CINTA SEORANG PANGERAN

Aku Membenci Putri Alena



Aku Membenci Putri Alena

0Amrita malah memejamkan matanya "Bunuhlah Aku. Karena Aku memang ingin mati. Bukankah kau asisten Pangeran Husen. Beginikah tingkahmu kepadaku ? Kau disuruh oleh pangeran Husen untuk menculikku ? Aku pikir Pangeran Husen orang yang baik ternyata Ia tak ubahnya dengan pria busuk lainnya. Mereka suka menganiaya wanita "      

Mendengar kata – kata Amrita seketika Maya menurunkan kakinya dan ikut duduk di depan Amrita. Dia sangat setuju dengan Amrita tentang hal ini. Semua laki - laki di dunia ini sebagian besar busuk.     

"Kau memang benar. Semua laki – laki adalah busuk dan suka menganiaya wanita dan Aku akan membantumu untuk melampiaskan kekesalanmu " Kata Maya sambil tiba – tiba mengangkat meja kecil dan melemparkannya keluar yang bahkan hampir saja mengenai Perdana Mentri Amir yang baru saja datang setelah diberitahu oleh pengawal Amrita kalau asisten Pangeran Husen mengamuk di kamar Amrita.     

"Nona !! " Perdana Mentri Amir langsung menangkap meja itu dengan gerakan yang indah. Amrita lansung berdiri dan sesaat kemudian Ia bertatapan mata dengan Maya yang baru saja mengatakan hal yang mengagetkannya. Maya mengatakan bahwa Ia sependapat dengan Amrita bahwa semua laki – laki busuk.     

Perdana Menteri segera masuk setelah memyimpan meja itu. Ia baru saja kembali dari istana dan Ia terkejut mendengar bahwa Maya menerobos masuk. Takut terjadi sesuatu dengan anaknya sehingga Ia segera datang untuk melihatnya tetapi Ia malah terkejut melihat Amrita malah malah menatap Maya dengan pandangan aneh dan tidak marah. Perdana Menteri Amir semakin terkejut mendengar kata – kata anaknya     

"Ayahanda.. Aku mohon keluarlah ! Tidak ada apa – apa diantara kami. Kami hanya bercanda. Ini Maya asisten pangeran Husen. Kami akan berbincang – bincang sebentar " Kata Amrita sambil memegang bahu Maya.     

Mata Maya membesar seakan tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Amrita. Ia pikir Amrita akan mengadukannya kepada Ayahnya. Tetapi Amrita malah membelanya. Perdana Mentri Amir sebenarnya tidak percaya kalau tidak terjadi apa – apa. Tetapi Ia tampak sangat senang melihat Amrita tampak bersedia menerima Maya terlepas dari kejadiannya seperti apa.     

"Baiklah Nak, Ayah hanya terkejut mendengar laporan pengawal saja " Kata Perdana menteri Amir sambil berusaha memahami situasi yang terjadi antara anaknya dan asisten dari Pangeran Husen tetapi apapun yang terjadi semoga ini akan membawa kebaikan kepada anaknya.     

"Hanya sedikit insiden Ayah, Sekarang Ayah boleh kembali lagi " Kata Amrita sambil mengangguk hormat kepada ayahnya. Ayahnya balas mengangguk dengan hati berbunga – bunga. Sejak Amrita di tahan di kamarnya Ia tidak pernah ingin bertemu siapapun kecuali dipaksa. Tetapi sekarang Asisten Pangeran Husen malah bisa menerobos masuk kedalam kamarnya.     

Walau bagaimanapun Ia sangat berterima kasih kepada Maya. Sehingga Perdana Menteri Amir menganggukkan kepalanya kepada Maya untuk memberikan hormatnya dan Maya membalasnya dengan membungkukkan badannya lebih rendah dari Perdana Menteri Amir. Ia kemudian menatap punggung orang kedua di Kerajaan Zamron itu pergi meninggallkan mereka.     

"Duduklah !! " Kata Amrita sambil menyuruh para pelayan untuk menyiapkan makanan ringan untuk Maya sebagai bentuk kesopanan. Maya duduk sambil mengucapkan terima kasih.     

'Nah katakan apa maksud tujuanmu " Kata Amrita kepada Maya, matanya berkilat - kilat kepada Maya. kalau bukan karena Maya membenarkan perkataannya Ia pasti sudah menendang Maya dan akan berkelahi sampai mati untuk mengusirnya.     

