Sistem Teknologi Gelap

Terima Kasih Untuk Keberanian yang Kamu Berikan



Terima Kasih Untuk Keberanian yang Kamu Berikan

0Luzhou yang sibuk menyelesaikan makalah-nya secepat mungkin, tidak sadar bahwa video-nya saat ia mendapatkan sertifikat di podium sudah menjadi video populer di kalangan mahasiswa Ivy League.     

Namun, popularitasnya bukan terletak pada kalangan penggelut dunia matematika Ivy League, melainkan para mahasiswa ras minoritas di universitas-universitas tersebut, para mahasiswa tahun pertama, dan anak-anak muda yang dikenal sebagai 'nerd'.     

Dalam budaya Amerika Serikat, pengetahuan bukanlah sebuah hal yang sangat dielu-elukan, dan bahkan, para elit akademik yang memahami betapa pentingnya kegemaran membaca pun berusaha menutup-nutupi pentingnya membaca, sehingga kebanyakan orang tidak terlalu peduli tentang ilmu pengetahuan.     

Mengatakan hal-hal seperti, 'Aku tidak punya waktu untuk pergi jalan-jalan, aku ingin mengerjakan PR,' sudah cukup untuk mendapatkan hinaan dan label 'nerd'.     

Para 'nerd' ini adalah bagian dari strata bawah status sosial dunia pendidikan, sasaran paling empuk untuk perpeloncoan kampus. Jika mereka tidak termasuk dalam tim olahraga, memiliki hobi keren seperti basket atau rugby, mereka tidak akan pernah bisa menghapus label 'nerd' yang menempel pada diri mereka selama bersekolah. Orang-orang yang tidak berpartisipasi dalam Unit Kegiatan Mahasiswa pun bisa dilabeli julukan ini.     

Inilah alasan mengapa video Luzhou menjadi populer di kalangan mereka.     

Walaupun Luzhou hanyalah satu dari sekian banyak...     

Walaupun ia tidak melakukan sesuatu yang begitu fantastis-nya…     

Dan walaupun Luzhou tidak mendapatkan sorak-sorai seperti orang yang berhasil mencetak gol dalam lomba olahraga…     

Video ini membuktikan bahwa usaha mereka tidak percuma. Bidang yang mereka perjuangkan diakui oleh dunia.     

Sebuah bukti bahwa kerja keras mereka tidak sia-sia…     

Dan…     

Semangat dari tepuk tangan meriah para penonton.     

Hanya mereka yang pernah mengalami penderitaan yang bisa mengerti. Saat dua orang dengan penderitaan serupa bertemu, mereka pasti bisa saling berempati. Empati dalam penderitaan karena dianggap memiliki status sosial rendah oleh orang-orang di sekitar mereka.     

Di YouTube, di bagian kolom komentar…     

[Sialan! Rasanya seperti habis menonton pemenang kompetisi olahraga!]     

[Lebih menarik daripada Super Bowl!]     

[Aku adalah seorang murid sekolah menengah, murid yang mengalami diskriminasi karena suka belajar, karena warna kulit berbeda, dan karena jenis kelamin. Aku tidak diperbolehkan masuk ke dalam lingkaran persahabatan. Aku sudah berusaha, bahkan sempat ingin mendapatkan tato, minum-minum alkohol, dan obat-obatan. Tetapi, kamu memberiku semangat, semangat untuk terus belajar pantang menyerah. Terima kasih.]     

[Mengerjakan soal matematika? Di Amerika? Apa aku sudah gila?!]     

[Saat mereka bertepuk tangan, aku jadi bersenandung suara musik di background…]     

[Yah memang sih, pengunggah video disarankan untuk menambahkan musik pengiring…]     

Tentu saja, jika ada komentar positif, pasti ada juga komentar negatif dan komentar menghina.     

[Jangan coba-coba berdiskusi matematika dengan orang dari Asia. Di negara mereka, menggunakan Google pun bisa tidak lulus.]     

[Dengan melihat warna kulitnya saja, aku sudah tahu dia akan menang. Untuk apa bertepuk tangan? Mereka semua bodoh, pastilah monyet bisa menghitung pisang mereka sendiri.]     

Di negara ini, membicarakan orang-orang Asia dan membicarakan matematika adalah hal yang biasa jika dilakukan secara terpisah. Namun, jika digabungkan, implikasi yang terlihat adalah diskriminasi etnis.     

Dan jelas saja, ada asap ada api, ada provokator dan ada masalah.     

[Kamu sendiri, tidak bisa berhitung? Malu sama monyet, tahu!]     

[Dengan kebodohan pun bangga? Kamu ini anti ilmu pengetahuan, ya?]     

[Selanjutnya dalam episode Monyet yang Iri]     

[Bangsat!]     

[#@%....!]     

Popularitas video tersebut semakin tinggi karena banyak sekali komentar orang-orang yang bertengkar, sehingga semakin banyak pula orang-orang yang melihat video tersebut dalam kolom 'trending' mereka.     

Karakter utama dalam video dan pengunggah video tidak menyangka kalau video ini akan sangat populer.     

Terutama karakter utama dalam video tersebut yang saat ini sedang mengurung diri dalam kamar hotel demi menyelesaikan makalah untuk diberikan kepada Profesor Deligne. Dia sama sekali tidak sadar namanya sedang menjadi berita terpanas di dunia maya.     

