Legenda Chu Qiao: Tuan Putri Agen Divisi 11

Bab 115



Bab 115

0"Di daerah barat laut, aku dikenal sebagai Rakshasa[1] Darah. Di dalam kota Yao, seorang komandan bernama Qi … mengutus orang untuk membangun patungku di gerbang kota, lalu memerintahkan semua orang yang memasuki kota untuk meludahi patungku sebelum diizinkan untuk memasuki kota. Kali ini, saat aku sedang dalam pelarian, aku tidak hanya harus menghindar dari pasukan pemerintah namun dari warga sipil juga. Sejak melarikan diri dari Zhen Huang, aku pernah terluka. Aku diselamatkan oleh pasangan tua yang baik dan harmonis, mereka berumur lebih dari 80 tahun. Mereka merawat lukaku dan membunuh satu-satunya ayam mereka untuk memasak sup untukku, tanpa menanyakan asal-usulku. Mungkin mereka berpikir aku dirampok, dan menyarankan padaku untuk melapor kepada pihak berwenang."     

"Namun, di hari kedua, ketika pria tua itu pergi ke kota untuk membelikan obat untukku, wajahnya berubah saat dia pulang. Aku tidak tahu apa yang terjadi pada saat itu. Pada malam itu, mereka menyelinap ke dalam kamar dengan membawa pisau dan berusaha membunuhku. Aku tahu kalau putra mereka mendaftar ke dalam pasukan Xia yang meneror Yan Bei, lalu akhirnya dia tewas di dataran tinggi Yan Bei." Chu Qiao tertawa, wajahnya tampak dingin. "Aku membunuh mereka karena mereka terlalu marah. Aku tidak bisa melarikan diri, maka aku membunuh mereka."     

"Munafik," kata sebuah suara yang dingin. Zhuge Yue duduk di tempatnya, berkata dengan menyindir, "Dengan kemampuanmu, seharusnya mudah untuk menundukkan dua orang tua. Kamu tidak akan takut kalau mereka melaporkannya kepada pihak berwenang. Kamu hanya mencari-cari alasan yang menjijikkan untuk dirimu sendiri."     

"Aku bukan mencari-cari alasan," Chu Qiao menjawab dengan tenang. "Aku sedang terluka parah. Sebuah panah menembus pahaku. Aku tidak bisa berjalan. Pada saat itu aku hanya punya dua pilihan—membunuh mereka, atau membiarkan mereka membunuhku."     

Zhuge Yue tertawa dengan tidak setuju. "Xing Er, dengan melakukan itu, apa bedanya kita berdua?"     

"Kamu benar, awalnya aku juga berpikir demikian," Chu Qiao menjawab dengan suara rendah. "Tetapi, aku sudah tidak berpikir seperti itu lagi. Dahulu, ketika Jenderal Meng memulai perang dengan Yan Bei, tujuannya adalah untuk menyerbu, membantai, dan menginjak-injak orang yang tidak bersalah. Putra mereka mendaftar masuk ke dalam tentara untuk menyerang kampung halaman orang lain. Apakah para korban tidak boleh melawan? Dalam pertempuran tahun itu, Yan Bei menderita banyak sekali korban jiwa. Dari warga sipil sampai tentara, ada banyak pembunuhan massal di mana-mana. Yan Bei menderita lebih banyak kerugian daripada Kekaisaran Xia. Sedangkan aku, aku tidak mengecewakan mereka. Aku tinggal di rumah mereka untuk memulihkan diri, tetapi aku juga menawarkan untuk membayar mereka. Mereka yang ingin menyakitiku karena kebencian yang sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan diriku. Apa aku harus duduk manis dan menyambut kematian? Aku membunuh orang, tapi bukan yang tidak bersalah. Aku mengasihani warga biasa, tetapi aku bukan orang suci."     

Suara Chu Qiao mengandung suatu keyakinan yang teguh. Kata demi kata, dia berkata, "Perang antara Yan Bei dan Kekaisaran Xia sudah dekat, dan akan berlangsung lama. Namun, nyawa yang hilang dalam pertempuran tidak akan sia-sia. Mereka akan mengorbankan diri mereka demi keadilan dan kemerdekaan. Akan tiba hari di mana tanah Hong Chuan diperintah dengan ideologi yang berbeda, yang menghargai kemerdekaan dan kesetaraan, yang menciptakan ketertiban dan kedamaian. Tidak akan lagi seperti masa lalu yang biadab. Demi hari itu, apa yang kulakukan sekarang ini sepadan."     

Zhuge Yue tiba-tiba mencibir. "Xing Er, aku selalu menjunjung tinggi kamu. Aku tidak menyangka kamu akan mengatakan kata-kata yang begitu tidak masuk akal. Kemerdekaan dan kesetaraan? Ketertiban dan kedamaian? Apa kamu sudah menjadi pengikut Da Tong? Apa kamu mulai berangan-angan bersama orang-orang itu?"     

