THE RICHMAN

The Richman - I always have your back



The Richman - I always have your back

0Ella duduk dengan wajah pasrah di hadapan George setelah dia menumpahkan seluruh tangisnya. Tapi dia tidak mengatakan apapun pada George, apalagi dalang di balik semua pemberitaan miring yang kini menyerang dirinya. Ella juga tidak mengatakan fakta lainnya bahwa orang tua Willhelmina adalah orang yang memiliki posisi berpengaruh di rumahsakit tempatnya bekerja. Ella bahkan tak memberitau George bahwa Robert telah melamarnya malam itu di Secret Garden.     

"Bagaimana ini semua terjadi?" George memulai pertanyaannya.     

"Entahlah, pagi ini aku berangkat ke kantor seperti biasa dan mereka semua sudah memperlakukanku berbeda. Saat aku masuk keruanganku dan membuka ponselku, notifikasi dari sosial mediaku sudah tak terhitung, ratusan." Ujar Ella dengan wajah gelisah. "Aku memeriksa dan menemukan semua berita itu. Bosku memintaku pulang, aku sempat mampir ke supermarket, dan di sana sama saja. Orang-orang melihatku dan dari cara mereka menatapku aku tahu apa yang ada dalam pikiran mereka." Ella menghela nafas dalam, dia benar-benar merasa ini pukulan berat baginya.     

"Kau tahu mengapa kau mendadak menjadi bahan pembicaraan?" Tanya George dan Ella menggeleng. Menutup mulutnya rapat-rapat adalah salah satu cara untuk menghindari masalah yang lebih rumit. Saat Geroge tahu kebenarannya mungkin hubungannya dengan George sebagai teman tak akan pernah bisa diperbaiki lagi.     

"Aneh sekali, mengapa pemberitaan bodoh itu tiba-tiba muncul." George menggeleng kesal. "Jika Robert mengakhiri hubugannya dengan kekasihnya, kau bukan orang yang tepat untuk dipersalahkan. Media bahkan tak tahu soal hubungan kalian di masa lalu." Imbuh George, tapi pria itu tampaknya menyadari satu hal, "Foto itu . . ." Ujarnya singkat. "Dari mana mereka mendapatkan foto itu? Kau bertemu dengan Robert?" Tanya Geoerge dan Ella menjawab lirih. "Ya." Angguknya.     

Mata George membulat sekilas, tapi dia berusaha terlihat santai dengan mengkoreksi ekspresinya. "Aku bahkan tidak tahu jika kau bertemu lagi dengan Robert." Ujar George. George jelas sudah melihat fotonya yang diambil oleh seseorang, mungkin paparazi saat dia keluar dari mobil dan masuk ke istana rahasia yang disebut Robert sebagai Secret Garden itu. Ella yang gelisah mengenggam satu tangannya dengan tangan lainnya untuk menutupi cincin berlian yang diberikan Robert untuknya.     

Ella sungguh tak enak hati dengan George, terakhir kali mereka bertemu dan bicara tentang Robert adalah sebelum persalinan Ellyn. Saat itu Ella memang tak menyangka akan sejauh ini.     

"Minggu lalu Ellyn melahirkan di rumahsakit tempatku praktek dan kami bertemu di rumahsakit." Jujur Ella. "Dia mengundangku makan malam setelah kelahiran bayi Ellyn." Ella masih jujur sejauh ini, tapi tidak untuk bagian selanjutnya.     

"Hanya itu?" Tanya George meyakinkan dan Ella menghela nafas dalam, dia mengangguk untuk kebohongannya. Dia jelas tidak sanggup mengakuinya lebih dari yang dia katakan.     

"Inilah kekejaman media, mereka bisa menulis dan menggiring opini publik dengan sangat mudah tanpa mengkroscek kebenarannya." Ujar George kesal. "Kau ingin aku membantumu membuat klarifikasi?" Tanya George meyakinkan tapi Ella mengangkat bahunya, "Entahlah George, ini membingungkan bagiku."     

George meraih tangan Ella tapi gadis itu menarik kedua tangannya dengan cepat dan melipatnya di dada, George sedikit terkejut, seolah Ella tak ingin kontak fisik terjadi antara mereka berdua, dan George memaklumi itu sebagai salah satu efek dari stress yang dirasakan Ella.     

"Jika kau tidak mengklarifikasi, publik akan menilai itu benar. Dan seperti yang kau ceritakan tadi, mereka menghakimimu dari apa yang mereka lihat, bukan dari kebenarannnya."     

"Entahlah George, aku masih bingung saat ini, apa yang harus kulakukan." Jawab Ella.     

Rahang George mengeras sekilas, "Kau baru saja di tuduh merebut Robert Owen dari kekasihnya dan kau diam saja?" George terlihat sangat sentimental, "Kau harus melawan kalini Ella, jangan diam saja. Jangan mau di persalahkan untuk apa yang tak kau lakukan." George berusaha meyakinkan Ella dan gadis itu tertunduk.     

"Thanks for always have my back, tapi untuk saat ini aku masih butuh waktu untuk mencerna semuanya George." Jawab Ella.     

