Legenda Chu Qiao: Tuan Putri Agen Divisi 11

Bab 241



Bab 241

0Pada akhirnya, sang kaisar tetap mati di tangan permaisuri itu. Ketika sang kaisar menyuapi obat permaisuri itu, dia tidak sengaja menelan seteguk dan keracunan sampai mati.     

Pada saat itu baru sang kaisar tahu bahwa wanita itu memiliki keinginan untuk mati. Selama bertahun-tahun, setiap makanan yang dimakan oleh sang permaisuri telah diracuni. Dia telah menelan penawarnya sebelum makan. Namun, tubuhnya telah dirusak oleh berbagai jenis racun aneh yang tak terhitung jumlahnya. Wanita itu menunggu saat sang kaisar ceroboh, dan berujung pada kematian.     

Kaisar Tang meninggal di tangan wanita yang paling dia cintai. Meskipun telah mewaspadainya sepanjang hidup, sang kaisar bukan tandingan untuk kegigihan dan kesabaran sang permaisuri. Namun, dia tidak tega untuk membunuh sang permaisuri, dan meninggalkan titah terakhir untuk mengusir permaisuri keluar dari istana, dan tidak pernah kembali lagi.     

Orang luar hanya tahu tentang cinta yang mendalam antara kaisar dan permaisuri mereka. Mereka tidak tahu bahwa sang kaisar hanya ingin melindungi putranya yang satu-satunya sebelum dia meninggal. Sayangnya, rahasia ini masih berhasil diketahui oleh Zhan Zi Yu dari adik perempuannya. Setelah upaya Zhan Zi Ming untuk membunuh Li Ce gagal, dia membawa Ibu Suri keluar dari kuil dan membawanya menyelinap masuk ke dalam istana, menggunakan sang Ibu Suri untuk membunuh Li Ce dan masa kemakmuran Kekaisaran Tang.     

Ibu Suri Yao juga bunuh diri setelah mendengar kematian Li Ce. Chu Qiao tidak tahu bagaimana perasaan sang Ibu Suri pada saat itu. Apakah itu perasaan kegembiraan dan sebuah penutupan, setelah akhirnya berhasil membalas dendam? Atau apakah itu perasaan tidak berdaya dan penyesalan, karena telah melakukan kesalahan besar? Dia adalah seorang wanita yang keras kepala dan ekstrem. Karena peristiwa yang terjadi di masa lalu, sang Ibu Suri telah membunuh dua orang pria yang paling mencintainya di dunia. Sampai napas terakhirnya, apakah dia masih tertawa karena akhirnya berhasil mencapai sebuah penutupan?     

Mungkin tidak. Lagi pula, ketika dia membalas dendam suami dan putranya, dia membunuh seorang suami dan putra yang lain. Demi dendam, dia telah menghancurkan kehidupan seorang wanita lain.     

Setelah kematian Ibu Suri Yao, dia dimakamkan dengan Kaisar Xi Zong di Mei Shan. Dulu, ketika mereka masih hidup, mereka terus-menerus saling membenci. Mereka bertikai, menjebak, dan mencoba saling membunuh, menjadi terjerat dalam jaring kebencian sepanjang hidup mereka. Pada akhirnya, mereka dipersatukan kembali di makam kekaisaran yang dingin dan hanya ditemani satu sama lain untuk selamanya, tidak akan pernah dipisahkan lagi.     

Chu Qiao tidak tahu apa yang terjadi di masa lalu, dia juga tidak mengerti mengapa perasaan benci seseorang dapat membuat seseorang menjadi begitu menakutkan. Namun, Chu Qiao berpikir pada dirinya sendiri bahwa kadang-kadang, Ibu Suri Yao masih memiliki perasaan cinta seorang ibu untuk Li Ce. Dia masih ingat di sore yang cerah itu ketika wanita tua itu berkata kepadanya sambil mengerutkan kening, "Dia hanya bermain-main di istana sepanjang hari. Hah, aku …. Kalau kamu sempat, tolong bujuk dia. Bagaimanapun juga, dia adalah putra mahkota Tang. Dia sudah tidak bisa terus bermain-main lagi."     

