Sistem Teknologi Gelap

Dua Surat Undangan



Dua Surat Undangan

0Luzhou pun terdiam.     

Ia sudah tinggal lama di Amerika, namun inilah kali pertama ia mendapatkan permintaan aneh seperti ini.     

Memandang Ricardo yang tengah menangis, Luzhou akhirnya bertanya.     

"Apa penjara di Amerika enak, ya?"     

"Tidak…" Ricardo menggeleng, namun ia segera mengubah opini dan mengangguk, "Tidak, enak sekali! Tolong, penjarakan saja aku!"     

Luzhou tampak semakin bingung, begitu pula dengan Jericho.     

Orang ini gila, ya?!     

Jericho memandang Ricardo sembari memegang ponsel, ia sudah siap memanggil polisi.     

Sebagai orang yang tinggal lama di Amerika, ia lebih tahu bahaya orang-orang gila ketimbang Luzhou, dan ia lebih tahu cara berurusan dengan mereka.     

Namun Luzhou memintanya untuk tidak melakukannya.     

"Aku ingin membantumu, tapi…" Luzhou terdiam sesaat, "Kasus sudah dihentikan, dan tanpa bukti untuk melanjutkan kasus, aku tidak bisa melakukan apa-apa."     

Mendengar penjelasan Luzhou, wajah Ricardo pun menjadi pucat, lalu ia mundur sampai terjatuh.     

Sekuriti yang berjaga tidak lagi memegang pentungan namun para pejalan kaki masih memandang mereka dengan bingung dan penuh rasa ingin tahu. Melihat wajah Ricardo yang memucat, Luzhou pun menjadi bingung.     

Akhirnya, ia hanya memandang Ricardo dan menghela nafas.     

Sebenarnya, jika dilihat dari ekspresi Profesor Sarot yang kalah dan kejadian-kejadian sebelumnya, Luzhou bisa menebak alasan ketakutan Ricardo.     

Masalah kesalahan mata-mata penghianat lebih merepotkan ketimbang masalah mata-mata biasa. Mulai dari ExxonMobil yang marah, kerusakan nama di resume, dan lain-lain… Semua itu cukup untuk membuat Ricardo tidak bisa bekerja di bidang penelitian lagi.     

Namun, walaupun memang ia patut dikasihani, Luzhou tidak akan membantunya.     

Karena hal itu sudah menjadi konsekuensi.     

Jika saja orang itu tidak mencuri data riset-nya dan memberikan data itu kepada ExxonMobil...     

Jika saja Ricardo tidak mencuri data riset dan melakukan resign, Luzhou bahkan akan membantu memperkenalkannya di institusi yang lebih baik melalui koneksinya.     

Sayangnya, itu tidak mungkin dilakukan. Membayangkan 'jika' hanya akan membuang-buang waktu.     

Seperti bagaimana tidak akan ada yang mengganti kerugian yang diderita ExxonMobil serta Profesor Stanley, tidak akan ada yang membantunya…     

...     

Luzhou pun pulang, membawa gelar Profesor Honorer Universitas Columbia bersamanya. Akhirnya, Luzhou kembali ke Princeton yang tenang.     

Saat Jericho memarkirkan mobil Ford Explorer milik Luzhou di tempat parkir, para mahasiswa-nya menyambut dan menyapa, serta membantu mengeluarkan barang-barang.     

"Profesor, akhirnya kau kembali." Hardy tentu saja yang menyambutnya dengan paling antusias, "Kami bertaruh, apakah kau akan tinggal di sana? Dan aku percaya kau tidak akan meninggalkan kami."     

Luzhou pun tersenyum hangat.     

Saat ia hendak mengatakan sesuatu lagi, Qin Yue menepuk pundak Hardy dan berkata.     

"Hei, ini uangnya."     

"Sialan, kau tidak bisa menunggu?" Hardy menggumam dan menerima uang dari Qin Yue.     

Vera memandang mereka, dan ia akhirnya tertawa.     

Bahkan Wei Wen yang dingin pun menyunggingkan senyum.     

Luzhou hanya diam.     

