Sistem Teknologi Gelap

Awal Masa Kejayaan Lithium-Sulfur



Awal Masa Kejayaan Lithium-Sulfur

0Setelah membantu Wei Wen mendapatkan proyek, Luzhou kembali ke kantornya dan melanjutkan PPT-nya.     

Presentasi-nya akan fokus pada model struktur permukaan elektro-kimia.     

Satu minggu berlalu, dan saat Luzhou akhirnya berhasil menyelesaikan PPT-nya, ia menerima telepon dari Profesor Yang.     

Saat telepon tersambung, terdengar suara bahagia.     

"Kita berhasil! Kita berhasil!"      

Mendengar suara itu, Luzhou terdiam dan bertanya, "Baterai lithium-sulfur?"     

Profesor Yang mengangguk dengan penuh semangat dan menjawab dengan gembira, "Benar! Ide mu benar! Kita menggunakan glukosa sebagai dasar, serta memilih gabungan polyaniline dan polypyrrole sebagai pembentuk pori-pori, dan kami berhasil membuat struktur dengan permukaan 3022m2/g nanosphere karbon berpori dengan diameter sekitar 69nm."     

Profesor Yang menelan ludah, menenangkan dirinya sebisa mungkin, lalu melanjutkan ucapannya.     

"Kemudian, kami menggabungkan nanosphere karbon berpori ini dengan sulfur yang dibuat dengan deposisi kimia dan menatanya ke dalam cetakan baterai. Setelah tes, baterai memiliki performa yang cukup memuaskan."     

"Penjelasanku tidak akan cukup, aku sudah mengirim data ke email-mu. Lihatlah!"     

"Baiklah, akan kulihat sekarang."     

Luzhou menutup video call dan membuka akun email-nya.     

Tidak sampai 5 menit, ia menerima email dari Yang Xu.     

Ia mengunduh semua data yang terlampir dalam email tersebut dan membukanya. Data sudah ditata dalam format PDF, sehingga ia bisa membacanya dengan mudah.     

Dalam PDF, tidak hanya ada data performa baterai, ada juga foto-foto yang diambil dengan SEM serta kurva yang digambar sesuai dengan foto.     

Seperti kata Profesor Yang, performa material itu sangatlah memuaskan. Tidak heran kalau ia bisa senang sekali.     

Dibandingkan dengan skema awal nanosphere karbon yang dibuat dan diaktifkan dengan potasium hidroksida, tipe baru nanosphere karbon berpori ini memiliki 70% kelebihan.     

Itu hanya data secara makro, secara mikro, data pun juga berubah.     

Ion-ion sulfur yang ada pada nanosphere karbon dapat dilihat para permukaannya, dan bisa bereaksi dengan ion lithium, sehingga ion sulfur bisa bergerak ke arah katoda. Pergerakan itu sangat teratur, sehingga tidak ada efek negatif pada pori-pori nanosphere dan efek negatif pada efisiensi.     

Selain itu, karena durasi reaksi dengan ion lithium sangat singkat, formasi LiSn yang tidak diinginkan pun bisa dicegah.     

Sudah menjadi rahasia umum bahwa LiSn adalah salah satu penyebab utama shuttle effect. Dengan pengurangan formasi material tersebut, kerusakan kutub baterai bisa dicegah juga.     

Ditambah lagi, jika ada LiSn dengan (n > 2) yang terbentuk, permukaan nanosphere karbon memastikan bahwa LiSn akan tersimpan tanpa bereaksi pada elektrolit.     

Dengan kedua perlindungan itu, shuttle effect telah ditekan.     

Profesor Yang telah mengirimkan hasil-hasil analisa fisik dan kimia, sehingga Luzhou hanya perlu membacanya.     

Menurut data yang diambil dari beberapa baterai tersebut, dengan sulfur sejumlah 73 persen pada komposit, pencegahan difusi polisulfida dapat dikatakan paling efektif. Setelah 500 kali siklus pun, efek pencegahan masih cukup tinggi.     

