Legenda Chu Qiao: Tuan Putri Agen Divisi 11

Bab 134



Bab 134

0Bulan perlahan bergeser ke barat saat malam berlalu. Saat memandangi pria misterius itu pergi, hati Chu Qiao membeku.     

Raja Luo?     

Raja Luo ….     

Pada saat dia kembali ke istana, Qiu Sui sedang menunggunya. Berusaha keras untuk tetap membuka matanya, tampaknya Qiu Sui tahu mengenai kunjungan Li Ce.     

"Nona, anda sudah kembali!" Melihat Chu Qiao kembali, pelayan ini melompat berdiri dan berkata, "Pelayan ini sudah mempersiapkan sup teratai untuk anda. Nona, apakah anda mau minum sedikit dahulu sebelum tidur?"     

Saat memegang mangkuk sup yang hangat itu, Chu Qiao tiba-tiba tidak tertarik untuk mencicipi sup tersebut. Sambil menengadah, Chu Qiao bertanya, "Qiu Sui, apakah kamu tahu mengenai Raja Luo?"     

Terkejut, Qiu Sui mengernyit dan bertanya, "Nona, mengapa tiba-tiba anda menanyakan ini?"     

"Tidak apa-apa, hanya bertanya saja. Kalau keberatan, kamu tidak perlu menjawabnya."     

"Hah, bukan keberatan, hanya saja …." Walaupun sudah jelas di tempat itu tidak ada yang menguping,Qiu Sui sekilas mengamati sekeliling untuk memastikan tidak ada orang selain mereka, lalu mulai berbisik kepada Chu Qiao, "Ada skandal yang pernah terjadi di dalam istana. Pada umumnya, tidak ada orang yang berani berbicara mengenai itu."     

Alis Chu Qiao berkedut. "Skandal?"     

"Betul. Ayah Tuan Luo, Raja Lushan adalah paman dari Kaisar kami. Ketika Kaisar kami naik tahta, untuk alasan yang tak diketahui, Raja Lushan meninggal karena penyakit. Saya dengar ketika Kaisar kami masih muda, dia lebih tidak masuk akal daripada Putra Mahkota. Menentang nasihat dari seluruh istana, dan mengabaikan moral yang lazim di dunia, beliau menikahi tantenya. Dua tahun kemudian, lahirlah Pangeran kami, dan sang Kaisar mengangkat istrinya sebagai Permaisuri. Kabarnya, pada hari dia dinobatkan sebagai Permaisuri, delapan orang pejabat yang lebih senior memprotesnya dengan bunuh diri di Paviliun Feng Ming. Walau demikian, sang Kaisar tetap melanjutkannya dengan keras kepala. Selama 20 tahun ini, sang Kaisar hanya menyayangi sang Permaisuri, dan posisi Permaisuri di dalam istana sejak saat itu sudah dikukuhkan sepenuhnya."     

"Kalau begitu berarti …."     

"Ya, artinya, Raja Luo adalah paman sekaligus saudara tiri Putra Mahkota. Raja Lushan meninggal cepat, jadi saat sang Permaisuri menikahi Kaisar, Raja Luo baru berusia tiga bulan, dan sebelum dia berusia 20, dia tumbuh bersama sang Putra Mahkota."     

"Ya ampun!" Chu Qiao berseru pelan, sambil teringat wanita bangsawan yang pernah mendatanginya.     

"Apakah Putra Mahkota dan Raja Luo tumbuh bersama di istana ini?"     

"Itu juga tidak benar." Qiu Sui menggigit bibir bawahnya sambil berkata, "Sang Pangeran dan Raja Luo tinggal bersama sang Permaisuri di Istana Qian Hua. Kediaman Mihe ini sebenarnya tempat tinggal Tuan Putri Fu."     

Chu Qiao bertanya, "Tuan Putri Fu?"     