Ia tidak tahu harus mengumpat atau bagaimana…     

Ia meminta Jericho untuk memarkirkan mobilnya di garasi rumah, dan Luzhou masuk ke rumahnya dengan membawa koper.     

Namun, saat ia masuk, ia bersin.     

Rumah itu sudah kosong selama 2 bulan, dan sama sekali tidak dibersihkan.     

Bagaimana lagi, ia tidak bisa istirahat sampai rumahnya dibersihkan.     

Dan sudah jelas, dapur pun tidak bisa digunakan.     

Mengetahui bahwa hal ini akan terjadi, awalnya Luzhou berencana untuk makan di Ivy Club di Princeton.     

Sayangnya, kelima mahasiswanya sudah datang, termasuk Hardy yang juga anggota Ivy Club.     

Beruntung, cuaca hari ini tidak terlalu panas, sehingga Hardy menyarankan untuk memasak barbekyu di taman, dan semuanya pun setuju.     

Tanpa membuang waktu, para mahasiswa segera menyiapkan alat pemanggangan, mengambil meja lipat dari garasi, dan memulai pesta.     

Luzhou memakan barbekyu yang katanya asli Brazil dan meminum bir dingin sembari duduk di atas rerumputan.     

Pesta ini tidak semewah pesta di Manhattan, namun ia tetap menikmatinya.     

Ia suka menghabiskan waktu bersama-sama dengan para muridnya.     

Vera datang mendekatinya dengan membawa piring.     

Gadis itu duduk di samping Luzhou dan melaporkan semua urusan pekerjaan di Universitas Princeton.     

Mulai dari kelas Teori Angka, soal-soal, dan progress pemecahan Hipotesis Collatz-Kakutani…     

Luzhou pun mengangguk puas.     

"Bagus." Ia memandang Vera dan memberi semangat, "Kau ingat apa yang kukatakan dulu? Sudah kubilang, kau pasti bisa."     

Wajah gadis itu memerah, ia pun segera memalingkan muka dan berkata, "Ah, ada dua surat yang masuk selama Profesor pergi. Sudah kuambil dan kuletakkan di laci kantor bagian kanan."     

Luzhou mengangguk, "Baiklah, akan kubaca besok."     

Ia baru saja kembali dari Universitas Columbia, dan ia masih harus menata barang bawaan dan melakukan hal-hal lain.     

Saat ini, ia tidak berencana untuk pergi ke Universitas Princeton.     

Ia akan kembali besok…     

...     

Ia menghabiskan hari ini dengan bersantai.     

Keesokan paginya, Luzhou mengirim laporan kunjungannya ke Universitas Columbia ke Nassau Hall di Universitas Princeton, sebelum pergi ke kantornya di gedung Institusi Pendidikan Lanjutan.     

Akhirnya, setelah lama pergi, ia kembali ke kantor. Luzhou duduk di kursinya dan mengambil dua surat dari laci kanan.     

Surat pertama adalah undangan dari IMU (International Mathematicians Union) tentang konferensi internasional matematika yang akan diadakan di Rio de Janeiro, Brazil, pada tanggal 1 Agustus.     

Ia diundang untuk memberikan presentasi 1 jam.     

Biasanya, dalam konferensi seperti itu, presentasi berjalan dengan durasi 45 menit atau 60 menit. Dialah satu-satunya ilmuwan China yang diundang untuk memberi presentasi 60 menit.     

Saat membaca surat kedua, Luzhou menjadi heran.     

Surat itu dikirim dari Jerman.     

[Tuan Luzhou, sebelumnya saya meminta maaf telah mengganggu jadwal Anda yang sibuk. Mengenai artikel Anda "Teori Model Permukaan Elektro-Kimia" yang diterbitkan di JACS, kami telah melakukan riset dan analisa, namun masih ada pertanyaan…]     

[... Jika ada kesempatan, kami berharap Anda bisa datang ke Eropa untuk memberi presentasi. Para ilmuwan hebat dari seluruh dunia juga akan datang.]     

-- [Max Planck Institute of Condensed Matter Physics]     

Luzhou membaca surat itu dari awal hingga akhir dengan heran.     

Surat itu sih sebenarnya tidak aneh…     

Namun…     

Mengapa pengirimnya Institusi Fisika Benda Padat?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.