THE RICHMAN

The Richman - I LOVE HIM



The Richman - I LOVE HIM

0Keesokan harinya Javier pulih dari mabuk beratnya dan langsung menemui seseorang yang bisa membantunya. Rekaman suara Adrianna saat menerima panggilannya sudah menjadi bukti yang cukup untuk menjatuhkan Adrianna, tapi sasaran tembak Javier bukanlah Adrianna.     

Dia ingin sekali menangkap basah pria yang memanfaatkan kekuatan, uang dan kekuasaannya untuk memaksa si lugu Adrianna untuk menikah dengannya. Tak perlu waktu lama, Javier melalui orang suruhannya berhasil mengorek informasi tentang siapa pria yang akan menikahi Adrianna, dialah Aldric Bloom sang pengusaha muda kaya raya, salah satu triliuner di Amerika dengan karir bisnis cemerlang di usia muda.     

Tak berhenti di situ, Javier bahkan membayar orang lain untuk menyusup di apartment Aldric dengan kedok cleaning service dan mencari dokumen, bukti, rekaman atau apa saja yang bisa membuktikan persekongkolan diantara Adrianna dan pria itu, atau bukti yang arahnya lebih menjatuhan pihak Aldric Bloom dan Javier Walton akan tampil sebagai penyelamat bagi Adrianna Anthony hingga Adrianna tak punya kuasa menolak dirinya lagi. Itulah yang ada di benak Javier saat melakukan semua upayanya itu.     

Sementara Aldric yang tidak mendewakan dokumen kontrak itu karena yang lebih penting dari segalanya adalah perasaannya pada Adrianna tak merasa perlu menyimpan kontrak itu di brankas. Aldric hanya meletakkannya di laci meja dan dengan mudah di temukan oleh cleaning service gadungan yang diperintahkan oleh Javier itu. Si cleaning Service membiarkan dokumen tetap berada di tempatnya, dia hanya mengambil foto dokumen tersebut dan mengirimkannya pada Javier, dua menit kemudian dia mendapatkan bayaran untuk hasil kerja cemerlangnya.     

Tak butuh waktu lama bagi Richard Anthony dan Christabell Anthony untuk mendapatkan foto kontrak yang ditandatangani puterinya itu. Richard segera menghubungi isterinya untuk bertemu di apartment Adrianna malam itu juga. Adrianna yang tak tahu menahu soal ini tampak kebingungan mengapa orangtuanya mendadak datang ke apartmentnya selarut itu. Richard bahkan meminta Aldric datang dan pria itu datang meski terlambat.     

Sebelum Aldric datang, Adrianna duduk diam tak berkutik sementara Richard tampak begitu marah dan Christabell juga sama marahnya. Namun mereka berdua belum ada yang membuka suara perihal alasan kemarahannya.     

Tak berapa lama Aldric datang, dia masih tampak menyapa Richard dan Christabell seperti biasanya. Dia bahkan bersandiwara untuk mencium pipi Adrianna tapi Richard melarangnya.     

"Duduk di sana!" Tegas Rich, dia melarang Aldric duduk dekat dengan puterinya, dan Aldric tampak cukup bingung dengan situasi ini.     

"Apakah ada masalah?" Tanya Aldric dan Richard yang sudah sangat marah memukul meja.     

"Kau masalahnya!" Mata Richard berkobar penuh kemarahan tapi Christabell berusaha meredamnya, "Kau membeli enam puluh persen lebih saham perusahaanku untuk menjebak puteriku agar mau menikah denganmu!" Richard begitu marah, dia menunjukan bukti berupa foto surat kontrak yang ditandatangi oleh Adrianna dan Aldric.     

"Apa maksud anda?" Aldric masih berusaha menjernihkan masalah tapi Richard langsung merangsek maju dan bersiap memukulnya. Adianna menjerit dan langsung melompat untuk melindungi Aldric hingga dia sendiri yang terkena bogem mentah sang ayah tepat di sudut bibir, demi melindungi Aldric. Untung saja Richard tidak menggunakan seluruh tenaga dan kemarahannya saat melemparkan bogem mentahnya itu, begitu dia sadar Adrianna mencoba untuk menghalangi pukulannya, Richard berusaha menghentikan, tapi semua berlalu begitu cepat hingga tak ada waktu untuk menarik pukulan maupun untuk menghindar.     

Situasi menjadi chaos sekali saat itu, Christabell berteriak kebingungan, entah siapa yang harus dia bela saat itu, tapi melihat puterinya terkena pukulan keras sang ayah yang menyebabkan bibirya langsung robek dan berdarah.     

Aldric merengkuh Adrianna dalam pelukannya, "Apa yang kau lakukan." Aldric memeluk Adrianna erat, dia menantang sang calon mertua laki-laki. "Anda boleh memukulku, tapi jangan melukai Adrianna. Dia tidak bersalah dalam hal ini." Mata Aldric berkobar-kobar saat mengatakanya.     