"Betul. Tuan Putri Fu sebenarnya bukan Tuan Putri. Dia adalah cucu dari Pangeran Mu Rong. Keluarga Mu Rong adalah salah satu keluarga militer terbesar di Kekaisaran Tang. Dan karena sangat setia, keempat orang putranya mengorbankan nyawa mereka dalam pertempuran demi Kekaisaran. Pada akhirnya Jenderal Mu Rong juga gugur dalam pertempuran. Pada pertempuran terakhirnya, pasukan Xia berhasil menerobos Jalur Bai Zhi, dan komandan Xia, Meng Tian, memerintahkan pembantaian 30,000 orang tawanan perang. Untuk melindungi warga sipil, jenderal tua Mu Rong, yang sudah berusia enam puluhan tahun, bersama dengan keempat orang menantu perempuannya, memimpin seluruh keluarga Mu Rong untuk melawan musuh demi menghambat mereka agar bala bantuan bisa datang. Akhirnya, bantuan datang, tetapi seluruh keluarga Mu Rong telah dihabisi, hanya menyisakan Tuan Putri Fu yang baru berusia empat tahun pada saat itu. Memuji keberanian keluarga Mu Rong, sangat Kaisar secara anumerta memberikan gelar Pangeran kepada Jenderal Mu Rong, dan berbagai pangkat kepada anggota keluarganya. Pada saat itulah Tuan Putri Fu diberi gelar Tuan Putri Zhang Yi, dan sejak saat itu, dia tinggal di istana kekaisaran, menikmati perlakuan yang sama dengan Putra Mahkota dan Raja Luo."     

Cerita ini singkat, namun Chu Qiao sangat terguncang. Keluarga Mu Rong ini pasti keberadaannya mirip seperti keluarga Yang pada Dinasti Song di dunianya yang lama. Dia sangat tertarik dengan cerita ini, maka dia bertanya lagi, "Setelah itu apa yang terjadi?"     

"Pada akhirnya …" Qiu Sui menggigit bibir bawahnya, agak bimbang sebelum akhirnya berbisik, "akhirnya Tuan Putri Fu meninggal."     

Chu Qiao sangat terkejut oleh kelanjutan cerita ini, dan dia berseru, "Meninggal?"     

"Tuan Putri Fu dan Putra Mahkota berusia sama dan tumbuh besar sambil bermain bersama, jadi meskipun keluarganya sudah runtuh, sang Kaisar dan sang Permaisuri sangat menyayangi tuan putri tersebut. Ketika dia dan sang Pangeran keduanya berusia 17, Kaisar dan Permaisuri menitahkan pernikahan mereka, dan Tuan Putri Fu akan menjadi istri dari Putra Mahkota, dan namanya akan dimasukkan ke dalam silsilah keluarga kekaisaran."     

Chu Qiao mendengarkan dengan saksama, namun di dalam hatinya dia tidak merasa apa-apa. Mengingat pengaruh yang dimiliki keluarga Mu Rong di dalam lingkungan militer, pernikahan ini tentunya akan memperkuat kekuatan keluarga kekaisaran. Hal ini sudah lumrah.     

"Namun pada akhirnya, di hari pernikahan, Tuan Putri Fu menggantung diri."     

"Apa?" Chu Qiao tidak percaya cerita tersebut. "Dia bunuh diri?"     

"Betul." Wajah Qiu Sui menjadi pucat, dan dia terus melanjutkan penjelasannya, "Pernyataan dari sang Kaisar berisi bahwa Tuan Putri Fu meninggal karena penyakit, tetapi pelayan ini sudah berada di dalam istana sejak muda, dan menyaksikan semuanya secara langsung. Pada saat itu, ketika Putra Mahkota mencapai Kediaman Mihe, dia sedang memakai jubah merah tua yang memancarkan keberuntungan yang melimpah, dan dengan bahagia mengikuti para petugas. Saat mencapai kamar tidur sang tuan putri, mereka tidak menemukan sang Putri. Dengan panik, semua orang mencari-cari di sekitar. Akhirnya, Putra Mahkota yang pertama menemukannya. Berlari ke belakang, mereka melihat Tuan Putri Fu, dengan mengenakan pakaian pengantinnya, tergantung di pohon parasol itu."     

Angin malam yang dingin berembus, seakan-akan menambahkan suasana tragis dalam cerita.     

