CINTA SEORANG PANGERAN

Geramnya Pangeran Abbash



Geramnya Pangeran Abbash

0Pangeran Abbash menjadi sedikit geram karena kesenangannya terganggu. Tetapi sebenarnya Ia bisa saja melanjutkan kegiatannya tanpa terganggu oleh situasi di luar tetapi Lila pasti merasa terganggu. Bertahun - tahun banyak bergaul dengan para wanita. Pangeran Abbash tahu persis bagaimana situasi dan kondisi bercinta sangat mempengaruhi mood wanita.     

Kebanyakan wanita menyukai suasana bercinta yang tenang, hening, romantis dalam kondisi badan dan tempat yang bersih dan wangi. Hal ini berbeda dengan laki - laki yang biasanya dapat on dimanapun dan kapanpun bahkan sebagian laki - laki dapat on dengan wanita manapun termasuk yang bukan muhrimnya.      

Biasanya Pangeran Abbash tidak perduli dengan perasaan wanita, Ia tidak pernah perduli apakah wanita itu merasa puas atau tidak, nyaman atau tidak yang penting dia suka dan menikmati maka Pangeran Abbash akan melakukannya. Tetapi kali ini dia tidak bisa seperti itu terhadap Lila. Ia berada di posisi yang kalah. Ia belajar dari literatur kalau wanita Indonesia termasuk para wanita yang memiliki harga diri tinggi.      

Jiwa ketimuran mereka sebagai wanita yang memiliki tata krama dan cenderung untuk memperlihatkan harga diri yang tinggi kepada para pria membuat Pangeran Abbash tidak berani untuk bertindak sewenang - wenang. Ia tidak ingin menyakiti Lila dalam segi apapun yang membuat Lila dapat pergi meninggalkannya walaupun Lila mencintainya.     

Pangeran Abbash lalu melepasakan pelukanannya dan Ia bangkit dari atas tubuh istrinya. Kemudian Pangeran Abbash menyambar pakaiannya yang sudah tergeletak pasrah disamping tubuh istrinya. Dengan bersungut - sungut Ia mengenakan pakaiannya. Wajah tampan itu tampak berkerut - kerut karena geram dan kesal tetapi walaupun berkerut - kerut malah membuat wajah Pangeran Abbash malah menjadi semakin tampan dan menarik.     

Lila hanya tersenyum sambil tetap berbaring di tempat tidur. Pangeran Abbash semakin geram saat melirik dada Lila yang masih terbuka mengintip di balik selimut. Jakun Pangeran Abbash yang menjadi penanda kalau Ia adalah seorang laki - laki dan bukannya wanita tampak turun naik. Ia lalu pergi tetapi baru beberapa langkah Ia tiba - tiba berbalik lagi.     

Lila menjadi terkejut tetapi Ia langsung terpekik ketika tiba - tiba pangeran Abbash membungkukkan badannya lalu membenamkan giginya yang putih bersih itu di atas dada Lila dan menghisapnya sekuat tenaga. Lila sampai memekik karena kesakitan. Ia sampai tidak sadar memukul kepala Pangeran Abbash yang begitu mulia.     

Pangeran Abbash tidak perduli dengan perlakuan Lila, Ia malah semakin mengetatkan hisapannya padahal suara ketukan pintu semakin kencang. Tubuh Lila mengejang sambil berusaha menjauhkan muka Pangeran Abbash dari dadanya. Mulut Lila merintih kesakitan tetapi sekaligus menikmati hisapan suaminya dan ketika nafas Lila semakin memburu Pangeran Abbash malah melepaskan hisapannya.     

Lila jadi menatap wajah suaminya dengan muka kepengen. Pangeran Abbash mengusap bibirnya yang merah basah itu dengan jempolnya. Ia melihat dada Lila yang putih itu sudah tercetak warna merah yang sangat jelas.     

"Sekarang kita sama - sama impas, Aku dan Kau sedang dalam keadaan kepengen. Selamat tersiksa " kata Pangeran Abbash sambil membalikkan badannya dan pergi meninggalkan Lila dengan wajah yang sulit dibayangkan rupanya. Antara masygul, kesal, kepengen, tidak berdaya dan ingin tertawa juga melihat tingkah laku Pangeran Abbash yang terlihat konyol tapi memang sangat kena sekali. Dia ingin Lila seperti dirinya merasakan sama - sama nanggung.     

