Sistem Teknologi Gelap

Kelas Pertama Setelah Menjadi Profesor



Kelas Pertama Setelah Menjadi Profesor

0Setelah menghabiskan waktu lama untuk mempelajari data dari Sarot, Luzhou tidak mendapatkan data yang penting dari informasi terbatas tersebut. Akhirnya, ia memutuskan untuk menunggu selama beberapa hari.     

Untuk saat ini, ia memiliki urusan lain.     

Persiapan kelas.     

Bagaimanapun juga, pekerjaannya adalah seorang profesor.      

...     

Waktu berlalu dengan cepat.     

Pada hari Rabu, kelas teori angka dasar pertama Luzhou pun dimulai.     

Para mahasiswa yang baru pertama kali mengambil kelas tersebut duduk dengan tas mereka.     

Sepertinya, tempat ini memang disediakan khusus untuknya. Semenjak awal ia menapakkan kaki di Princeton, ia telah meninggalkan legenda.     

Sekarang pun, saat kelas, masih ada yang membicarakannya.     

Sosok hebat yang telah menyelesaikan banyak sekali hipotesis mulai dari Prima Kembar hingga Goldbach sedang berdiri di depan kelas bersama mereka. Semua ingin tahu kelas seperti apa yang akan Luzhou berikan.     

Karena itu, Luzhou bersiap-siap sebelum kelas.     

Untuk membuat dirinya terlihat seperti profesor dan bukan seperti mahasiswa, ia mengenakan pakaian formal serta dasi.     

Wajahnya cukup lumayan, dan ia terlihat lebih baik dengan pakaian yang rapi.     

Saat ia masuk ke kelas, para murid memandangnya dengan tatapan penuh rasa ingin tahu.     

Seperti bagaimana seorang dosen wanita muda akan menarik perhatian para mahasiswa lelaki, dosen pria tampan akan menarik perhatian para wanita.     

Vera yang duduk di belakang kelas seketika menunduk, wajahnya tampak memerah. Untuk menutupi wajahnya, ia mengambil sebuah buku.     

Tidak ada yang mengetahui gerak-gerik Vera, dan walaupun mereka tahu pun, Vera tidak peduli. Sangat jarang orang yang mengira seorang gadis kecil bisa menjadi asisten dosen.     

Luzhou berdiri di atas podium, lalu memandang para murid sembari tersenyum ramah.     

"Perkenalkan, aku Luzhou, dan datang dari Jiangling, China."     

Ia menuliskan namanya di papan dan memandang para mahasiswa sebelum melanjutkan, "Karena ini pertemuan pertama kita, untuk memahami satu sama lain, kalian bisa menanyakan 3 pertanyaan."     

Entah karena memiliki kesempatan mendekati Luzhou, atau karena tidak menyangka bahwa Luzhou yang legendaris itu sangat ramah, semua mahasiswa pun menjadi senang.     

Seorang lelaki berkacamata dengan kulit sedikit gelap mengangkat tangan.      

"Profesor?"     

Luzhou tersenyum, "Iya."     

"Apakah Profesor sosok yang sama dengan Luzhou yang terkenal itu? Luzhou sang ahli matematika dan sosok yang menerbitkan makalah di Nature?"     

"Jika yang kau maksud adalah makalah tentang PDMS modifikasi, benar. Akulah yang menulisnya."     

Semua mahasiswa menarik nafas terkejut.     

Sempat ada rumor tentang Luzhou, namun mereka tidak menganggap rumor itu serius.     

Di Amerika, memiliki nama yang sama bukanlah hal yang mengherankan. Bahkan, ada ayah yang memberikan nama yang sama kepada anaknya.     

Seorang ilmuwan yang pandai matematika dan fisika lebih mudah ditemukan, namun ilmuwan yang pandai matematika dan kimia sangatlah langka.     

Mendengar jawaban itu, akhirnya rumor tersebut terbukti.     

Bahkan, ada yang tidak terkejut saat melihat sosok legendaris itu berdiri di depan mereka…     

Kemudian ada seorang gadis berkulit putih dengan rambut yang ditutupi syal bertanya.     

"Kalau begitu, berapa royalti yang—"     

Luzhou berdehem dan berkata, "Aku tidak akan menjawab pertanyaan yang merusak privasi."     

Seorang mahasiswa dari Asia akhirnya bertanya, "Kalau begitu, apa hal pertama yang kau beli dengan royalti hasil riset?"     

Para mahasiswa memandang Luzhou dan menunggu jawaban.     

Namun, tentu saja jawaban Luzhou tidak sesuai dengan bayangan mereka.     

"Aku membeli sebuah institusi, untuk memperbaharui teori-teori sains material komputer dan mendalami bidang baru, aku akan membutuhkan data dari eksperimen."     

Semua mahasiswa menarik nafas, raut wajah mereka tampak tidak percaya.     

Seorang mahasiswa tambun yang duduk di dekat jendela pun berbisik, "Institusi? Laboratorium, ya… Kalau aku dapat uang banyak, pasti aku beli Porsche."     

