CINTA SEORANG PANGERAN

Aku Mencintaimu



Aku Mencintaimu

0"Mengapa Kau malah ketakutan seperti itu ? Mari sini.. mendekatlah. Ayo berkenalan dulu dengan barang baru" Kata Pangeran Abbash sungguh menyebalkan. Ia sungguh tidak melihat kalau pengantin wanitanya sudah pucat pasi. Lila mendadak gugup. Ia lalu menarik bantal untuk menutupi tubuhnya. Kemudia Lila menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.     

Barang baru sih barang baru tapi kalau barangnya seperti ini siapa yang tidak takut. Pangeran Abbash itu sungguh gila. Ia benar - benar tidak tahu malu. Mulutnya juga tidak terkontrol. Ini benar - benar seperti bumi dan langit kalau dibandingkan dengan Edward.     

Edward tidak pernah berkata vulgar seperti itu. Ia juga tidak pernah memaksa kepada Lila. Edward begitu manis kalau ada maunya dan Ia selalu menggunakan kata - kata yang puitis dan indah. Edward penuh basa basi. Hati Edward begitu halus dan rapuh. Sedangkan pria di depannya ini yang halus hanya penampilannya saja tetapi kelakuannya kaya beruang madu ah.. bukan beruang madu. Ia seperti srigala yang kelaparan.     

"Aduuh.. kepalaku pusing sekali. Badanku meriang.. Kayanya Aku terlalu lelah seharian menjalani ritual pernikahan kerajaanmu " Kata Lila sambil berusaha menghindari pemandangan yang begitu mengerikan di depan matanya. Mengapa ada benda berukuran seperti itu di dunia ini. Ia jadi teringat tayangan film yang dulu suka ditonton teman – temannya. Ia berpikir kalau itu trik kamera agar menarik para penonton. Mana Lila tahu kalau ada di alam nyata. Dan kini ada didepan matanya.     

Mendengar Lila berkeluh kesah, Pangeran Abbash malah tersenyum sambil mengangkat alisnya.     

'Sial.. senyum itu begitu memabukkan. Aku bisa – bisa mabuk beneran' Lila berkata dalam hatinya sambil terus beringsut menjauhi sumber malapateka.     

"Jadi mengapa kalau kau letih ? Jangan harap kau bisa lepas dariku" kata Pangeran Abbash sambil menarik tangan Lila hingga Lila terjerembab ke perut Pangeran Abbash. Muka Lila menabrak perut datar dan putih itu. Dan bau tubuh pangeran Abbash yang begitu harum langsung menguar menabrak seluruh urat syarafnya.     

"Ba..bagaimana kalau bercintanya diteruskan nanti lagi. Aku merasa tidak enak badan" Lila mencoba mengelak dari tanggung jawabnya untuk melayani Pangeran Abbash. Tetapi Pangeran Abbash malah menyentuhkan tangan Lila ke tubuhnya. Lila terpekik merasakan benda keras itu di tangannya. Bahkan satu tangan saja tidak cukup untuk memegangnya. Lila tiba – tiba ingin menangis meraung – raung.     

"Mengapa kau bersikap tidak adil kepadaku. Jangan katakan kalau kau tidak pernah memegang punya Edward. Lalu mengapa Kau sekarang tidak mau memegang milikku ? " Pangeran Abbash mencibirkan bibirnya yang merah. Lila tengadah seraya menelan ludahnya. Perutnya jadi terasa ngilu melihat betapa indahnya bibir itu.     

Lila ingin berteriak kalau milik Edward tidak mengerikan seperti itu. Lila berusaha menarik tangannya tetapi Pangeran Abbash malah memegang pipi Lila dan menekannya kedua pipi itu dengan kuat sehingga mulut Lila menjadi terbuka. Lila melotot ketika Pangeran Abbash mengambil benda itu dari tangan Lila dan memasukannya ke dalam mulut Lila dengan paksa.     

Mata Lila melotot lebar, Ia mau mengelak tetapi kepalanya ditahan dari belakang oleh tangan Pangeran Abbash hingga akhirnya walaupun sangat ketakutan Lila tidak berdaya menerima benda itu dalam mulutnya. Lila terdiam kaku dengan mulut menggembung.     

"Ayo bergeraklah !! " Pangeran Abbash mengerang merasakan lembutnya mulut istrinya. Lila menggelengkan kepalanya. " Kalau kau tidak bergerak maka Aku yang akan menggerakkannya. Dan itu akan membuatmu semakin tidak nyaman " Pangeran Abbash mengancam. Dan Lila tahu kalau itu benar. Lebih baik Ia bergerak sendiri dari pada dipaksa sehingga kemudian Ia menggerakkan mulutnya dan berusaha sekuat tenaga melakukan gerakan untuk menyenangkan hati suaminya.     

