CINTA SEORANG PANGERAN

Jasa Yang Mulia Sungguh Besar



Jasa Yang Mulia Sungguh Besar

0Pangeran Abbash memberikan isyarat kepada Arani agar tidak mendekat dulu. Pangeran Abbash memutar tubuh Jonathan. Ia melihat darah mengalir dari luka bekas peluru di dada Jonathan. Tangan Pangeran Abbash bergerak kembali. Ia menutup aliran darah yang mengalir dari dada Jonathan.     

"Cari kotak P3K cepat !! " Kata Pangeran Abbash kepada Arani.     

"I..iya Yang Mulia.. segera" Kata Arani sambil bangkit lalu bergerak menuju kotak P3K yang terdapat hampir di setiap ruangan. Arani menarik jebol salah satu kotak yang menempel di dinding lalu membawanya ke depan Pangeran Abbash.     

Pangeran Abbash dengan terampil mengambil perban dan beberapa obat luar. Arani hanya terpaku ketakutan melihat Pangeran Abbash mengurus luka Jonathan. Setelah selesai baru Pangeran Abbash bangkit sambil kemudian membopong tubuh Jonathan untuk ditidurkan di sofa yang ada diruangan itu.     

Jonathan meringis saat mengucapkan terima kasih, " Terima kasih Yang Mulia " Kata Jonathan sambil menahan sakit. Arani duduk disamping Jonathan sambil terus menangis. Pangeran Abbash duduk di depan mereka sambil melihat Arani menangis.     

Singa betina Azura itu ternyata bisa menangis padahal dia begitu garang, ganas dan galak. Pangeran Abbash hampir mati saat di hajar oleh Arani di arena latihan waktu itu. Arani menghajarnya tanpa belas kasihan kalau saja Nizam tidak menghentikan mungkin Ia sudah tinggal nama. Tapi kini kegarangan Arani lenyap melihat nyawa suaminya terancam. Arani memegang tangan Jonathan dan menciumnya sambil terus mencucurkan air mata.     

Jonathan hampir saja mengira kalau istrinya adalah wanita yang tidak memiliki perasaan. Dingin, kejam dan tidak mengenal rasa takut. Tapi sekarang dia melihat Arani begitu ketakutan. Tangan Jonathan memegang puncak kepala Arani.     

"Sudah jangan menangis lagi. Aku tidak apa – apa. Pangeran Abbash sudah menyelamatkan Aku dari maut. Tuhan masih memberikan Aku kesempatan kedua untuk tetap hidup di sampingmu" Kata Jonathan. Arani masih belum menjawab Ia masih terisak – isak.     

"Sudah jangan menangis lagi. Nanti galaknya jadi hilang lho, kalau menangis terus " Kata Jonathan sambil tersenyum. Tentu saja itu membuat Arani jadi berhenti menangisnya. Ia kemudia mengangkat wajahnya dan melotot kepada Jonathan.     

"Beraninya Kamu menjadi tameng tubuhku. Beraninya kamu mengorbankan nyawamu sendiri untukku. Jangan kau lakukan itu lagi karena Aku akan ikut mati kalau kau mati. Jangan berani – berani lagi membuatku ketakutan.     

Kau membuatku hampir mati ketakutan. Bagaimana bisa kau menghalangi peluru itu dengan tubuhmu. Hua...hu..hu.." Arani kembali menangis dengan suara keras setelah puas mengomeli suaminya.     

"Dulu Aku pikir kau wanita yang berhati batu dan tidak pernah memiliki air mata tetapi rupanya kau punya air mata juga. Pasti ini pertama kalinya kau menangis " Kata Pangeran Abbash sambil nyengir. Ia merasa sangat beruntung mendapatkan momen langka. Melihat singa Azura menangis.     

"Tentu saja ini bukan pertama kalinya Arani menangis" Kata Jonathan sambil tersenyum nakal.     

"Oh..ya.. memangnya kapan lagi dia menangis ?" Kata Pangeran Abbash sambil penasaran. Rupanya ini bukan tangisan Arani yang pertama kali.     

"Jangan coba – coba kau mengatakan segalam macam omong kosong ! " Kata Arani dengan muka memerah karena marah. Jonathan malah terkehkeh melihat istrinya yang sudah seperti petasan dinyalakan ujungnya dan siap meledak. Tetapi itu malah membuat Pangeran Abbash semakin penasaran.     

"Apa yang sedang kalian tutupi dariku ? Ayolah katakan. Aku sangat senang melihat Arani memiliki sisi manusiawi. Aku pikir Ia patung dari es yang diberi nyawa oleh Tuhan" kata Pangeran Abbash sambil tertawa.     

