Sistem Teknologi Gelap

Rencana Satu Tahun Ini



Rencana Satu Tahun Ini

0Keesokan paginya, Luzhou pergi ke kantornya.     

Melihat para mahasiswa-nya sedang sibuk mengerjakan proyek, ia berjalan ke depan papan lalu berdehem, dan berkata, "Hari ini, aku ingin mengumumkan sesuatu."     

Semua berhenti menulis, meletakkan pulpen, dan memandang Luzhou yang berdiri di depan papan.     

Luzhou berpikir selama beberapa saat sebelum memutuskan untuk tidak menyombongkan diri.     

"Kemarin, aku menerima surat undangan dari IMU untuk melakukan presentasi 60 menit dalam konferensi internasional tahun 2018."     

Plok! Plok!     

Terdengar suara tepuk tangan dari para mahasiswa di kantor.     

Hardy bertepuk tangan paling keras, disertai dengan ucapan selamat.     

"Selamat, profesor! Untuk merayakan—"     

Namun Luzhou segera memotong ucapan Hardy.     

"Kita sudah terlalu sering berpesta, tidak perlu."     

Hardy terdiam, menunduk, dan menggumam, "Tidak terlalu sering, setiap minggu ada pesta di klub sepak bola Princeton—"     

Luzhou berdehem, tidak menggubris komentar itu dan melanjutkan.     

"Untuk presentasi ini, aku ingin menggunakan topik kita, Hipotesis Kakutani, untuk menunjukkan hasil kerja keras kita kepada seluruh komunitas matematika."     

"Semua orang pesimis bahwa hipotesis ini bisa diselesaikan abad ini. Sekarang, kita akan membuktikan bahwa mereka salah."     

Mendengar perkataan Luzhou, Qin Yue terdiam dan berkata, "Profesor, menurut persentase dari silabus, kita masih mencapai 30 persen, tidak cukup untuk presentasi…"     

"Jadi, kalian harus bekerja keras." Luzhou memandang Qin Yue, Vera, Hardy, dan berkata, "Aku akan membantu, namun kuharap kalian bisa bekerja keras dalam topik ini. Jika situasi memungkinkan, ini akan menjadi makalah kelulusan kalian."     

Mendengar jawaban itu, Qin Yue pun bernafas lega.     

Jika Profesor Lu mau membantu mereka, tidak akan ada masalah.     

Tetapi masalahnya, saat ini Profesor Lu menyibukkan dirinya untuk belajar soal-soal kimia, sehingga ia tidak yakin Profesor Lu bisa memiliki cukup waktu luang untuk membimbing mereka.     

"Jadi inilah pekerjaan kita tahun ini, kuharap proyek kalian berjalan lancar. Jadi…" Luzhou meletakkan kapur yang tidak ia gunakan, lalu menoleh dan memandang Wei Wen, "Wei Wen, ikutlah denganku, ada yang ingin kubicarakan."     

Wei Wen terdiam sesaat sebelum akhirnya tersenyum. Ia lalu pergi keluar dari kantor bersama Luzhou.     

Sepertinya, Luzhou akan memberinya topik riset.     

Ia sudah menunggu lama, terlalu lama, untuk momen ini.     

...     

Untuk menyelesaikan misi Sistem, Luzhou harus melakukan beberapa hal.     

Pertama, ia meminta Vera serta kelompoknya untuk fokus pada Hipotesis Kakutani. Bobot akademik hipotesis itu cukup baik untuk digunakan sebagai hasil yang diperlukan oleh misi Sistem.     

Namun, Wei Wen dan Jericho juga punya topik sendiri.     

Walau tingkat kesulitannya berbeda…     

Dengan begini, jika ada kesulitan yang membuat Hipotesis Collatz-Kakutani memakan waktu lama, Luzhou memiliki cadangan lain.     

Tetapi, di sisi lain, walau Sistem tidak memberinya misi, ia harus tetap memberi proyek untuk Wei Wen…     

Pada tingkat lulusan S2, hal-hal yang bisa dipelajari dari buku-buku sangatlah terbatas.     

"Fokus riset-mu adalah Hilbert Space dan analisa fungsi. Dulu, saat kau pertama masuk, aku menyarankanmu untuk fokus pada matematika-fisika, namun belakangan ini aku tidak terlalu fokus pada topik tersebut."     

