THE RICHMAN

The Richman - Sad Song



The Richman - Sad Song

0Richard baru saja selesai berolah raga, meskipun dia sudah cukup tua, tapi dia tidak ingin raganya lapuk dimakan usia. Richard masih rutin jogging apalagi setelah kini dia tidak aktif lagi bekerja di kantor. Hari-harinya dia habiskan untuk menemani Christabell isterinya. Bisanya dia jogging pagi bersama dengan Christabell, tapi pagi ini sedikit berbeda karena Bell masih meringkuk di balik selimut saat Richard terbangun dan bersiap untuk jogging. Tak ingin mengganggu tidur nyenyak isteirnya itu maka Richard memutuskan untuk jogging sendiri pagi ini.     

Saat dia kembali ke rumah, hari sudah pagi dan mata hari sudah bersinar sangat terang. Biasanya Chrisatbell menghabiskan waktu paginya untuk minum teh di kebun dan menikmati cahaya matahari pagi menerpa dirinya untuk mendapatkan vitamin D alami. Tapi sedikit berbeda dengan pagi ini, saat Richard kembali ke rumah, Christabell tampak belum keluar rumah. Richard segera masuk ke dalam rumah dan melucuti sepatu joggingnya. Masih dengan jaket olahraganya dia masuk kedalam kamar dan tidak menemukan isteirnya itu.     

"Christabel . . ." Seru Richard sembari berjalan ke ruangan lain di rumah besar itu, mulai dari ruang tamu, ruang tengah hingga ruangan-ruangan lainnya. Christabell tak nampak di semua tempat, wajah Richard mendadak pucat, beberapa hari terakhir ingatan Christabell mengalami kemunduran yang cukup buruk hingga itu membuat Richard was-was dan tidak bisa membiarkan Christabell pergi ke tempat-tempat ramai sendirian.     

Richard mengambil ponselnya dari saku jaket dan menghubungi ponsel Christabell, tampaknya suara ponsel berasal dari dalam kamar. Richard kembali masuk kedalam kamar dan berusaha menemukan suara ponsel, saat Richard berdiri di depan pintu kamar mandi, dia sangat yakin bahwa isterinya itu berada di dalam kamar mandi karena suara ponselnya terdengar berada di dalam ruangan kamar mandi itu. Ricarhd menarik gagan pintu tapi tampaknya pintu terkunci dari dalam. Richard segera mematikan panggilannya, meletakkan ponsel itu di saku jaketnya kembali kemudian dengan segenap keuatannya mendobrak pintu kamar mandi.     

Satu, dua dan tiga, percobaan ketiga gagal, dan di percobaan ke empat barulah Richard berhasil mendobrak pintu kamar mandi dan melihat Christabell tergeletak di lantai kamar mandi dengan ponsel yang berada tak jauh dari tangannya. Richard segera membopongnya dan membawanya ke kamar, Rich membaringkannya dan dengan cairan amoniak berusaha membangunkan Christabell. Beberapa waktu kemudian Christabell siuman, tapi dia terlihat begitu lemas.     

"Sayang, . . ." Richard mengusa-usap tangan Chrisatbell. "Kau ingin minum?" Tanya Rich dan Chrisatbell mengangguk pelan. Richard segera mengambilkan minum untuk isterinya itu dengan sedotan. Setelah itu Richard menyelimutinya kembali dan Rich bersiap untuk membuatkan sarapan untuk Christabell.     

Sekitar sepuluh menit kemudian Richard kembali dengan sarapan untuk Christabell. "Makanlah." Ujar Rich. Meski awalnya menolak tapi setelah Richard menyuapinya Christabell baru mau membuka mulutnya.     

"Siapa kau?" Tanya Christabell bingung menatap suaminya itu.     

"Aku Richard Anthony." Jawab Rich.     

"Apa kita saling mengenal?" Tanya Christabell lagi, Richard menyodorkan sesendok lagi bubur untuk isterinya itu. "Apa kau tidak mengenaliku?" Tanya Richard, dan Christabell menggeleng.     

"Sebaiknya kau pergi sebelum suamiku kembali dari kantor." Ujar Christabell, dan itu membuat Richard tertegun.     

"Apa suamimu berkerja di kantor?" Richard menjadi penasaran, dimana ingatan Christabell berhenti saat ini.     

"Ya." Agguk Christabell.     

"Apa kau tahu siapa nama suamimu?" Tanya Richard lagi dan Chritsabell menjadi sangat bingung. Dia menggeleng pelan, "Aku lupa namanya." Jawab Christabell.     

"Ok, jangan memaksa dirimu untuk mengingat jika kau tidak ingat." Ujar Richard, "Sekarang istirahatlah setelah kau minum vitamin."     

