THE RICHMAN

The Richman - Party is over



The Richman - Party is over

0The party is over, time to start another party, itu semboyan Aldric, sementara itu Adrianna mencoba mensugesti dirinya sendiri bahwa semua akan baik-baik saja meski ini untuk pertama kalinya. Dia sudah membaca berbagai artikel tentang wanita terkait apa saja yang perlu di persiapkan untuk bulan madu dan ibunya yang expert itu tampaknya memberikannya kejutan dengan memacking semua keperluan yang mungkin dibutuhkan Adrianna dan menyusulkannya ke dalam kamar pengantin sebelum Adrianna dan Aldric masuk.     

Adrianna bergegas ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya dan membersihkan diri sebelum Aldric masuk. Tampaknya dia masih sempat berbincang dengan Alfons sebelum menyusul Adrianna ke dalam kamar. Sementara itu, Adrianna merasa punya cukup waktu untuk bersiap-siap, tapi tampaknya dia salah.     

Tiba-tiba Aldric muncul di belakangnya dan langsung merapat ke arah Adrianna. Pria yang kini menjadi suaminya itu membenamkan hidungnyan yang tajam ke sudut leher Adrianna hingga membuat gadis itu meremang, dia memilih untuk memejamkan mata. Seperti katanya, bahwa dia adalah guru yang sabar, Aldric tidak banyak bicara, dia hanya mengajarkan bagaimana caranya menikmati malam ini sebagai pasangan suami isteri.     

Dengan tangannya yang terampil Aldric membuka simpul tali bagian belakang gaun Adrianna dan menariknya keluar dari lubangnya satu persatu. Setiap tarikan membuat dada Adrianna berdesir. Setelah Aldric selesai dengan lubang terakhir, dia menyibakkan gaun itu dan menemukan punggung mulus Adrianna. Tulang belakangnya yang cukup menonjol di balik kulit putih bersihnya membuat Aldric semakin terangsang untuk menyentuhnya. Al menuruni tulang itu dari tengkuk Adrianna hingga ke ujung dengan telunjuknya dan Adrianna terdengar menarik nafas, gadis itu mengigit bibirnya, tak berani menatap ke arah cermin di hadapannya.     

Aldric memulai dengan mencium pundaknya kemudian ketengah hingga di sudut leher Adrianna dan menuruni hingga ke pertengahan tulang belakangnya, lalu menghentikannya dan membalik posisi Adrianna hingga mereka saling menatap, dengan lembut Aldric mendaratkan bibirnya di bibir Adrianna dan mulai melumatnya. Semakin lama gairah Al semakin tinggi ditandai dengan deru nafasnya yang semakin keras menerpa wajah Adrianna. Gadis itu berusaha membalas, tapi tampaknya begitu sulit mengimbangi hingga akhirnya dia berpasrah dan mengikuti arahan Aldric.     

Dengan kedua tangannya Aldric menyentuh kedua sisi pundak Adrianna dan menjatuhkan gaun itu ke kedua sisi lengan Adrianna, tapi refleknya membuat bagian dada gaun itu tetap menutupi tubuhnya. Adrianna menahannya dengan kedua tangannya, dan Aldric melepaskan ciuman itu.     

"It's ok." Bisik Aldric dengan tatapan dalam, dia berusaha membesarkan hati Adrianna agar tidak menolak pelajaran pertamanya, sementara Adrianna menatap mata Aldric dengan nanar, seolah ingin memastikan apakah ini benar-benar akan baik-baik saja.     

"Kita akan mandi, bersama." Aldric berbisik, telunjuknya meraih wajah Adrianna dan menuruni wajah itu dari sudut kening hingga ke dagu isterinya itu. Perlakukan lembut Aldric meluluhkan Adrianna, karena setelah itu Al melucuti tuxedo, kemeja, celana hingga pakaian dalamnya dan berjalan menuju bathup yang sudah diisi dengan air hangat, busa dan wewangian didalamnya. Lilin taburan bunga dan berbagai piranti lainnya yang mendukung suasana kamar mandi menjadi begitu romantis juga sudah disiapkan oleh pengelola villa. Bahkan ada sebotol wine dengan harga cukup fantastis lengkap dengan gelas dan kudapan berupa buah anggur dalam nampan berbahan tembaga yang begitu elegan.     

Setelah Aldric masuk kedalam bathup, dia menoleh ke arah Adrianna, "Come . . ." Ajaknya. Adrianna masih membeku, tapi setelah menghela nafas dalam dan menghembuskannya tampaknya dia menemukan keberanian itu. Adrianna melepaskan bagian depan gaun yang menutupi dadanya dan melangkah meninggalkan gaun yang tanggal ke lantai itu. Dia berjalan ke arah Aldric dan berdiri di hadapan pria itu. Aldric tersenyum lebar penuh kemenangan, melihat pemandangan sempurna, kulit seputih pualam milik Adrianna, buahdada ranumnya yang masih begitu kencang, bulat sempurna.     

