Nirwana Monster

Mata Virtual



Mata Virtual

1Suara aneh terdengar dari langit saat sebuah sigil berwarna hitam muncul di langit. Sigil itu terlihat seperti bekas luka ganas berwarna hitam yang menyebabkan sebuah retakan di langit. Retakannya memanjang kedua arah dan berhenti ketika panjangnya lebih dari 10 meter. Setelah retakannya berhenti memanjang, retakannya mulai turun kebawah dan tak lama, sebuah mata hitam raksasa terbuka. Tampak seperti mata Dewa yang memandang rendah dunia.     

"Mata Virtual telah dibuka ..."     

Meskipun Lin Huang belum pernah melihat Mata Virtual dengan matanya sendiri, ia langsung tahu bahwa itu adalah Mata Virtual saat ia melihatnya secara langsung. Mata Virtual pertama dibuka 800 tahun yang lalu dan sejak saat itu, itu menjadi suatu hal yang sering terjadi hampir setiap hari di hampir semua tempat. Itu bisa terjadi di luar zona aman, di dalam zona aman, tempat-tempat yang berpenduduk sedikit atau bahkan tempat berpenduduk padat.     

Kali ini, Mata Virtual yang terbuka berjarak kurang dari 20 kilometer dari Kota Daxi, itu dianggap sebagai jarak yang berbahaya karena dalam waktu 10 menit monster yang berjalan akan tiba di kota. Masalah akan menjadi lebih besar jika ada banyak monster terbang. Namun, saat Mata Virtual muncul, sirine di kota berbunyi dan perisai pertahanan pos pijakan dinaikkan. Lin Huang tidak tahu tentang semua ini karena ia sedang berada di luar pos pijakan.     

Karena Mata Virtual terbuka, ia tidak punya waktu untuk melarikan diri. Ia menggunakan Kartu Berubah Sementaranya dan bersembunyi di dalam pohon dalam wujud Hantunya. Banyak monster yang keluar dari dalam Mata Virtual menggunakan parasut yang tak terlihat. Mulutnya menganga lebar tak berdaya menyaksikannya. Langit seolah sedang hujan monster.     

"Ada banyak sekali monster Tingkat Perak dan Emas...." Lin Huang mengerutkan keningnya, "Semoga gerombolan monster ini hanya setingkat monster-mimpi-buruk dan monster-bencana... bukan monster Tingkat Sakti.."     

Gerombolan monster dikategorikan dalam kelas kekerasan, mimpi buruk, dan bencana…     

Monster kelas kekerasan sebagian besar terdiri dari monster Tingkat Besi dan Perunggu dengan sedikit monster Tingkat Perak. Sebagian besar monster Tingkat Sakti tidak akan terlibat dalam gerombolan kelas kekerasan. Di sisi lain, gerombolan kelas mimpi buruk terdiri dari monster Tingkat Perak dan Emas, serta beberapa monster Tingkat Sakti. Sedangkan untuk Tingkat Bencana, sebagian besar gerombolan monster terdiri dari monster Tingkat Emas dan setidaknya satu monster Tingkat Sakti.     

Dari banyaknya jumlah monster Tingkat Emas, Lin Huang bisa melihat bahwa itu adalah gerombolan monster Tingkat Bencana. Satu-satunya yang diragukannya adalah berapa banyak jumlah monster Tingkat Sakti yang ikut.     

"Tolong jangan begini padaku, empat hari lagi aku akan meninggalkan tempat ini melalui portal dimensi." Lin Huang kesal.     

Gerombolan monster Tingkat Bencana akan sulit dihadapi bahkan untuk pos pijakan besar kelas B. Tidak mungkin Kota Daxi yang hanya pos pijakan kelas menengah C menangani gerombolan monster seperti itu. Lin Huang bisa memprediksi bahwa seluruh Kota Daxi akan hancur total dalam waktu kurang dari sehari.     

