Legenda Chu Qiao: Tuan Putri Agen Divisi 11

Bab 191



Bab 191

0Pasukan itu bergerak dengan cepat, menghilang di padang salju yang luas dengan seketika. Dalam sekejap mata, sebuah pasukan lain mengikuti jejak pasukan tadi. Malam ini bukanlah malam di mana orang-orang bisa tidur dengan nyenyak.     

Sudah larut malam ketika Huo An bertemu Zhuge Yue. Di Lembah Ming Xi, hanya 200 dari 300 orang yang tersisa, tetapi mereka tetap mempertahankan kesiagaan dan tekad untuk bertarung. Jalan masuk ke Lembah Ming Xi sempit; tempat itu mudah untuk dipertahankan tetapi sulit untuk diserang. Ada cukup banyak hewan ternak di dalam lembah; mereka tidak perlu khawatir akan kehabisan makanan. Asalkan mereka berhasil bertahan selama tiga hari, Zhao Che akan menyadari kalau jumlah pasukan Yan Bei yang ditempatkan di Jalur Yan Ming telah berkurang. Kemudian Zhao Che akan memanfaatkan kesempatan itu untuk menyerang, memaksa Yan Xun untuk kembali. Pada saat itu, Zhuge Yue memperkirakan kalau dirinya akan memiliki kesempatan untuk meloloskan diri.     

Dengan satu lirikan, Huo An mengerti seluk-beluk rencana Yan Xun. Melihat kondisi tempat ini dan formasi pasukan Zhuge Yue, kalau mereka menyerbu masuk ke dalam tempat ini dengan paksa, mereka akan harus membayar mahal.     

"Jenderal Zhuge, saya adalah bawahan Jenderal Chu, komandan dari Pasukan Xiuli, Huo An. Ada hal penting yang harus saya sampaikan kepada anda."     

Zhuge Yue berpakaian rapi dan tetap terlihat dingin. Walaupun dia adalah seorang buronan yang sedang dalam pelarian, dia tidak terpengaruh. Dia menatap mata Huo An dengan datar dan bertanya dengan perlahan, "Kalau saya tidak salah ingat, komandan dari Pasukan Xiuli seharusnya He Xiao."     

"Jenderal He Xiao telah gugur dalam pertempuran. Saat ini, saya yang ditugaskan menggantikan dia," Huo An menjawab dengan datar, wajahnya tampak tenang.     

Zhuge Yue mengangkat alisnya saat mendengar perkataan pria itu tetapi tidak menggali lebih lanjut. Dia hanya menatap Huo An dengan datar, tatapannya yang tajam menembus pria itu. Huo An menenangkan dirinya lalu menjawab, "Jenderal Chu menyampaikan kalau lokasi anda telah ketahuan. Apa pun yang sedang terjadi, silakan segera pergi. Jenderal Chu telah mempersiapkan jalan rahasia bagi anda di Pegunungan He Lan. Kalau anda memercayainya, anda bisa pergi ke arah Tang dan kabur dari Yan Bei. Kalau anda memiliki jalan keluar lainnya, silakan cepat pergi. Yang Mulia telah mengirimkan banyak pasukan untuk mengepung anda. Kalau anda tidak pergi sekarang, tidak akan sempat lagi."     

"Apa yang terjadi dengan Jenderal Chu? Mengapa Komandan He Xiao meninggal di medan perang?"     

Raut wajah Huo An berubah. Dia berpikir cukup lama sebelum menjawab, "Jenderal Chu hanya memerintahkan saya untuk memberi tahu anda kata-kata ini. Mengenai hal lainnya, maaf karena saya tidak bisa berkata lebih banyak." Setelah selesai berbicara, Huo An berbalik badan dan bersiap untuk pergi.     

Zhuge Yue memanggilnya, "Berhenti di sana."     

Huo An tidak berhenti. Wush! Seorang prajurit muda mencabut pedangnya dan meletakkannya di leher Huo An. Dengan dingin, prajurit itu berkata, "Apa kamu tidak mendengar Tuan Muda memanggilmu?"     

Huo An berputar dan melihat seorang pemuda berusia sekitar 18 hingga 19 tahun. Tatapan mata pemuda itu hanya dimiliki oleh para ahli pedang.     

