Sistem Teknologi Gelap

Acara Kelulusan



Acara Kelulusan

0Hasil akhir sidang tersebut segera diumumkan.     

Sudah jelas, Luzhou dapat seratus.     

Apalagi yang bisa ditingkatkan dalam sebuah skripsi yang dipuji dua orang ahli ternama?     

Untuk mahasiswa S1, sidang yang dijalankan Luzhou adalah sidang yang sangat berbobot.     

Universitas Jinling tidak menggunakan sistem 'mengurangi 1 nilai karena tidak ada yang sempurna'—prinsip aneh yang tidak masuk akal. Jika memang hasil yang diberikan sangat memuaskan, mereka tidak akan segan memberikan nilai seratus.     

Dan memang benar, Luzhou sangat memenuhi syarat mendapatkan nilai sempurna.     

Namun di sisi lain, sebenarnya nilai tidak akan terlalu menjadi pertimbangan dalam kelulusan. Menurut standar nilai huruf, semua nilai di atas 90 akan dianggap sebagai 'sempurna'.     

Walaupun Luzhou tahu ini akan terjadi, setelah melihat nilainya, akhirnya ia bisa bernafas lega.     

Kalau sampai ia mendapatkan nilai 99, OCD-nya akan membuatnya tidak bisa tidur.     

Saat waktu mengambil ijazah telah tiba, Profesor Tang selaku dosen pembimbing, bersama dengan Bapak Qin, datang dan mengikuti acara. Selain itu, ada juga Profesor Liu, Direktur Departemen Matematika, dan orang yang mengajari Luzhou tentang model komputer dan analisa fungsi. Mereka semua datang untuk mengucapkan selamat.     

Selain para dosen, hanya ada Luzhou di sana.     

Luzhou berdiri di auditorium dan menerima semua penghargaannya.     

Bapak Qin memberikan ijazah dan sertifikat kelulusan untuk Luzhou, "Nak, kamu telah berhasil menyelesaikan semua kelas, dan telah lulus dengan nilai yang sangat memuaskan."     

"Setelah pertemuan administrasi universitas, kami memberikan izin untuk lulus sebelum waktu tiba, dan memberimu gelar S1 dalam Fisika dan Matematika Terapan."     

"Semoga kamu akan terus melaju dalam hidup dan memberikan kontribusi dalam dunia akademik!"     

Luzhou menerima berkas-berkas sertifikat itu dan berkata, "Terima kasih, atas pengajaran yang telah diberikan semua dosen-dosen di universitas ini. Saya akan selalu mengingat apa yang telah kalian ajarkan!"     

Bapak Qin tersenyum dan berkata, "Selamat atas kelulusanmu, ya. Baiklah, aku tidak akan membuang-buang waktumu. Istirahatlah selama beberapa hari, dan selesaikan registrasi untuk mengakhiri statusmu sebagai mahasiswa. Selain itu, pikirkanlah apa yang akan kamu lakukan setelah ini."     

Luzhou tersenyum dan mengangguk, "Baiklah."     

Setelah acara pemberian ijazah selesai, Luzhou hendak berbicara kepada Profesor Tang, namun tiba-tiba seorang teman lama berjalan mendekat.     

Lin Yuxiang berjalan mendekat, ia mengenakan gaun putih dan tersenyum, "Selamat, kamu sudah lulus! Sepertinya aku harus memanggilmu Sarjana Lu sekarang~"     

Luzhou tersenyum, "Terima kasih, dan kamu ini ada-ada saja."     

Lin Yuxiang tersenyum, "Apa kamu punya waktu?"     

Luzhou berpikir selama beberapa saat lalu berkata, "Sepertinya tidak, aku ada urusan."     

Lin Yuxiang tampak bingung dan canggung mendengarnya.     

...     

Dengan membawa ijazah-nya, Luzhou berjalan ke kantor Profesor Tang.     

Tanpa menunggu perintah sang dosen, seorang mahasiswa S2 yang duduk di dekat pintu berdiri, lalu mengambil cangkir dan menuangkan teh.     

"Ini tehnya."     

Mahasiswa itu memandang Luzhou dengan penuh hormat, hingga Luzhou merasa sedikit sungkan.     