Biasanya akan ada satu orang Tingkat Sakti yang menjaga kota di pos pijakan kelas C, , tetapi setidaknya akan ada tiga monster Tingkat Sakti di gerombolan monster Tingkat Bencana. Tidak banyak pemburu Tingkat Emas yang tinggal di pos pijakan kelas C. Jumlah Pemburu Tingkat Emas jauh lebih sedikit daripada monster Tingkat Emas yang turun dari langit. Itu pasti adalah sebuah pertarungan kekalahan.     

Begitu kota diserang oleh monster, portal dimensi akan tetap ditutup dan Lin Huang tidak akan bisa meninggalkan pos pijakan seperti yang direncanakan. Ia bisa menggunakan Kartu Penghancur Kecil untuk memusnahkan semua monster di bawah Tingkat Sakti, tapi itu tidak akan menghentikan monster Tingkat Sakti untuk menghancurkan kota. Nasib kota itu akan tetap sama , tetapi nasibnya akan berubah; ia akan menjadi sasaran monster Tingkat Sakti.     

Tidak ada yang bisa ia lakukan untuk membantu. Kota Daxi dari kekacauan. Sejak peringatan Mata Virtual disiarkan, semua orang bergegas pulang untuk mencari perlindungan. Orang-orang awam tidak bisa bergabung dalam pertempuran dengan monster dan mereka takut pada gerombolan monster. Sangat disayangkan karena begitu seseorang didiagnosa memiliki rasa takut pada monster, mereka nantinya akan dipaksa untuk mengikuti sesi psikoterapi untuk mengatasi ketakutan mereka.     

Pegawai Gagak Ungu berusaha sebaik mungkin untuk menenangkan situasi dan dalam beberapa menit, jalanan menjadi sepi. Sebagian besar pegawai Gagak Ungu menuju arah barat pos pijakan, sementara sebagian kecil dari mereka menjaga gerbang timur. Untungnya, hanya ada dua gerbang di pos pijakan sehingga para pemburu bisa berkumpul dan fokus pada dua gerbang ini, bukannya tersebar di mana-mana.     

Xie Yu adalah penjaga Kota Daxi, ia adalah seorang pria tua berambut putih. Ia memilih lokasi terpencil karena ia ingin menikmati hidupnya dengan tenang. Ia tidak pernah menyangka hal seperti ini terjadi dalam dua tahun sejak ia menempati posisi itu. Dengan penglihatannya, ia bisa melihat dengan jelas monster keluar dari Mata Virtual. Ia tahu betul bahwa itu adalah gerombolan monster kelas bencana. Tidak mungkin baginya untuk melawan monster Tingkat Sakti sendirian.     

"Haruskah aku berjuang atau lari?" Xie Yu ragu-ragu dan akhirnya membuat keputusan.     

"Bah, karena aku hanya punya Cahaya Kehidupan untuk beberapa tahun kedepan, aku lebih baik meninggal bermartabat di sini daripada meninggal menanggung malu beberapa tahun mendatang."     

Setelah membuat keputusan, ia terbang ke langit dan menuju ke gerbang barat.     

Dua pria dan seorang wanita sedang menikmati minuman mereka di sebuah restoran tanpa atap.     

"Penjaga dari Gagak Ungu telah keluar. Aku selalu berpikir bahwa anggota Gagak Ungu akan melarikan diri untuk menyelamatkan diri dalam situasi seperti itu." wanita itu berbicara.     

Rambutnya berwarna merah dengan dua buah kepangan dan ia mengenakan rok denim pendek yang memperlihatkan kakinya. Dari panjang kakinya, siapa pun bisa tahu bahwa ia bertubuh tinggi. Hanya saja ia kebetulan sedang duduk sehingga tidak ada yang tahu persis seberapa tingginya ia.     

"Gagak Ungu memiliki hukum mereka sendiri. Jika ia melarikan diri seperti itu, kurasa mereka tidak akan membiarkannya pergi begitu saja." Pria berkacamata berkata. Ia mengenakan setelan tunik tradisional Tiongkok dengan rambut disisir rapi.     

"Bos, ini adalah wilayah Gagak Ungu. Tidakkah kau pikir mereka akan menangani ini?" Wanita berambut merah berkata kepada pria paruh baya di sebelah kanannya.     

