CINTA SEORANG PANGERAN

Prajurit Wanita



Prajurit Wanita

0"Tidak usah sungkan Arani, anggap saja ini penebusan dosa karena sudah melukai Jonathan waktu itu" Kata Pangeran Abbash kepada Arani.     

"Penebusan dosa waktu itu sebenarnya sudah hamba tebus ketika memukuli Yang Mulia di sini " Kata Arani sambil tersenyum.     

"Tidak apa – apa anggap saja ini bunganya. Aku sungguh tidak mengerti bagaimana bisa para penjaga berkhianat kepada pangeran Nizam" Kata Pangeran Abbash sambil menggelengkan kepalanya tidak mengerti. Ia tadinya tidak percaya dengan perkataan mata – matanya sehingga Ia kemudian memutuskan untuk pergi ke kediaman Nizam untuk memberitahukan Arani secara langsung sambil menanyakan kebenarannya karena walau bagaimanapun Ia butuh konfirmasi Arani untuk meyakinkan berita ini.     

Pangeran Abbash bahkan pergi sendiri tanpa pengawalan karena Ia meminta para pengawalnya untuk menjaga Lila di kediamannya. Dan Ia terkejut ketika baru saja turun dari mobilnya Pangeran Abbash melihat para penjaga berhamburan dan mendengar Arani meraung itu sebabnya tanpa bertanya lagi Pangeran Abbash tanpa belas kasihan langsung menembaki para penjaga itu.     

Arani sedikit kelam,wajah cantik tapi keras dan tegas itu tampak sangat kaku karena marah. "Aku sendiri tidak mengerti mengapa Imran melakukannya? Ia begitu disayangi oleh Pangeran Nizam. Selain diriku Ia adalah jendral terdekat diluar kerabat Pangeran Nizam.     

Selama di sini Aku tidak melihat hal mencurigakan tetapi entahlah mungkin dia sebenarnya menunjukkan sikap mencurigakan tetapi karena Aku merasa Ia tidak mungkin berkhianat sehingga Aku sama sekali tidak bisa mendeteksi pengkhianatannya. Aku terlalu percaya kepadanya.     

Bagaimana Aku tidak percaya kepadanya kalau Aku dan dia sudah bersama hampir sepuluh tahun teakhir. Bahu membahu bekerja sama memperkokoh para prajurit di bawah komando Yang Mulia pangeran Nizam tetapi kini dia sendiri berkhianat, Ia seperti pagar memakan tanaman " Kata Arani dengan muka sendu.     

Jonathan jadi iba dan Ia lalu mengusap lengan Arani sambil berkata, " Tidak usah merasa berkecil hati. Ini bukan kesalahanmu secara mutlak. Siapapun tidak akan percaya Imran bisa berkhianat mengingat dia begitu setia kepada Nizam. " Kata Jonathan kepada Arani tetapi Arani menggelengkan kepalanya.     

"Tidak ! Semua adalah kesalahanku. Aku bersalah tidak mendampingi Yang Mulia di pesawat itu. Seharusnya Aku ikut dengan mereka sehingga jika Aku ada mungkin pengkhianatan Imran bisa Aku cegah" Kata Arani semakin sedih. Ia belum mengetahui kejadian yang sebenarnya di pesawat tetapi Ia bisa memastikan kalau banyak korban yang terluka atau bahkan mati di pesawat itu.     

"Tidak semua kesalahan harus menjadi tanggung jawabmu. Kau bukanlah malaikat yang begitu sempurna dan tidak pernah melakukan kesalahan. Kau adalah manusia biasa yang memiliki banyak kelebihan. Tetapi walaupun begitu terjadinya kesalahan bukanlah hal yang tidak mungkin. Tabahlah Arani. Nizam sangat membutuhkan bantuanmu. Jendralnya tidak ada satu sekarang. Ia akan menjadi pincang " kata Jonathan yang memang cukup cerdas untuk segera dapat memahami situasi.     

"Bagaimana dengan Amar ? Apa kau yakin Imran yang memberontak dan bukannya Amar?" kata Pangeran Abbash. Ia masih ingat bagaiman Amar menghajarnya ketika Ia melukai Pangeran Thalal. Amar juga memilki ilmu yang sangat tinggi tetapi dari ketiganya yang pernah menghajarnya Pangeran Abbash merasa kalau Arani memiliki ilmu bela diri yang paling tinggi dari ketiganya.     