"Yue Jiu, jangan gegabah." Zhuge Yue memberi perintah dengan suara rendah. Pendekar muda itu mundur sambil menundukkan kepalanya. Huo An berbalik lagi dan menatap Zhuge Yue, yang matanya terlihat tenang. Perlahan, dia berkata, "Jenderal, telah muncul pengkhianat di dalam pasukan saya. Mereka telah merugikan anda dan Jenderal Chu. Yang Mulia memerintahkan Jenderal Chu untuk membunuh anda, tetapi dia menolak. Jenderal Chu bahkan mengirimkan pasukan untuk menghentikan pasukan Yang Mulia, dan berselisih dengan pasukan. Saat ini, saya tidak memiliki kehormatan untuk kembali dan menghadap Jenderal, atau memohon pengampunan darinya. Saya hanya berharap anda akan mendengarkan kata-kata Jenderal Chu dan segera pergi. Kalau tidak, 9.000 orang dari Garnisun Utusan Barat Daya, bersama dengan Jenderal Chu, akan berkorban sia-sia."     

Setelah selesai berbicara, Huo An mencabut pedangnya dan memotong lehernya sendiri. Zhuge Yue bereaksi dengan cepat, menangkis pedang itu. Tetapi, dia masih tetap terlambat. Jejak darah berlumuran di leher pria itu dan mulai mengalir keluar tanpa henti.     

Meng Feng berjongkok dan memeriksa Huo An, yang terbaring di tanah. Wanita itu mendongak dan berkata, "Jangan khawatir. Dia tidak akan mati."     

Wajah Zhuge Yue terlihat serius. Dia menatap ke padang salju yang gersang dan terdiam lama. Semua anak buahnya memperhatikan dia. Salah satu dari mereka berkata, "Jenderal, kita tidak bisa sepenuhnya memercayai kata-kata pria itu."     

Zhuge Yue mengangguk dan berkata, "Mari cari tahu lebih banyak."     

"Baik!"     

Saat fajar menyingsing, seorang pengintai bergegas kembali dan berkata, "Jenderal, kami sudah memeriksa. Ada warga sipil yang bilang mereka melihat pasukan Jenderal Chu dalam perjalanan menuju Kota Yue Gong dengan kecepatan penuh. Mereka lewat di sini dua jam yang lalu. Saya telah memeriksa jejak kaki kuda-kuda itu. Mereka sangat berantakan, yang menunjukkan mereka sedang terburu-buru. Namun, tidak ada pemberitahuan resmi dari Yan Bei tentang penangkapan Jenderal Chu."     

Zhuge Yue mengangguk dan tetap diam, dia sedang tenggelam dalam pikirannya.     

Tidak lama kemudian, seorang pengintai lainnya kembali dan melaporkan, "Jenderal, kami telah memeriksa, Pasukan Elang Hitam dipimpin oleh Cheng Yuan. Mereka telah berpencar ke lima arah dan sedang mengejar Nona Chu, untuk menangkapnya. Mereka berjumlah lebih dari 100.000 orang."     

"Tuan, kota-kota di sekitar Yue Gong sedang membantu mereka dan memasang barikade di jalan. Para prajurit ditugaskan untuk berpatroli dengan siaga. Kota Yue Gong sedang mempersiapkan diri untuk mengerahkan pasukan secara besar-besaran. Hal ini kelihatannya buruk."     

"Jenderal, Yan Xun juga dalam perjalanan menuju Yue Gong."     

Angin terus bertiup; tempat itu begitu terpencil. Zhuge Yue sedang memakai mantel abu-abu dan berdiri tegak. Dia berjalan menuju kuda perangnya dan berkata dengan suara yang rendah namun tegas, "Mari pergi ke Yue Gong."     

"Jenderal!" Meng Feng menahan tali kekang kuda Zhuge Yue. Wanita itu berdiri di hadapan Zhuge Yue dan menjawab dengan suara rendah, "Anda tidak boleh pergi."     

Zhuge Yue sedikit menengadah tetapi tetap diam. Meng Feng mengerti pesan yang disampaikan tatapan mata pria tersebut. Dengan tegas, wanita itu menyarankan, "Ada banyak kejanggalan dalam cerita ini. Bahkan jika memang itu benar, dengan kemampuan kita saat ini, kita tidak boleh gegabah."     