Pada akhirnya, dengan kematian Raja Luo, sisa-sisa cinta yang terakhir pun padam. Wanita itu telah ditelan oleh iblis di dalam hatinya, dan membayar harganya dengan kehilangan nyawanya sendiri.     

Suara sesuatu yang bergemerisik mulai terdengar. Jendela terdorong oleh angin hingga terbuka sedikit, menyebabkan tirai bergoyang, dan membangunkan Chu Qiao dari lamunannya. Dia berbalik dan melihat bahwa Zhuge Yue telah bangun dan bersandar di sisi tempat tidur. Pria itu mengenakan pakaian putih dan tampak segar, ekspresi dingin yang biasa terpampang di wajahnya digantikan oleh ekspresi damai dan hangat.     

Ketika dia melihat gadis itu berbalik, Zhuge Yue melambaikan tangannya untuk memberi isyarat pada Chu Qiao untuk datang ke arahnya. Gadis itu berjalan mendekat dan menuangkan secangkir teh untuk Zhuge Yue sambil bertanya, "Apakah tidurmu nyenyak?"     

"Ya," jawab pria itu sambil minum seteguk teh. "Jika seseorang tidak menyelinap ke kamarku untuk mendesah, aku pasti akan tidur lebih nyenyak lagi."     

Chu Qiao tersipu sambil menatap pria itu. "Apakah kamu lapar?"     

Zhuge Yue mengangguk dan berkata, "Tadi agak lapar. Sekarang sudah jauh lebih baik."     

Chu Qiao berdiri dan berkata, "Kamu sudah tertidur selama satu hari dan satu malam. Tentu saja kamu lapar. Aku akan menyuruh dapur untuk menyiapkan makanan untukmu."     

"Tidak perlu." Zhuge Yue mengulurkan tangannya untuk memegang tangan gadis itu, membimbing gadis itu untuk duduk di sampingnya di tempat tidur. "Temani aku sebentar."     

Chu Qiao tersenyum dan menurut.     

"Kamu melamun lama sekali. Apa yang sedang kamu pikirkan tadi?" Zhuge Yue menggenggam tangan gadis itu dan berkata dengan alami.     

Chu Qiao menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Hanya hal-hal lama yang tidak penting."     

Zhuge Yue tersenyum sambil bersandar di kasur dan melirik gadis itu dari sudut matanya. "Sekarang aku sedang tidak ada kerjaan. Ayo ceritakan apa yang sedang kamu pikirkan."     

Chu Qiao merona merah sekali lagi dan mencoba menghindari topik itu. "Sudah kubilang tidak penting. Tidak banyak yang bisa diceritakan."     

"Oh?" Zhuge Yue menjawab dengan nada yang berlebihan. "Apakah benar-benar tidak banyak yang bisa diceritakan?"     

Saat Chu Qiao hendak berbicara, Zhuge Yue tiba-tiba mencondongkan tubuhnya ke depan dan menempelkan bibirnya di bibir gadis itu. Chu Qiao mulai merasakan sebuah sensasi panas saat sebuah tangan di pinggangnya mencengkeramnya semakin erat. Bibir gadis itu yang dingin mulai menghangat ketika lidah pria itu meluncur ke dalam mulutnya. Zhuge Yue menyipitkan matanya dan menatap gadis itu dengan pandangan yang mendalam. Zhuge Yue tiba-tiba mengangkat gadis itu dan mendorongnya ke tempat tidur dengan dirinya sendiri di atas gadis itu. Chu Qiao berseru kaget, tapi suaranya tenggelam.     

"Itu hukuman untukmu karena tidak patuh."     

Chu Qiao menatap pria itu dan mengusapkan tangannya di bibirnya sendiri yang agak bengkak. "Itu caramu menghukum?"     

"Tidak hanya itu." Zhuge Yue tertawa dan suaranya membawa sedikit nada sombong. Pria itu mendongak dan melanjutkan, "Ada lagi yang lebih hebat. Apakah kamu mau mencobanya?"     

Chu Qiao menyipitkan matanya dan menatap pria sombong di hadapannya. Gadis itu mencondongkan tubuhnya ke depan dan menatap pria itu dengan menggoda. Zhuge Yue terkejut. Sebelum pria itu sempat bereaksi, gadis itu menggigit area sekitar dagu Zhuge Yue dengan keras.     

