THE RICHMAN

The Richman - Honeymoon Day 1st



The Richman - Honeymoon Day 1st

0Adrianna dan Aldric memilih untuk mengambil paket bulan madu dengan dream cruise dimana mereka bisa menikmati perjalanan laut mewah yang penuh keintiman dengan fasilitas VVIP yang ditawarkan, mulai dari makanan, kamar yang disediakan khusus untuk pasangan bulan madu hingga privat pool untuk mereka berdua.     

Dimulai dari Chivitaveccia, Rome, perjalanan mereka dimulai hari ini untuk sepuluh hari kedepan tentunya setelah mereka berpisah dengan orang tua dan kerabat mereka yang sudah kembali ke New York dan negara-negara lain tempat mereka tinggal selama ini.     

Mereka berangkat pukul enam malam dan beberapa waktu setelah masuk dan kapal mulai berlayar, mereka menikmati makan malam romantic berdua. Ada beberapa pasangan lainnya yang mungkin sedang menikmati bulan madu yang sama dengan mereka, dan Adrianna merasa begitu senang karena bisa berbaur dengan banyak orang dalam petualangan pertamanya bersama sang suami yang baru dinikahinya duabelas jam lalu.     

Malam ini mereka makan di restoran yang ada di kapal dengan menu bintang lima, Adrianna bahkan mengenakan gaun untuk makan malam bersama suaminya itu. Gaun berwarna nude menjadi pilihannya, itu membuat Adrianna terlihat lebih segar meskipun selama dua belas jam terakhir setelah menyandang status sebagai Mrs. Bloom dia jelas kurang tidur.     

"Bagaimana perasaanmu?" Tanya Aldric.     

"So happy." Mata Adrianna berbinar menatap suaminya itu. Set meja makan yang mewah, mereka berada di balkon restoran untuk menikmati makan malam itu diiringi dengan udara malam di tengah lautan yang cukup hangat malam itu.     

Adrianna menebar pandangan ke sekeliling, semua orang yang ada di restoran tampak menikmati makanan mereka. Beberapa terlihat memilih makan malam yang romantic, beberapa sisanya memilih untuk menikmati makan dalam kelompok yang lebih besar, mungkin mereka keluarga atau memang teman-teman yang pergi bersama untuk menikmati liburan di atas kapal mewah ini.     

Aldric meraih sesuatu dari dalam saku celananya dan mengeluarkannya, sebuah kotak cincin yang disodorkan pada Adrianna.     

Wanita itu tersenyum tapi matanya menatap sang suami penuh tanya, "Kau baru saja memberiku cincin duabelas jam yang lalu, dan sekarang lagi?" Tanya Adrianna bingung.     

"Kau ingat?" Aldric tersenyum sekilas, "Ini agak memalukan, tapi ini hutangku padamu." Jawab Aldric.     

"Hutang?" Adriana menyipitkan matanya pada Aldric.     

"Malam itu aku melamarmu tanpa cincin, dan berjanji akan mengirim cincinnya lain waktu." Aldric mengambil cincin berlian itu dan menyematkannya di jari manis Adrianna yang masih kosong. Wanita itu tersenyum lebar, "Aku bahkan duah melupakannya."     

"Aku tidak akan pernah melupakan janjiku." Aldric tersenyum lebar, setelah itu dia mengecup tangan isterinya itu.     

"Aku merasa seperti ice cream yang terkena terik matahari sekarang ini." Seloroh Adrianna.     

"Jadi kau hampir meleleh?"     

"Ya." Angguk Adrianna. "Tapi, sangat tidak adil jika kau yang memberikanku hadiah terus, sementara aku tidak pernah membalas hadiahmu padaku, katakana apa yang kau inginkan?" Tanya Adrianna, dan Aldric mengerucutkan bibirnya, solah sedang sangat serius memikirkan hadiah apa yang dia ingikan.     

"Aku tidak tahu kejutan apa yang ku inginkan, mungkin sebaiknya kau pikirkan kejutan apa yang pantas untuk suamimu."     

Adrianna mengangkat alisnya, "Akan ku pikirkan." Jawabnya, meski terkesan tak serius, tapi Adrianna benar-benar memikirkannya. Bahkan setelah mereka selesai makan malam, Adrianna masih memikirkan kejutan apa yang ingin dia berikan pada Aldric.     

***     

Selesai makan malam, mereka memilih untuk berjalan-jalan sebentar mengitari dek kapal sambil menikmati pemandangan langit malam itu yang begitu cerah.     

"Ceritakan kejadian paling lucu yang pernah kau alami." Adrianna menoleh ke arah Aldric, dan pria itu mendadak menjadi bingung dengan pertanyaan sang isteri.     

"Mengapa tiba-tiba kau ingin mendengar lelucon?"     

"Bukan lelucon, katakana padaku hal bodoh apa yang pernah kau lakukan entah itu di masa kecil atau saat kau beranjak remaja."     