"Tidak, aku bukan. Aku sadar sepenuhnya kalau kesetaraan yang sejati tidak akan bisa tercapai selama kepentingan masing-masing tetap ada. Namun, kita bisa mengubah keadaan ini menjadi lebih baik dengan memperbaikinya selangkah demi selangkah." Chu Qiao menatap Zhuge Yue dan berkata dengan serius, "Setidaknya, tidak akan ada lagi pembunuhan, pelecehan, dan penyiksaan seperti di kediaman Zhuge!"     

"Apakah kamu benar-benar berpikir Yan Xun bisa mencapai hal ini?" Zhuge Yue mengangkat alisnya dengan mengejek. "Apa kamu pikir orang-orang tua dari Serikat Da Tong itu begitu tanpa pamrih seperti yang mereka bilang? Mereka yang sudah mencicipi kekuasaan tidak akan dengan mudah melepaskan yang sudah mereka miliki. Bahkan jika suatu hari Yan Xun naik takhta, itu hanya akan menjadi sebuah pergantian dinasti, bukan akhir dari sebuah era. Xing Er, kalau kamu tidak bisa menerima kenyataan kalau Yan Xun sangat berambisi dan haus kekuasaan, akuilah bahwa dia hanya mencari pembalasan dendam. Itu terdengar lebih baik. Jangan membuat dia seperti orang yang begitu mulia. Itu menjijikkan bagiku."     

Wajah Chu Qiao berubah perlahan-lahan. Setelah cukup lama, dia mempertahankan nadanya yang penuh keyakinan. "Aku percaya padanya."     

Zhuge Yue merengut dan menatap gadis itu.     

"Aku percaya kalau dia tidak akan mengecewakan aku." Chu Qiao tertawa perlahan. "Aku akan berada di sisinya untuk membantunya mencapai misi besar ini. Zhuge Yue, kamu lihat saja."     

Pada saat itu, seakan-akan cahaya telah menerangi kegelapan. Zhuge Yue tiba-tiba merasa wanita di hadapannya ini lemah dan konyol, namun dia tidak mengejek sikap keras kepala gadis itu lebih lanjut lagi. Zhuge Yue hanya ingin bertanya satu hal. "Kalau, suatu hari, Yan Xun benar-benar mengecewakan kamu, apa yang akan kamu lakukan?" Namun, dia tidak menanyakan itu. Dia merasa kalau itu agak kejam … betul, sangat kejam.     

Gadis ini bahkan belum berusia 17 tahun. Apa yang dilakukan saudari-saudarinya di rumah? Apa yang dilakukan para tuan putri di Kota Zhen Huang? Merias wajah mereka, menikmati hidup mereka, membahas lawan jenis, atau bahkan bermain gila dengan pria di belakang semua orang? Sedangkan gadis ini, dia sudah menghadapi berbagai macam badai selama bertahun-tahun hanya demi keyakinan yang dia pegang teguh di hatinya ini. Dia tidak memiliki kekuasaan apapun, pengaruh apapun, tidak ada kawan maupun kerabat …. Mungkin keyakinan ini satu-satunya alasan dia bertahan hidup.     

Baiklah Xing Er. Aku akan melihatnya. Aku akan melihat apakah pria itu sesuai dengan harapanmu. Kalau memang tiba hari itu, aku, Zhuge Yue, bersedia menghabiskan seluruh kekayaan keluargaku untuk membeli kembang api, untuk merayakan kesuksesanmu!     

"Yan Bei …" Zhuge Yue mendongak dan menelan secangkir arak, yang membuat tenggorokannya terasa terbakar. Dengan datar, dia melanjutkan, "aku memperhatikanmu."     

Di pagi esok harinya, Zhuge Yue bangun pagi-pagi untuk mencari kuda dan kereta di sepanjang jalanan di kota. Walaupun dia membawa banyak uang, dia tidak bisa membeli apapun. Seluruh pasar, bahkan bangku-bangku milik para pedagang kuda, telah menghilang dalam satu malam. Dengan marah, Zhuge Yue mencari-cari pengganti lain seperti keledai ataupun bagal[2], dia bahkan tidak menghiraukan statusnya dan menanyakan tentang sapi. Namun, hasilnya sama saja.     

Di saat yang bersamaan, Chu Qiao sedang duduk di dalam kamarnya di lantai dua penginapan. Melihat para pengawal bersenjata yang berlalu dengan kuda-kuda mereka, dia sedikit mengernyit, merasakan bahwa ada yang janggal. Ketika Zhuge Yue kembali ke ruangan mereka, keduanya saling bertukar pandang, tetap diam.     

Saat iring-iringan meninggalkan kota, mereka sudah bukan lagi pasukan yang berisi empat hingga lima ratus orang seperti semula. Ketika orang yang ditempatkan di barisan depan melangkah keluar dari kota, orang-orang di belakang bahkan belum menaiki kuda mereka. Dilihat sekilas, mereka berjumlah 2000 orang. Sejumlah besar barang bawaan, ransum makanan, emas, perhiasan dan barang berharga lainnya dibawa oleh lebih dari 300 kereta kuda. Ada banyak wanita yang mengikuti di belakang, mereka semua berpakaian mencolok. Pemandangan saat kereta demi kereta berlalu sangat mengagumkan.     

