Nirwana Monster

Gagak Ungu



Gagak Ungu

0Song Nan menghabiskan lebih dari 30 tahun hidupnya di Kota Kabut. Ia telah melihat banyak hal pada masanya, dan ia tidak memiliki rasa takut sedikitpun pada siapapun yang ia temui. Bahkan pemburu Tingkat Emas di Kota Kabut tidak ingin menyinggung perasaannya karena ia terkenal akan plot balas dendamnya pada musuh-musuhnya. Meskipun ia tidaklah luar biasa kuat, ia merupakan pria yang licik.     

Namun, Lin Huang berhasil menjegalnya dan membunuh dua anak buahnya. Ia tidak akan membiarkannya lolos begitu saja tanpa memberikan ganjaran yang menyakitkan atas perbuatannya.     

"Aku akan membunuh semua Boneka Marionette di lembah, lihat saja bagaimana dua anak sialan itu akan mendapatkan Benih Kehidupan mereka! Terus kenapa kalau mereka punya vampir? Aku akan mendapatkan persediaan untuk melawan vampir setelah aku kembali ke kota. Nanti Vampirmu akan sia-sia melawanku! " ia merencanakannya keras-keras.     

Song Nan sedikit bergidik saat ia teringat kedua anak buahnya dibunuh oleh Bai. Ia takut pada Bai, tetapi baginya, jika ia ingin menaklukkan rasa takutnya, ia harus menghadapinya. Selama ia membunuh vampir itu, ia sepenuhnya akan membebaskan diri dari rasa takutnya. Sebelum ia melakukannya, ia ingin membunuh semua Boneka Marionette di keempat pos pijakan. Hanya ada empat pos pijakan dengan Boneka Marionette di Lembah Kabut. Song Nan sudah membersihkan dua pos pijakan dan ia tidak meninggalkan siapapun.     

Saat ia dalam perjalanan ke pos pijakan ketiga, dua bayangan melewati kepalanya dan muncul di hadapannya. Itu adalah seorang pria dan seorang wanita. Pria itu setinggi 2,2 meter, sementara wanita itu memiliki figur rata-rata. Mereka berpakaian aneh, keduanya mengenakan jubah hitam dengan topi hitam di kepala mereka.     

"Siapa kalian?" Song Nan melihat duo itu dengan postur yang siap untuk menyerang. Mereka muncul entah dari mana dan ia sama sekali tidak bisa merasakan aura mereka.     

"Kita berada di tim yang sama. Ayo jalan bersama," kata wanita itu sambil menjilat bibir merahnya dengan menggoda.     

"Apakah anak itu yang mengirim kalian?" Tanya Song Nan dengan tegas. Pikirnya itu adalah sebuah jebakan dan duo itu dikirim oleh Lin Huang untuk melawannya.     

"Anak apa?" pria jangkung itu menanyainya ketika sebuah kerutan terbentuk di wajahnya.     

"Hentikan omong kosong dengannya, ayo serang dia," kata wanita itu dan melompat tinggi dari tanah.     

Song Nan terkejut. Wajahnya menjadi pucat ketika melihat logo di jubah wanita itu saat ia berputar di udara. Jubah hitam itu melambai diterpa angin, dan ada lingkaran putih di tengahnya dengan seekor burung gagak ungu berdiri di dahan pohon. Song Nan mengenali bahwa mereka adalah anggota dari organisasi Gagak Ungu. Semua pemburu dan petualang pasti sudah mendengar tentang Gagak Ungu karena mereka adalah organisasi kriminal teratas di Dunia Bawah.     

Ada sebuah pepatah di jaringan tentang organisasi itu yaitu, 'Darah akan ditumpahkan ketika burung gagak ungu menangis'. Di Dunia Bawah, Gagak Ungu dianggap sebagai organisasi elit. Mereka tidak memiliki banyak anggota, tetapi semuanya merupakan Tingkat Sakti dan semuanya memiliki kemampuan yang mengerikan di bidang keahlian masing-masing.     

Jika Song Nan hanya seorang pengganggu di pos pijakan yang lebih kecil, Gagak Ungu adalah versi Mafia yang disempurnakan. Setiap anggota resmi adalah pembunuh profesional kelas dunia. Saat ia berdiri berhadapan dengan pria jangkung itu, Song Nan seperti anak kecil yang diganggu oleh orang dewasa. Ia sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk membela diri. Pria jangkung itu meraih kerahnya dan duo itu menerbangkan Song Nan ke tengah-tengah Lembah Kabut. Mereka kemudian mendarat di sebelah danau yang jernih.     

"Kau yakin itu ada di sini?" pria jangkung itu bertanya sambil melemparkan Song Nan di tanah seperti boneka kain dan memandang wanita itu.     

"Tentu saja, bagaimana aku tidak tahu semua yang telah kurencanakan?" Wanita itu berkata mengejek dan memutar matanya ke arahnya. "Geser ke samping, si besar tolol", ia melanjutkan.     

