CINTA SEORANG PANGERAN

Ratapan Amar



Ratapan Amar

0"Alena kau menyadarkan aku kalau Arani tidak mungkin berkhianat " Kata Cynthia dengan berbahagia. Ia sampai memeluk Alena dangan erat dan menepuk punggungnya dengan bangga.     

"Kau benar – benar akan menjadi Ratu Azura yang hebat. Semakin hari kemampuanmu semakin bertambah bahkan kau berhasil memikirkan masalah yang tidak bisa dipikirkan oleh orang pintar sekalipun " Kata Cynthia dengan mata berbinar – binar dan itu malah membuat Pangeran Thalal suaminya menjadi tidak mengerti dan Ia juga menjadi tidak sabar.     

"Apa ? Ada apa ? tolong katakan kepadaku dengan sebenarnya ? Sungguh Aku tidak mengerti ?" kata Pangeran Thalal dengan penasaran.     

"Arani adalah orang yang sangat keras hati dan Ia tidak akan pernah mau menikahi siapapun kalau memang dia tidak mencintainya. Kalau Ia begitu mencintai Jonathan mengapa dia mencintai Nizam ?" Kata Cynthia. Ia sampai sangat ingin melonjak – lonjak karena sangat bahagia.     

Tetapi Alena malah berkata lagi, "Cuma masalahnya bagaimana kalau Arani adalah orang yang bisa mencintai dua lelaki sekaligus. Dia mencintai Nizam dan juga mencintai Jonathan. Dia ingin memiliki keduanya. Dia ingin punya suami dua" Kata Alena.     

"Mana ada wanita yang memiliki suami lebih dari satu " Kata Pangeran Thalal kepada Alena.     

Cynthia yang bahagia menjadi kembali murung. Ibarat lampu yang baru saja dinyalakan malah putus nyalanya. Ia menjadi seperti matahari yang baru bersinar tetapi kemudian awan pekat menutupinya tiba – tiba.     

"Tapi itu memang ada Yang Mulia. Di Tibet sana masih ada praktik poliandri. Di Himalaya India juga masih ada. Ada sebagaian dari mereka yang para wanitanya memiliki istri lebih dari satu bahkan ada yang sampai lima orang. Mereka biasanya menikahi kakak beradik. Dan walaupun itu sudah semakin punah karena kemajuan zaman tetapi sesungguhnya itu masih ada " Kata Cynthia. Mereka menjadi sedih kembali.     

Mereka bertiga sangat galau bahkan saking galaunya pikiran – pikiran aneh dan konyol berkecamuk, berputar – putar dalam benak masing – masing. Sesungguhnya ada banyak pemikiran mereka yang tidak masuk di akal tetapi karena mereka sedang kalut maka pemikiran itu menjadi terlintas juga dalam benak mereka.     

"Tetapi Cynthia.. apa mungkin Arani akan menikahi Nizam dan Jonathan sekaligus ? " Kata Alena lagi. Perkataan Alena kembali membangkitkan semangat di hati Cynthia. Pikiran aneh dan konyolnya segera hilang dalam benaknya.     

"Sudah.. sudah.. Aku yang terlalu bodoh. Ini di Azura dan Arani adalah seorang wanita yang menganut salah satu agama samawi. Di dalam penganut agama samawi, wanita terlarang untuk memiliki suami lebih dari satu. " Kata Cynthia.     

"Agama Samawi apa ? Perasaan pernah mendengar tetapi lupa lagi " Kata Alena sambil mengingat – ingat pelajaran Agama.     

"Agama Samawi adalah agama yang diturunkan dari Tuhan. Agama yang disampaikan oleh nabi/rosul yang terpilih dan memiliki kitab suci. Agama Samawi adalah agama yang tidak membolehkan praktik poliandri bahkan ada yang menolak poligami juga. Semua tergantung dari ajaran agamanya masing – masing.     

Tetapi tidak usah bingung dan memperdebatkan dengan ajaran agama orang lain karena yang terbaik itu adalah agama yang sedang kita anut. Dan intinya adalah Arani tidak akan mungkin menikahi dua suami. Jelas !!      

