THE RICHMAN

The Richman - Secret Garden part II



The Richman - Secret Garden part II

0Ella menerima cincin berlian bermata biru itu dan mengenakannya di jari manisnya. Robert mengulurkan tangannya dan Ella menyambut uluran tangan itu. "Kau benar-benar ingin melewatkan makan malammu?" Bisik Robert dan Ella mengangguk.     

"Aku kehilangan selera makanku." Jawabnya.     

"Why?" Robert tersenyum.     

"Kau membunuhku dengan mendadak melamarku seperti ini." Ella menatap Robert.     

"Do you trust me?" Tanya Robert dengan tatapan dalam.     

"I always do." Jawab Ella, dan Robert mengajaknya masuk ke dalam ruangan, kemudian berbelok dan menyusuri koridor untuk menuju sebuah ruangan dengan pintu yang masih tertutup.     

Ella menatap pria yang menggenggam tangannya itu. "Kau bisa berkata tidak dan aku akan mengantarmu pulang." Robert sembari menatap Ella, dan gadis itu tampak menghela nafas dalam.     

"Open the door." Jawabnya lirih.     

Robert menarik handle pintu dan membukanya, kemduian mereka masuk kedalam kamar besar dengan nuansa klasik itu.     

"You prepare all of this?" Alis Ella berkerut menatap Robert.     

"Ya." Jawabnya singkat.     

Ella melipat tangannya sembari menatap Robert, "Bagaimana kau bisa begitu yakin aku akan berkata ya?"     

Robert mendekat ke arah Ella dan meraih wajahnya kemudian mencium bibir Ella dengan lembut. Di sela ciumannya dia berbisik, "Aku tahu kau tidak bisa melupakanku seperti aku tak bisa melupakanmu, dan aku juga yakin bahwa kau masih mencintaiku seperti aku juga begitu. Aku yakin tepat saat kita bertemu lagi minggu lalu, saat kau datang ke istana dengan dokumen itu dan aku menandatanganinya. Saat matamu menatapku, aku masih merasakan semuanya sama seperti lima tahun lalu."     

Robert kembali mencium Ella, dan di balas oleh gadis muda itu. Robert melepaskannya dan memutar tubuh Ella hingga memunggunginya. Dia berbisik di tengkuk Ella, "Are you ready?" Tanya Robert dan Ella mengangguk. Dengan perlahan tapi pasti tangan Robert membuka zipper di gaun Ella dan membuatnya terbuka di bagian punggung.     

Robert menghirup dalam-dalam tepat saat hidungnya menyentuh tulang belakang Ella tepat di bawah tengkuknya dan itu membuat Ella menegang, seluruh tubuhnya meremang seketika. Perlahan Robert menurunkan kedua sisi gaun Ella dan menyisakan pakaian dalamnya saja, Robert memutar kembali tubuh Ella hingga mereka berhadapan dan sekali lagi dia mencium Ella dan mengiringnya mendekat ke arah ranjang. Dengan lembut Robert menjatuhkan Ella dan gadis itu beringsut naik sampai menemukan bantalnya, sementara Robert masih berdiri di lantai.     

Dengan kedua tangannya Robert melepaskan stiletto yang dikenakan oleh Ella, dimulai dengan bagian kanan. Setelah melepaskan stilettonya Robert menekuk kaki Ella, hingga dia bertumpu pada telapak kaki dan tumitnya menghadap ke atas. Kemudian Robert melakukan hal yang sama di kaki kirinya.     

Ella yang berbaring terlentang mengintip di sela-sela pahanya dan dia melihat Robert melepaskan stelannya, dimulai dengan blazzer, kemudian kemeja dan menyisakan celana panjangnya saja.     

Robert beringsut naik dan merangkah di sela-sela paha Ella untuk menemukan bibir gadis itu untuk melumatnya sekali lagi. Setelah itu Robert menuruni leher Ella dengan bibirnya dan menemukan tulang selangkanya. Sekilas Robert menatap Ella untuk memastikan bahwa gadis itu tidak akan menyesali keputusannya.     