Pangeran Abbash melangkah menjauhi tempat tidur dan mendekati pintu. Ia kemudian keluar dari kamar dan begitu pintu di bukan Pangeran Abbash melihat dua orang pengawal bulenya sedang berdiri dengan wajah serius.     

Pangeran Abbash menutup pintu kamarnya sebelum Ia bersauar dengan suara keras.     

"Pastikan berita yang kau sampaikan adalah berita penting atau kau hanya akan tinggal nama sekarang juga" kata pangeran Abbash sambil menatap mereka dengan tajam.     

Pengawal itu tampak menganggukan kepalanya, "Yang Mulia di luar ada mata - mata kita yang menyusup di kediaman Pangeran Barry di pulau terpencil itu dan dia ada berita yang sangat penting. "     

"Oh ya ? Dimana Dia?" pangeran Abbash baru merasa bahwa memang akan ada berita penting. Tidak mungkin mata - matanya yang Ia simpan di kediaman Pangeran Barry sampai mempertaruhkan nyawanya sendiri untuk datang ke Amerika kalau tidak penting. dan berita itu tidak mungkin juga disampaikan melalui telepon karena telepon mereka akan disadap oleh Pangeran Barry.     

"Dia ada di ruangan depan Yang Mulia. Hamba tidak berani membawanya ke sini karena Hamba tidak mau gegabah" Kata pengawal itu dengan serius.     

Pangeran Abbash menepuk bahu pengawal itu sebagai tanda kalau Ia setujud dan suka dengan tindakan pengawalnya yang berhati - hati tersebut. Pangeran Abbash lalu pergi menuju ruangan depan dan Ia melihat salah satu mata - mata yang Ia simpan di kediaman Pangeran Barry kakaknya.     

Begitu melihat Pangeran Abbash, orang itu langsung menjatuhkan tubuhnya dan berlutut,     

"Maaf kan Hamba, yang Mulia. hamba sungguh merasa begitu tidak berharga. Hamba bersalah karena hamba baru bisa melaporkan sekarang. Kakak Yang Mulia begitu ketat menjaga setiap rahasianya. Hamba hampir saja ketahuan kalau saja hamba dengan cerdik berdusta.     

Hamba datang ke pulau itu sebagai petugas yang menyuplai logisitik dari ibukota Zamron ke pulau itu. Hamba tidak sengaja mendengar kalau akan ada pembajakan pesawat Yang Mulia Pangeran Nizam saat kepulangannya ke kerajaan Azura "     

"APAA? " Pangeran Abbash langsung melotot dengan wajah pucat pasi.     

Mata - mata itu terlambat datang 12 jam setelah keberangkatan pesawat itu dari Bandara di Amerika. Jadi pembajakan itu berarti sudah sangat lama. Dan dalam waktu selama itu banyak kemungkinan yang pastinya sudah terjadi. Kemungkinan Pembajakan itu gagal atau berhasil. Pesawat itu bisa saja sudah mendarat mendadak atau malah meledak di angkasa.     

Pangeran Abbash segera melirik ke arah pengawalnya. Ia berkata dengan suara gemetar. "Periksa semua chanel berita online dan offline. Cari tahu apakah ada kecelakaan pesawat hari ini" Kata Pangeran Abbash sambil kemudian berlari ke arah ruangan yang ada TV-nya.     

Suara Pangeran Abbash tampak bergetar ketika dia berteriak untuk menyalakan TV yang memang bisa menyala dengan sensor suara.     

Lalu ketika TV itu sudah menyala, Pangeran Abbash lalu menyambar remote TV-nya dan mulai mencari berita tentang kecelakaan pesawat terbang. Semua tampak terlihat tegang dan panik hingga kemudian mereka tidak menemukannya. Pangeran Abbash sesaat menarik nafas lega.     

Minimal Ia tahu kalau pesawat itu masih mengudara karena kalau sampai ada kecelakaan pesawat pasti sekarang semua chanel TV akan menyiarkan berita kecelakaan itu. Bahkan pencarian melalui internet juga tidak ada.      

"Pesawat itu masih mengudara, Pangeran Nizam dan keluarganya masih selamat " Kata Pangeran Abbash sambil mengusap keringatnya     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.