Zhuge Yue mengerang dan menggunakan tangannya untuk meraba area di sekitar dagunya. Meskipun tidak ada darah, sederet bekas gigitan telah ditinggalkan di sana.     

"Hm, jangan pikir aku takut padamu!" Chu Qiao mengayunkan tinjunya dengan menantang sambil menyatakan dengan sombong.     

Zhuge Yue menyentakkan pergelangan tangannya dan menjawab, "Gadis sial. Kamu menjadi lebih liar selama beberapa tahun terakhir ini. Sepertinya aku harus memberimu pelajaran kalau begitu."     

Saat pria itu hendak menyerang, Chu Qiao melompat keluar dari jangkauannya dan berlari ke arah pintu. "Memangnya aku bodoh?" Lalu gadis itu membuka pintu.     

"Aiyo!" Jing Jing dan yang lainnya jatuh masuk ke dalam ruangan. Ketika mereka terburu-buru berdiri, mereka tersipu dan melambai dengan canggung pada kedua orang itu.     

Chu Qiao tersipu ketika dia menatap Jing Jing dan Ping An dengan wajah cemberut. Yue Qi juga ada di belakang mereka. Gadis itu berteriak, "Yue Qi, kamu juga ikut-ikutan dengan mereka!"     

"Haha, itu … saya hanya sedang lewat. Saya ingin meminta kalian berdua untuk makan, haha …." Yue Qi berdiri dan mencoba membela diri, lalu mengangguk-angguk sambil berjalan keluar dari kamar itu. "Teruskan, teruskan." Dia berlari keluar ruangan setelah menyelesaikan kata-katanya, dan meninggalkan pesan terakhir, "Tuan! Semangat!"     

Jing Jing berlari mendekat dengan tatapan nakal dan memanggil dengan manis, "Kakak ipar!"     

Suasana hati Zhuge Yue langsung menjadi ceria. Dia mengeluarkan sebuah belati kecil dengan ukiran indah dan beberapa batu rubi merah menghiasi di atasnya, dan menghadiahi Jing Jing atas usahanya.     

Ketika Ping An melihat yang terjadi di hadapannya, dia segera ikutan. Karena Zhuge Yue tidak punya benda untuk dihadiahkan pada Ping An, dia berjanji akan memberi Ping An kuda yang bagus begitu mereka kembali ke Zhen Huang.     

Mereka berdua kemudian meneriakkan tiga kali, "Hidup kakak ipar!"     

Mata Chu Qiao mendidih dengan amarah ketika dia menyadari bahwa taktik suap Zhuge Yue sudah sangat terlatih, yang tidak sesuai karakternya yang biasa.     

Makan malam disiapkan dalam waktu singkat. Karena mereka sedang berada di luar, dan ada anak-anak kecil juga, sebuah santapan yang seadanya telah disiapkan. Semua orang bersama-sama duduk di meja. Yue Qi dan yang lainnya sedikit malu-malu, sementara Jing Jing, Ping An, dan Mei Xiang sangat ramai. He Xiao, yang telah mengenal Yue Qi dan yang lainnya selama beberapa hari terakhir, juga bersemangat. Suasananya menyenangkan.     

Matahari terbenam saat mereka selesai makan. Yue Qi menjelaskan bahwa mereka berada di Pegunungan Cang, dan mereka akan mencapai Provinsi Hu dalam dua hari. Chu Qiao menyadari bahwa mereka sudah di dekat Zhen Huang. Angin malam sangat kencang. Chu Qiao duduk di ujung perahu sambil menyaksikan matahari terbenam membuat sungai menjadi berwarna merah.     

Waktu berlalu dengan cepat. Chu Qiao telah menghabiskan 14 tahun di sini. Kehidupannya sebelumnya melintas di depannya bagaikan mimpi. Dia memikirkan fakta bahwa dia telah dilahirkan kembali ke dalam kehidupan ini setelah dia meninggal dalam kehidupan sebelumnya. Akankah Li Ce melanjutkan hidupnya di dunia lain? Bagaimana dengan Tuan Wu dan Nyonya Yu? Huan Huan dan Xiao He? Apakah mereka masih akan saling bertemu dan mengingat satu sama lain bahkan setelah mereka meninggal?     

