CINTA SEORANG PANGERAN

Telepon Dari Nizam



Telepon Dari Nizam

Nizam berdiri sambil menatap gelapnya malam di tengah kerimbunan pepohonan. Alena sudah lama tertidur bersama Axel di pelukannya. Nizam kemudian mengangkat teleponnya dan mulai menghubungi seseorang setelah orang itu terdengar mengangkat teleponnya Nizam segera memberikan salam.     

"Assalamualaikum, Maya" Nizam menyapa orang yang dia telepon. Maya yang baru saja selesai  membeli peralatan melukis untuk pangeran Hussein segera menjauh segera menjawab.     

"Waalaikumsalam  yang mulia "Maya menjawab salam dari Nizam dengan penuh rasa hormat.  Dia tahu bahwa malam ini Nizam akan meneleponnya karena dari kemarin Nizam  sudah mengatakan akan menelponnya.     

Sebenarnya Maya sudah mengetahui rencana Pangeran Hussein dari mulut Nizam sendiri. Maya masih mengingat bagaimana Nizam memintanya untuk membantu adiknya agar Amrita bersedia untuk dilukis dan sekarang Nizam meneleponnya untuk menanyakan perkembangan sejauh mana Maya berhasil meyakinkan Amerika untuk bersedia dilukis oleh adiknya Pangeran Hussein.     

"Bagaimana  usaha yang telah kau lakukan untuk meyakinkan Amrita agar bersedia dilukis oleh adikku,  Maya? Karena setahuku Amrita sangatlah keras kepala.  Itulah sebabnya Aku meminta bantuanmu untuk meyakinkan dia. Karena aku tidak percaya Pangeran Hussein mampu meyakinkan Amrita untuk bisa menemuinya. Terlebih setelah Amrita mendengar bahwa Pangeran Abbas sudah menikah dengan Lila. Amrita pasti sangat terluka"Kata Nizam sambil tetap duduk tenang menyaksikan gelapnya malam.     

"Hamba sama sekali tidak mengira bahwa strategi yang mulia dengan menyuruh hamba untuk mendobrak pintu kamar Amrita sangat berhasil. Dan hamba juga meyakinkan dia bahwa hamba seakan-akan berada di pihaknya dan itu membuat nona Amrita bersedia dilukis oleh pangeran Hussein "kata Maya sambil terkagum-kagum dengan kepintaran dari calon rajanya itu.     

Ketika Nizam memintanya untuk mendobrak kamar Amrita,  jika Amrita tidak bersedia menerimanya.  Tadinya Maya sangat ragu. Karena dalam pikiran Maya apabila dia mendobrak pintu kamar tersebut maka dia pasti akan ditangkap oleh para pengawal perdana menteri Amir.     

Dan bukannya mustahil bahwa dia akan dijebloskan ke dalam penjara karena dianggap sudah membuat kekacauan di rumah kediaman perdana menteri Amir. Tetapi nyatanya apa yang dibayangkan oleh Amrita tidak terjadi.     

Sesuai dengan yang Nizam jelaskan bahwa dengan mendobrak masuk ke dalam kamar Amrita akan membuat Amrita kaget dan secara mental dia akan tergoncang.  Ketika dia tergoncang itulah maka  dia akan sangat mudah dipengaruhi untuk mengikuti.     

Ini semacam  ilmu hipnotis di mana orang akan dibuat untuk kaget terlebih dahulu sebelum orang itu dimasuki suatu pengaruh pada pikirannya.     

"Memang benar Yang Mulia Nona Amrita begitu kaget ketika pintu kamarnya didobrak apalagi setelah hamba menyebutkan bahwa hamba juga membenci para lelaki busuk, padahal ketika hamba menyebutkan hal itu hamba berkata dengan jujur dan tidak bermaksud untuk mempengaruhinya tetapi syukurlah ternyata Nona Amrita sangat senang dengan kata-kata hamba itu dan akhirnya dia kemudian bersedia untuk dilukis oleh pangeran Husein. "Kata Maya     

"Aku sudah memperkirakan bahwa strategi itu 80% akan berhasil karena Amrita adalah bukan tipe orang yang mudah di yakinkan dengan kata-kata.  Dia harus dibuat shock terlebih dahulu agar bisa menerima orang yang mempengaruhinya.     

Orang-orang seperti Amrita adalah orang-orang yang sangat pintar dan mereka biasanya memiliki cara tersendiri untuk mempengaruhinya. Jadi di kalau dia sudah bersedia untuk dilukis oleh pangeran Hussein bilang pada adikku itu manfaatkanlah kesempatan ini dengan sebaik-baiknya.     

Buatlah seakan-akan adikku itu sudah menyerah untuk bisa mendapatkan Amrita dan dia melukis hanya ingin mendapatkan kenangan manis cintanya kepada Amrita. Dengan demikian Amrita akan merasa terenyuh hatinya.     

Apalagi setelah melihat lukisan adikku yang aku akui bahwa dia sebenarnya sangat berbakat untuk melukis "kata Nizam.     

Untuk hal ini Maya menganggukan kepalanya dia sependapat dengan Nizam karena sebenarnya Maya sendiri tahu bahwa walaupun Pangeran Hussein tidak cerdas di dalam bidang sosial politik ataupun budaya.     

Tetapi Pangeran Hussein memiliki darah seni yang mengalir dari kakeknya dari pihak ibunya Pangeran Hussein memiliki suara yang bagus dan tangan yang terampil di dalam melukis lukisannya sangat natural dan mungkin dia bisa disejajarkan dengan para pelukis profesional.     