Seorang mahasiswa lain menjawab, "Pasti dia berbohong. Kalau aku sih, aku akan menyewa vila dekat pantai selama 10 hari dan memanggil wanita-wanita cantik—"     

"Pikiranmu itu kotor sekali, pantas saja kau tidak dapat pacar."     

"..."     

Luzhou bertepuk tangan, ia mengakhiri diskusi para mahasiswa dan berkata, "Baiklah, sudah cukup. Buka buku ke halaman pertama. Walaupun kalian sudah mempelajarinya, saya ingin memulai dari sini…"     

Seorang mahasiswa lalu mengangkat tangan, "Profesor, bukannya masih ada satu pertanyaan lain?"     

"Nanti saja setelah kelas, dua pertanyaan pertama membuatku kecewa." Kata Luzhou.     

Tentu saja, kekecewaan itu hanya untuk pertanyaan-pertanyaan mereka sebelum kelas.     

Bahkan, Luzhou terkejut dengan performa akademik para mahasiswa tersebut.     

Memang, Princeton dikenal sebagai tempat di mana jenius-jenius dunia berkumpul, dan benar saja, setiap mahasiswa telah meninggalkan kesan yang baik padanya. Selain kemampuan mereka, Luzhou juga terkesan pada dedikasi dan kemauan mereka untuk melakukan review.     

Setiap pengetahuan yang ia berikan diserap dengan cepat, dan jika situasi memungkinkan, mereka bisa saling belajar satu sama lain.     

Ia tidak berusaha mempercepat kelas, namun dalam setengah jam, ia telah menjelaskan 30 halaman dan tidak ada mahasiswa yang tertinggal.     

Atau setidaknya, ia tidak merasa ada yang tertinggal.     

Sembari mengajari para mahasiswanya, Luzhou juga belajar dari mereka.     

Mungkin saja ilmu-ilmu itu tidak berguna baginya, namun ia percaya suatu hari nanti pengalamannya sebagai dosen akan menjadi sebuah harta berharga.     

Dalam konsentrasi, waktu berlalu cepat, dan kelas akan berakhir.     

Luzhou menutup buku, memberikan PR, dan mengumumkan bahwa kelas telah berakhir.     

Saat ia mengumumkan kelas berakhir, semua mahasiswa pun bertepuk tangan.     

Luzhou tersenyum, mengangguk kepada para mahasiswa, dan berjalan keluar.     

Saat ia berjalan melewati lorong dan hendak pergi ke lantai bawah, Profesor Fefferman datang dan memanggilnya. Dengan menyunggingkan senyum ia bertanya, "Selamat datang, bagaimana rasanya mengajar? Sepertinya kau populer di hadapan para mahasiswa, ya?"     

Profesor Fefferman adalah kepala departemen matematika di Universitas Princeton. Walaupun dia adalah pemenang Fields, dia adalah sosok yang rendah hati dan ramah kepada semua orang termasuk Luzhou.     

Luzhou kemudian menjawab dan tersenyum, "Senang sekali, para mahasiswa sangatlah hebat, dan aku merasa bangga bisa mengajari mereka. Selain itu, mengajar akan memaksaku memikirkan soal-soal sederhana yang bisa menjadi inspirasi."     

Fefferman terdiam, sepertinya terkejut dengan jawaban itu, "Ah, aku senang kau berpikir demikian. Kuharap pekerjaan ini bisa membantu risetmu."     

Luzhou pun mengangguk, "Tentu saja."     

...     

Di kantor, Vera sedang duduk di kursinya, ia sibuk menata dokumen-dokumen dan catatan kelas.     

Saat melihat Luzhou masuk, Vera berhenti membuka kertas-kertas itu dan menoleh.     

Luzhou memandang Vera dan berkata dengan santai, "Bagaimana rasanya?"     

Vera terlihat sedikit ragu, "Rasanya… Agak sulit. Melakukan riset dan mengajar adalah dua hal yang sangat berbeda."     

"Kau benar, namun keduanya bisa digabungkan." Luzhou mengambil dokumen dari tangan Vera, lalu membacanya sekilas dan mengangguk puas, "Pemahamanmu bagus, minggu depan, kau coba mengajar."     

"Kelas selanjutnya?" Vera terdiam dan berbisik, "Tapi… Aku masih belum siap."     

"Kau punya waktu satu minggu. Ayolah, ini tidak sulit." Luzhou mengembalikan kertas itu kepada Vera dan memberi semangat, "Aku percaya kau bisa melakukannya."     

Vera mengumpulkan keberanian, menarik nafas dan berseru, "Baiklah, akan kulakukan!"     

"Bersemangatlah."     

Luzhou kembali ke mejanya lalu duduk, kemudian ia membuka laptop dan memeriksa kotak masuk email.     

Ada satu pesan yang belum dibaca.     

Pesan itu dikirim oleh staf Laboratorium Kimia Frick.     

Sepertinya, paket dari Sarot sudah datang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.