Sehari setelah penutupan acara, Luzhou meregangkan tubuhnya, mengubah format berkas makalah, dan mengirimkannya bersama dengan persetujuan hak cipta ke email Profesor Deligne.     

Profesor Deligne adalah salah satu peninjau jurnal matematika yang bertanggung jawab untuk meninjau makalah dalam bidang Teori Angka, sehingga jika ia menggunakan email pribadi Profesor Deligne, proses peninjauan akan lebih cepat ketimbang menggunakan situs resmi pengumpulan makalah.     

Setelah mengirim file, Luzhou melihat ada empat email yang belum dibuka.     

Ia membuka email pertama, email yang dikirimkan oleh Molina.     

[Kamu tidak ke pesta, ya… Apa kamu pergi minum-minum sendirian?]     

[Yah, sepertinya kamu sedang sibuk membuat makalah… Ini bukan pesan penting, saat kamu membuka email, jangan lupa membalas.]     

[Hai, apakah kamu sadar bahwa kamu sedang menjadi trending topik di Twitter? Lihatlah!]     

[... Jika kamu melihat email ini, hubungi aku di WeChat.]     

Apa?!     

Luzhou jarang membuka email, kecuali ia baru saja mengumpulkan makalah dan menunggu email penerimaan.     

Ia membalas email itu dan meminta maaf, sebelum menutup laptop, berdiri, dan pergi mencari makanan di Bundaran Palmer.     

Beberapa hari ini, Luzhou hanya makan sandwich yang diantarkan pelayan hotel. Memang sih, makan roti, daging, dan mentega sangat enak, tetapi jika makan hal yang sama terus-menerus, ia pun akan merasa tersiksa.     

Konferensi sudah berakhir, dan staf anggota Asosiasi Matematika Nasional sudah tidak lagi terlihat, sehingga hotel kembali menerima pesanan dari para turis. Di lobi, ada banyak sekali turis-turis asing yang datang ke Princeton untuk merasakan suasana belajar matematika, membawa koper dan menggunakan telepon genggam untuk mengambil foto.     

Di depan pintu hotel, Luzhou bertemu dengan Kakak Luo.     

Melihat Luzhou, mata Luo Wenxuan berbinar-binar, dan ia segera mendekat seraya mengulurkan tangan kanannya.     

"Selamat!" Kakak Luo menggenggam tangan Luzhou erat-erat, nada bicaranya terdengar penuh kekaguman dan kegembiraan. "Sekarang, aku tahu mengapa kamu diperlakukan dengan baik oleh Dosen Tang walau masih seorang mahasiswa S1. Kamu sudah bukan jenius lagi, kamu ini dewa!"     

Luzhou tersenyum malu, "Tidak perlu sampai seperti itu, Kak, aku hanya membuktikan sebuah hipotesis."     

Kakak Luo menjawab dengan sedih, "Iya, membuktikan hipotesis, sementara Kakakmu ini tidak bisa apa-apa."     

Kakak Luo tidak berbohong, Princeton tidak bisa mengundang terlalu banyak orang dari Asia setiap tahunnya. Mereka yang bisa pergi ke Princeton untuk belajar S3 dalam bidang sains, desain teknis, dan matematika, semuanya adalah dewa-dewa jenius. Para mahasiswa matematika dan fisika duduk pada strata teratas di tempat ini.     

Luzhou tersenyum malu, "Ah, omong-omong, Kakak kemana saja? Aku tidak melihat Kakak pada acara penutupan."     

Kakak Luo menghela nafas, "Riset-ku lagi-lagi tidak ada perkembangan, dan guruku sedang ada pertemuan di Universitas California. Jadi, aku pergi ke New York untuk melihat pertandingan dan mengistirahatkan otak."     

Luzhou tidak tahu banyak tentang Fisika Kuantum, ia pandai matematika, namun hanya tahu sedikit tentang Fisika.     

Walaupun ia ingin membantu, ia tidak bisa melakukan apa-apa.     

Tapi…     

Tiba-tiba, Luzhou mendapatkan sebuah ide, "Tunggu."     

"Ada apa?" Tanya Luo Wenxuan.     

"Kalau tidak salah, Kakak pernah bilang bahwa enam hasil yang selama ini didapatkan menjadi tidak berlaku karena ada hasil ketujuh. Aku tidak tahu Kakak ada masalah apa, dan apa yang menghalangi Kakak, tapi bagaimana jika Kakak memikirkan kemungkinan bahwa hasil ketujuh itu adalah hasil perantaraan? Hasil yang muncul saat dadu enam sisi mendarat di antara satu sisi dan sisi lainnya, sehingga terhitung sebagai hasil ketujuh?" Ujar Luzhou.     

"Pendaratan dua sisi? Maksudmu…"     

Kakak Luo terdiam dan berpikir.     

Luzhou tidak memanggilnya, ia hanya pergi dan meninggalkannya tenggelam dalam pemikirannya.     

Sulit sekali mendeskripsikan perasaan saat seseorang mendapatkan inspirasi.     

Apakah kamu bisa menangkap inspirasi yang hanya akan lewat beberapa detik? Itu semua bergantung pada keberuntungan.     

Inilah hadiah Luzhou kepada temannya, ia tidak tahu apakah Luo Wenxuan bisa menggunakan hadiah ini dengan baik atau tidak.     

Karena ia harus kembali ke China dalam waktu dua hari.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.