Aldric meraih pinggang Adrianna dari dalam bath up tempatnya duduk dan membuat Adrianna berdiri tepat di hadapannya. Dengan lembut Aldric mencium pusar Adrianna, membuat gadis itu melenguh pendeh. "Emph . . ." lenguhnya tertahan.     

Jari jemari Aldric begitu terampil untuk menurunkan pakaian dalam Adrianna yang tersisa melewati dua belahan pahanya, sementara wajahnya mendongak, menatap wajah Adrianna yang berada dipersimpangan antara ekspresi menikmati dan juga takut. Kedua tangan Aldric meremas lembut bokong indah isterinya itu dan membuatnya mendekat ke wajahnya hingga Aldric bisa mengecup pangkal paha isterinya itu dan mengeksplorasi bagian paling sensitif dari tubuh Adrianna yang belum pernah disentuh pria manapun.     

"Ah . . ." Adrianna mengetatkan kakinya tapi Aldric dengan kedua lengan kokohnya memaksanya tetap terbuka, dan terus menciuminya.     

"Aldric . . ." Desis Adrianna, setengah mengerang, kedua tangannya memegangi kepala suaminya itu dan menyusup diantara rambut tebal Aldric dan meremasnya. Rupanya Adrianna menemukan sensasi asin yang begitu nikmat di sana. Aldric dengan lidahnya memainkan permainannya hingga suatu tempat di tubuh Adrianna mulai basah, dan Aldric tersenyum untuk itu. Satu langkahnya berhasil dengan sempurna.     

Al menatap Adrianna dan mengulurkan tangannya, Adrianna yang masih malu-malu menerima uluran tangan Aldric dan mulai masuk ke dalam bathup. Adrianna masuk dan duduk dengan posisi berada di depan Aldric, menjaga jarak, meskipun dia berusaha untuk tidak memberi jarak tapi rasa malunya masih cukup besar.     

Aldric menariknya mendekat ke tubuhnya da dengan lembut menuangkan sabun cair kedalam tangannya dan mulai mengusapkannya di leher Adrianna.     

"Relax." Bisik Aldric.     

Adrianna memutar setenah tubuhnya hingga bisa menatap Aldric dari sisi wajahnya. "Thanks." Ujarnya.     

"Nikmati semua prosesnya, ini bukan ujian Adrianna. Jangan takut." Aldric tersenyum. Dia mengambil sabun lagi dan menuangkannya ke tangan Adrianna, gadis itu memainkan busa dalam tangannya dan tersenyum, dia berani membalik tubuhnya dan menatap Aldric kemudian mengoleskan busa itu ke dada leher hingga dada suaminya dengan lembut dan Aldric menatapnya lekat-lekat.     

Dengan air dari dalam bathup Adrianna membasuh tubuh Aldric, mereka sempat bersitatap. "I love you." Bisik Aldric dan itu membuat Adrianna bersemu merah. Aroma terapi, wewangian lembut yang mendukung suasana malam itu membuat Aldric semakin terhanyut dalam gelora gairah sementara Adrianna yang tampak masih canggungpun akhirnya menerima suaminya itu. Aldric membantunya duduk di pangkuannya, mereka saling berhadapan hingga Aldric bisa menyentuh dada isterinya itu dan mengeksplorasinya dengan busa sabun. Memberikan kenikmatan yang sempurna untuk melanjutkan kenikmatan sebelumnya. Hingga Adrianna benar-benar siap untuk menerima dan saat itulah Aldric menyusup diam-diam. Begitu lembut dan nyaman hingga Adrianna tak merasakan keterkejutan dan rasa sakit yang dia bayangkan itu benar-benar tidak terjadi.     

Aldric memimpin Adrianna dengan begitu bijaksana, memberikan kenikmatan sekaligus merasakan kenikmatan yang sama untuk dirinya sendiri. Ciuman demi ciuman silih berganti dengan erangan dan desahan keduanya hingga secara mengejutkan Adrianna menemukan puncaknya lebih dulu dan itu membuat Aldric tersenyum lebar saat lenguhan panjang Adrianna disambung dengan erangan pendek-pendek dan cengkeraman keras jari jemari Adrianna di tubuhnya. Sisanya hanya tinggal Aldric mengeksplore sedikit dirinya dan rasa yang sempat dia tahan demi memberikan kesempatan pada Adrianna untuk mendapatkan pelepasannya lebih dulu itu akhirnya mencapai titik puncaknya.     

Kini mereka berendam dalam ketenganan, Adrianna bersandar di tubuh Aldric sementara tangan Aldric mengitar di sisi bathup.     

"Kau menikmatinya?" Tanya Aldric dan di jawab dengan anggukan malu oleh Adrianna.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.