"Amar memang sangat tinggi ilmu bela dirinya dan lebih mahir dalam hal mata – mata dibandingkan Imran tetap Imranlah yang memegang kendali terhadap semua penjaga Nizam dan sebagian prajurit angkatan darat di Kerajaan Azura.     

Para penjaga lebih mematuhi Imran daripada mematuhi Amar dan Aku. Apalagi Aku karena Aku adalah perempuan maka Aku hanya memegang terhadap pasukan prajurit wanita yang jumlah sangat sedikit" Kata Arani tahu diri.     

Lagipula memang sepanjang sejarah di kerajaan Azura tidak ada komandan wanita yang membawahi pasukan pria demikian juga sebaliknya tidak ada komandan pria yang membawahi pasukan wanita kecuali panglima Kerajaan. Bahkan menteri pertahanan saja semuanya adalah jendral laki - laki     

"Ooh..memangnya ada prajurit wanita juga?" Kata Jonathan keheranan mendengar Arani menyebutkan ada prajurit wanita. Ia pikir di kerajaan Azura tidak ada prajurit wanita tetapi semua laki – laki bukankah Kerajaan Azura cukup ketat menjaga para wanita mereka.     

"Ya dan salah satunya ada di depanmu" Kata Arani sambil sedikit cemberut mendengar pertanyaan Jonathan yang bodoh. Jonathan tertawa dan Ia memang merasa bodoh tentu saja ada prajurit wanita bukankah Arani adalah seorang jendral.     

Di kerajaan Azura memang ada beberapa pleton pajurit wanita yang memang jumlahnya tidak banyak mungkin hanya sepersepuluh dari jumlah prajurit pria. Mereka biasanya bertugas menjadi asisten atau pengawal pribadi para pangeran dan putri. Mereka menggeser tugas para kasim yang lambat laun mulai ditiadakan karena memang sangat tidak sesuai dengan aturan Islam. Bagaimana bisa mereka memperkerjakan para pria yang bertingkah seperti wanita ( banci ) lalu memotong alat vitalnya walaupun mereka tidak keberatan karena memang tidak berfungsi untuk mereka.     

Bahkan Nizam akan meniadakan semua kasim di kerajaan Azura ketika Ia menjadi raja. Selama ini kasim adalah pria yang boleh keluar masuk ke dalam harem dan menjaga para putri, selir dan istri – istri Raja tanpa takut mereka akan melakukan perbuatan tidak senonoh karena mereka memang sudah dikebiri.     

Dan Arani memegang kedudukan tertinggi sebagai prajurit wanita sedangkan Amar hanya membawahi sebagian kecil mata – mata yang bertugas di luar negeri dan bukannya di dalam kerajaan Aliansi. Itulah sebabnya mereka tidak bisa mengetahui pergerakan para penjaga di Azura. Imran sangat memungkinkan mengendalikan mereka.     

"Aku mengira akan banyak korban yang berjatuhan di atas pesawat. Entah korban dari pihak mana ? Aku sangat ketakutan memikirkan itu. Para penjaga itu sangat terlatih terutama Imran. Kemampuan Imran hampir setara denganku walaupun masih dibawah Pangeran Nizam tetapi dari segi jumlah mereka kalah.     

Hampir semua penjaga pulang ke Azura dan hanya menyisakan sepuluh orang disini. Sedangkan yang bukan penjaga berarti adalah para pelayan yang semuanya adalah wanita. Berarti hanya ada Pangeran Nizam, Pangeran Thalal, Amar, Ali dan Fuad yang bukan penjaga serta para pelayan.     

Kalau seandainya tidak di atas kapal mungkin Pangeran Nizam dan yang lain bisa mengatasi dengan mudah. Tetapi jika Imran melakukan penyanderaan seperti yang biasanya pengkhianat lakukan untuk menekan musuhnya maka Pangeran Nizam pasti akan sangat kesulitan menangani pengkhianatan ini.     

Aku takut dengan korban yang muncul, sejarah mengatakan tidak ada pengkhiantan yang tidak membawa korban. Selalu ada korban ketika suatu pengkhianatan terjadi. Aku jadi sangat ketakutan. Andaikan Aku bisa terbang dan melihat apa yang terjadi di pesawat " Kata Arani sambil termenung tetapi kemudian Ia memandang ke arah Pangeran Abbash sambil menatap dnegan tatapan penuh harap.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.