Legenda Chu Qiao: Tuan Putri Agen Divisi 11

Bab 106



Bab 106

0Zhuge Yue tidak menggunakan tenaga yang berlebihan. Dia melihat ke wanita menggoda yang terbaring di lantai setengah telanjang, dan terkejut. Dia merengut, tampaknya sedang berpikir keras. Wanita itu menjadi ketakutan karena hal-hal yang terjadi sebelumnya. Dia dipukul sampai pingsan tanpa alasan, dan saat terbangun dia disekap di dalam lemari. Setelah sekian lama, dia akhirnya dikeluarkan, namun sebelum dia sempat berteriak minta tolong, tubuhnya ditendang dengan keras. Di saat ini, melihat pria yang menakutkan di depannya, matanya berputar ke belakang dan dia pingsan.     

"Hei! Jangan sakiti dia."     

Zhuge Yue berbalik dan melihat wajah canggung Chu Qiao. Akhirnya dia mengerti. Karena budak ini ternyata Chu Qiao yang menyamar, wanita itu pasti budak yang awalnya disiapkan Walikota Tian untuk dirinya. Setelah dia menata pikirannya, Zhuge Yue bahkan tidak melirik wanita yang di lantai itu lagi. Dia berjalan ke lemari dan mengambil salah satu pakaian, lalu berjalan ke sisi Chu Qiao, melempar pakaian itu padanya. Tersenyum tipis, dia berkata dengan datar, "Xing Er, kamu masih begitu kejam."     

"Jangan panggil aku Xing Er!" Chu Qiao menjawab dengan dingin. Dia tidak melepaskan pakaiannya yang basah, melainkan langsung memakai pakaian bersih itu di atasnya. Saat dia menyelesaikan kalimatnya, dia mendengar erangan marah di sampingnya. Zhuge Yue menerkam Chu Qiao bagai harimau, menjepit tubuh Chu Qiao di bawah tubuhnya sendiri. Dia juga melingkarkan kakinya di sekeliling kaki Chu Qiao, lalu menggunakan satu tangan untuk menjepit dagunya. Dengan ganas dan kasar, Zhuge Yue berkata, "Kalau begitu aku harus panggil kamu apa? Jing Yue Er? Atau apa? Chu Qiao?"     

Wajah Zhuge Yue sangat serius. Pandangan di matanya menandakan badai yang akan segera mengamuk. Tenaga yang dia gunakan untuk menahan dagu Chu Qiao meningkat. Dengan suara serak, dia menambahkan, "Jadi? Sekarang kamu sudah berpihak pada Yan Xun, bahkan garis keturunan dari leluhurmu pun kamu lupakan? Mengganti margamu? Mengapa kamu tidak mengganti margamu menjadi Yan?"     

Chu Qiao menatap Zhuge Yue dengan dingin dan memerintahkan, "Lepaskan aku!"     

"Lepaskan kamu?" Zhuge Yue mendengus. "Kamu pikir kamu mau ke mana? Kamu datang ke Tang untuk mantanmu yang akan menikah, atau untuk mengambil jalan memutar menuju ke Yan Bei? Mengapa dahulu aku tidak menyadari kalau Xing Er kami yang kecil ternyata resep untuk bencana yang selalu tersenyum?"     

"Zhuge Yue. Aku peringatkan kamu, lepaskan aku!"     

"Peringatkan?" Zhuge Yue tertawa jahat dan menyipitkan matanya dengan dingin. "Xing Er, apakah ini pertama kalinya kamu bertemu denganku? Sejak kapan aku, Zhuge Yue, takut dengan peringatan dari siapapun?"     

Chu Qiao tidak berpikir lebih lanjut. Dia menggunakan jarinya untuk mencakar leher Zhuge Yue!     