"Beberapa saat lagi mungkin media akan tahu di mana rumahmu, dan saat itu kau akan terjebak di dalam. Sebelum itu terjadi, kau bisa pergi bersamaku dan tinggal di apartmentku untuk sementara waktu." George memberi saran, sebuah pemikiran yang bahkan tak pernah masuk dalam pertimbangan Ella sama sekali. Jika ini soal media, maka mereka bisa melakukan banyak hal yang bahkan mungkin sangat nekat dan diluar nalar demi mencari berita.     

"Aku tidak bisa." Ella menggeleng, bagaimanapun juga Robert seharusnya menjadi pria yang menolongnya dalam masa sulit seperti ini, bukannya George. Lagipula Robert berjanji akan meminta Marcus menjemputnya malam ini, dan Ella akan menunggu sampai waktu itu tiba. Pria yang harusnya menjadi sandarannya dalam masa-masa sulit adalah Robert. Sesaat kemudian dia teringat pada kalimat sang ratu untuk mundur sebelum semuanya menjadi semakin buruk.     

"Aku butuh waktu." Ujar Ella sembari berjalan menuju dapur, dia mengirim pesan singkat secara diam-diam pada Robert.     

"Situasinya semakin buruk, bisakah kita bicara?" Tulis Ella kemudian dia kirim. Pesan itu terkirim tapi tak terbaca oleh Robert. George menyusul Ella ke dapur dan sempat memergoki Ella sedang sibuk dengan ponselnya tapi George tak menegurnya, hanya melihatnya hingga Ella menyadari kehadiran George dan terkesiap segera memasukkan ponsel juga tangannya ke balik saku celananya.     

"Hei . . ." Ella terlihat gelagapan.     

"Kau sedang sibuk menghubungi seseorang?" Tanya George penasaran.     

Ella berjalan ke arah George, "George terimakasih sudah datang, aku benar-benar menghargai dukunganmu padaku. Tapi aku sungguh tak ingin melibatkanmu dalam masalah ini."     

"Aku akan pasang badan untukmu El." Tolak George.     

"No." Ella menggeleng. "Ini lebih rumit dari yang kau pikirkan."     

"Kita bisa kembali ke Amerika, mungkin itu opsi yang lebih baik untukmu. Menghilang dari semua kerumitan dan tuduhan ini." George memberikan solusi.     

"Akan kupertimbangkan, tapi aku butuh waktu. Aku akan memastikan bahwa media tidak akan menemukanku sampai aku mendapatkan keputusan." ujar Ella.     

"Hubungi aku jika kau membutuhkan bantuanku." George menatap Ella.     

"Sure." Jawab Ella singkat. George tersenyum, melangkah mendekat dan memeluk Ella sekilas sebelum pergi.     

"Thanks for comming."     

"It's ok." George berbalik dan berjalan keluar pintu. Dia melihat ke sekeliling rumah Ella dan semuanya tampak aman. Tapi pria itu benar-benar tak tega meninggalkan Ella sendiri di rumah hingga dia memutuskan untuk masuk ke dalam mobilnya, membawa mobilnya sejauh lima puluh meter dan memarkirkannya di tepi jalan sembari mengawasi rumah Ella, setidaknya sampai dia cukup yakin bahwa Ella aman sampai dia memutuskan langkah berikutnya.     

George duduk dan mengawasi rumah itu lebih dari tiga jam, hari mulai gelap dan tidak ada tanda-tanda bahwa media akan mendatangi rumah Ella. Mungkin sudah cukup aman, karena ini sudah pukul delapan malam. Perutnya mulai terasa lapar dan dia berniat untuk pergi membeli makanan kemudian datang lagi pada Ella membawa makanan, berpura-pura bahwa dia sudah sempat pergi dan datang lagi bukannya mengawasi rumah itu.     

George baru saja berniat menyalakan mesin mobilnya saat melihat sebuah mobil tiba-tiba menepi di depan pagar rumah Ella. Seorang pria masuk ke dalam rumah itu dan tak berapa lama Ella keluar dari rumah itu dengan sebuah tas yang di bawa oleh sang pria yang mengenakan setelan rapi.     

Robert terus mengawasi, hingga saat Ella hampir tiba di mobil, pintu bagian belakang mobil terbuka dan seorang pria keluar dari dalam mobil. Ella menghambur ke pelukan pria bertubuh tinggi tegap itu. George membeku dalam keterkejutan, dia yakin betul bahwa pria itu adalah Robert Owen Fredric Jr. Ella membohonginya mentah-mentah.     

George menghela nafas dalam, tepat setelah melihat Ella masuk kedalam mobil dan mobil itu melaju meninggalkan rumah Ella dalam keadaan gelap gulita.     

***     

Robert meremas tangan Ella dan megenggamnya erat-erat. "Maafkan aku sayang, seharusnya aku datang lebih cepat." ujarnya.     

"It's ok." Ella mengangguk, dia meringkuk di pelukan Robert saat mereka berdua tengah duduk di bagian belakang mobil yang di kendarai oleh Marcus.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.