Aldric mengerutkan alisnya sekilas, "Tidak ada yang lucu, hidupku sangat standard." Jawabnya kemudian.     

"Kau pasti punya hal lucu dalam hidupmu Aldric." Protes Adrianna.     

"Seperti mengompol di sekolah saat aku diminta untuk mengamati laba-laba?" Aldric menoleh ke arah Adrianna dan itu membuat Adrianna terbahak hingga sulit berhenti tertawa.     

"Berapa umurmu saat itu?" Tanyanya begitu tawanya mereda.     

"Lima tahun mungkin." Jawab Aldric.     

"Dan sampai sekarang kau masih takut?" Tanya Adrianna.     

Aldric menggeleng, "Tidak." Jawabnya.     

"Bagaimana jika aku menemukan laba-laba dan membawanya ke hadapanmu."     

"NOPE!" Jawab Aldric cepat.     

"Kau masih takut?" Tanya Adrianna.     

"Tidak takut, hanya saya aku tidak ingin bertemu dengan laba-laba dalam waktu dekat. " Aldric beralasan, sejurus kemudian Adrianna menguap. "Bisakah aku kembali ke kamar?"     

"Ya, tentu saja. Jika kau lelah kita bisa kembali ke kamar."     

"Tidak, nikmati saja melihat-ihat keluar. Aku akan kembali ke kamar dan tidur."     

"Kau benar-benar tak ingin kutemani?" Tanya Aldric, dan Adrianna mengangguk, "Aku hanya ingin istirahat." Jawabnya.     

"Ok." Aldric melepas Adrianna kembali ke kamar, meskipun ini samasekali belum malam, tapi Adrianna tampak sudah kelelahan dan ingin beristirahat.     

Setelah tiba di kamarnya, rupanya Adrianna memutar otak untuk memberikan kejutan pada Aldric. Dia bergegas menuju ke kamar mandi untuk menyikat giginya, mencuci mukanya. Adrianna bahkan sempat memilih gaun tidur terbik yang bisa diagunakan malam ini untuk memberikan hadiah terbaik untuk Aldric suaminya.     

Mata Adrianna membulat saat membuka beberapa kado dari keluarga mereka, ada sebuah lingerie kostum. Tampak seperti kostum anime untuk anak sekolah. Berhentuk atasan berwarna putih dengan model crop dan rok rempel bermotif kotak-kotak besar dengan aksen renda di dalamnya. Sementara antara atasan dan roknya terpisah hingga memperlihatkan pusar Adrianna saat dia mengenakannya. Sebenarnya ini sangat mirip dengan beberapa kostum anime dari jepang dan entah siapa yang sangat iseng memberikan kado berupa lingerie seperti ini.     

Adrianna mengambil ponselnya dan melihat-lihat lingerie kostum semacam itu dan bagaimana look-nya saat dikenakan. Setelah melihat beberapa referensi, Adrianna mantap untuk mengenakan lingerie itu untuk memberikan kejutan pada suaminya.     

Setelah itu dia mulai sibuk dengan berbagai pernak-pernik lain yang akan dia gunakan untuk memberikan kejutan pada Aldric sebagai balasan untuk cincin berlian yang diberikannya di acara makan malam tadi.     

***     

Aldric yang merasa sudah cukup jalan-jalan malam itu memilih untuk menyusul isterinya masuk kedalam kamar. Namun saat melihat Adrianna tidak berada di ranjangnya, wajah Aldric mendadak terlihat bingung. Dia berjalan ke arah ranjang dan melihat setangkai mawar diletakkan di atas bantalnya dengan secarik kertas.     

"Ready for your surprise sir?" Kalimat itu tertulis di kertas kecil yang diletakkan di atas bantal dengan setangkai mawar merah itu. Aldric menebar pandangan ke sekeliling ruangan kamar dan tak menemukan Adrianna. Tapi saat melihat ke arah lantai adan kelopak bunga yang berjatuhan dan tampak membentuk sebuah petunjuk. Aldric mengikuti arah kelopak itu dan menemukan tulisan kedua di mini bar yang terletak di ruangan lain di kamar itu.     

"Segelas wine akan memperbaiki mood anda." Tulis kertas kedua tepat didekat sebuah botol wine dan gelas kosong yang masih tertelungkup. Aldric menaikkan alisnya sekilas sebelum akhirnya membuka botol wine dan menuangnya ke dalam gelas. Dia menikmati meminum segelas wine itu sebelum akhirnya mengikuti petunjuk selanjutnya. Itu menuju ke arah kamar mandi, tempat wastafel berada. Sebuah kertas tertempel di dinding dengan tulisan.     

"Gosok gigimu, dan cukur bulu-bulu di wajahmu, aku tidak menyukai bulu-bulu itu menutupi wajah tampanmu." Tulsian itu membuat Aldric menggeleng, akhirnya dia mengambil foam dan mengoleskannya ke wajah lalu mulai bercukur. Setelah memastikan wajahnya bersih, kini Aldric menyikat giginya.     