"Bisakah kau membantuku meminumkan vitamin itu?"     

"Tentu."     

Richard membantu isterinya itu memintum vitamin setelah itu dia keluar dari kamarnya. Beberapa hari terkahir Christabell sering terlihat kebingungan saat melihat Richard berbaring di sampingnya, dia selalu berpikir bahwa dia memiliki suami yang tidak sedang berada di rumah, dan selalu saja mempertanyakan siapa Richard? Hingga lima hari lalu Christabell menolak untuk tidur di ranjang yang sama karena benar-benar tidak mengenali Richard sama sekali. Richard memutuskan untuk berkamuflase menjadi seorang perawat yang dibayar oleh suami Chritsabell untuk menjaganya.     

"Kau tahu, aku selalu heran mengapa suamiku menyewa perawat setua dirimu." Ujar Christabell beberapa waktu lalu saat Rich memperkenalkannya sebagai serorang perawat home care.     

Sudah lima hari pula, setiap malam, Richard tidur di sofa dengan dalih untuk tetap bisa menjaga pasien sementara Christabell masih merasa begitu asing. Setiap kali dia bercerita tentang suaminya yang begitu dia cintai, dia banggakan dan begitu hebat di hadapan Richard Anthony, suami yang sesungguhnya. Dan setiap kali Richard bertanya pada Christabell siapa nama suaminya, ekspresi wajah Christabell mendadak terlihat kebingungan. Hal itu membuat Richard benar-benar tidak tega hingga dia harus tetap mempertahankan topengnya sebagai seorang perawat home care agar Christabell tetap nyaman berada di dekatnya.     

***     

Setelah memastikan Christabell sudah beristirahat, Richard berjalan ke dapur. Dia menuang air mineral lalu duduk di meja bar besar yang berada di rumah itu. Meja bar yang dulu sering dia gunakan untuk minum bersama dengan isterinya apalagi saat-saat mereka ingin menghabiskan waktu berdua saja saat anak-anak sudah pergi tidur dan mereka akan berakhir bercinta dengan panas di ranjang kamar tamu atau bahkan mereka akan bercinta di meja bar lewat tengah malam dalam keadan setengah mabuk.     

Kini Richard hanya bisa mengingat semuanya dalam kepalanya. Tak pernah ada lagi ciuman mesra, pelukan hangat apalgi panasnya malam penuh gairah yang bahkan masih cukup sering mereka lakukan sebelum Christabell jatuh sakit, kini tidak ada lagi.     

Richard duduk termangu menatap jauh kedepan, hanya ada dia dan Christabell yang ada di rumah itu. Rich bahakn tidak membiarkan orang lain tahu tentang penyakit isterinya itu dan berbagai hal yang mungkin dianggap orang sebagai hal yang menjijikkan dari Christabell dilihat oleh orang lain. Bell terkadang lupa berpakaian setelah mandi, dan beberapa hari terakhir Rich yang memandikannya dan mengurusnya seperti seorang bayi.     

"Aku akan membantumu mandi." Ujar Richard.     

"Tidak, aku tidak bisa membiarkanmu melihatku tanpa pakaian." Tolak Christabell saat pertama kali Richard menawarkan diri untuk membantunya mandi agar memastikan bahwa Bell mandi dengan bersih.     

"Itu tugasku nyonya." Mata Richard berkaca.     

"Bagaimana jika suamiku tahu?" Tanya Christabell, dia benar-benar tidak bisa mengingat siapa Rich.     

"Suamimu akan paham, aku perawatmu. Aku hanya akan memandikanmu, itu saja." Ujar Rich meyakinkan.     

"Jangan berpikir macam-macam, aku adalah pasien dan kau perawat."     

"Yes mam."     

Hati Richard sebenarnya hancur berkeping-keping saat menyadari isterinya tak mengingat secuilpun memori tentang dirinya. Namun, meski begitu Rich tidak akan memaksa Chrisatabell untuk mengingatnya, karena terakhir saat Richard memaksa Bell mengingat siapa dirinya, Bell harus dilarikan kerumahsakit karena mengeluhkan sakit kepala hebat yang mendadak dialaminya. Setelah kejadian itu, Richard belajar menerima keadaan bahwa tak sedikitpun memory tentang dirinya yang diingat oleh Christabell. Baginya masih bisa melihat Bell bangun di pagi hari, sudah merupakan kebahagiaan tak terkira. Terkadang cinta yang sudah mencapai level paling tinggi bukannya menjadi semakin rumit, justru semakin sederhana karena bisa menerima keadaan meski dalam situasi paling tidak mengenakkan sama sekali seperti yang dialami Richard saat ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.