"Aku ingin Kau bersedia dilukis oleh Pangeran Husen " Kata Maya tanpa berbasa – basi. Amrita ini sangat pintar jadi percuma jika Maya berkata berbelit – belit kepada Amrita. Ia harus bisa meyakinkan Amrita agar bersedia di lukis oleh Pangerannya itu.     

"Begitu ? Dan Apa yang akan kau lakukan jika Aku menolaknya ?" Kata Amrita dengan angkuh. Berani benar asisten itu meminta sesuatu yang menyebalkan seperti itu.     

"Tidak ada. Aku hanya kasihan dengan pangeranku itu. Dia mencintai wanita yang tidak layak Ia cintai" Kata Maya dengan pedas dan mata Amrita kembali terbelalak, mukanya kembali memerah karena marah. Berani benar asisten itu mengatakan sesuatu yang sangat tidak sopan itu     

"Kau jangan berpikir mentang – mentang Aku menyuruhmu bicara kau bisa berkata seenaknya. Kau kira Aku tidak bisa membunuhmu" Kata Amrita dengan gusar.     

"Mengapa Kau begitu marah ? Apakah Aku salah ? Apakah kau layak untuknya jika Kau menolaknya. Pangeranku itu sangat tampan dan kaya. Dia bisa mendapatkan wanita sepertimu sepuluh orang sekaligus tetapi Kau belum tentu mendapatkan kesempatan lagi mendapatkan pria sebaik pangeranku itu" Kata Maya     

"Kau jangan membadut di depanku. Aku tidak butuh dengan segala macam omong kosong yang memuakan. Kalau pangeranmu itu bisa mendapatkan sepuluh wanita seperti diriku mengapa kau tidak membawakannya saja. Mengapa kau malah membantunya mendapatkan diriku untuk pangeranmu itu. Padahal sudah jelas kalau Aku tidak mencintai pangeranmu itu"     

"Itulah anehnya cinta. Cinta itu begitu buta. Sama seperti halnya kau mencintai pangeran Abbash, Pangeranku itu mencintaimu " kata Maya sambil menggelengkan kepalanya tanda kesal.     

Wajah Amrita langsung gugup mendengar Maya mengatakan Pangeran Abbash.     

"Apakah kau bertemu dengan Pangeran Abbash ? Katakanlah kepadaku apa yang terjadi padanya ? Apakah dia sehat ? " Kata Amrita sambil menutup wajahnya dan mulai menangis lagi. Maya menghembuskan nafas dengan kesal.     

"Kau menangisi pria lagi. Bukankah kau tadi mengatakan kalau semua pria busuk. Mengapa Kau malah menangisinya. Ayolah Amrita."     

"Aku mencintai pria busuk itu " Kata Amrita     

'Tapi dia tidak mencintaimu. Ia malah menikah dengan gadis lain. Ia menikahi Lila "     

"APA ?? TIDAAK!" Amrita malah terlihat menjadi sangat histeris ketika tangan Maya bergerak cepat Ia menotok Titik akupuntur di bawah leher Amrita dan Amrita langsung terbungkam. Sial Ia tidak tahu cara membebaskan totokan yang membuat lawannya tidak dapat berbicara.     

"Dia tidak mencintaimu Amrita, pria busuk itu malah menikahi orang lain. Hentikan semua kebodohanmu. Kalau kau ingin mati, matilah. Tapi ingat dalam agama kita bunuh diri adalah dosa besar dan kau akan langsung masuk neraka " Kata Maya dengan santai. Ia kemudian melepaskan totokannya dan membuat Amrita langsung berteriak.     

"Aku tidak terima dia menikahi orang lain dan bukannya menikahi Alena" kata Amrita sambil dengan muka memerah karena amarah.     

"Laah.. memangnya siapa kamu ? Bukankah Kau bukan siapa – siapanya jadi mengapa Kau tidak rela dia menikahi wanita lain. Lagipula Putri Alena adalah calon Ratu kami. Mana mungkin dia menikah dengan pangeran kalian" Kata Maya jadi naik darah mendengar kata – kata Amrita. Bagaimana bisa dia berkata seperti itu. Pangeran Abbash menikahi Alena ? Tentu saja Ia tidak rela.     

"Aku membenci Putri Alena. Gara – gara dia Aku jadi disisihkan oleh Pangeran Abbash " Mata Amrita berkilat – kilat karena marah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.