"Yang Mulia sebaiknya diam. Dan tutup mulut" kata Arani semakin kesal. Tetapi walaupun kesal Ia merasa tidak kehilangan harga diri di hadapan Pangeran Abbash dan suaminya. Arani malah berdiri dan meninggalkan mereka.     

"Kalian terus saja tertawa, aku akan membereskan dulu kekacauan di rumah Yang Mulia Pangeran Nizam" Kata Arani sambil pergi. Lamat – lamat Ia masih mendengar Pangeran Abbash yang penasaran kapan pertama kalinya Arani menangis. Tetapi Jonathan malah menggelengkan kepalanya.     

Ia tidak mungkin bercerita kepada Pangeran Abbash kalau Arani menangis ketika Ia mengambil kesuciannya. Arani menangis dan meronta – ronta menahan sakit walaupun sesaat karena selanjutnya Ia yang kemudian menjadi bulan – bulanan istirnya sampai sekarang.     

Tetapi kemudian Pangeran Abbash yang cerdas langsung memahami kapan Arani menangis untuk pertama kalinya. Dan ia juga tidak berani bertanya lebih jauh karena itu memang tentang kehormatan seorang istri di hadapan suaminya.     

"Aku tidak mengira kalau para penjaga Pangeran Nizam akan berkhianat. Tetapi Aku lega Pangeran Nizam berhasil memenangkan pengkhianatan itu" Kata Pangeran Abbash kepada Jonathan. Jonathan menggelengkan kepalanya.     

"Aku sangat kagum kepada Kalian. Kalian sungguh bisa menebak apa yang terjadi tanpa mengetahui dengan pasti. Tanpa mendengar berita langsung bagaimana kalian bisa tahu kalau Nizam bisa selamat ' kata Jonathan dia masih memanggil Nizam dengan panggilan Nizam karena memang Ia tidak terbiasa memanggil Nizam. Bukankah mereka memang berteman sewaktu kuliah.     

"Kami para pangeran sudah berlatih menghadapi situasi tersulit seperti ini. Dan kami juga mempelajari ilmu ketentaraan, melakukan analisa dan mempertajam intuisi melalui latihan yang berkesinambungan.     

Para Pengawal di kediaman Pangeran Nizam tidak mungkin tiba – tiba melakukan penyerangan kepada Arani kalau mereka tidak menyadari jika yang dipesawat gagal melaksanakan tugasnya. Mereka akan menghilang segera dari kediaman ini setelah mereka mendengar berita pembajakan pesawat. "     

"Tetapi darimana mereka tahu. Kapan rencana mereka gagal ? Bukankah tidak ada berita yang sampai kepada mereka?" Kata Jonathan tetap tidak mengerti dengan situasi ini     

" Mereka pasti sudah memiliki perhitungan waktu kapan mereka merasa bahwa rencana mereka gagal. Seperti yang diketahui kalau penerbangan dari Amerika ke Azura sekitar empat belas jam dan seharusnya dalam selang waktu itu sudah terdengar berita pembajakan pesawat tetapi ini adalah sudah menjelang empat belas jam dari keberangkatan pesawat dan tidak ada berita apapun jadi akhirnya mereka merencanakan untuk menyerang" Kata Pangeran Abbash.     

"Ini yang menurutku masih tidak mengerti. Mengapa mereka tetap menyerang Arani dan bukannya melarikan diri? " Kata Jonathan sambil tetap penasaran dengan peristiwa ini.     

"Pertama ini tentang prinsip kami, lebih baik mati daripada hidup sebagai tawanan. Dan mereka juga tidak bisa melarikan diri dari kami setelah berkhianat karena Kami akan menyandera seluruh keluarganya sampai mereka menyerahkan diri.     

Para penjaga itu tidak ingin mengorbankan seluruh keluarganya karena pengkhianatan mereka jadi mereka lebih memilih untuk bertempur. Tetapi sayangnya ketika sebagian dari mereka mendengar Arani meraung karena Kau tertembak membuat mereka ketakutan dan mereka segera melarikan diri" Kata Pangeran Abbash sambil tersenyum.     

"Lalu sekarang mereka pada pergi kemana ?" Kata Jonathan terkejut. Mengapa jadi ada penjaga yang melarikan diri.     

"Mereka pada pergi ke alam baka karena sudah Aku habisi semuanya " Kata Pangeran Abbash.     

"Kali ini Jasa Yang Mulia kepada kami sungguh besar" Kata Arani sambil membawa dua botol minuman yang ada dikulkas untuk Jonathan dan Pangeran Abbash.     

***     

Terima kasih atas PS dan coinnya.. happy reading semuanya     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.