"Terima kasih."     

"Sama-sama, kuharap kita bisa bekerja sama suatu hari nanti." Mahasiswa S2 itu tersenyum, lalu kembali duduk, dan melanjutkan tugasnya.     

"Kamu tidak merayakan kelulusan bersama teman-temanmu? Mengapa kamu kemari?" Profesor Tang meletakkan cangkir-nya dan tersenyum.     

Luzhou tersenyum dan berkata, "Bapak Tang, saya kemari ingin menjadi murid S2 Anda. Apakah Anda punya wak—"     

Sebelum Luzhou selesai bicara, Profesor Tang sudah memotong ucapannya, "Jangan, aku tidak akan menerimamu."     

Mendengar jawaban itu, Luzhou terdiam, tidak mengerti mengapa ia ditolak.     

Melihat kebingungan Luzhou, Profesor Tang terdiam kemudian berkata, "Dengan kemampuanmu, kamu bisa mengerjakan semua ini sendiri. Jujur saja, dalam bidang analisis fungsi, aku sudah tidak bisa mengajarimu lagi, dan aku bukan spesialis Teori Angka. Akan lebih baik jika kamu belajar sendiri."     

"Tapi...."     

Luzhou ingin mengatakan sesuatu, namun lagi-lagi Profesor Tang memotongnya.     

Profesor Tang menghela nafas, "Sebenarnya, ini memalukan sekali, karena Jinling, sebagai salah satu universitas terbaik di Asia, tidak mencetak ahli belakangan ini. Jika ada ahli yang cocok, pasti akan kuberitahu, namun jujur saja, aku sudah tidak bisa membantumu. Lebih baik kamu melakukan riset di institusi lain yang lebih prestisius."     

Luzhou terdiam.     

Setelah terdiam selama beberapa saat, Profesor Tang akhirnya kembali bicara, "Institusi ilmu pengetahuan lokal biasanya berkutat dalam beberapa bidang, sehingga terkadang bidang-bidang tersebut bercampur. Dengan kemampuanmu saat ini, mungkin akan sulit, namun jika dilihat dari perkembanganmu, cepat atau lambat, kamu pasti bisa melakukannya."     

"Aku sudah belajar bertahun-tahun, dan melihat berbagai macam hal, hanya institusi di luar universitas ini yang bisa membantumu berkembang. Jika kamu mau, Profesor Lu adalah pilihan yang bagus. Kamu tertarik Fisika-Matematika, kan? Dia adalah ahli yang ternama dalam kedua bidang itu, dan menjadi muridnya akan sangat membantu. Kamu harus menjalani masa depanmu di luar institusi ini."     

Mendengar perkataan Profesor Tang, Luzhou pun terdiam.     

Akhirnya ia berkata, "Terima kasih atas ilmu yang sudah Bapak berikan selama ini.... Akan kupikirkan saran Bapak."     

"Lagi pula, di sini hanya ada tiga meja, dan yang tersisa hanya meja tamu! Sudah penuh! Jika kamu memaksa pun aku tidak bisa menerimamu." Profesor Tang berkata sambil tertawa.     

Luzhou ikut tertawa, namun tiba-tiba, ia teringat sesuatu, "Pak, apakah aku bisa minta tolong lagi?"     

Profesor Tang tersenyum dan bertanya, "Ada apa?"     

"Aku ingin mengambil foto kelulusan bersamamu dan menunjukkannya ke orang tuaku." Luzhou berkata lalu tersenyum.     

Saat pertama kali ia datang ke universitas ini, ia merasa ia telah melewatkan berbagai hal.     

Jika ia melewatkan kesempatan yang datang, tidak akan ada cara untuk mendapatkan lagi kesempatan tersebut.     

"Baiklah, itu mudah." Profesor Tang tersenyum dan memandang mahasiswa S2 yang duduk di dekat pintu, "Xiao Wang, ajak Luzhou meminjam toga dan almamater. Ah, selain itu, kamu punya DSLR, kan?"     

"Baik, Pak." Xiao Wang berdiri lalu membetulkan letak kacamatanya, "Mari kita keluar, Kakak Lu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.