Pangeran Abbash langsung mengerang hebat. "Kau wanita yang pintar.. Aku tidak sia – sia menjadikanmu istriku. Mmmm... " Mulut Pangeran Abbash mendesah. Gerakan yang diberikan Lila seakan menerbangkannya ke langit ke tujuh. Mata Pangeran Abbash terpejam rapat. Walaupun hanya ujungnya saja yang dapat masuk tetapi itu sudah cukup membuat gunung berapi di tubuh Pangeran tampan itu bergejolak.     

Mulut Lila terasa lembut dan hangat seperti ada ribuan semut yang merayap menggigiti sekujur tubuhnya membuat Pangeran Abbash menjadi tidak sabar. Ia membantu Lila memasukan tubuhnya lebih dalam lagi ke mulut Lila membuat Lila tersedak. Ia mengeluarkan benda itu sambil terbatuk – batuk.     

"Kau.. Jangan memaksa seperti itu. Tidak akan masuk seluruhnya. Kau tau diri tidak ?" Lila mengomeli suaminya. Pangeran Abbash tertawa terbahak – bahak. Ia adalah Pangeran tertampan dan terkejam di kerajaannya. Tidak pernah ada yang berani mengomelinya selama ini karena jangankan mengomelinya kalau wanita itu melakukan sedikit kesalahan saja biasanya Ia akan langsung pergi meninggalkan wanita itu.     

"Ternyata kau sama lucunya dengan Putri Alena " kata Pangeran Abbash sambil membaringkan Lila ke tempat tidur dan menciumi lehernya dengan lembut. Tubuh Lila mengejang mendengar nama Alena di sebut. Kilasan trauma di masa lalu seakan kembali berkelebat di matanya. Apalagi Ia tahu kalau Pangeran Abbash juga sebenarnya mencintai Alena.     

"Apa Aku pelarian bagi Yang Mulia ?" Bisik Lila sambil membelai rambut panjang itu dengan lembut.     

"Pelarian ?? tidak ada dalam kamusku Aku menjadikan seorang wanita pelarian. Aku akan menyentuh wanita manapun Yang Aku suka dan akan menjadikannya istriku jika wanita itu memang pantas untukku " Kata Pangeran Abbash sambil merenggangkan kaki Lila oleh kakinya. Lila menegang ketika Ia merasakan tubuh Abbash menggesek tubuhnya dengan kuat. Pangeran Abbash benar – benar pencinta yang keras. Ia tidak bersikap lembut sedikitpun jika memang Ia ingin kasar.     

"Mengapa Aku pantas untukmu ? " kata Lila sambil mengerang ketika tangan Abbash meluncur kebawah membukakan jalan untuk tubuhnya.     

"Hmmm.. Selama ini Aku mengintaimu dan mempelajari sifatmu. Aku akui kalau pertamanya Alena yang mengenalkanmu tetapi Aku tidak akan mau menerimamu kalau memang Aku tidak menyukaimu. Kau wanita tegar yang sangat cocok untuk mendampingiku lagipula kau sangat cantik dan menggairahkan " Kata Pangeran Abbash panjang lebar.     

Lila mau bertanya lagi tetapi kemudian ada yang menyulusup kedalam tubuhnya. Lila membuka mulutnya tapi bukan kalimat yang Ia keluarkan tetapi erangan.     

"Yang Mulia tolong perlahan.. Ini sangat mengerikan. Aku takut kalau benda itu tidak akan bisa diterima tubuhku " Kata Lila sambil mengkerut.     

"Heummm.. Aku tidak menerima penolakan karena Aku akan memaksa. Aku sudah tidak tahan lagi.. kau membuatku gila, Lila " Kata Pangeran Abbash sambil kemudian menghentakkan tubuhnya dengan kuat.     

Lila langsung berteriak, "Aaakh.. Aku bilang perlahan.. Kau gila " Kata Lila sambil mencengkram kepala Pangeran Abbash. Tubuhnya mengejang menahan sakit.     

"Tapi Aku tidak sabar untuk memasukkannya. Aku sangat ingin masuk.. Aku gila.. Aku tergila - gila oleh mu. Lila.. Aku mencintaimu.. heug !! " Bisik Pangeran Abbash mengucapkan kata cinta sambil kembali menghujamkan tubuhnya dengan gemas. Lila ini bukanlah wanita yang masih suci tetapi Ia merasa sangat sulit untuk memasukkan tubuhnya. Mungkin benar kata Lila kalau tubuhnya mungkin masih terlalu besar untuk wanita seperti Lila.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.