"Meskipun ini adalah wilayah Gagak Ungu, orang-orangnya tidak bersalah. Jika kita tidak berbuat apapun pada gerombolan Tingkat Bencana ini, jutaan orang akan meninggal karena tak seorang pun berani pergi." Pria berkacamata itu tidak setuju dengan apa yang dikatakan wanita itu.     

"Tapi jika kita campur tangan, identitas kita akan terungkap dan misi kita akan gagal. Liang Song, jangan lupa untuk apa kita ada disini." Wanita berambut merah memandang pria berkacamata itu.     

"Jika kota ini dihancurkan, misi kita juga akan gagal. Jika misi kita gagal, setidaknya kita bisa menyelamatkan orang-orang." Liang Song mendorong kacamata hitamnya ke atas sambil berbicara dengan tenang.     

"Baiklah, berhenti berdebat. Keamanan orang-orang adalah prioritas kita." Pria paruh baya yang duduk di salah satu sudut akhirnya berbicara. Ia kemudian menatap wanita berkaki kaki panjang, "Zhou Qian, saat kau kembali, aku ingin kau menuliskan Kode Pemburu seratus kali!"     

"Bos, tolong jangan kejam ..."     

"200 kali!" Pria paruh baya itu menatapnya. Ia memiliki mata besar dan alis tebal dengan bekas luka seukuran empat sentimeter di bibirnya. Wajahnya yang ramah berubah ganas.     

"Ketua, haruskah kita bertarung sekarang atau haruskah kita mulai bertarung saat penjaga kota sudah meninggal?" Liang Song bertanya.     

"Monster Tingkat Sakti belum datang, mari kita tunggu." Pria paruh baya itu melambaikan tangannya.     

Sementara itu, Xie Yu tiba di gerbang barat. Sebelum monster mendarat di tanah, ia mulai membunuh mereka. Sebuah pedang berwarna ungu muncul, ia mengarahkan pedangnya ke udara, pedang aero yang tak terhitung jumlahnya terbentuk dan mengiris ke arah monster. Monster yang tak terhitung jumlahnya terpotong menjadi dua bagian oleh pedang aero, bagaikan potongan kertas.     

Lin Huang menyaksikannya dari jauh.     

"Keahlian pedang yang dikombinasikan dengan elemen angin. Area serangannya luar biasa!"     

Lin Huang bukan satu-satunya yang menyaksikannya, ketiga orang di restoran tanpa atap juga melihat aksinya.     

"Area serangannya tidak jelek, tetapi kekuatan keahlian pedangnya biasa saja," Zhou Qian berkomentar negatif.     

"Jika kau membandingkan kelebihanmu dengan kekurangan orang lain, tidak akan ada yang lebih baik darimu," Liang Song mengkritiknya, "Kenapa kau tidak mengatakan bahwa area serangannya jauh lebih luas daripada milikmu, yang mana lebih cocok untuk menangani serangan monster seperti itu?"     

"Liang Song, kenapa kau mengkritikku?" Zhou Qian menatapnya.     

"Aku hanya mengatakan yang sebenarnya." Liang Song berkata dengan serius.     

"Baiklah, tutup mulut kalian berdua. Sebelum kita ikut bertempur, tidak ada yang bicara! Siapapun yang bicara terlebih dahulu harus menulis Kode Pemburu seratus kali. Kedua kalinya kalian bicara, kalian harus menulis dua ratus kali!" Begitu pria paruh baya mengatakannya, mereka berdua tidak lagi berani bicara sepatah kata pun.     

Terbang, Xie Yu telah membunuh monster sendirian selama lebih dari satu jam. Ia tidak tahu berapa banyak monster yang telah ia bunuh. Ini adalah pertama kalinya Lin Huang melihat seorang Sakti bertarung dalam jarak sedekat itu, ia tampak seperti sebuah senjata yang tidak akan pernah kehabisan amunisi.     

Tiba-tiba, monster yang keluar dari Mata Virtual melambat. Lin Huang bisa mendengar raungan aneh dari dalam Mata Virtual. Tak lama, cakar-cakar raksasa bersisik terlihat di tepi Mata Virtual. Lin Huang tahu bahwa monster Tingkat Sakti datang ...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.