Zhuge Yue tidak pelan saat bereaksi, dan menyandarkan tubuhnya ke belakang. Tangan Chu Qiao menyambar kerahnya, merobek baju pria itu. Zhuge Yue mengendurkan cengkeramannya di dagu Chu Qiao, jarinya menyapu kulit Chu Qiao yang putih dan tulang lehernya yang tegas. Dengan tawa jahat lagi, dia berkata, "Jadi? Sudah tidak sabar?"     

Wajah Chu Qiao tidak berubah. Dia menyipitkan matanya dengan marah, menendang ketiak Zhuge Yue!     

Zhuge Yue bukan orang sembarangan. Bagaimana mungkin dia kalah dalam pertarungan langsung? Dengan bertumpu pada tangannya sendiri, dia melompat ke belakang. Saat dia mendarat di kasur, dia bertumpu di tangannya lagi, dan mendekat dari samping Chu Qiao lalu menguncinya lagi. Wajah mereka saling menempel, napas mereka berembus ke wajah satu sama lain.     

"Hmph!" Chu Qiao mengerang marah. Dengan mengamuk, dia mengarahkan tinju ke bahu Zhuge Yue. Zhuge Yue menurunkan bahunya, dan mendorong badannya ke arah luar. Tubuh Chu Qiao ikut berguling ke luar bersama dengannya. Zhuge Yue menarik pinggang gadis itu dan berguling kembali, sehingga selimut-selimut membungkus mereka bagaikan bakpao raksasa. Zhuge Yue menggunakan kesempatan ini untuk menahan tangan Chu Qiao dan menjepit kakinya.     

Chu Qiao melawan dengan sekuat tenaga, tetapi karena selimut membungkus erat mereka berdua, dia tidak bisa membebaskan diri. Ditambah lagi Zhuge Yue memang lebih kuat darinya, setelah beberapa lama, Chu Qiao akhirnya terbaring di atas kasur, bernapas terengah-engah. Karena Chu Qiao tidak mampu mengalahkannya, dia menjulurkan kepalanya ke atas berusaha menggigit Zhuge Yue.     

Pakaian Chu Qiao robek selama pertarungan ini, memperlihatkan sebagian besar kulitnya. Chu Qiao menjadi tersipu karena malu, sambil menatap dengan menyeramkan ke arah Zhuge Yue, dadanya naik turun karena marah.     

"Masih tidak mau mengaku kalah?"     

Chu Qiao menjawab dengan dingin, "Baj*ngan!"     

Zhuge Yue terbaring di atas Chu Qiao. Karena mendengar napas Chu Qiao yang menggebu-gebu, detak jantungnya yang kencang, dan mencium aroma tubuhnya yang alami, wajah Zhuge Yue menjadi lebih hangat. Pria itu tertawa bangga dan berkata perlahan, "Masih mau melawan?"     

Chu Qiao menggigit bibirnya sendiri. Dia jarang kalah dalam pertarungan selama beberapa tahun ini. Tiba-tiba, dia merasakan kepanikan yang tidak bisa dijelaskan. Karena alasan yang tak diketahui, dia hanya ingin meninggalkan tempat ini, dan selamanya tidak mau melihat pria di hadapannya ini lagi.     

"Lepaskan aku!"     

"Xing Er, kamu terus mengucapkan ini. Apa kamu tidak bosan?"     

Pakaian Chu Qiao sudah robek, memperlihatkan kakinya yang putih. Kaki Zhuge Yue menjepit kakinya dengan erat. Karena sentuhan kulit, suasana menjadi lebih mesra.     

Chu Qiao menatap Zhuge Yue dengan galak dan menggertakkan giginya, lalu berkata, "Aku ingin menusukmu!"     

Zhuge Yue tertawa terbahak-bahak. Wajahnya menawan, bibirnya merah menyala. Dengan sikap santai, dia menjawab, "Mengapa tidak sekalian tambah beberapa pukulan juga?"     