Seteah selesai, Aldric mengambil parume dan menyemprotkannya ke udara lalu dia lewat di antara aerosol parfume bermerek dunia yang wanginya begitu segar dan maskulin itu.     

Taburan kelopak bunga selanjutnya menuju sebuah kolam yakuzi yang ada di luar ruangan. Kolam itu tak terlalu besar, berukuran cukup untuk dua orang berendam. Di tepi kolam itu Aldric menemukan secarik kertas di atas meja yang di set dengan begitu romantic, botol sampange, gelas dan bunga.     

Aldric membuka gulungan kertas itu dan membacanya. "Duduk dan nikmati langit malam sampai kejutanmu dikirim." Aldric mengeja setiap kata dan senyum mengembang di sudut bibirnya saat tahu bahwa ini adalah sesuatu yang sudah dirancang oleh isterinya untuknya sebagai sebuah kejutan.     

Aldric duduk di kursi dan duduk menunggu dengan tidak sabar, "Adrianna." Dia memanggil nama isterinya itu tapi tak ada jawaban. "Aku tidak suka menunggu dan kau tahu betul itu." Ujarnya berikutnya. Bahkan saat Aldric dengan tidak sabar menebar pandangan ke sekeliling untuk mengetahui keberadaan isterinya tapi tak menemukannya juga.     

"Adrianna,…" Aldric berniat bangkit dari kursinya dan berbalik, tapi dia tampak membeku dan mengurungkan niatnya saat melihat siapa yang keluar dari sudut kiri, tempat yang cukup gelap untuk bersembunyi.     

Seorang gadis dengan rambut dikuncir dua dan lingerie super sexy yang di akenakan. Rok rempel yang begitu pendek dan juga atasan model crop dengan kerah seperti seragam sekolah anak-anak di jepang dengan potongan V neck yang begitu rendah hingga membuat belahan dada Adrianna terlihat begitu sexy.     

Aldric kembali duduk dan dengan berani Adrianna langsung melangkah dan duduk di atas pangkuan sang suami.     

"Bagaimana menurutmu, apa kejutanmu cukup menyenangkan?" Bisik Adrianna sebelum mencium bibir suaminya itu dengan penuh gairah.     

Aldric menghela nafas dalam, mencoba menghirup aroma tubuh Adrianna yang segar seolah habis mandi dan merasakannya menyusup ke seluruh syarafnya hingga memberikan efek menenangkan. Aldric mendekatkan wajahnya dada Adrianna dan wanita itu menarik diri.     

"Tidak semudah itu." Ujar Adrianna.     

"Apa yang harus kulakukan?" tanya Aldric.     

"Aku ingin kita berendam di kolam yakuzi."     

"Setelah aku membuka semua kostum sexymu." Angguk Aldric setuju. Pria itu segera mencium dada Adrianna mulai dari bagian yang terlihat menyembul dari balik atasan sexy yang dia kenakan. Dengan tidak sopan Aldric menariknya ke dua sisi yang berlawanan hingga terpaska merobek atasan lingerie kostum yang di gunakan oleh Adrianna.     

"Ups, maaf aku harus merusaknya." Ujar Aldric "Aku akan menggantinya dengan berbagai kostum lainnya." Senyumnya mengembang. Tanpa membuang-buang waktu lagi, Aldric segera menikmati tubuh isterinya itu hingga sang isteri meliuk-liuk di atas pangkuannya penuh dengan kenikmatan.     

Setelah pemanasan mereka lakukan, akhirnya mereka memutuskan untuk "naked" dan berendam di kolam yakuzi dibawah langit Italia malam itu. Perjalanan mereka malam ini mengarungi lautan untuk menuju ke Cartagena Spanyol.     

Dan malam ini tampaknya mereka memilih kolam Yakuzi sebagai tempat bercinta yang berbeda untuk merasakan sensasi yang berbeda dengan yang pertama kali mereka lakuakn di bathup, kemudian yang kedua di ranjang villa Pizzo dan kini mereka bercinta di kolam Yakuzi diatas kapal pesiar yang melanju ditengah laut.     

Bagaikan pasangan bulan madu lainnya yang masih menggebu-gebu dan membara setiap kali menatap pasangannya, begitu juga dengan Adrianna dan Aldric yang begitu menikmati keintiman berbalut kemewahan di atas kapal pesiar ini. Menikmati setiap moment bersama hingga akhirya mereka merasa kehangatan air yang memenuhi Yakuzi ditambah dengan pelepasan yang baru saja mereka temukan cukup untuk mala mini. Perjalanan menikmati keindahan Cartagena di Spanyol menunggu esok hari. Mereka akan tiba di Cartagena pukul delapan keesokan hari dan akan menikmati keindahan arsitektur bangunan-bangunan tua di kota itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.