Chu Qiao dan Zhuge Yue ditempatkan di sebuah kereta yang tidak terpelihara di barisan belakang rombongan. Walaupun kereta itu baru saja dibeli, namun di dalamnya berbau busuk.     

Kekhawatiran mereka tidak berdasar. Dengan status mereka saat ini, mereka tidak punya kesempatan untuk mendekati keluarga Liu. Pada pagi hari, Chu Qiao mengikuti di belakang beberapa orang pelayan yang bertugas memindahkan barang bawaan, dia melihat seorang pria dengan jubah biru memasuki kereta kuda di depan, dibantu oleh seorang pelayan. Pria itu kurus, dan sebuah topi menutupi wajahnya. Tetapi, bayangan yang setengah terlihat di kabut pagi itu membuat Chu Qiao cukup terguncang. Langkahnya terhenti dengan tidak sadar, lalu dia mengamati bayangan itu memudar di kejauhan sebelum akhirnya memasuki kereta kuda yang dihiasi dengan mewah.     

Chu Qiao tetap berdiri di tempat itu cukup lama.     

"Ada apa?" Zhuge Yue yang berjalan di depannya, berbalik badan dan bertanya.     

"Oh, tidak apa-apa." Chu Qiao tertawa sendiri dan menggelengkan kepalanya, berusaha mengosongkan kepalanya dari pikiran yang tidak realistis. "Ayo pergi."     

Kereta kuda itu perlahan keluar dari Kota An Bai. Chu Qiao bersandar di sisi jendela, membuka tirai dan menatap keluar melalui cadar tipis di wajahnya.     

"Oh, iya," Chu Qiao tiba-tiba teringat sesuatu, lalu mengeluarkan sebuah tas kecil dan memberikannya kepada Zhuge Yue, dan berkata dengan tenang, "Saya meminta pelayan untuk mencarikan ini pagi tadi ketika dia keluar."     

Zhuge Yue mengambil tas itu dan membukanya, melihat sebuah topi di dalam. Walaupun ini bukan saat yang tepat untuk memakainya, topi itu dianyam dengan indah. Bahannya tipis, sehingga memakai topi ini tidak akan membuat orang merasa terlalu panas.     

"Lebih baik berhati-hati," Chu Qiao menambahkan dengan lembut, dan tertawa. "Walaupun mungkin tidak akan ada kesempatan untuk memakainya."     

Iring-iringan berjumlah 2000 orang lebih dan beberapa ratus kereta kuda itu berbaris sepanjang jalan. Ujung depan barisan itu tidak terlihat dari tempat mereka saat ini.     

Zhuge Yue meletakkan topi itu di samping namun tidak menarik tangannya. Sambil menekan topi itu, dia berkata, "Para pedagang dari Xian Yang sedang melarikan diri."     

Chu Qiao tersenyum dan berbalik badan. "Kamu juga melihatnya."     

"Perang antara Yan Bei dan Kekaisaran Xia sudah dekat. Para rubah tua ini akan mundur ke dalam wilayah Tang. Mereka tidak berani meninggalkan Xian Yang secara terang-terangan dalam kelompok besar. Jadi mereka berkumpul di An Bai, lalu menuju ke Tang Jing bersama-sama. Tabungan seumur hidup mereka ada di dalam semua kereta kuda itu."     

Chu Qiao mengangguk setuju, dan menjawab dengan lembut, "Iya, mereka ingin membebaskan diri mereka dari tanggung jawab apapun."     

Berbeda dengan Zhuge Yue, Chu Qiao tiba-tiba merasakan kepanikan di hatinya. Dia sadar identitas para pedagang dari Xian Yang, dan terlebih lagi mengenai bagaimana mereka sudah menggunakan kekayaan mereka selama bertahun-tahun ini. Namun, hari ini, mereka sedang melarikan diri.     

Memikirkan bayangan yang tadi dia lihat, Chu Qiao tiba-tiba merasa sangat ingin mencari tahu apa yang sedang terjadi di hadapannya. Namun, dalam sekejap, dia berubah pikiran, menggelengkan kepalanya dengan tidak berdaya dan bersandar di tembok kereta kuda yang bergoyang itu.     

Chu Qiao, apakah kamu kelelahan? Sejak pemberontakan di Zhen Huang, kamu hanya bertahan dengan bergantung di seutas benang. Apakah itu alasan kamu sampai memiliki pikiran yang begitu tidak realistis?     

Yan Xun, mereka sedang melarikan diri di hadapanku. Apa yang harus kulakukan untuk menghentikan ini? Apa yang harus kulakukan?     

[1] Makhluk mitos dalam ajaran Hindu dan Buddha, iblis yang bisa berubah bentuk     

[2] Hasil kawin silang antara keledai jantan dengan kuda betina, biasa digunakan sebagai hewan untuk mengangkut barang     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.