"Itu benar, Jenderal." wakil jenderal Zhuge Yue bernama Chen Ru. Dulunya dia seorang budak yang bertanggung jawab memberi makan kuda-kuda di kediaman Zhuge Yue. Karena bakatnya yang luar biasa, dia dibebaskan dari status budaknya, dan dibimbing sebagai wakil komandan rombongan Zhuge Yue.     

Chen Ru berkata dengan suara rendah, " Saya juga merasa ada yang aneh. Kalau ini operasi rahasia, mengapa kita bisa mendapat kabar dengan begitu mudah, di saat yang begitu kebetulan?"     

Yue Jiu mengerutkan alisnya dan menambahkan, "Tuan, saya juga merasa ada yang tidak beres."     

"Jenderal, kejadian-kejadian ini terlalu kebetulan. Kalau memang benar, bagaimana Huo An bisa menemukan kita? Bukankah ini berarti Chu Qiao terus mengikuti kita selama ini? Kita harus berhati-hati. Saya rasa sebaiknya kita melanjutkan rencana kita semula. Mundur secepatnya adalah jalan yang terbaik."     

"Kalian semua benar," Zhuge Yue mengangguk dan berkata dengan perlahan. Anak buahnya senang karena akhirnya pria tersebut mendengarkan mereka. Namun, dengan cepat, Zhuge Yue mengernyit dan menatap mereka sambil berkata, "Tetapi, bagaimana bila yang dikatakan pria itu benar? Apa yang harus kita lakukan?"     

Semua orang terperangah dan berpikir pada diri mereka sendiri: Betul, kalau hal ini memang benar, melihat tindakan Yan Xun, bukankah Chu Qiao pasti mati? Apa yang harus dilakukan kalau sampai itu terjadi?     

Zhuge Yue tidak menunggu jawaban dari siapapun dan dia sendiri melompat ke atas kudanya. Semua orang bergegas maju untuk menghentikannya dengan terkejut. Meng Feng kembali menyarankan, "Jenderal, saya rasa informasi ini 80 hingga 90 persen palsu. Yan Xun sengaja memasang perangkap untuk anda …."     

"Memang ini 80 sampai 90 persen palsu. Tetapi bagaimana dengan 10 hingga 20 persennya?"     

Meng Feng tidak bisa berkata apa-apa. "Apakah mempertaruhkan nyawa anda sepadan dengan 10 hingga 20 persen itu?" wanita itu bertanya.     

Zhuge Yue tetap diam dan menggeleng perlahan. Dia berbisik, "Kita tidak bisa sepenuhnya memastikan hal ini …." Pria itu tidak meneruskan ucapannya, dan dia juga tidak yakin tentang apa pun. Ekspresi pria itu tiba-tiba menjadi sedikit ragu. Dia mendongak, menatap salju di kejauhan. Pria itu tersenyum dan tertawa dingin sambil berkata, "Lagi pula, tidak akan semudah itu bagi Yan Xun untuk mencabut nyawaku."     

"Yue Jiu," Zhuge Yue memberi perintah dengan dingin, sebuah keganasan yang penuh tekad menyala di mata pria itu, "kabari Yue Da kalau kita sudah bisa mulai menggunakan pion-pion kita di Yan Bei."     

Pion? Tatapan ragu melintas di mata Yue Jiu, tetapi dalam sekejap, dia tersentak sadar. Pemuda itu segera menurut, dan berangkat dengan kudanya. Suara kaki kudanya memudar di kejauhan.     

Zhuge Yue duduk di punggung kudanya dan memicingkan matanya. Ekspresi wajahnya tidak berubah, tetapi sebuah arus yang terpendam melintas di matanya. Dia sedang mempertimbangkan pilihan-pilihannya dan mempersiapkan skenario terburuk yang mungkin terjadi. Tiba-tiba, dia seperti melihat sosok seseorang yang berdiri di padang salju yang luas, melambai padanya dari kejauhan. Kalau ini benar, apakah … apakah artinya dia masih ada harapan? Gadis itu bersedia untuk berselisih dengan Yan Xun demi dirinya. Apakah ini membuktikan Zhuge Yue memiliki tempat di dalam hati Chu Qiao? Zhuge Yue berpikir pada dirinya sendiri dan menggeleng sambil tertawa. Titik kelemahannya sedang dimanfaatkan oleh orang lain lagi.     

Kuda-kuda itu memacu ke arah Kota Yue Gong. Matahari sudah terbit, tetapi terhalang oleh awan gelap. Bumi masih diselimuti oleh kegelapan. Yue Gong, kota persediaan makanan di dalam Yan Bei, mencatat sejarah baru pada hari itu.     