Rahang Aldric mengeras, "Jika ada orang yang harus disalahkan di sini, itu adalah aku. Aku memaksa Adrianna menandatangani kontrak itu dan menikahiku. Tapi perasaanku pada Adrianna tidak hanya sebatas kertas, aku sangat mencintainya, meskipun aku tahu tidak sebaliknya." Aldric menjelaskan, dia masih terus memeluk Adrianna saat mengungkapkan semua itu dengan emosiona, sementara Richard yang masih marah dan kecewa bersama dengan Christabell yang memeganginya tak sudi melihat ke arah wajah Aldric, tapi Chrisatbell sangat ingin memastikan kondisi puterinya itu.     

"Aku akan memberikan separu saham milikku pada Adrianna setelah kami menikah, dan aku tidak peduli apakah dia akan memberikannya kembali pada ayahnya atau menyimpannya untuk dirinya sendiri, yang kupedulikan adalah aku ingin Adrianna menjadi milikku karena aku tahu, bahwa aku sangat mencintainya."     

"Tapi kau tidak bisa memaksa puteriku seperti itu!" Richard menjawab dengan nada emosi. "Bagi seorang ayah, kebahagiaan terbesarnya adalah melihat puterinya bahagia. Bahkan jika aku harus kehilangan segalanya, aku rela." nada suara Richard bergetar, dia tampak begitu terharu saat mengatakannya. Emosi kemarahan yang tadinya meledak-ledak kini menjadi emosi keharuan yang menggulung seluruh isi ruangan, Christabell bahkan tak sanggup menahan tangisnya.     

"Aku mencintai puterimu Sir. Aku berjanji akan menjaganya seumur hidupku." Aldric memohon pada Rich tapi Richard tampak membuang muka.     

Adrianna mendongak menatap Aldric dan untuk beberapa saat mereka membeku saling menatap. Mata Adrianna berkaca begitu juga dengan Aldric, dia tidak pernah secengeng ini sebelumnya, bisa di bilang Aldric bukan pria berair mata, tapi kali ini menyangkut Adrianna, matanya berkaca, dia menyeka sudut bibir Adrianna dengan ibu jarinya yang gemetaran. "Are you ok?" Bisiknya, dan Adrianna mengangguk. Gadis itu merosot dari pangkuan Aldric dan berjalan ke arah ayahnya, dia bersimpuh di kaki Richard dan menatap ayahnya itu dengan wajah memelas.     

"I love him, dad." Kalimat itu di ucapkan dengan getaran yang besar dan itu adalah satu-satunya kalimat yang keluar dari bibir Adrianna sebelum dia menangis sesenggukan di kaki ayahnya. Christabell hanya bisa menyaksikan semua itu dengan berlinangan air mata. Dia merunduk dan menarik puterinya itu lalu memeluknya erat.     

"I love him, mom." Bisik Adrianna di tengah isakannya. Sementara Bell terus memeluk puterinya itu, Richard keluar dari apartment Adrianna masih dengan kekecewaan dan kemarahan, namun sekaligus keharuan yang sangat besar. Dia juga tidak pernah berbicara dengan begitu emosional pada anak-anaknya terutama Adrianna, ini kali pertama pembicaraan dengan puterinya seolah menyentuh lubuk hatinya yang paling dasar.     

Christabell tidak bisa membiarkan suaminya mengendarai mobil sendiri dalam keadaan sangat marah, dia melepaskan pelukan Adrianna dan menatap ke arah Aldric lalu mengangguk. Sebuah pertanda bagi Aldric untuk merawat Adrianna setelah kepergiannya. Christabell mengambil tasnya dan memeluk puterinya sekali lagi. "Take care, aku akan membujuk ayahmu." Christabell bergegas pergi sementara Aldric bangkit dan langsung menggulung Adrianna dalam pelukannya.     

Selama ini Adrianna memang selalu mengagummi sosok Aldric, hatinya terluka karena melihat Aldric datang dengan wanita lain, dan mendadak dunianya jungkir balik karena pria itu tak memberinya pilihan selain menikah dengannya. Namun di kedalaman hatinya Adrianna tetap menyimpan secuil perasaan yang sempat tumbuh itu dan ternyata akarnya sudah begitu kuat dan dalam di hatinya.     

Adrianna mendongak menatap Aldric, "I love you." Bisiknya dan Aldric mendaratkan bibirnya begitu lembut di bibir Adrianna. Luka robek di ujung bibirnya bahkan tak terasa sakit lagi saat bibir Aldric melumat lembut bibirnya, seolah semua perasaan yang selama ini terpendam menjadi tumpah ruah dan memenuhi seluruh ruangan. Sebuah kejadian buruk yang justru berakhir cemerlang bagi Aldric Bloom dan Adrianna Anthony, karena pada akhirnya mereka berani mengungkapkan perasaan mereka masing-masing.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.