Tetapi sayangnya Pangeran Hussein Tidak mau menggunakan bakatnya ini dengan sungguh-sungguh karena dia memang sukanya main-main.  Walaupun demikian Pangeran Hussein masih suka melukis jika dia memiliki objek yang menarik untuk dilukis     

Dan Nizam berharap adiknya ini benar-benar akan melukis Amrita sebaik-baiknya dan Nizam juga berharap Amrita dapat terketuk setelah melihat hasil lukisan dari adiknya itu.     

"Kira-kira apa yang harus hamba lakukan lagi agar Amrita merasa tersentuh melihat lukisan dari pangeran Hussein "     

"Harusnya aku membicarakan hal ini dengan adikku Pangeran Hussein tetapi aku takut dia tidak bisa mencerna perkataanku dengan baik jadi melalui dirimu Aku harap kau bisa meyakinkan dia untuk melakukan hal-hal yang akan membuat Amrita menjadi luluh.     

Sebenarnya adikku itu sangat mudah bergaul dengan wanita dan dia juga pandai merayu membujuk dan berkata manis kepada para wanita akan tetapi kali ini wanita yang akan diajak bicara dan dia cintai bukanlah wanita sembarangan.     

Amrita sangat cantik cerdas dan pintar dia juga lama tinggal di luar negeri.  sehingga gaya hidupnya sebagian besar dipengaruhi oleh luar negeri. alinea baru terlebih lagi dia juga sangat lama bergaul dengan pangeran Abbas dan orang tuanya tidak bisa mencegah dia untuk berdua-duaan dengan pangeran tersebut karena dia tidak suka dilarang oleh siapapun termasuk oleh kedua orang tuanya.     

"Hamba memahami perkataan dari yang mulia jadi Pangeran Hussein jangan sampai merayu Amrita benarkah demikian yang mulia? " Maya menegaskan kembali strategi dari Nizam.     

"Begini Maya jadi adikku itu harus berbicara memuji Amrita tetapi tidak langsung terhadap Amrita, dia harus memuji Amrita melalui lukisan yang dia buat misalkan seperti ini :      

Alangkah sempurnanya lukisan ini karena memang obyeknya yang luar biasa siapa pun yang melukis objek seindah ini pasti akan menghasilkan suatu mahakarya begitulah kira-kira contoh kalimat yang harus diucapkan oleh adikku itu kepada  Amrita dengan demikian Amerika akan merasa senang.     

Itu seperti memuji dirinya tetapi tidak langsung kepada dia sebagai orang cerdas biasanya dia lebih tersentuh daripada dia mendengarkan kata-kata rayuan yang gombal.     

Maya, Aku sengaja berbicara ini kepadamu karena engkau adalah seorang wanita dan aku tahu kau bisa mempengaruhi dari pangeran Hussein.     

Aku tidak bisa berbicara langsung kepadanya karena dia pasti akan menertawakan aku karena dia tahu bahwa aku sendiri bukanlah seorang yang tahu bagaimana menghadapi para wanita.     

Hanya saja kali ini aku benar-benar harus mengeluarkan segenap kemampuan ku" kata Nizam kepada Maya.     

Maya menganggukan kepalanya dan berkata, " Tentu Yang Mulia karena Yang Mulia adalah seorang kakak yang sangat bertanggung jawab.  Pasti Yang Mulia sangat berharap adik Yang Mulia akan mendapatkan kebahagiaan dalam cintanya kepada Amrita."     

"Kau benar Maya, seperti itulah" kata Nizam sambil kemudian dia berkata lagi,     

"Aku akan tutup pembicaraan hari ini dan besok aku ingin mendengar kabar baiknya. Minimal dengan lukisan adikku itu walaupun Amrita masih belum bisa menerima cinta dari adikku Tetapi dia bisa menikah terlebih dahulu dengan adikku" kata Nizam kepada Maya.      

"Hamba akan melakukan yang terbaik, Yang Mulia,  Anda tidak  usah khawatir. Hamba akan melakukan apa saja agar Pangeran Hussein dapat menikah dengan Amrita.      

Maya aku sangat berterima kasih kepadamu dan Aku doakan kau Semoga berhasil assalamu'alaikum" Kata Nizam sambil menutup pembicaraannya.     

Nizam menyeringai terhadap bulan yang bersinar cerah di atas langit. Maya sungguh tidak tahu bahwa selain Nizam berharap Pangeran Hussein dapat menikahi Amrita hanya dengan bermodalkan lukisan saja. Sehingga dia  dapat menyelamatkan kalung Alena.     

Dia sangat menghargai Alena yang sangat baik hati yang mau mengorbankan kalungnya yang sangat mahal itu agar dapat meluluhkan hati Amrita tetapi walau bagaimanapun Nizam bukanlah orang orang yang terlalu baik hati.     

Dia tidak ikhlas Kalau kalung semahal itu akan berakhir di tangan wanita seperti Amrita. secantik apapun dia secerdas apapun dia sepintar apapun dia dia tidak lebih layak daripada Alena untuk memiliki kalung itu.     

Ketika istrinya itu mendapatkan hadiah pada saat perayaan kesuciannya, Alena tidak mendapatkan hadiah semahal itu karena memang dibandingkan dengan semua perhiasan yang dihadiahkan kepada Alena.     

Ketika Alena sudah menjalani prosesi hari kesuciannya Alena hanya mendapatkan hadiah perhiasan yang paling mahal hanya setengah dari harga kalung yang dia berikan kepada Alena.      

Jadi walau bagaimanapun Nizam akan mempertahankan kalung itu untuk tetap ada di sisi istrinya karena hanya istrinya lah yang paling layak untuk mendapatkan atau memiliki kalung semahal itu     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.