Hari itu, seluruh Yan Bei tertutup oleh salju. Angin bagaikan orang gila, melolong di seluruh padang salju. Ketebalan salju sudah hampir satu meter, dan mendarat di wajah orang-orang bagaikan batu-batu kecil. Perut dan mata kuda-kuda perang ditutupi dengan bahan kulit, tetapi mereka masih melihat sekeliling dengan panik. Para prajurit memakai mantel dan topi mereka. Angin meniup mata mereka, dan membuat mereka tidak bisa membuka mata. Mereka hanya bisa memaksa jalan melalui padang salju tersebut.     

Ketika Chu Qiao mencapai Sungai Mo Li, dia memerintahkan seluruh pasukan untuk berhenti. Sun Cai bergegas ke depan untuk memeriksa, tetapi hanya melihat bayangan punggung yang dingin. Jenderal wanita yang muda itu berdiri di lereng bersalju memunggungi angin dan menatap laut di kejauhan. Burung-burung yang sedang terbang terkejut ketika salju dan kabut terus mengamuk.     

Saat dia berjalan turun, Sun Cai mendorong beberapa prajurit ke samping dengan marah dan berteriak kepada Chu Qiao, "Jenderal Chu, apa yang sedang anda lakukan? Yang Mulia sedang dalam bahaya, namun anda masih sempat berhenti di sini dan menikmati pemandangan?"     

Tatapan Chu Qiao menyapu mata pria itu dengan dingin. Gadis itu masih muda, tetapi semua orang yang mengenalnya dan berdiri di hadapannya tampaknya melupakan usia gadis itu, gemetaran ketakutan. Walaupun cuaca sedang sangat dingin, butiran keringat mengalir turun di dahi Sun Cai. Saat pria itu merasakan ada yang tidak beres, Chu Qiao telah memerintahkan, "Ikat dia."     

Dalam sekejap, para prajurit Pasukan Xiuli berlari maju dan mengikat Sun Cai. Petugas muda itu berteriak sambil memberontak, "Apa yang anda lakukan? Jenderal Chu, apakah anda memberontak?"     

Chu Qiao menatapnya dengan dingin; tatapan gadis itu menusuk Sun Cai. Di balik rasa terkejut dan kemarahan yang ditampilkan pria itu, Chu Qiao bisa dengan mudah merasakan rasa panik dan ketakutan di dalamnya. Hati gadis itu menjadi dingin.     

"He Xiao, keluarkan semua bahan peledak yang kamu punya. Ledakkan sebuah lubang di sungai dan tinggalkan 300 orang untuk mempertahankan tempat ini. Sebelum besok pagi, kalau ada orang yang menyeberang dari sisi lawan, kamu tidak perlu kembali dan menemuiku lagi."     

"Siap!" He Xiao menurut.     

Chu Qiao naik ke atas kudanya dan memerintahkan bawahannya, "Berangkat."     

"Jenderal Chu! Apakah anda sadar apa yang sedang anda lakukan?"     

Chu Qiao berbalik perlahan dan menatap Sun Cai dengan dingin. Dengan tenang, dia membalas, "Tentu saja aku tahu."     

"Anda menghambat orang-orang kita menyelamatkan Yang Mulia! Ini adalah pengkhianatan!"     

Chu Qiao tertawa mengejek. "Jenderal Sun, apakah anda terlalu naif atau di mata anda aku orang yang begitu bodoh? Anda bilang kalau anda adalah satu-satunya yang berhasil kabur dari Kota Yue Gong. Mengapa ada pasukan yang mengejar kita dari lima penjuru sekarang? Aku mengambil jalur utama untuk kembali ke Shang Shen dan berangkat satu hari sebelumnya. Dan aku membutuhkan waktu selama ini untuk sampai di sini. Mengapa Pasukan Elang Hitam bisa tiba di sini dengan begitu cepat? Kamu bilang Zhuge Yue memimpin pasukan berjumlah 50.000 orang untuk mengganggu pasokan ransum di Yue Gong tanpa terdeteksi, dan kini mengepung Yang Mulia. Beri tahu aku, tahun baru sudah dekat, bukannya tinggal di dalam markas, apa yang sedang dilakukan Yang Mulia di sini?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.