Sistem Teknologi Gelap

Kau ... Bertambah Tinggi? (2/3)



Kau ... Bertambah Tinggi? (2/3)

0Profesor Tang sudah lama mengabdi sebagai dosen. Walaupun ia tidak terlalu piawai dalam mencari mahasiswa hebat, ia bisa melihat potensi mahasiswa yang belajar sebagai muridnya. Ia sangat menyayangi murid-muridnya seperti anak sendiri.     

Setelah berpamitan dengan Profesor Tang, Luzhou keluar dari kantor dan merenungkan saran dari dosen pembimbingnya itu.     

Sembari berpikir, ia berjalan ke kantor Profesor Lu.     

Dari antara banyaknya dosen di Universitas Jinling, Profesor Lu yang membantunya mendapatkan gelar S2 adalah sosok yang paling ia hormati.     

Namun, sayangnya sang profesor tidak ada di tempat, hanya ada seorang mahasiswa yang sedang mempelajari jurnal.     

Luzhou masih ingat bagaimana sebelum dirinya, Profesor Lu tidak menerima tawaran menjadi dosen pembimbing untuk program S2.     

Namun sepertinya Profesor Lu sudah berubah pikiran, dan ia mau melakukan itu lagi.     

Luzhou perlahan-lahan mengetuk pintu setelah mengamati mahasiswa itu bekerja keras.     

Mahasiswa itu menoleh dan mendorong kacamata sebelum menjawab.     

"Apa kau mencari Profesor Lu? Belakangan ini, Profesor Lu jarang tinggal di Jinling."     

"Kemana beliau sekarang?" Tanya Luzhou.     

"Sedang pergi mengikuti konferensi." Jawab mahasiswa tersebut.     

Sayang sekali. Namun, Luzhou sudah memperkirakan hal ini akan terjadi.     

Ilmuwan memang biasanya sangatlah sibuk, namun mereka yang berkutat di bidang fisika teori biasanya jauh lebih sibuk lagi. Mereka sering melakukan konferensi tidak hanya di dalam negeri, melainkan juga di luar negeri.     

"Ah ... Kalau begitu, katakan mahasiswanya datang berkunjung ..."     

Luzhou meletakkan sebuah kotak berisi teh di atas meja.     

"Baiklah, akan kusampaikan, tetapi aku tidak bisa memastikan beliau akan menerima hadiah ini."     

Melihat ekspresi skeptis mahasiswa tersebut, Luzhou terdiam. Namun, ia mengerti apa yang sedang mahasiswa itu pikirkan. Akhirnya, ia berkata sembari menyunggingkan senyum.     

"Tidak apa-apa, katakan saja ini hadiah dari mahasiswa bernama Luzhou. Pasti ia mau menerimanya."     

Sebenarnya, Luzhou tidak ingin mengatakan namanya. Namun, ia mengerti, mahasiswa berkacamata itu ragu karena ini adalah masa-masa setelah ujian, dan mahasiswa itu takut bahwa hadiah tersebut adalah "suap".     

Setelah meninggalkan oleh-oleh, Luzhou berbalik dan hendak keluar.     

Namun, mahasiswa berkacamata itu tiba-tiba menghentikannya.     

"Tunggu! Tunggu sebentar!"     

Luzhou berhenti, berbalik, dan bertanya. "Ada apa?"     

"Apakah ... Apakah benar Anda adalah tuan Luzhou? Luzhou yang terkenal itu ...?" Mahasiswa tersebut berusaha menahan kagum.     

Luzhou berdehem, "Panggil saja aku Luzhou."     

Dipanggil 'tuan' di Weibo tidak apa-apa, tetapi kalau dipanggil begitu di dunia nyata ...     

Rasanya aneh sekali.     

Mendengar bahwa sosok yang berkunjung adalah Luzhou, mahasiswa berkacamata itu memandangnya dengan mata berbinar-binar.     

Mahasiswa itu membuka laci, mengambil sepucuk surat dan berkata.      

"Profesor Lu mengatakan jika Anda datang, aku harus memberikan surat ini!"     

"Terima kasih." Ucap Luzhou seraya mengangguk dan menerima surat itu.      

"Sama-sama." Mahasiswa itu tersenyum dan menggaruk kepalanya. "Ah, bisakah Anda melakukan sesuatu untukku?"     

