sen memimpin rombongan keenam pemenang di kotanya menuju tanah suci. Ye Yuan, dulunya dilahirkan di tanah sangat suci, sehingga ketika memasuki wilayah ini, dia tidak merasakan adanya keistimewaan.      

Selain Yang Sen, peserta yang lainnya tidak pernah datang ke tanah suci sehingga mereka begitu penasaran. Kebanyakan petarung yang tinggal di wilayah tanah suci adalah petarung di tingkat kekuatan Pencerahan Nirwana. Mereka tidak terlalu menganggap petarung di tingkat Tanpa Ikatan itu penting.      

Kompetisi untuk mencari pemenang Setara Anak Tanah Suci merupakan peristiwa yang tidak pernah ada sebelumnya.      

"Kekuatan yang ada di wilayah tanah suci ini begitu komplek dan rumit. Aku harap kalian lebih berhati-hati sekarang ini. Jangan mencoba untuk memprovokasi orang lain dan berhati-hatilah. Kalau kalian nanti mampu masuk sepuluh besar maka kalian akan bisa memasuki kuil suci. Waktu itu, tidak ada yang berani untuk mengganggu kalian semua," Yang Sen memberitahu keenam orang begitu dia melihat wajah-wajah penasaran mereka.      

Yang Sen yang lahir di tanah suci sudah banyak menyaksikan petarung-petarung jenius sebelumnya. Dia paham betul kalau para pemuda yang ada di hadapannya ini pastinya dipenuhi dengan kebanggaan dan bahkan rasa congkak karena kemenangan mereka. Kemungkinan mereka akan tidak setuju dengan apa yang dia katakan.      

Hanya saja, melihat latar belakang keenam orang ini, mereka belum memiliki kemampuan untuk menyinggung kekuatan besar yang ada di sini.      

Meski memang jumlah petarung di tingkat Pencerahan Nirwana di tanah suci ini tidak sebanyak bulu banteng namun jumlahnya bisa mencapai ratusan. Dan para petarung ini didukung oleh petarung dengan kekuatan Tingkat Tanpa Bandingan. Mereka merupakan kekuatan menengah yang ada di tanah suci.      

Kalau misalnya ada petarung yang berani menyinggung petarung Tanpa Bandingan maka para walikota yang ada di belakang tidak akan bisa membantu menghindar dari masalah. Yang Sen sendiri memiliki kekuatan di tingkat Tanpa Bandingan tetapi karena jumlah petarung di tingkat yang sama dengan dirinya di sini begitu banyak maka kemungkinan besar dia tidak akan bisa melawan mereka semua.      

Rombongan Yang Sen sedang berjalan ketika ada dua orang yang tiba-tiba datang menemui mereka.      

"Adik Yang Sen! Bagaimana kabarmu?"      

Salah satu dari mereka adalah lelaki tua yang langsung menyapa Yang Sen. Meski begitu, matanya melirik ke arah Ye Yuan. Di sampingnya ada seseorang yang sudah lama dikenal oleh Ye Yuan, Zhao Qian.      

Yang Sen sangat terkejut begitu melihat lelaki tua mendatanginya dan langsung mengucapkan salam hormat.      

"Aku menghadap, Ketua Jiao!"      

Ketua Jiao tertawa.      

"Haha, aku dengar kali ini Adik Yang banyak membawa bakat-bakat hebat. Aku datang ke sini untuk melihat. Pasti aku membawa beberapa orang kan? Haha, sungguh kau ini memang lelaki sejati yang berwibawa!"      

Yang Sen tahu betul kalau kedatangan Ketua Jiao kali ini sebenarnya untuk melihat Ye Yuan. Dia sedari tadi memang terus melirik ke arah Ye Yuan.      

Yang membuat Yang Sen sedikit waspada adalah bagaimana bisa petarung kecil di tingkat Pelintas Dewa sampai membuat orang sekelas Ketua Jiao dari Perusahaan dagang Meteor dari cabang Tanah Suci Cahaya Senja Merah Tua datang sendiri untuk melihat Ye Yuan.      

Sepertinya, jati diri Ye Yuan tidaklah sembarangan.      

Meski Perusahaan Dagang meteor beberapa tahun ini mengalami kemunduran, tapi perusahaan ini masihlah termasuk yang setia di Tanah Suci. Kekuatannya tidak bisa diremehkan begitu saja oleh penguasa tanah kecil macam Yang Sen.      

Seorang petarung di tingkat kedua Kedalaman Dao yang dikirim oleh Perusahaan Dagang Meteor bisa langsung menghancurkan sebuah wilayah sebesar Tanah Suci Cahaya Senja Merah Tua. Hal seperti ini kalau sampai terjadi maka akan banyak merugikan.     

Di setiap tanah suci, sebuah perusahaan dagang memiliki hubungan yang harmonis dengan penguasa setempat. Kalau sampai mereka berada pada situasi buruk maka mereka tidak akan mampu untuk berperang. Dalam melakukan usaha bisnis, reputasi itu memiliki peran yang amat penting.      

Ketua Jiao adalah orang penting yang memimpin cabang Perusahaan Dagang Meteor di tanah Suci Cahaya Senja Merah Tua. Sangat aneh sekali dia datang sendiri untuk bertemu dengan Ye Yuan.      

Yang Sen hanya tahu kalau Ye Yuan adalah pendatang baru di Dunia Tinggi. Bagaimana bisa dia memiliki urusan dengan orang setinggi ketua Jiao ini?      

Meski sangat terkejut, Yang Sen tetap menunjukkan ekspresi biasa pada Ketua Jiao.      

"Ketua Jiao begitu baik!" kata Yang Sen.      

Ketua Jiao berkata sambil tersenyum.      

"Adik Yang, Perusahaan Dagang Meteor kami memiliki sedikit urusan dengan Adik Ye Yuan. Cabang kami di sini ingin bertemu dengan dia membicarakan beberapa hal. Itulah alasan kami datang ke sini. Aku harap Adik Yang tidak tersinggung."     

Yang Sen merasa apa yang dia pikirkan benar. Dia langsung menjawab, "Aku tidak berani Ketua Jiao."      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.