Wei Wen mengikuti Luzhou melewati lorong di luar kantor, sementara Luzhou terus bercerita, "Namun, walaupun aku tidak punya proyek yang cocok untukmu, aku bisa memperkenalkanmu pada seseorang."     

"Siapa?" Tanya Wei Wen.     

Luzhou tersenyum, "Ikut aku."     

Kakak Luo sangat santai, namun ia cukup hebat, jika tidak, ia tidak akan menjadi murid Edward Witten.     

Sangat sulit untuk menjadi murid di bawah bimbingan sosok terkenal seperti Edward Witten, karena syaratnya pasti sangat ketat.     

Alasan ia menyarankan Wei Wen untuk belajar dengan Kakak Luo adalah karena Kakak Luo juga fokus pada Hilbert space.     

Selain itu, Kakak Luo juga mempelajari analisa fungsi—ia sangatlah berbakat dalam bidang matematika dan bisa mengajar dengan baik.     

Luzhou membawa Wei Wen pergi ke depan kantor Witten.     

Saat ia masuk, Kakak Luo menoleh dan berhenti membaca buku di atas meja.     

Melihat Luzhou masuk, Luo Wenxuan bersandar di kursinya dan tersenyum.     

"Masih pagi, mengapa kau kemari?"     

"Tidak ada apa-apa, kok." Luzhou tersenyum, "Kau sedang membaca makalah?"     

"Tentu saja, tugasku setiap hari salah satunya adalah memeriksa Arxiv." Luo Wenxuan berkata dengan sedikit kesal, "Inilah kehidupan saat belajar fisika teori. Sesudah dapat ide, kau hanya perlu membaca, membaca, dan membaca."     

Kemudian Luzhou memutuskan untuk bertanya, "Apa makalah kelulusan S3-mu sudah selesai?"     

Luo Wenxuan menghela nafas, "Tentu belum, syarat Profesor Witten terlalu ketat. Makalahku tidak memuaskan."     

"Jadi kau masih sibuk topik yang dulu?" Tanya Luzhou.     

"Sudah ganti." Kakak Luo tersenyum bangga, "Sekarang, aku fokus pada distorsi-Q pada harmoni koheren dimensi Hilbert Space."     

Luzhou tampak terdiam, ia tidak tahu harus berkata apa.     

Apa Kak Luo bisa dipercaya untuk membantu mahasiswanya?     

Akhirnya, Luo Wenxuan memandang Wei Wen yang berdiri di depan Luzhou dan berkata, "Ini siapa?"     

"Muridku, Wei Wen, dari Yanjing, sarjana matematika…"     

Luzhou terdiam beberapa saat namun akhirnya memutuskan untuk meminta bantuan.     

Walaupun Kakak Luo sedikit tidak disiplin, ia sudah lama menjadi mahasiswa di bawah Edward Witten, dan Wei Wen yang jarang keluar negeri untuk riset atau diskusi akan mendapatkan ilmu darinya.     

Ditambah lagi, Luzhou juga ingin membantu Kakak Luo. Dia sudah nyaris umur 30 tahun, tetapi makalah S3 nya belum selesai juga. Kalau dibiarkan, bisa-bisa ia mati sebelum dapat pekerjaan.     

Luzhou menepuk pundak Wei Wen, kemudian berdehem dan berkata, "Kak Luo, kau butuh seorang ahli matematika, kan? Ini dia."     

Luo Wenxuan terdiam sesaat sebelum akhirnya tersenyum, "Terima kasih! Kau sudah menyelamatkanku! Kebetulan, risetku sedang terhenti."     

Ia memandang Wei Wen dan berkata, "Namamu Wei Wen, kan? Mari kita bekerja sama."     

Sepertinya, Wei Wen juga menyadari bahwa pria itu tidak bisa dipercaya, sehingga ia sedikit ragu.     

Apa ia akan baik-baik saja?     

Namun akhirnya ia memutuskan untuk mengikuti saran Luzhou.     

Setelah terdiam selama beberapa saat, ia berkata kepada Kak Luo.     

"Aku… akan berusaha."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.