Gadis itu duduk di sana dan mulai melamun. Dia memandang ke arah matahari, seolah-olah melihat Li Ce sedang menatapnya dengan mata menyipit dan berkata, "Makan lebih banyak daging. Tubuhmu tidak menarik."     

"Apa yang sedang kamu pikirkan?" Suara Zhuge Yue tiba-tiba terdengar dari belakangnya.     

Chu Qiao berbalik dan menatap pria itu. Zhuge Yue sedang mengenakan pakaian berwarna ungu, dengan beberapa huruf dan pola pada pakaiannya. Pakaian yang tampaknya biasa saja itu tampak berbeda saat dikenakan olehnya, memancarkan aura unik yang hanya bisa dimiliki olehnya. Chu Qiao menatap pria itu dengan mata melebar.     

Zhuge Yue mengerutkan keningnya dan berkata dengan gelisah, "Apa yang sedang kamu lihat? Kamu seperti orang bodoh." Ketika dia menyelesaikan kalimatnya, dia duduk di sebelah gadis itu.     

Saat ombak terbentuk di sekitar perahu, burung-burung terbang melintasi langit yang merah. Angin meniup lengan baju mereka, membuatnya berkibar di udara seperti kupu-kupu.     

"Xing Er, mengapa kamu mengubah namamu menjadi Chu Qiao?" Zhuge Yue bertanya.     

Chu Qiao berbalik dan menjawab, "Karena aku bukan Jing Yue Er. Nama asliku adalah Chu Qiao. Aku sudah mati sebelumnya. Setelah itu … bagaimana mengatakannya … seperti yang kalian sebut, rohku mengambil alih tubuh Jing Yue Er. Setelah aku melarikan diri, aku mengubah namaku kembali."     

Zhuge Yue tidak mengira gadis itu akan menjawab seperti ini dan dia terperangah. Setelah beberapa lama, pria itu bergumam, "Bagaimana ketika pertama kali aku melihatmu dulu?"     

"Aku baru saja merasuki tubuhnya selama beberapa hari. Aku sedang ingin melarikan diri."     

Zhuge Yue mengangguk dan menundukkan kepalanya, tampaknya menggunakan semua upayanya untuk memikirkan apakah bisa memercayai cerita gadis itu.     

"Hei, jangan bilang kamu benar-benar percaya ini?" Chu Qiao tertegun ketika dia berpikir bahwa kata-katanya sendiri tidak masuk akal. Dia ingat bahwa dia pernah memberi tahu Yan Xun sekali ketika mereka masih muda. Pemuda itu mengira otaknya telah dirusak oleh demam. Kemudian, Yan Xun memberinya semangkuk obat. Sejak saat itu, Chu Qiao tidak pernah menyebutkan tentang ini lagi.     

"Aku percaya kepadamu."     

"Ah?"     

Zhuge Yue menatap Chu Qiao dengan ekspresi aneh di wajahnya sambil mengerutkan keningnya. "Kenapa tidak? Aku pernah menyelidiki latar belakangmu sebelumnya. Para pelayan mengatakan bahwa kepribadianmu mulai berubah setelah kamu kembali dari acara perburuan manusia itu. Aku pikir kamu telah terkejut karena kejadian itu. Sekarang setelah aku pikir-pikir, penjelasanmu lebih masuk akal." Zhuge Yue mengangguk dan menerima penjelasan gadis itu lalu melanjutkan, "Tidak heran. Aku tidak memiliki kecerdasanmu atau kekejamanmu ketika aku berusia tujuh atau delapan tahun. Itu karena kamu bukan berusia tujuh atau delapan. Jangan bilang kamu sudah berusia 70 atau 80 ketika kamu meninggal?"     

Chu Qiao tidak dapat memahami logika pria itu ketika dia menjawab dengan tidak percaya, "Aku … aku berusia 27 tahun."     

"27?" Zhuge Yue mengerutkan kening dan berkata dengan sedih, "Itu sudah cukup tua. Apakah kamu sudah menikah? Apakah kamu sudah punya anak?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.