"Putra Mahkota menjerit dan pingsan. Saya sedang bersama ibu saya, dan merupakan salah satu pelayan yang seharusnya menemani sang pengantin wanita. Ibu saya dan pelayan lainnya bergegas menurunkan Tuan Putri Fu. Saya sangat ketakutan, jadi saya mundur, dan tersandung batu. Saat terjatuh dan menangis, saya menyadari kalau Raja Luo, yang sedang berada di pohon delima tidak jauh dari sana, memakai jubah ungu, wajahnya sangat pucat bagai hantu. Dengan mata yang merah, dia berdiri diam di antara kerumunan orang, dan tangannya dikepalkan begitu erat saya sampai mengira itu bisa pecah." Air mata Qiu Sui mulai menggenang, dan dia hampir tersedak. "Setelah itu, semua orang yang terlibat dibunuh oleh sang Kaisar untuk menjaga kerahasiaan kejadian itu. Karena saya baru berusia sembilan, saya diampuni. Setelah ibu saya meninggal, saya tetap tinggal di istana sebagai pelayan. Sejak saat itu, saya tidak pernah melihat Raja Luo. Hanya setahun sekali pada saat ulang tahun sang Permaisuri baru dia pulang. Saya dengar beliau pergi ke Gunung Mei untuk menjaga makam kekaisaran. Dalam sekejap, enam tahun sudah berlalu."     

Chu Qiao mengangguk dengan serius. Ini adalah rahasia lain yang terkubur di dalam istana kekaisaran. Dia sudah terlalu sering melihat hal seperti ini.     

"Sebenarnya, sang Pangeran tidak seperti ini sebelumnya. Sejak kematian Tuan Putri Fu baru dia berubah menjadi seperti sekarang. Nona, anda tidak pernah bertemu dengan Tuan Putri Fu sebelumnya, tetapi dia benar-benar seperti bidadari. Walaupun dia memiliki pangkat yang tinggi dan berpengaruh, dia tidak pernah memperlakukan kami para pelayan dengan buruk, dan sangat lembut terhadap kami. Kami para pelayan diperlakukan dengan baik olehnya. Tetapi kami semua tidak menyangka kalau orang selembut itu bisa memiliki keberanian untuk menempuh jalan itu."     

Chu Qiao menggeleng. "Terlahir di keluarga yang begitu pemberani, hal ini sudah bisa diduga. Mungkin bahkan darah yang mengalir di dalam tubuhnya itu mendidih. Dia lebih memilih mengakhiri hidupnya daripada menuruti rencana orang lain untuk mengatur kehidupannya. Sangat disayangkan dia tidak memiliki kekuatan ataupun kekuasaan untuk melindungi dirinya sendiri, dan juga dia tidak menemukan seseorang yang sanggup melindunginya."     

Tampaknya Qiu Sui hanya sedikit mengerti ucapan Chu Qiao yang mendalam.     

Chu Qiao menepuk bahu Qiu Sui dan bertanya, "Qiu Sui, apakah kamu menyukai istana ini?"     

Pelayan muda itu terlihat bingung, dan setelah ragu sejenak, dia bergumam, "Saya juga tidak tahu. Ibu saya seorang petugas di dalam istana, dan diatur oleh sang Permaisuri untuk menikah dengan ayah saya. Saya lahir di sini, dan tidak pernah meninggalkan tempat ini. Saya sudah melihat semua sisi gelap yang ada di dalam istana, dan juga mengerti dengan jelas semua rencana rahasia yang digunakan para wanita itu untuk merebut perhatian sang Pangeran. Seumur hidup, majikan yang saya temui yang berbeda dari mereka hanya Tuan Putri Fu dan anda, Nona. Pelayan ini tidak bisa menilai apakah saya menyukai kehidupan saya di sini. Tetapi bagaimanapun perasaan saya, kehidupan terus berlanjut."     

Sedikit terkejut dengan jawaban itu, Chu Qiao tertawa kecil dan setuju, "Kamu memang benar. Tidak peduli bagaimanapun perasaanmu, kehidupanmu terus berlanjut. Karena kamu belum pernah melihat dunia luar, kamu hanya bisa puas dengan keadaanmu sekarang."     

Menundukkan kepalanya sedikit, Chu Qiao membelai kepala pelayan itu, dan melanjutkan, "Qiu Sui, dunia luar sangat berbeda. Kamu bisa berbicara dengan lantang dan berjalan dengan langkah lebar. Ke mana pun kamu mau pergi, kamu bisa pergi, dan asalkan kamu bekerja, kamu akan menerima upah untuk kerja kerasmu. Lalu kamu bisa menjalani kehidupan yang kamu mau. Di luar istana, bahkan anginnya pun tercium seperti kebebasan."     

Pelayan itu sangat bingung oleh penjelasan itu, dan bergumam, "Jadi … kalau saya tidak ingin bangun pagi-pagi dan mau tidur lagi, tidak ada yang akan peduli?"     

Chu Qiao tertawa lucu. "Tentu saja, tetapi gajimu akan dipotong."     