Dengan 75 persen sulfur, efisiensi coulomb, densitas energi, volume, dan sebagainya menjadi optimal.     

Sesuai dengan nama yang diberikan Luzhou sebelumnya, Profesor Yang menamakan material tersebut sebagai HCS-2.     

Dibandingkan dengan HCS-1 dengan masalah penggunaan industri yang terbatas-nya, HCS-2 dapat dikatakan lebih optimal!     

"Sempurna."     

Luzhou meletakkan laporan yang dicetaknya di atas meja dan menghela nafas, sebelum mengambil ponsel dan menelepon White Sheridan selaku manager Xingkong. Ia ingin meminta White segera mengurus paten.     

Dengan banyaknya kegunaan material tersebut di bidang industri, Xingkong akan membuat beberapa paten untuk melingkupi semua kemungkinan penggunaan, seperti komposit material, cara produksi, kegunaan, dan proporsi bahan.     

Jika situasi memungkinkan, ia mungkin akan mendapatkan nomor seri paten sebelum akhir bulan, sehingga ia bisa segera membuat makalah.     

Selain itu, keberhasilan HCS-2 akan menjadi tambahan bobot pada model permukaan elektro-kimia buatannya.     

Luzhou lebih tidak sabar memperkuat teorinya ketimbang meraup hasil dari HCS-2…     

...     

White bekerja dengan cepat dan efisien, dan Luzhou tidak perlu menunggu lama.     

Setelah mendapatkan nomor seri paten, ia segera mulai menulis makalah.     

Makalah HCS-1 ditulis olehnya, dan ia sudah memiliki template khusus, sehingga penulisan makalah untuk HCS-2 tidak membutuhkan waktu lama. Dalam waktu kurang dari 3 hari, makalah telah selesai.     

Dengan mempertimbangkan makalah HCS-1 nya, Luzhou memutuskan untuk menerbitkan makalah itu di Jurnal Science.     

Setelah mengunggah makalah, Luzhou tidak lagi memikirkan HCS-2 dan fokus pada presentasi-nya di Max Planck nanti.     

Kesantaian Luzhou sangatlah kontras dengan repotnya para editor di Jurnal Science…     

Banyak sosok hebat yang suka menerbitkan makalah di Science, termasuk David Shaw yang berkolaborasi dengan Luzhou untuk membuat struktur permukaan elektro-kimia.     

Science pun senang jika para sosok-sosok terkenal itu menerbitkan makalah mereka melalui Science, karena biasanya mereka memiliki akses untuk menggunakan peralatan hebat yang membuat ilmuwan biasa iri. Tentu saja, dengan alat-alat seperti itu, kualitas pun dapat diharapkan.     

Namun, kecepatan Luzhou sangat cepat, jauh terlalu cepat.     

Masalahnya bukanlah HCS-2, melainkan fakta bahwa kebanyakan anggota departemen editor Science tidak percaya Luzhou bisa memperbaharui HCS-1 dengan cepatnya.     

Ditambah lagi masalah pada JACS beberapa waktu lalu membuat mereka semakin ragu.     

Ada yang curiga bahwa Luzhou sedang berkompetisi dengan Profesor Stanley, sehingga ia membuat makalah untuk menandingi dengan bantuan modifikasi data.     

Memang, kecurigaan seperti itu biasa di dunia akademik.     

Karena tidak bisa mengambil keputusan, akhirnya tim editor Science meminta bantuan peninjau.     

Kali ini pun peninjau-nya adalah Bavandi.     

Seperti biasa, setelah mendapatkan permintaan peninjauan, Bavandi yang terkenal sebagai 'profesor kejam yang tidak bisa diyakinkan' pun melakukan eksperimen dengan uang sendiri. Sesuai dengan tulisan Luzhou, ia melakukan eksperimen tersebut.     

'Profesor kejam' atau tidak, ia tidak bisa menolak fakta.     

Cara yang tertulis pada makalah benar-benar berhasil...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.