"Hmph!" Chu Qiao menoleh dengan marah, tidak mau menatap mata pria itu. Chu Qiao sudah tidak bisa mengalahkannya ataupun kabur. Keahlian bela diri mereka seimbang, tetapi tenaga Chu Qiao bukan tandingan Zhuge Yue. Ditambah lagi, ada banyak penjaga di luar. Memikirkan semua ini, gadis itu mulai berkaca-kaca. Dengan marah, dia menyahut, "Bunuh saja aku sekarang!"     

Zhuge Yue tertawa dan melihatnya. "Xing Er, jangan bilang kamu menangis hanya karena tidak bisa mengalahkanku? Ini tidak seperti kamu yang biasa."     

Suasana yang tegang mulai mereda; mereka berdua masih dalam posisi yang intim. Pada saat ini, wanita yang pingsan di lantai mulai bersuara, saat dia bersiap untuk bangun.     

Chu Qiao membeku. Wajah Zhuge Yue berubah. Dia melepaskan tangan Chu Qiao, dan mengambil sebuah selimut lalu melemparkannya ke wajah wanita itu!     

Saat dia mengendurkan pegangannya, Chu Qiao berteriak dan merangkak keluar dari selimut. Dia masih dalam posisi setengah bersujud dan bersiap untuk kabur dari kasur. Zhuge Yue tertawa dingin. Dia mengambil selimut tipis lain dan melilitkannya di pergelangan kaki Chu Qiao. Chu Qiao mengumpat pada dirinya sendiri. Setelah itu, Zhuge Yue menarik selimut itu ke belakang dengan keras, membuat Chu Qiao terjatuh di lantai, dan terperangkap bersama pria itu lagi.     

Dalam sekejap, kasur itu roboh dengan suara kencang. Tirai dari satin dan mutiara, kain merah dan mutiara yang berkilauan berhamburan di lantai, mengubur mereka berdua di bawah kekacauan itu!     

Orang-orang di luar kamar mendengar suara itu dengan keras dan jelas. Hanya setengah penjaga yang tersisa; setengah lagi sedang di danau mencari liontin giok.     

Seorang penjaga yang masih muda bertanya dengan hati-hati kepada penjaga yang bermarga Zhang, "Kakak Zhang, suara apa itu?"     

Penjaga bermarga Zhang menjulurkan telinganya untuk mendengarkan. Dia mengangguk dan menjawab dengan penuh misteri, "Kurasa kasurnya mungkin sudah roboh."     

"Kasurnya roboh?" penjaga muda itu bergumam. "Ya ampun, dahsyat sekali!"     

Zhuge Yue terjebak di bawah tumpukan sutra, dan berusaha keras untuk keluar dari kekacauan itu. Namun, saat kepalanya menyembul keluar, ekspresinya berubah.     

Chu Qiao sedang setengah berlutut di depannya. Tatapannya dingin, dan dia memegang sebuah potongan kayu patah, yang terpecah dari dipan, di tangannya. Salah satu ujung potongan kayu itu tajam dan ditekan ke arah leher Zhuge Yue.     

"Jangan bergerak!" Chu Qiao membentak.     

Zhuge Yue tertawa santai, melihat ke arah dada Chu Qiao. "Lain kali kenakan pakaian dulu sebelum melakukan ini kepada orang lain. Kalau tidak, tidak menakutkan."     

"Berhenti omong kosong! Lepaskan aku segera!"     

Zhuge Yue tertawa. "Xing Er, kamu pasti salah tangkap. Kamu yang sedang menyandera aku, mengapa kamu memintaku untuk melepaskanmu?"     

"Zhuge Yue, jangan kau pikir aku tidak punya pilihan selain memohon padamu. Kalau aku membunuhmu, aku tetap bisa melarikan diri. Aku hanya tidak mau sampai harus begitu. Walaupun kita musuh, aku tidak ingin membunuhmu seperti ini."     