"Wah!" Qiu Sui tiba-tiba menjadi semangat. Dia meraih tangan Chu Qiao dan bertanya, "Nona, apakah Yan Bei seperti itu? Benarkah?"     

Chu Qiao memandangi gadis itu, namun pandangannya tertuju pada sesuatu yang jauh dari sana, sama sekali tidak seperti seorang gadis berusia 17 atau 18 tahun. Melalui Qiu Sui, dia tampaknya sedang memandang ke suatu tempat yang jauh, dan dia seperti sedang melihat padang rumput yang hijau di Yan Bei, kawanan-kawanan domba putih, dan salju yang putih bersih di puncak gunung di kejauhan ….     

"Aku tidak tahu apakah masih seperti itu sekarang, karena aku belum pernah ke sana langsung, namun aku bisa menjamin, suatu hari, itu akan terjadi. Karena itu kamu harus memastikan kamu tetap hidup sampai hari itu tiba."     

Chu Qiao berdiri dan menatap pohon parasol di luar jendelanya, dan teringat dengan sosok pria berbaju hijau yang kesepian itu.     

"Parasol mekar sepanjang ribuan kilometer, dan masih bermekaran setelah hari yang tak terhitung jumlahnya. Di kehidupan selanjutnya, janganlah terlahir di keluarga kekaisaran lagi."     

Keesokan harinya, suara kereta kuda memecah keheningan di pagi hari. Chu Qiao tidak membangunkan siapa pun saat dia mempersiapkan barang bawaannya lalu naik ke kereta kuda tersebut.     

Tie You tersenyum kepada Chu Qiao, dan menyapanya, "Nona Chu, cuacanya sangat dingin. Ada sedikit makanan di dalam kereta. Saya yakin anda pasti lapar."     

Chu Qiao mengangguk dan menjawab, "Terima kasih."     

Sangat jelas kalau Tie You adalah salah satu orang yang mengetahui rahasia identitasnya, saat dia tersenyum tulus. "Nona Chu, cerita tentang perjalanan anda di Kekaisaran Xia sudah dijadikan bahan pelajaran untuk para taruna perwira muda kami. Putra saya sangat menyukai anda, dan selalu membahas tentang anda."     

Menatap pria itu, Chu Qiao agak terkejut, dan bertanya, "Putramu? Berapa usiamu sekarang?"     

Tie You tertawa. "Saya berusia 25 tahun sekarang. Putra saya umur 12. Saya menikah saat saya berusia 13 tahun, dan baru saja punya anak perempuan lagi."     

Chu Qiao mendecakkan lidahnya diam-diam. 13 tahun ….     

Raja Luo benar. Angin di sini memang cukup kencang. Sambil memakai topi, Chu Qiao membuka jendela kereta kuda itu, dan merasakan angin kencang yang menyambutnya dengan ganas. Matahari pagi membawakan kehangatan cahayanya yang keemasan, menumpahkannya di seluruh Istana Jin Wu. Danau, paviliun, bunga-bunga, dan istana-istana, perlahan menjauh, menjadi samar bagaikan terbangun dari mimpi yang indah. Di atas sebuah alun-alun yang berlantai marmer, satu-satunya pergerakan berasal dari kereta kuda ini, perlahan maju di dalam siraman cahaya pagi, menciptakan bayangan yang panjang.     

Mengangkat kepalanya, Chu Qiao menatap ke awan di kejauhan, dan sekali lagi memikirkan ketika Li Ce bersandar di pohon apel liar itu, dengan pandangan yang agak berkabut.     

"Matahari terbit dan tenggelam dengan alami setiap hari seperti yang ditakdirkan. Aku berharap kamu juga bisa sepenuhnya membiarkan dirimu mengambang bebas di sungai takdir."     

Kereta kuda itu perlahan menjauh dari istana-istana megah. Li Ce, yang selalu tidak bisa bangun pagi, saat ini berdiri di atas gunung hiasan di Istana Lan Que. Gunung itu, walaupun merupakan gunung buatan, sangatlah besar dan tinggi, dan sudah ditanami bambu yang tak terhitung jumlahnya, yang bergoyang tertiup angin pagi. Di puncak gunung ini, ada sebuah paviliun bambu yang kecil. Dengan memakai kemeja hijau yang panjang, Li Ce sedang memakai mahkota emas, dan memegang seruling ungu. Walau ingin memainkan suatu lagu berulang kali, pada akhirnya dia tidak bisa menghasilkan nada apa pun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.