"Melakukan apa?"     

"Maukah Anda menandatangani buku ini?"     

 Ah, akhirnya saat ini tiba.     

Luzhou tersenyum dan mengangguk.     

Ia menerima buku paket mahasiswa tersebut dan membuka halaman pertama, melihat nama mahasiswa itu tertulis di depan.     

Song Xuewen.     

Nama yang bagus.     

Bahkan, nama ini terlalu bagus untuk seorang ilmuwan ...     

Song Xuewen berkata sembari memandang Luzhou.     

 "Ah, Tuan Lu ..."     

"Panggil saja Kakak." Kata Luzhou.     

"Baiklah, Kakak Lu!" Song Xuewen tersenyum malu dan bertanya. "Kalau aku boleh tahu, bagaimana perasaan Anda saat memenangkan penghargaan tingkat pertama?"     

Luzhou mengangkat pulpennya, memandang namanya yang tertulis dengan rapi, dan berpikir serius sebelum menjawab.     

Akhirnya, ia menjawab.     

"Sebenarnya ... Sedikit grogi."     

Song Xuewen terdiam, mengira Luzhou akan memberikan jawaban panjang.     

"Begitu ... Saja?"     

Luzhou mengangguk, "Iya."     

 Song Xuewen pun terdiam.      

 ...     

 Luzhou berjalan keluar dari gedung laboratorium dan berkeliling di kawasan universitas.     

Akhirnya, setelah berjalan beberapa lama, ia sampai di Institusi Sains Material.     

Saat ia hendak masuk, seseorang memanggil, suaranya tidak asing.     

"Profesor?"     

Mendengar suara tersebut, Luzhou menoleh dan melihat seseorang yang ia kenal.     

Han Mengqi sedang membawa sebuah kotak berisi bahan-bahan. Gadis itu mengenakan pakaian katun putih dan berdiri sekitar 10 meter dari tempat Luzhou berdiri, sorot matanya terlihat sangat terkejut.     

Rambut hitam panjang gadis itu dikuncir kuda, sementara dagu dan lehernya tertutup sebuah syal wol berwarna hitam. Syal itu membuat bibir tipis dan hidung mancungnya terlihat jelas.     

Sepertinya, ia bertambah tinggi, namun masih lebih pendek daripada Chen Yushan.     

Luzhou memandang Mengqi dan bertanya. "Mengapa kau masih ada di sini? Apa kau tidak pulang?"     

Sepertinya, Xiaotong saja sudah pulang ...     

Han Mengqi memandang Luzhou dengan heran. "Karena keluargaku ada di Jinling ..."     

Benar juga.     

Luzhou berpaling, menyadari ia telah menanyakan pertanyaan bodoh, dan memutuskan untuk memandang kotak di tangan Han Mengqi sebelum mengubah topik.     

"Apa ini?"     

"Bahan-bahan dari jurusan nanomaterial Jinling. Kakak kelas di lab memintaku mengambilkannya." Jawab Han Mengqi.     

Luzhou mengangguk, "Ah, jadi sampel hasil percobaan? Kebetulan, kita searah, mari kita berjalan bersama."     

Han Mengqi pun mengangguk.     

Institusi Sains Material Jinling tidak jauh dari tempat mereka berdiri.     

Dalam perjalanan, Han Mengqi dan Luzhou berbincang-bincang tentang kehidupan di universitas.     

Sudah jelas, Han Mengqi sudah banyak berubah, jauh berbeda dari saat ia menjadi murid Luzhou beberapa tahun lalu     

Saat mereka berjalan menaiki tangga, tiba-tiba Han Mengqi menggumam.     

"Profesor?"     

"Ada apa?" Tanya Luzhou.     

Han Mengqi memainkan syal di lehernya dan tersenyum malu. "Kita sudah lama tidak bertemu ..."     

"Iya," kata Luzhou.     

"Apakah kau tidak ingin mengatakan sesuatu padaku?"     

Luzhou terdiam.     

Ia berpikir lama, mengingat saat ia mengajari Han Mengqi beberapa tahun lalu, sementara wajah Han Mengqi memerah karena malu …     

Jantungnya berdegup semakin kencang.     

 Akhirnya, Luzhou berkata.     

 "Kau ... Bertambah tinggi?"     

 Han Mengqi tampak bingung.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.