"Sayang sekali." Zhuge Yue mengangkat bahunya. "Selama aku masih hidup, aku tidak akan melepaskanmu."     

Chu Qiao memicingkan matanya. "Jangan memaksaku!"     

"Aku justru ingin memaksamu."     

Di saat ini, suara derap langkah kaki terdengar dari luar. Mereka membeku, sadar kalau suara ini bukan dari para penjaga Zhuge Yue.     

Saat perhatian Chu Qiao sedang teralihkan, Zhuge Yue tiba-tiba memutar tubuhnya untuk menghindari senjata Chu Qiao. Namun, di saat yang sama, Chu Qiao menyadari apa yang ingin dilakukan Zhuge Yue. Secara tidak sadar, dia menusukkan potongan kayu itu ke depan, menimbulkan luka pada Zhuge Yue dengan suara keras. Darah mulai mengalir keluar dari lukanya. Chu Qiao terkejut, matanya membelalak. Di saat yang sama, suara Walikota Tian terdengar dari luar. "Tuan, apakah anda sudah tidur?"     

Zhuge Yue dan Chu Qiao duduk di sudut kasur yang berseberangan. Potongan kayu itu, setebal jempol, menancap di bahu Zhuge Yue, membuat darah menyembur di separuh kasur.     

Semua terjadi dalam sekejap. Saat Zhuge Yue tertusuk potongan kayu, Chu Qiao melihat dia membuka mulutnya. Merasakan rasa sakit seperih itu, dia tentunya membuka mulut untuk berteriak kesakitan. Namun, Walikota Tian berdiri di luar pintu!     

Tian Ru Cheng memulai kariernya sebagai pejabat militer. Saat dia masih muda, dia bergabung dengan pasukan Tang bersama ayahnya, menyerbu ke dalam wilayah Xia. Kalau bukan karena Singa dari Yan Bei, Yan Shicheng, Kekaisaran Xia sudah jatuh ke tangan Kekaisaran Tang, dan Tian Ru Cheng sudah menjadi penguasa tanah di Hong Chuan. Apalagi, ayah Tian Ru Cheng gugur dalam pertempuran itu. Maka, kebencian Walikota Tian kepada Yan Bei sangat terkenal.     

Di saat ini, begitu Zhuge Yue membuat suara yang tidak wajar, orang itu akan mendobrak pintu ini. Kalau Chu Qiao sampai jatuh ke tangannya, tamat riwayatnya!     

Hal pertama yang terlintas di pikiran Chu Qiao adalah untuk meraih belati yang dia sembunyikan di betisnya. Dengan keahliannya, dia tidak akan kesulitan untuk membunuh pria yang sudah terluka dalam jarak sedekat ini. Namun, dia lupa kalau belatinya sudah hilang saat bertarung di serambi tadi.     

Di saat genting ini, suara Zhuge Yue menggema, terdengar tenang seperti biasa. "Apakah itu Tuan Tian? Sudah larut, ada masalah apa?"     

Chu Qiao terkejut saat dia mendongak.     

"Jadi begini. Saya dengar ada benda penting milik Tuan yang jatuh ke dalam danau. Para penjaga tidak bisa menemukannya meski sudah mencari setengah malam. Saya datang untuk bertanya apakah perlu untuk menggali parit untuk mengosongkan airnya, agar lebih mudah mencarinya."     

Zhuge Yue menarik napas dalam dan memegang erat bahunya yang berdarah, menjawab dengan suara rendah, "Kalau begitu, terima kasih atas niat baik anda, Tuan Tian."     

Walikota Tian tertawa dan menjawab, "Ini merupakan kehormatan untuk bisa meringankan kekhawatiran Tuan."     

"Kalau tidak ada hal lain, Tuan Tian, silakan kembali dan beristirahat."     

"Saya permisi dahulu kalau begitu. Tuan, selamat beristirahat."     

Suara langkah kaki memudar, dan di luar kamar menjadi hening kembali.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.