Ella mengangguk dan Robert menyelipkan telunjuknya di bagian tali bra milik gadis itu kemudian menyingkap bagian dalamnya. Untuk beberapa saat Robert terlihat mengaguminya kemudian mengecup ujungnya singkat dan membuat Ella seperti baru saja dikejutkan dengan sengatan listrik voltase rendah. Dia mengerang lirih, "Ah . . ." Erangan itu terdengar begitu menggairahkan di telinga Robert. Robert memasukkan ujung payudara Ella dan mengulumnya, kali ini bukan hanya erangan pendek. Ella mengerang setiap kali dia merasakan sensai kejutan itu lagi dan lagi. Tak hanya itu, rupanya Robert bersiap dengan satu jarinya yang lain untuk memberikan rangnsangan di bagian payudara Ella yang lainnya. Gadis itu dibuat kewalahan oleh Robert dan saat Ella tampak sudah semakin keras mengerang, Robert merangkak naik.     

"Are you still . . .?" Kalimat Robert tertahan karena sebelum menyelesaikan kalimat itu, Ella sudah mengangguk.     

"Great." Senyum mengembang lebar di bibir Robert, dia segera kembali melakukan serangan-serangan lanjutan dan kali ini tanpa ampun. Tak ada jeda bahkan untuk sekedar menarik nafas.     

"Robert . . . robert . . ." Ella menyebut nama Robert dua kali dan saat hendak menyebutnya untuk yang ketiga kalinya, Robert menghujamkan dirinya masuk dan itu mebuat Ella menarik nafas dalam hingga perutnya mengempis.     

"Ahhhh . . . "     

"Is it ok?" Tanya Robert.     

"Ya." Ella mengangguk. Robert benar-benar mengajarkan Ella semua step dengan perlahan penuh kenikmatan. Tak hanya dalam satu posisi saja melainkan dalam beberapa posisi dan semuanya dia lakukan dengan mempertimbangkan kepuasan dan perasaan Ella. Sementara gadis itu merasakan sensasi yang begitu besar karena ini adalah kali pertama baginya melakukan hubungan seks.     

Robert menyerang dengan hentakan-hentakan berirama keraslembut dan itu semakin membuat Ella merasakan sensasi yang asing, tak pernah dia rasakan sebelumnya, seolah kepalanya menjadi ringan dan tak bsia memikirkan apapun selain mengerang pendek-pendek dan mencengkeram punggung Robert keras-keras. Bukannya berhenti, begitu menyadari bahwa gadisnya menemukan pelepasan Robert bergegas menyusulnya.     

Robert jatuh terhuyung tepat di atas Ella dengan penuh keringat. Keduanya tersenyum kemudian Robert melepaskan diri perlahan dan berguling ke sampingnya Ella. Gadis itu menoleh ke arah Robert dan mendapatkan kecupan dari King of England yang tersenyum penuh kepuasan.     

"Kita akan kembali ke istana besok dan bertemu dengan ibuku." Ujar Robert.     

"No." Geleng Ella.     

Robert melebarkan tangannya dan menatap Ella, "Come." Bisiknya. Ella beringsut mendekat dan bergelayut di pelukan Robert. "Aku baru saja mengalami mimpi terindah sepanjang hidupku, jangan menjadi begitu kejam dan memintaku untuk segera bangun." Ujar Ella.     

"Ini tidak akan terjadi seperti lima tahun lalu." Ujar Robert.     

"Bagaimana kau yakin?"     

Robert menghela nafas dalam, "Ibuku dan aku mungkin tak banyak berubah, tapi kau berubah, dan itu membuatku yakin." Ujar Robert.     

"Aku ingin menjadi isterimu, tanpa harus memusingkan menjadi ratu." Bisik Ella.     

"Aku suka kesederhanaanmu yang tidak berubah." Robert mengecup kening Ella. "Ibuku tidak mungkin membiarkanku menjadi pria tua yang tak beristeri demi tetap menyandang status ratunya, isteriku akan menyandang gelar itu, dan itu dirimu." Robert menatap Ella dan gadis itu mendongak menatap Robert.     

"Banyak gadis yang berambisi untuk menjdi isterimu karena alasan itu, tapi jika boleh jujur, aku lebih senang seandainya kau bukan King of England." Ujar Ella.     

Robert menghla nafas dalam. "Aku juga berharap begitu." Imbuhnya. Ella beringsut semaki dekat dan melilitkan tangannya di perut Robert sementara dia memibarkan matanya terpejam dalam pelukang King of England. Cinta pertamnya, ciuman pertamannya dan kini malam pertamanya di lewakan bersama pria yang sama. Bahkan jika harus menunggu seumur hidup untuk bisa menikmati hari ini, Ella akan sangat rela.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.