Jadi terlepas dari dia mencintai dua pria atau tiga atau empat atau lima, Ia tidak mungkin akan poliandri. Dan Nizam ataupun Jonathan tidak mungkin mau berbagi istri. Ha..ha..ha.. Ya Tuhan.. kejadian hari ini benar – benar telah membuat Aku jadi gila " Cynthia tidak habis pikir bagaimana bisa Ia memiliki pemikiran yang aneh dan konyol     

"Padahal enak juga ya.. kalau poliandri" Kata Alena sambil tiba – tiba membayangkan kalau Ia bersuami lebih dari satu orang. Ia dilayani bagaikan Ratu dengan para suami yang berdiri mengelilinginya. Senyum nakal Alena jadi mengembang membayangkan Ia memiliki lima suami sekaligus. Baru saja khayalan Alena akan semakin jauh tetapi khayalannya langsung hilang lenyap tak berbekas ketika Cynthia menghardiknya.     

"Hapus pikiran kotormu !! Jangan membayangkan kau hidup dikelilingi para suami" Kata Cynthia sambil mendelik dan Alena langsung tertawa. Ia ketahuan sedang membayangkan hal – hal yang aneh oleh sahabatnya sendiri.     

Pangeran Thalal langsung melengos membuang muka. Kakak iparnya tetaplah konyol dalam situasi apapun. Ia jadi nyengir sendiri membayangkan apa yang Alena bayangkan.     

"Jadi menurutku Arani tidak mungkin mengkhianati Nizam dengan alasan cinta. Kalau harta dan kedudukan bagaimana ?" kata Alena tetap penasaran.     

"Harta tidak mungkin. Aku tidak melihat dia memiliki ambisi untuk itu. Kalau tentang kedudukan juga tidak mungkin. Hhh.. sudahlah Alena. Kita jangan pikirkan itu lagi. Nizam pasti tahu Ia harus melakukan apa " Kata Cynthia sambil menghela nafas.     

Semua kemudian terdiam dan tenggelam dalam pikirannya masing – masing. Hidup sungguh sangat rumit. Kesetiaan ternyata bisa hilang hanya karena harta, tahta dan wanita. Atau bagi wanita juga berlaku harta, tahta dan cinta. Bagi wanita, cinta bisa jadi perusak dalam kehidupannya. Berapa banyak wanita yang mengorbankan kehormatan dan kesetiaan hanya demi sebuah cinta.     

Walaupun dalam hatinya Cynthia berkata seperti itu tetapi Ia tetap khawatir tentang Arani. Ia terus berdoa dalam hatinya semoga Arani tidak pernah mengkhianati Nizam.     

Sementara itu Nizam sendiri tidak ingin memikirkan pemikiran itu tetapi pengkhianatan Imran terus menerus berputar di kepalanya. Sehingga Ia kemudian melangkah ke arah ruangan tempat jenazah Zarina di semayankan. Nizam ingin mencari Amar dan Ia bisa menebak kalau Amar pasti sedang menunggu jenazah Zarina.     

Langkah Nizam terlihat tegap walaupun Ia sedang memendam kesedihan yang mendalam. Lamat – lamat Ia mendengar suara tangisan dari dalam ruangan tempat jenazah Zarina dan para pelayan yang tewas akibat pertempuran dengan para penjaga.     

Nizam jadi tidak langsung masuk tetapi Ia malah berdiri di dekat pintu dan melihat Amar meratapi jenazah Zarina. Sebenarnya Nizam ingin melarang Amar menangis dengan meratap tetapi langkahnya terhenti ketika Ia mendengar kata – kata Amar yang begitu menyentuh hatinya. Langkahnya menjadi terhenti dengan mata berkaca – kaca.     

"Zarina mengapa kau terus tertidur, bangunlah. Aku sangat ingin memakan Ladu dan kau tidak pernah lupa untuk membuatkannya setiap hari untukku. Zarina ! Mengapa kau terus berbaring. Apa kau sudah tidak mencintaiku.     

Ya Tuhan.. Zarina.. mengapa kau hanya membisu. Aku ingin mendengar tawamu yang indah itu. Aku masih ingin melihat senyummu. Bahkan pernikahan kita belum berumur tiga bulan, Kau sudah pergi meninggalkanku" Suara Amar begitu memelas. Tangisannya terdengar bagaikan ratapan yang teramat menyedihkan di telinga Nizam.     

"Aku tahu Zarina ini adalah takdir. Dan Aku menerimanya dengan ikhlas tetapi Aku tidak bisa menahan air mata ini. Di dalam hidupku, aku hampir tidak mengenal kesedihan tetapi baru kali ini ternyata hidup itu penuh dengan tangisan dan penderitaan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.