Pria itu menendang Song Nan dengan keras dan ia terbang ke belakang. Ia kemudian mundur beberapa langkah ke belakang dan berdiri diam. Song Nan dilumpuhkan dengan mantra yang dikeluarkan oleh pria itu dan ia tidak bisa menggerakkan ototnya. Ia tidak bisa berbuat apapun saat pria itu menendangnya. Wanita berbibir merah berdiri di tepi danau, berjongkok dan meletakkan telapak tangannya di atas danau.     

Tak Lama, danau mulai mendidih. Wanita itu menarik tangannya, mundur beberapa langkah ke belakang dan menyaksikan saat danau itu berubah. Danau jernih itu menjadi merah saat airnya direbus. Seiring berjalannya waktu, warna air danau menjadi merah gelap dan segera, menjadi merah darah. Song Nan mulai merasa tidak nyaman saat melihat air danau itu berubah.     

"Bagaimana keadaannya?" tanya pria itu sambil berjalan di samping wanita berbibir merah.     

"Aku sudah menyiapkan Air Akhirat ini selama 12 tahun. Dari warnanya, sepertinya sudah siap," jawab wanita itu dengan anggukan dan mengalihkan tatapannya pada Song Nan. "Bukankah kita membawa kelinci percobaan untuk mengujinya? Kita akan tahu setelah kita melemparkannya ke dalam," katanya, suaranya bernada mengancam.     

Song Nan mendengar mereka dengan keras dan jelas. Namun, yang bisa ia lakukan hanyalah melihat mereka tanpa daya. Pria itu mengangkatnya dengan memegang tengkuk lehernya.     

"Singkap ia sebelum melemparkannya kesana atau kita tidak akan dapat melihat apakah eksperimen ini berhasil," wanita itu mengingatkan rekannya. Beberapa detik kemudian, mantra pada Song Nan iangkat. Ia segera memohon kepada duo tersebut, "Tolong jangan lemparkan aku kesana, aku akan mendapatkan kelinci percobaan untuk kalian. Aku tahu ada dua orang di lembah ini yang bisa menjadi kelinci percobaan…" melihat air berwarna merah darah mendidih saja sudah cukup menakutkan baginya. Ia tahu ia akan hancur jika berakhir di dalam danau.     

"Aku hanya butuh satu kelinci percobaan," ujar wanita itu dingin sambil menatap Song Nan tanpa ekspresi, seakan ia sudah mati.     

"Lempar ia kesana!" ia berteriak.     

Pria itu melemparkan Song Nan ke dalam danau tanpa ragu-ragu. Duo itu berdiri di tepi danau dan mengamatinya. Peralatan Tingkat Emas pada dirinya bersinar Emas cerah dan sepertinya terserap ke dalam tubuhnya. Duo itu tercengang dibuatnya. Di dalam air mendidih, ada perubahan aneh pada tubuh Song Nan. Kulitnya berubah menjadi hijau, tubuh kurusnya menjadi berotot, tangan dan kakinya tumbuh …     

Sekitar tiga menit kemudian, perubahan tubuhnya berhenti. Gelombang air berdarah mendorongnya ke sisi danau. Kedua orang Sakti itu bersemangat saat mereka melihat sosok yang dulunya adalah Song Nan, benar-benar berubah di tepi danau.     

"Aku terkejut bahwa ia dikombinasikan dengan peralatannya dan berubah menjadi Hamba Pedang Bermutasi!" kata pria itu. Gagasan itu tidak bisa dipercaya.     

"Itu sesuatu yang baru. Ayo kita cari kelinci percobaan lainnya untuk menguji coba dengan kombinasi peralatan saat kita kembali," wanita itu menjerit. Ia juga bersemangat.     

"Haruskah kita membawanya kembali?" Pria itu bertanya.     

"Tidak apa-apa, biarkan ia mati di sini. Kita hanya perlu menguji coba. Kita akan kembali setahun dari sekarang dan melihat apakah ia masih hidup. Jika ya, kita akan mempelajari kelangsungan hidupnya di alam liar," kata wanita itu. Pria itu menggelengkan kepalanya dan berkata, "Sepertinya efek dari Air Akhirat bukanlah yang kuharapkan. Kita dapat menerimanya untuk saat ini," katanya.     

Pria itu mengangguk dan mengambil sebuah kotak yang seukuran seperenam dari telapak tangannya. Ia lalu melemparkan kotak itu ke udara. Mulut kotak itu menghadap ke tengah danau, dan air berdarah yang mendidih itu ditelan oleh kotaknya. Dalam waktu dua menit, seluruh danau tersedot ke dalam kotak merah tanpa air yang tertinggal.     

Kotak itu kemudian terbang kembali ke tangan pria itu. Ia menutup kotak dan menyimpannya di ruang penyimpanannya.     

"Sudah selesai, bisakah kita pergi sekarang?" Pria itu bertanya sambil menatap wanita itu.     

"Tunggu, aku menemukan sesuatu yang menarik ..." wanita itu menyeringai ketika saat ia melihat sesuatu di kejauhan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.